Share

Sang Kultivator Terbuang
Sang Kultivator Terbuang
Penulis: Adnosekai

1. Puncak Makam Naga

"Apa-apan ini! Kenapa portal ini tidak bisa dibuka!"

Seorang pemuda terlihat sedang memukul-mukul pintu cahaya berwarna ungu gelap. Ia ingin segera keluar dari tempat itu. Ada bahaya yang sedang datang kepadanya.

Bai Lihai, begitulah nama pemuda ini. Di tengah situasi yang mengancam dirinya, wajah si pemuda masih terlihat tenang. Ini berbanding terbalik dengan jiwanya yang dilanda ketakutan. Nyatanya, ia memang seorang pemuda yang jarang menunjukkan ekspresi.

"Sial! Dia masih berniat menyerang ku!"

Tidak jauh dari tempat Bai Lihai berada, seekor makhluk mengerikan tengah berjalan mendekat padanya. Tubuh makhluk ini seperti manusia, memiliki dua kaki dan dua tangan. Kulitnya berwarna gelap dan di beberapa bagian tubuh terdapat kristal yang muncul dari dalam tubuh.

Makhluk ini memiliki empat mata berbentuk lingkaran seperti mata laba-laba. Mulutnya seperti mulut kelelawar serta memiliki tanduk di bagian atas kepala.

"Rooaaarrr...!"

Raungan makhluk itu begitu keras, hingga memekakkan telinga Bai Lihai.

Di saat itu juga, monster yang berukuran lima kali tubuh Bai Lihai menggenggam tubuh si pemuda. Seketika, makhluk tersebut melemparkan Bai Lihai hingga ia menyusur tanah.

Tidak sampai di situ, makhluk itu kembali berjalan mendekat ke arah Bai Lihai. Tanpa pikir panjang, si pemuda mencoba lari untuk menghindari si makhluk aneh.

Hanya saja, tidak banyak tempat ia bisa lari. Tempat di mana ia berada sekarang bernama Puncak Makam Naga. Jika diperhatikan, tempat ini berbentuk tanah datar yang di kelilingi oleh jurang yang berkabut.

Ini adalah sebuah Dimensi Saku tempat dimana anggota Sekte Gerbang Naga dimakamkan. Tujuan si pemuda ke tempat ini adalah untuk mengunjungi makam ibunya. Namun, ia justru bertemu makhluk aneh ini.

"Ikut aku!"

Tiba-tiba saja, seseorang menarik tangan Bai Lihai. Itu adalah seorang wanita berpakaian putih dengan sebuah cadar di wajahnya. Meski wajahnya tidak bisa dilihat, tapi dari sorot matanya Bai Lihai tau, ia adalah gadis yang sangat cantik.

"Siapa kau?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Bai Lihai.

"Jangan banyak bicara! Lebih baik kita selamatkan diri dulu makhluk ini!" Si gadis membalas.

Mereka berdua bergerak pada sebuah tangga yang mengarah ke bawah jurang. Sontak, Bai Lihai menghentikan langkah dan melepaskan dirinya dari tarikan si gadis.

"Apa kau gila? Kita tidak akan selamat jika pergi ke bawah!"

Wajar saja Bai Lihai menolak untuk turun ke bawah. Dari apa yang ia ketahui, tidak ada seorang pun yang selamat ketika ia menuruni jurang.

Jurang ini memang sangat misterius. Sejak Sekte Gerbang Naga memiliki Dimensi Saku ini, tidak ada seorang pun yang tau apa yang ada di bawah jurang. Beberapa dari mereka yang merasa penasaran, pernah menuruni jurang, tapi tidak seorang pun pernah kembali.

"Aku tidak akan membawamu sampai ke dasar! Ah... kau akan tau nanti, cepat kita pergi dari sini!" Si gadis kembali menari tangan Bai Lihai dan. menuruni tangga.

Tidak terlalu jauh mereka turun, mereka menemukan sebuah goa. Langsung saja mereka memasuki goa tersebut. Jika dilihat dari ukurannya, makhluk itu tidak akan bisa memasuki goa ini. Untuk sementara, mereka selamat.

