Home / Urban / Sang Dewa Perang Terkuat / 72. Jangan Salah Sangka!

Share

72. Jangan Salah Sangka!

Author: Zila Aicha
last update Huling Na-update: 2024-04-11 07:12:26

Alen terbungkam seketika. Perkataan prajurit itu terlalu tajam hingga dia tak bisa membalasnya.

Sang prajurit menghela napas panjang. Dia pun sesungguhnya tidak bisa menyalahkan keluhan calon prajurit itu. Tapi, dia harus bersikap keras demi membangun mental calon junior mereka itu menjadi lebih kuat.

Dengan ekspresi serius, sang prajurit yang terlihat masih cukup muda itu berkata, "Ini hanya sebuah latihan. Tapi kau sudah mengeluh seperti ini. Aku beri saran, kalau kau memang merasa tidak sanggup menjalani hari-harimu sebagai calon prajurit di sini, lebih baik sekarang kau mengemasi barang-barangmu dan pergi dari istana."

"Kau tahu, ada ribuan orang yang menginginkan posisi sebagai prajurit di negara ini. Dan kami saja mengirim pulang ratusan calon prajurit yang gagal menyelesaikan misi ketiga tadi," lanjut sang petugas yang bernama Daniel Moore itu.

Daniel melihat name tag milik Alen dan berkata lagi, "Dan kau, Alen Smith. Kami tidak keberatan mengirim kau pulang jika kau memang su
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sang Dewa Perang Terkuat    149. Mohon Beri Perintah!

    “A-aku pikir besok. Aku … tidak mengira secepat ini,” ucap Riley yang terlihat begitu syok.Pria itu menggigit bibir dan semakin bingung. Jelas sekali dia masih sulit menerimanya.Reiner menelan ludah dan membalas, “Aku juga tidak berpikir perangnya terjadi di hari ini.”Riley menggelengkan kepala, “Mengapa? Mengapa aku bisa salah memprediksi? Bagaimana bisa aku sebodoh ini?”Riley menjambak bagian ujung rambutnya.Reiner ternyata pulih lebih cepat dari rasa terkejutnya dibandingkan Riley. Pria itu pun berkata, “Riley, kendalikan dirimu!”“Aku sedang mencobanya,” sahut Riley.Reiner menghela napas panjang, “Aku akan bergegas. Jangan khawatir!”Riley menoleh ke arah sahabat baiknya itu dan segera berkata pelan, “Iya, iya. Cepatlah, Rei! Kurasa kau nanti juga harus memikirkan jalan menuju ke istana.”Reiner mengernyitkan dahi, tampak bingung.Riley pun menjelaskan tanpa menunggu Reiner bertanya, “Melihat betapa seriusnya Pangeran Gary mencegah dirimu kembali ke istana, itu artinya … kem

  • Sang Dewa Perang Terkuat    148. Sudah Dimulai!

    Riley terdiam sejenak, tapi pria muda itu cepat-cepat menjawab, “Aku tidak mau membiarkan dia sendiri.”Reiner terpana sesaat namun segera menanggapi dengan sebuah tawa aneh yang membuat Riley mengernyitkan dahi.“Apa yang lucu?” Riley bertanya dengan tatapan tersinggung.Reiner berhenti tertawa dan menjawab singkat, “Kau.”“Kau yang sangat lucu,” tegas Reiner membuat Riley melotot kepadanya.Reiner menggelengkan kepala dan tertawa lagi. Akan tetapi, begitu melihat ekspresi Riley yang jelas-jelas terlihat jengkel kepadanya itu, Reiner mengangkat tangan, seakan sedang mengibarkan bendera putih.“Riley, apa kau pikir James itu seorang anak kecil yang membutuhkan seorang pendamping untuk menemaninya?” Reiner bertanya dengan alis kanan terangkat.Riley hanya menghela napas pelan.Reiner melanjutkan, “Dia itu salah satu prajurit terbaik yang dimiliki oleh Kerajaan Ans De Lou. Banyak orang yang mengatakan jika kemampuannya setara dengan dirimu. Lantas, kau masih berpikir dia membutuhkan-”“

  • Sang Dewa Perang Terkuat    147. Kau Ini Brengsek!

