Bai Lihai adalah tipe orang yang selalu bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Namun, entah kenapa kali ini hatinya terdorong kuat untuk melarikan diri.
Tidak lama lagi, akan ada orang yang datang ke tempat itu. Suara teriakan Gao Lin begitu keras, bisa menarik perhatian orang lain.Gelang pemberian Han Xuelian kembali ia ambil dan segera setelah itu Bai Lihai melarikan diri. Kali ini, bukan tubuhnya yang tidak bisa dikendalikan, melainkan hatinya.Hati dan pikiran Bai Lihai terlibat pertentangan. Di saat pikirannya mengatakan bahwa ia harus bertanggung jawab, hatinya malah berkata lari. Pikiran si pemuda tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya lebih mengikuti kata hatinya.Bai Lihai berlari di tengah pikiran yang kacau. Hari ini terasa tidak biasa. Banyak keanehan yang terjadi pada dirinya. Mulai dari bertemu makhluk aneh, tubuhnya yang bergerak tanpa bisa ia kendalikan hingga hatinya yang bergerak berbeda dari biasanya.Lebih dari tiga jam Bai Lihai berlari. Kini, ia sampai di sebuah hutan yang belum pernah ia kunjungi. Si pemuda menghela napas, kegigihan hatinya membuat ia bisa berlari tanpa henti dan tidak mempedulikan apapun.Ia merasa tidak mengenal hatinya. Namun, jika ia tidak mengenal hatinya, lalu dari mana asal rasa tidak mengenal itu. Entahlah, Bai Lihai seperti memiliki dua hati di dalam dirinya atau setidaknya hatinya tengah bercabang.Ada lagi satu hal aneh yang dirasakan Bai Lihai, bagaimana ia bisa melewati perbatasan Sekte Gerbang Naga begitu saja. Terlebih lagi, ia tidak ingat bahwa ia telah melewatinya.Perbatasan Sekte Gerbang Naga tidak bisa dilewati begitu saja. Ada sebuah Array yang sangat kuat melindungi tempat tersebut. Tiap Kultivator atau manusia biasa yang ingin keluar-masuk Sekte Gerbang Naga selalu melewati pintu gerbang yang dijaga sangat ketat."Ini hari paling aneh yang pernah aku jalani." Bai Lihai bergumam sendiri.Tiba-tiba saja, Bai Lihai mendengar suara langkah kaki yang begitu cepat sedang menuju ke arahnya. Selang sesaat, si pemuda sudah dihampiri oleh empat orang sekaligus.Bai Lihai mengenali wajah keempat orang itu. Mereka tidak lain adalah orang-orang dari Sekte Gerbang Naga. Bisa ditebak, apa tujuan mereka."Kau mencoba lari setelah menyerang cucu Tetua Agung! Sebaiknya kau segera menyerahkan diri agar kami tidak perlu bertindak kasar padamu!" ucap seorang wanita yang menggunakan ikat kepala berwarna merah.Dengan kemampuannya, mustahil Bai Lihai bisa mengadapi keempat orang ini. Mereka semua adalah Kultivator yang berada di ranah Initial Foundation. Menyerahkan diri adalah pilihan yang bijak, tapi lagi-lagi hati Bai Lihai berseberangan dengan pikirannya.Hati si pemuda mendoronganya untuk melawan keempat Kultivator tersebut. Ingin sekali Bai Lihai menertawakan pilihan hatinya. Bagaimana mungkin seorang manusia biasa bisa bertahan menghadapi empat Kultivator Initial Foundation sekaligus."Jika aku menyerahkan diri begitu saja, apa gunanya kalian susah payah mengejarku!" Bai Lihai mengucapkannya dengan dingin, seolah-olah menantang keempat Kultivator tersebut."Sampah tidak tau diri! Kau pikir kau punya kekuatan