Pandangan Bai Lihai kembali menatap pada si gadis. Ia tidak tau siapa dia dan dari mana ia muncul.

"Siapa kau sebenarnya!" Bai Lihai kembali menanyakan hal tersebut.

"Margaku Zhu! Aku hanya akan memberitahumu sampai di situ!" Si gadis menjawab.

"Zhu...!"

Bai Lihai langsung berpikir keras mendengar nama marga si gadis. Marganya sama dengan nama marga ibu si pemuda.

Ini sangat membingungkan Bai Lihai. Sejauh yang ia tau, ibunya adalah anggota keluarga Zhu yang terakhir. Mengingat ibunya sudah mati, itu artinya marga ini sudah punah sepenuhnya. Namun, bagaimana mungkin gadis itu menyebutnya demikian.

"Jangan membohongiku! Cepat katakan siapa kau sebenarnya? Dari mana kau berasal? Dan bagaimana kau bisa berada di Puncak Makam Naga?" Lebih banyak pertanyaan yang diajukan Bai Lihai.

"Apa kau tidak bisa berkata lebih lembut pada seorang wanita! Biar bagaimanapun, aku telah menyelamatkanmu dari makhluk itu!" Si gadis merasa kesal nada bicara Bai Lihai yang sedikit kasar.

Mendengar perkataan si gadis, Bai Lihai tidak lagi banyak bertanya. Ia lebih memilih diam sambil menyandarkan diri di dinding goa.

Kedatangannya ke Puncak Makam Naga ini tidak lain adalah berziarah ke makam ibunya, tapi semuanya berantakan karena makhluk itu. Padahal, ini akan jadi ziarah terakhirnya.

Esok hari, Bai Lihai akan tepat berusia 16 tahun. Sesuai peraturan Sekte Gerbang Naga, anak yang tidak bisa berkultivasi hanya diizinkan tinggal sampai usia 16 tahun. Itu artinya si pemuda harus meninggalkan sekte pada hari itu.

Memang, begitulah kenyataan yang dialami oleh Bai Lihai. Terlahir di dunia Kultivator, tapi ia tidak bisa berkultivasi. Sudah barang tentu ia dianggap sampah oleh anggota sekte lainnya, tak terkecuali ayah dan saudara-saudaranya sendiri.

Tidak ada satupun yang mau berteman dengan Bai Lihai, membuat ia lebih banyak menghabiskan waktu sendirian. Tidak ada yang peduli dengannya, membuat ia menumbuhkan rasa tidak peduli juga terhadap orang lain.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" Si gadis mengajukan pertanyaan setelah melihat Bai Lihai yang termenung.

Si pemuda tidak menjawab. Ia membalas si gadis yang sebelumnya juga menolak menjawab pertanyaannya.

Si gadis mendengus kesal melihat reaksi Bai Lihai. Ia pun memilih untuk tidak mempedulikan si pemuda dan lebih memilih untuk duduk sambil memeluk lutut di samping si pemuda.

Cukup lama keduanya diam, sebelum akhirnya Bai Lihai mengeluarkan suara. "Apa makhluk itu telah pergi? Aku tidak bisa terus berada di sini."

"Makhluk itu tidak akan pergi sebelum ia menangkapmu!" Si gadis mengomentari perkataan Bai Lihai.

"Kau tidak perlu mengatakan apapun! Aku tidak peduli dengan gadis misterius sepertimu!"

Si gadis menatap pada Bai Lihai. Sebuah senyum terukir dari balik cadarnya.

Bai Lihai menyadari tatapan si gadis. Awalnya ia tidak peduli. Namun, gadis itu terus menatapnya dalam waktu lama, membuat si pemuda menjadi salah tingkah.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Sebenarnya, aku ke sini untuk memberikan ini padamu!" Si gadis menunjukkan sebuah Pil berwarna ungu gelap. "Jika kau mengkonsumsi Pil ini, makhluk itu akan mengikuti semua. perkataanmu!" Si gadis melanjutkan.