    Tentu saja Riley pun tahu bila Reiner jelas-jelas masih sangat marah kepadanya. Riley sendiri memahami sikap Reiner yang terlihat tidak seperti biasanya kepadanya.Akan tetapi, dia juga tidak mau membiarkan sahabat baiknya itu memendam rasa amarah terus-menerus sehingga Riley pun mencoba untuk meredakan amarah Reiner dengan berkata, “Aku pergi karena harus, Rei.”Reiner tersenyum sinis, “Dan … kau kembali karena kau ingin, begitu maksudmu?”Riley hendak menjawab, tapi Reiner ternyata masih belum selesai dengan perkataannya. Dia menambahkan, “Kau … pergi dan kembali sesuai dengan keinginanmu. Itu kan intinya, Riley?”“Kau … tidak peduli pada orang-orang yang kau tinggalkan. Kau bahkan tidak peduli pada sahabat baikmu yang kau bilang sudah kau anggap seperti saudara kandungmu sendiri, Riley.”Dia tertawa sinis dan melanjutkan lagi, kini dengan sedikit agak emosi, “Tahukah kau? Oh, seharusnya kau tahu. Kau bahkan tahu di mana aku tinggal, apa yang terjadi di istana. Kau pun pasti tahu ap

  • Sang Dewa Perang Terkuat    146. Untuk Apa?

    Ronald Wings segera berpikir lebih jauh, mencoba mencari jalan keluar dari situasi yang sedang mencekiknya itu.Sejak awal dia sadar bila dia memang jelas bukanlah tandingan Reiner.Lantas, bagaimana bisa dia memang jika sejak awal saja dia memang kalah mutlak?Sebuah tekad yang kuat dan juga kesetiaannya pada Gary Wellington yang membawa pria itu akhirnya tiba di sana untuk menghalangi sang komandan perang darat kembali ke istana.“Bagaimana caranya aku menang?” gumam Ronald.Setelah berpikir sejenak, dia malah semakin gelisah.Di atas kertas saja, dirinya kalah jauh dari Reiner. Dia hanyalah seorang prajurit kelas satu biasa yang kebetulan berhasil mengambil hati ratu Kerajaan Ans De Lou dan akhirnya diberikan menjadi salah satu prajurit utama raja.Sementara Reiner adalah seorang pejuang. Dia adalah prajurit tangguh yang terkenal kuat di dalam medan peperangan. Pria itu sudah tidak terhitung berada di titik

  • Sang Dewa Perang Terkuat    145. Tamatlah Riwayatku!

    Namun, para prajurit yang kebanyakan merupakan prajurit kelas dua itu tidak sempat menjawab pertanyaan dari salah satu rekan mereka.Karena saat itu mereka dikejutkan oleh kedatangan seseorang yang tidak pernah mereka duga akan muncul di tempat itu. Jika Reiner Anderson pergi menuju ke istana dengan mengambil arah utara, orang yang baru saja tiba itu datang dari arah selatan. Dia tidak menggunakan mobil, yang berarti kemungkinan orang itu pergi menggunakan kendaraan umum.Tapi, mengapa? Tentu tidak ada yang bisa menjawabnya, kecuali orang itu sendiri.Saking terkejutnya para prajurit muda itu, mereka sampai tidak bisa bergerak.Sang tamu yang tidak terduga itu pun bertanya, “Apa Reiner ada di dalam rumah ini?”Pria itu menunjuk ke arah rumah berukuran tidak terlalu besar tapi jelas sekali sangat nyaman untuk dihuni. Salah satu dari delapan prajurit akhirnya berhasil mengatasi rasa kagetnya dan cepat-cepat memberikan hormat pada si pendatang. Dengan tergagap sang prajurit berkata,

  • Sang Dewa Perang Terkuat    144. Aku Mengerti!

    Mary Kesley menyahut dengan suara yang terdengar sangat lirih dan bergetar, “Tidak perlu meminta maaf, Sayangku. Aku mengerti tugas dan kewajibanmu.”Mendengar hal itu Reiner Anderson merasa hatinya seperti tengah dicabik-cabik. Tapi, sang komandan perang Kerajaan Ans De Lou yang jabatannya sedang ditangguhkan itu tahu bahwa dia memang harus meninggalkan keluarganya untuk membela kerajaannya.“Tapi … apa kau akan langsung pergi? Atau kau mau menunggu Jenderal Mackenzie terlebih dulu?” tanya Mary yang suaranya sudah berubah jauh lebih tenang.Reiner mengerutkan kening, seakan menimbang-nimbang. Namun, pada akhirnya dia pun berkata, “Aku akan langsung ke istana. Riley … dia pasti akan datang, walaupun aku tidak tahu kapan dia akan tiba.”“Baiklah, aku mengerti,” sahut Mary yang masih berada di dalam pelukan suaminya.Yang bisa dilakukan oleh Reiner pun hanyalah semakin mengeratkan pelukannya seraya membalas, “Aku akan membayar semuanya begitu perang ini selesai. Percayalah, Mary!”“Aku

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status