Share

3. Melarikan Diri

Bai Lihai adalah tipe orang yang selalu bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Namun, entah kenapa kali ini hatinya terdorong kuat untuk melarikan diri.

Tidak lama lagi, akan ada orang yang datang ke tempat itu. Suara teriakan Gao Lin begitu keras, bisa menarik perhatian orang lain.

Gelang pemberian Han Xuelian kembali ia ambil dan segera setelah itu Bai Lihai melarikan diri. Kali ini, bukan tubuhnya yang tidak bisa dikendalikan, melainkan hatinya.

Hati dan pikiran Bai Lihai terlibat pertentangan. Di saat pikirannya mengatakan bahwa ia harus bertanggung jawab, hatinya malah berkata lari. Pikiran si pemuda tidak bisa berbuat banyak, tubuhnya lebih mengikuti kata hatinya.

Bai Lihai berlari di tengah pikiran yang kacau. Hari ini terasa tidak biasa. Banyak keanehan yang terjadi pada dirinya. Mulai dari bertemu makhluk aneh, tubuhnya yang bergerak tanpa bisa ia kendalikan hingga hatinya yang bergerak berbeda dari biasanya.

Lebih dari tiga jam Bai Lihai berlari. Kini, ia sampai di sebuah hutan yang belum pernah ia kunjungi. Si pemuda menghela napas, kegigihan hatinya membuat ia bisa berlari tanpa henti dan tidak mempedulikan apapun.

Ia merasa tidak mengenal hatinya. Namun, jika ia tidak mengenal hatinya, lalu dari mana asal rasa tidak mengenal itu. Entahlah, Bai Lihai seperti memiliki dua hati di dalam dirinya atau setidaknya hatinya tengah bercabang.

Ada lagi satu hal aneh yang dirasakan Bai Lihai, bagaimana ia bisa melewati perbatasan Sekte Gerbang Naga begitu saja. Terlebih lagi, ia tidak ingat bahwa ia telah melewatinya.

Perbatasan Sekte Gerbang Naga tidak bisa dilewati begitu saja. Ada sebuah Array yang sangat kuat melindungi tempat tersebut. Tiap Kultivator atau manusia biasa yang ingin keluar-masuk Sekte Gerbang Naga selalu melewati pintu gerbang yang dijaga sangat ketat.

"Ini hari paling aneh yang pernah aku jalani." Bai Lihai bergumam sendiri.

Tiba-tiba saja, Bai Lihai mendengar suara langkah kaki yang begitu cepat sedang menuju ke arahnya. Selang sesaat, si pemuda sudah dihampiri oleh empat orang sekaligus.

Bai Lihai mengenali wajah keempat orang itu. Mereka tidak lain adalah orang-orang dari Sekte Gerbang Naga. Bisa ditebak, apa tujuan mereka.

"Kau mencoba lari setelah menyerang cucu Tetua Agung! Sebaiknya kau segera menyerahkan diri agar kami tidak perlu bertindak kasar padamu!" ucap seorang wanita yang menggunakan ikat kepala berwarna merah.

Dengan kemampuannya, mustahil Bai Lihai bisa mengadapi keempat orang ini. Mereka semua adalah Kultivator yang berada di ranah Initial Foundation. Menyerahkan diri adalah pilihan yang bijak, tapi lagi-lagi hati Bai Lihai berseberangan dengan pikirannya.

Hati si pemuda mendoronganya untuk melawan keempat Kultivator tersebut. Ingin sekali Bai Lihai menertawakan pilihan hatinya. Bagaimana mungkin seorang manusia biasa bisa bertahan menghadapi empat Kultivator Initial Foundation sekaligus.

"Jika aku menyerahkan diri begitu saja, apa gunanya kalian susah payah mengejarku!" Bai Lihai mengucapkannya dengan dingin, seolah-olah menantang keempat Kultivator tersebut.

"Sampah tidak tau diri! Kau pikir kau punya kekuatan melawan kami!"

Kultivator pria yang memiliki rambut berwarna hijau melemparkan sebuah kertas jimat yang telah dialiri Qi kepada Bai Lihai. Seketika, kertas jimat itu berubah menjadi sebuah tali yang mengikat Bai Lihai.

Lilitan tali tersebut begitu kuat, sehingga si pemuda tidak bisa bergerak banyak.

"Anak ini bicara seolah-olah dia ini kuat. Sebaiknya kita mengingatkannya lagi bahwa dia hanyalah seorang sampah!" Pria berkepala botak menertawakan Bai Lihai.

Di tengah lilitan sebuah jimat, raut wajah Bai Lihai tetap menunjukkan ketenangan. Lagi-lagi, hati dan pikirannya berseberangan. Pikirannya mengatakan bahwa tidak mungkin ia bisa kabur, tapi hati si pemuda berkata sebaliknya.