melawan kami!"Kultivator pria yang memiliki rambut berwarna hijau melemparkan sebuah kertas jimat yang telah dialiri Qi kepada Bai Lihai. Seketika, kertas jimat itu berubah menjadi sebuah tali yang mengikat Bai Lihai.Lilitan tali tersebut begitu kuat, sehingga si pemuda tidak bisa bergerak banyak."Anak ini bicara seolah-olah dia ini kuat. Sebaiknya kita mengingatkannya lagi bahwa dia hanyalah seorang sampah!" Pria berkepala botak menertawakan Bai Lihai.Di tengah lilitan sebuah jimat, raut wajah Bai Lihai tetap menunjukkan ketenangan. Lagi-lagi, hati dan pikirannya berseberangan. Pikirannya mengatakan bahwa tidak mungkin ia bisa kabur, tapi hati si pemuda berkata sebaliknya."Jangan buang waktu! Cepat bawa dia!" Wanita dengan tanda lahir di wajah memberi perintah pada rekan-rekannya.Perintah itu dijalankan oleh pria botak. Ia menarik Bai Lihai untuk kembali ke Sekte Gerbang Naga. "Persiapkanlah dirimu! Aku yakin, Tetua Agung akan memberi hukuman yang berat padamu!" Pria botak menyeringai meledek Bai Lihai."Aku yakin, kalian tidak akan bisa membawaku kembali!" Bai Lihai membalas dengan tatapan dingin.Sesaat setelah Bai Lihai mengatakan itu, angin kencang tiba-tiba datang begitu saja. Hembusannya begitu kuat hingga menumbangkan salah satu pohon dan menimpa pria berambut hijau."Bagaimana bisa terjadi badai secara tiba-tiba, padahal sebelumnya cuaca sangat baik!" gerutu wanita dengan ikat kepala merah.Bukan hanya itu, kabut tebal juga tiba-tiba muncul membuat pandangan mereka menjadi terbatas. Bai Lihai dan keempat Kultivator terpisah dan tidak dapat saling melihat satu sama lain.Seketika itu juga, terdengar sebuah suara yang sangat mengerikan. Bai Lihai memasang telinga, suara ini sangat mirip dengan suara makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.Sebuah siluet terlihat oleh Bai Lihai di tengah-tengah kabut tebal. Tidak terlihat jelas makhluk apa itu, tapi dari bentuk tubuhnya, makhluk ini sangat mirip dengan makhluk di Puncak Makam Naga. Hanya saja, makhluk yang ini jauh lebih kecil dari makhluk sebelumnya, meski tetap lebih besar dari ukuran tubuh manusia dewasa.Suara raungan makhluk itu bersautan dengan suara jeritan kesakitan. Bisa ditebak, jeritan itu berasal dari Kultivator yang mengejar dirinya. Salah satu Kultivator terlempar ke arah Bai Lihai. Bisa dilihat oleh si pemuda bahwa si Kultivator telah tewas dengan tubuh yang menggenaskan.Melihat situasi yang terjadi, Bai Lihai ingin segera lari meninggalkan tempat itu. Namun, tali jimat yang melilit dirinya membuat si pemuda tidak dapat melarikan diri. Jika situasinya terus seperti ini, besar kemungkinan Bai Lihai menjadi korban selanjutnya.Beberapa waktu berlalu, siluet makhkuk itu tidak lagi tampak oleh Bai Lihai. Suaranya juga sudah tidak terdengar lagi. Seketika itu juga, kabut dan badai secara perlahan mulai menghilang.Bisa dilihat oleh Bai Lihai keempat Kultivator yang mengejarnya telah berubah menjadi mayat. Masing-masing mereka berada dalam kondisi yang menggenaskan. Seketika itu juga, tali jimat yang mengikat dirinya terlepas."Kenapa makhluk itu tidak menyerangku!" Bai Lihai bergumam sendiri.Semakin lama ia