Bai Lihai juga ikut menatap si gadis. Entah apa yang ia katakan bisa dipercaya atau tidak. Namun, jika gadis itu berkata benar, kenapa harus menunggu selama ini untuk mengatakannya.

Si gadis sadar, Bai Lihai kurang percaya padanya. "Terserah kau, mau percaya atau tidak! Yang jelas, jika pun kau tetap di sini, makhluk itu akan tetap bisa menangkapmu!"

Si gadis meletakkan Pil tersebut di telapak tangan Bai Lihai. Ia pun segera pergi ke luar dari goa. Tanpa diduga, si gadis melompat ke dalam jurang.

Bai Lihai menelan ludah melihat apa yang dilakukan si gadis. Ia pun ikut keluar goa dan melihat ke bawah ke dalam jurang yang berkabut itu.

Rasa penasaran yang teramat besar ia rasakan. Siapa sebenarnya gadis itu? Dan apa yang sebenarnya berada di dasar jurang? Jika si gadis berasal dari dasar jurang, itu artinya ada sebuah kehidupan di tempat itu!

Kini pandangan Bai Lihai mengarah ke Pil yang diberikan si gadis. "Apa benar yang dikatakan gadis itu!"

Bai Lihai. memberanikan diri mengkonsumsi Pil tersebut. Ia ingin membuktikan perkataan si gadis. Tanpa membuang waktu, ia segera menaiki tangga setelah mengkonsumsi Pil tersebut. Dapat ia lihat, makhluk itu sedang menunggunya. Bai Lihai berjalan mendekat padanga.

"Menyingkir dariku!" Si pemuda memberi perintah.

Makhluk itu meraung dengan keras. Ia berlari ke arah Bai Lihai dan dalam satu jangkauan, Bai Lihai sudah berada di dalam genggaman makhluk itu.

Tulang-tulang si pemuda terasa seperti akan remuk akibat genggaman si makhluk yang begitu kuat. Ditambah lagi, makhluk ini meraung tepat di wajah Bai Lihai.

Suaranya yang menyakitkan telinga, ditambah dengan bau napas yang menyengat, Bai Lihai langsung terkulai lemas di genggaman makhluk itu.

Tidak sampai di situ, si makhluk melempar Bai Lihai hingga ia terhempas dan menyusur tanah. Si pemuda terbatuk karena debu yang berterbangan terhirup olehnya. Tepi bibirnya mengeluarkan darah. Tubuh terasa begitu sakit.

"Sial! Gadis itu membohongiku!" Bai Lihai menggerutu karena ucapan si gadis tidak sesuai dengan kenyataan.

Tidak berselang lama, makhluk itu kembali melakukan hal yang sama. Namun, kali ini ia tidak melemparkan Bai Lihai ke tanah, melainkan ke portal yang menghubungkan Puncak Makam Naga dengan Sekte Gerbang Naga.

Bai Lihai menembus portal tersebut. Tubuhnya jatuh di depan sebuah bangunan berbentuk makam yang terletak di bagian belakang Sekte Gerbang Naga.

Bai Lihai menelentangkan tubuh menatap langit di Sekte Gerbang Naga yang berwarna biru.

"Makhluk apa itu tadi? Dan siapa gadis itu sebenarnya?" Bai Lihai bergumam sendiri.

Pandangan Bai Lihai pada langit cerah terganggu oleh wajah seorang pria tiba-tiba muncul di bola matanya.

"Aku belum menghajarmu, tapi kau sudah babak-belur!" Si pria ini berucap.

'Apa lagi ini! Baru saja keluar dari satu masalah, muncul masalah berikutnya!' Bai Lihai membatin di dalam hati.

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Sham Sham
tdk suka nama hero. nyata sgt crita dri tanah besar.
goodnovel comment avatar
Raka Raj
Salam buat Pak SUGENG
goodnovel comment avatar
Diana
k...a.aa.a.a,..aa....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status