"Jangan buang waktu! Cepat bawa dia!" Wanita dengan tanda lahir di wajah memberi perintah pada rekan-rekannya.

Perintah itu dijalankan oleh pria botak. Ia menarik Bai Lihai untuk kembali ke Sekte Gerbang Naga. "Persiapkanlah dirimu! Aku yakin, Tetua Agung akan memberi hukuman yang berat padamu!" Pria botak menyeringai meledek Bai Lihai.

"Aku yakin, kalian tidak akan bisa membawaku kembali!" Bai Lihai membalas dengan tatapan dingin.

Sesaat setelah Bai Lihai mengatakan itu, angin kencang tiba-tiba datang begitu saja. Hembusannya begitu kuat hingga menumbangkan salah satu pohon dan menimpa pria berambut hijau.

"Bagaimana bisa terjadi badai secara tiba-tiba, padahal sebelumnya cuaca sangat baik!" gerutu wanita dengan ikat kepala merah.

Bukan hanya itu, kabut tebal juga tiba-tiba muncul membuat pandangan mereka menjadi terbatas. Bai Lihai dan keempat Kultivator terpisah dan tidak dapat saling melihat satu sama lain.

Seketika itu juga, terdengar sebuah suara yang sangat mengerikan. Bai Lihai memasang telinga, suara ini sangat mirip dengan suara makhluk aneh yang ia temui di Puncak Makam Naga.

Sebuah siluet terlihat oleh Bai Lihai di tengah-tengah kabut tebal. Tidak terlihat jelas makhluk apa itu, tapi dari bentuk tubuhnya, makhluk ini sangat mirip dengan makhluk di Puncak Makam Naga. Hanya saja, makhluk yang ini jauh lebih kecil dari makhluk sebelumnya, meski tetap lebih besar dari ukuran tubuh manusia dewasa.

Suara raungan makhluk itu bersautan dengan suara jeritan kesakitan. Bisa ditebak, jeritan itu berasal dari Kultivator yang mengejar dirinya. Salah satu Kultivator terlempar ke arah Bai Lihai. Bisa dilihat oleh si pemuda bahwa si Kultivator telah tewas dengan tubuh yang menggenaskan.

Melihat situasi yang terjadi, Bai Lihai ingin segera lari meninggalkan tempat itu. Namun, tali jimat yang melilit dirinya membuat si pemuda tidak dapat melarikan diri. Jika situasinya terus seperti ini, besar kemungkinan Bai Lihai menjadi korban selanjutnya.

Beberapa waktu berlalu, siluet makhkuk itu tidak lagi tampak oleh Bai Lihai. Suaranya juga sudah tidak terdengar lagi. Seketika itu juga, kabut dan badai secara perlahan mulai menghilang.

Bisa dilihat oleh Bai Lihai keempat Kultivator yang mengejarnya telah berubah menjadi mayat. Masing-masing mereka berada dalam kondisi yang menggenaskan. Seketika itu juga, tali jimat yang mengikat dirinya terlepas.

"Kenapa makhluk itu tidak menyerangku!" Bai Lihai bergumam sendiri.

Semakin lama ia menjalani hari ini, semakin banyak keanehan yang datang kepadanya. Pertemuan Bai Lihai dengan makhluk aneh itu bukanlah sebuah kebetulan. Seperti ada hubungan antara dirinya dengan makhluk itu.

Pandangan Bai Lihai teralih pada sesuatu yang tertancap di tanah. Si pemuda menghampiri benda itu. Itu adalah sebuah pedang berwarna ungu gelap yang memancarkan aura yang sangat kuat. Satu hal yang menarik dari pedang itu adalah pada ujung gagangnya memiliki ukiran yang menyerupai kepala makhluk aneh yang ia temui.

Napas Bai Lihai sedikit memburu. Satu hal yang ia sadari adalah makhluk itu sengaja menyelamatkan dirinya agar tidak dibawa kembali ke Sekte Gerbang Naga. Sudah pasti Bai Lihai memiliki suatu hubungan dengan makhluk itu.

Bai Lihai menggenggam gagang pedang tersebut. Seketika, kepala si pemuda langsung terasa sakit. Suara raungan makhluk aneh itu terdengar hingga ke dalam otak Bai Lihai.

Pedang itu perlahan menghilang masuk ke dalam Cincin Ruang milik Bai Lihai, meski si pemuda tidak memasukkan benda tersebut. Seketika itu juga, sakit kepala Bai Lihai menghilang.

"Pusaka macam apa ini! Kenapa dia bisa masuk sendiri ke dalam..., hei...!"

Bai Lihai menemukan sesuatu yang aneh. Cincin Ruang di jarinya telah berganti dengan Cincin Ruang yang baru. Cincin Ruang yang baru ini memiliki kualitas terbaik, berbanding terbalik dengan Cincin Ruang lamanya yang memiliki kualitas paling rendah.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mr Hanhan
ini awal ceritanya begini?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status