menjalani hari ini, semakin banyak keanehan yang datang kepadanya. Pertemuan Bai Lihai dengan makhluk aneh itu bukanlah sebuah kebetulan. Seperti ada hubungan antara dirinya dengan makhluk itu.Pandangan Bai Lihai teralih pada sesuatu yang tertancap di tanah. Si pemuda menghampiri benda itu. Itu adalah sebuah pedang berwarna ungu gelap yang memancarkan aura yang sangat kuat. Satu hal yang menarik dari pedang itu adalah pada ujung gagangnya memiliki ukiran yang menyerupai kepala makhluk aneh yang ia temui.Napas Bai Lihai sedikit memburu. Satu hal yang ia sadari adalah makhluk itu sengaja menyelamatkan dirinya agar tidak dibawa kembali ke Sekte Gerbang Naga. Sudah pasti Bai Lihai memiliki suatu hubungan dengan makhluk itu.Bai Lihai menggenggam gagang pedang tersebut. Seketika, kepala si pemuda langsung terasa sakit. Suara raungan makhluk aneh itu terdengar hingga ke dalam otak Bai Lihai.Pedang itu perlahan menghilang masuk ke dalam Cincin Ruang milik Bai Lihai, meski si pemuda tidak memasukkan benda tersebut. Seketika itu juga, sakit kepala Bai Lihai menghilang."Pusaka macam apa ini! Kenapa dia bisa masuk sendiri ke dalam..., hei...!"Bai Lihai menemukan sesuatu yang aneh. Cincin Ruang di jarinya telah berganti dengan Cincin Ruang yang baru. Cincin Ruang yang baru ini memiliki kualitas terbaik, berbanding terbalik dengan Cincin Ruang lamanya yang memiliki kualitas paling rendah.Malam ini, di aula Sekte Gerbang Naga terjadi sebuah ketegangan. Ruang yang luas itu hanya diisi oleh tiga orang, tapi suasananya begitu panas seolah-olah tempat itu dipenuhi oleh banyak orang. Kejadian siang ini memang membuat gempar seluruh penghuni Sekte Gerbang Naga. Cucu Tetua Agung, Gao Lin mengalami kelumpuhan karena serangan seorang pemuda yang tidak bisa berkultivasi. Hal itu membuat tiga orang penting Sekte Gerbang Naga mengadakan pertemuan. Ketiga orang itu adalah Tetua Agung Gao Huo, Tetua Bai Jian dan Tetua Han Xun. "Tetua Bai... bagaimana anda bertanggung jawab atas semua ini? Anakmu telah membuat cucuku lumpuh!" Orang yang berbicara adalah Tetua Agung Gao Huo. Dari penampilannya, ia terlihat seperti berusia sekitar 60-an, tapi usia yang sebenarnya sudah lebih dari 200 tahun. "Mohon maaf, Tetua Agung! Tapi, tidak ada orang lain yang melihat kejadian itu. Rasanya terburu-buru menuduh putra saja yang melakukannya."Bai Jiang seolah-olah membela si anak. Namun, sesungguh
Bai Lihai terbangun dari tidurnya. Saat ini, ia tengah berada di dalam sebuah goa yang ditutupi oleh air terjun. Tidak ada yang mengetahui tempat ini selain Bai Lihai, sehingga ini tempat yang cukup aman bagi si pemuda untuk bersembunyi. Bai Lihai menghela napas sejanak. Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang terjadi hari kemarin. Tidak ada penjelasan logis yang bisa menjelaskan hal tersebut. Namun, si pemuda merasa ini adalah seseuatu yang diatur oleh pihak tertentu. "Apa gadis itu yang mengatur semua ini? Siapa gadis itu sebenarnya?"Seketika, ia melihat pada Cincin Ruang yang melingkar dijarinya. Ini adalah salah satu penyebab Bai Lihai merasa kejadian itu bukan sebuah kebetulan. Bagaimana mungkin cincin itu bisa langsung ada di tanggannya menggantikan Cincin Ruang-nya yang lama. Jika dilihat, Cincin Ruang ini adalah tipe yang digunakan oleh Kultivator. Memang ada perbedaan antara Cincin Ruang untuk Kultivator dengan untuk manusia biasa. Cincin Ruang Kultivator membutuhkan
Manual Kultivasi Tujuh Langit adalah salah satu Manual Kultivasi terbaik yang pernah diciptakan. Ratusan tahun lalu, Manual ini hilang entah ke mana. Dan entah kenapa Manual tersebut berada di dalam Cincin Ruang Bai Lihai. Teknik dari Manual ini bisa membuat Qi menjadi lebih murni dari pada teknik lain. Ini akan membuat Kultivasi menjadi lebih baik. Namun, Manual ini juga punya kekurangan. Ini hanya bisa dipelajari oleh Kultivator yang memiliki Elemen berunsur Petir. Sangat beruntung, Bai Lihai cocok dengan Manual ini. Tanpa menunggu lama, Bai Lihai langsung mempraktikkan teknik yang ada dalam Manual tersebut. Energi alam bernama Qi terserap ke dalam tubuh si pemuda melalui Meridian dan terkumpul di dalam Dantian. Di dalam Dantian ini lah, Qi yang masih kasar akan dimurnikan. Proses ini tidak bisa selesai dalam waktu satu hari. Butuh waktu lama agar Bai Lihai hingga bisa menembus tahap pertama. Namun, dengan Akar Roh berwarna ungu yang ia miliki, si pemuda akan bisa menyelesaikann
Pandangan Bai Lihai berkeliling melihat ruangan yang belum pernah ia lihat. Ruang itu begitu gelap dengan sedikit cahaya redup. "Tempat apa ini? Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?" Bai Lihai bergumam sendiri. Pandangan si pemuda akhirnya terhenti pada salah satu sudut ruangan. Dapat ia lihat, sebuah patung yang menyerupai makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.Di depan patung itu, tertancap pedang berwarna ungu gelap dengan gagang memiliki motif seperti kepala makhluk aneh itu. Pedang itu adalah pedang yang sama dengan yang ia temukan saat melarikan diri dari kejaran anggota Sekte Gerbang Naga. "Apa arti ini semua? Apa yang mereka inginkan dariku?"Seketika, pedang itu mengeluarkan cahaya dan sebuah ledakan terjadi di ruang itu. "Hah... hanya mimpi!" Bai Lihai langsung terbangun. Apa yang ia lihat sebelumnya hanyalah mimpi. "Ini bukan mimpi biasa. Makhluk itu seperti ingin menyampaikan sesuatu padaku!" Bai Lihai bergumam sendiri. Saat ini, Bai Lihai berada di teng
"Jangan mengganggu jalanku! Singkirkan pedang kalian dariku!" Ucap Bai Lihai dengan nada yang dingin."Kau tidak dalam posisi bisa memerintah kami! Sebaiknya kau jangan buat ini menjadi sulit! Serahkan saja dirimu!" Salah seorang Kultivator berucap. Bai Lihai menghela napas sesaat. Seketika, si pemuda melayangkan pedang membuat pedang-pedang milik anggota Sekte Gerbang Naga menyingkir dari dirinya. Mereka berenam pun sedikit bergerak mundur karena terkejut dengan ayunan pedang Bai Lihai. "Kalian yang membuat situasi menjadi sulit!" Kembali Bai Lihai berucap dengan nada dingin. Sontak, mereka berenam terkejut karena ayunan pedang Bai Lihai yang cukup kuat. Bahkan, saat pedang bereka beradu, para Kultivator itu dibuat terlempar. Saat itu mereka tersadar bahwa pedang yang digunakan Bai Lihai adalah sebuah Item Sihir yang cukup berkualitas. Pedang itu didapat Bai Lihai dari dalam Cincin Ruang. Ada beberapa senjata yang terdapat di sana. Namun, Bai Lihai baru bisa menggunakan pedang ini
Kota Zhenzhu adalah salah satu kota khusus yang ada di Benua Tengah. Disebut kota khusus karena di kota ini terjadi interaksi antara Kultivator dengan manusia biasa. Pada dasarnya, Kultivator dan manusia memang memisahkan diri. Dan di kota khusus inilah sekat itu menghilang. Saat ini, Bai Lihai sedang berada di Kota Zhenzhu ini. Ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya. Sengaja ia melakukan itu untuk berjaga-jaga jika ada Kuktivator dari Sekte Gerbang Naga yang berada di tempat ini. Bukan tidak mungkin ia bertemu dengan Kultivator yang lebih kuat dari pada yang ia temui diperjalanan. "Menyingkir...!" Teriak seorang gadis yang tengah menunggangi seekor keledai kecil. Keledai itu bergerak tidak teratur, membuat si gadis kesulitan menungganginya. Semua orang yang berada di sekitar itu menyingkir, agar tidak tertabrak oleh keledai. Bai Lihai terlambat menghindar. Ia pun tertabrak keledai itu. Seketika, Bai Lihai, keledai dan si gadis menjadi terjatuh. "Aduh... tubuhku sakit sekal
"Barang berikutnya yang akan dilelang adalah sebuah Senjata Item Sihir Level-D!" Pemandu Lelang menunjukkan sebuah pedang berwarna biru keperakan. "Apa kau membohongi kami! Sudah jelas itu Level-S, bagaimana mungkin kau mengatakannya Level-D!" Bai Lihai bergumam mengomentari barang yang akan dilelang. Tiap Item Sihir memiliki aura yang bisa dirasakan oleh setiap Kultivator. Tidak jelas apa yang membuat Pemandu Lelang tidak menyebutkan level yang sebenarnya. Rasanya mustahil ia bisa menipu seorang Kultivator dalam hal ini. Tiba-tiba saja, Xiao Qiumei menggoyang-goyang tubuh Bai Lihai. "Itu pedang milikku! Cepat dapatkan pedang itu untukku!""Jauhkan tanganmu dari tubuhku! Untuk apa juga aku mendapatkan pedang itu untukmu," balas Bai Lihai. "Kau masih punya hutang karena membuat kudaku kabur. Aku akan menganggapnya lunas jika kau mendapatkannya untukku!""Keledaimu lepas karena kesalahanmu sendiri, bukan karena aku. Aku tidak memiliki hutang apapun padamu!"Bai Lihai tidak mau menang
Semua peserta lelang mulai meninggalkan Pusat Lelang Sinar Mentari. Mereka yang memenangkan lelang membawa barang yang mereka menangkan. Sementara, mereka yang melelang barang membawa pulang uang dari hasil lelang itu. Tak terkecuali Bai Lihai. Ia mendapat uang dalam jumlah yang besar dari hasil melelang Ginseng Darah dan Inti Roh Laba-laba Racun. Si pemuda pun juga membawa sebuah Item Sihir berbentuk pedang yang ia menangkan. Bai Lihai meninggalkan pusat lelang tersebut. Namun, Xiao Qiumei terus saja mengikutinya. "Cepat berikan pedang itu padaku," ucap Xiao Qiumei sambil menarik pakaian Bai Lihai. Bai Lihai mendengus kesal, tapi ia tidak meladeninya. Ia terus berjalan meski langkahnya sedikit terhambat karena tarikan si gadis. Saat ini, Bai Lihai menyimpan pedang itu di dalam Cincin Ruang karena tidak ingin Xiao Qiumei merebut pedang itu darinya. Hal ini membuat si pemuda belum bisa menyelidiki kenapa orang-orang menganggap pedang itu Level-D, sementara ia merasa itu adalah Leve