Share

4. Tanggung Jawab

Malam ini, di aula Sekte Gerbang Naga terjadi sebuah ketegangan. Ruang yang luas itu hanya diisi oleh tiga orang, tapi suasananya begitu panas seolah-olah tempat itu dipenuhi oleh banyak orang.

Kejadian siang ini memang membuat gempar seluruh penghuni Sekte Gerbang Naga. Cucu Tetua Agung, Gao Lin mengalami kelumpuhan karena serangan seorang pemuda yang tidak bisa berkultivasi. Hal itu membuat tiga orang penting Sekte Gerbang Naga mengadakan pertemuan.

Ketiga orang itu adalah Tetua Agung Gao Huo, Tetua Bai Jian dan Tetua Han Xun.

"Tetua Bai... bagaimana anda bertanggung jawab atas semua ini? Anakmu telah membuat cucuku lumpuh!" Orang yang berbicara adalah Tetua Agung Gao Huo. Dari penampilannya, ia terlihat seperti berusia sekitar 60-an, tapi usia yang sebenarnya sudah lebih dari 200 tahun.

"Mohon maaf, Tetua Agung! Tapi, tidak ada orang lain yang melihat kejadian itu. Rasanya terburu-buru menuduh putra saja yang melakukannya."

Bai Jiang seolah-olah membela si anak. Namun, sesungguhnya ia tengah berusaha membersihkan namanya sendiri. Biar bagimanapun, tindakan Bai Lihai akan berpengaruh pada reputasinya sendiri.

Bai Jiang adalah ayah dari Bai Lihai. Ia adalah Tetua termuda di Sekte Gerbang Naga. Usianya belum mencapai seratus tahun, bahkan 50 tahun pun belum ia lewati.

"Apa kau pikir cucuku berbohong!" Gao Huo tidak terima dengan pembelaan Bai Jiang yang terkesan menuduh si cucu berkata yang tidak benar.

Nyatanya, memang tidak ada orang lain yang menyaksikan kejadian itu. Informasi tentang Bai Lihai menyerang Gao Lin hanya berasal dari cucu Tetua Agung tersebut.

"Begini Tetua Agung! Tidakkah Tetua Agung memikirkan, bagaimana mungkin pemuda yang tidak bisa bekultivasi bisa membuat lumpuh Kultivator yang telah berada di ranah Qi Refining 8." Bai Jiang kembali melakukan pembelaan.

Gao Huo berpikir sejenak. Ada benarnya juga apa yang dikatakan Bai Jiang. Dengan kemampuan yang dimiliki Bai Lihai, rasanya mustahil ia bisa melakukan tindakan seperti itu. Namun, ia juga merasa Gao Lin tidak mungkin berbohong.

"Jangan membelanya, Tetua Bai! Jika putramu tidak bersalah, kenapa dia harus lari? Hah... kita juga belum dapat kabar dari empat Kultivator yang kita kirim mengejar si sampah itu!"

Bai Jiang sedikit panas mendengar perkataan Gao Huo yang menyebut putranya sebagai sampah. Meskipun merasa malu memiliki anak yang tidak bisa berkultivasi, meskipun memperlakukan Bai Lihai tidak seperti anaknya sendiri, nyatanya Bai Jiang masih memiliki sedikit rasa cinta pada sang putra. Namun, rasa malunya tetap lebih besar dari pada rasa cinta itu.

"Tetua Agung tenang saja! Keluarga Bai akan menangkap anak itu agar bisa diadili. Tapi, Tetua Agung juga perlu meminta pertanggung jawaban pada Tetua Han!"

Han Xun tersentil oleh ucapan Bai jian. Dari tadi, ia hanya diam sambil menggerak-gerakkan bibir menjadi berbagai bentuk, seolah-olah meremehkan pembicaraan antara Gao Huo dan Bai Jiang.

"Kenapa Tetua Bai membawa saya dalam masalah ini?"

"Tetua Han... bukankah anda yang mengajari putra saya Teknik Sembilan Naga? Dia menggunakan teknik itu untuk menyerang cucu Tetua Agung!"

"Ya, saya yang mengajarkannya, tapi dengan kemampuannya, tidak mungkin ia bisa melumpuhkan Gao Lin. Atau jangan-jangan... Tetua Bai menyembunyikan kekuatan anak itu yang sebenarnya!"

"Tetua Han jangan mengada-ada! Semua orang di Sekte Gerbang Naga juga tau dia tidak bisa berkultivasi."

Perdebatan terjadi antar Bai Jiang dan Han Xun. Bai Jiang ingin Han Xun juga bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh Bai Lihai, tapi Han Xun merasa itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Kenyataannya, memang Han Xun mengajari Bai Lihai Teknik Sembilan Naga. Awalnya, pria yang telah berusia lebih dari seratus tahun itu mengajari si pemuda untuk bekal baginya hidup di luar Sekte Gerbang Naga. Namun, seiring berjalannya waktu, Han Xun merasa ada yang aneh dari pemuda itu.

Keanehan itu tidak bisa dijelaskan, tapi Han Xun merasa si pemuda memiliki potensi kekuatan yang sangat besar. Pria tua itu sempat merasa bahwa keluarga Bai telah menyembunyikan kekuatan Bai Lihai yang sebenarnya. Namun, setelah ia selidiki, mereka pun tidak tau apa-apa.

Apa yang dilakukan Bai Lihai hari ini semakin menjelaskan kecurigaan Han Xun. Teknik Sembilan Naga memang sangat kuat, tapi tetap saja tidak akan membuat pemuda yang tidak bisa berkultivasi bisa mengalahkan orang seperti Gao Lin.

Apalagi, teknik yang digunakan oleh Bai Lihai ini adalah sebuah pola khusus yang sangat sulit dikuasai. Bahkan, Han Xun sendiri tidak menguasai pola ini.

"Apa yang kalian perdebatkan?" Gao Huo menengahkan perdebatan Bai Jiang dan Han Xun. "Kalian berdua harus bertanggung jawab. Karena putramu yang membuat cucuku lumpuh, Tetua Bai bertanggung jawab menangkap anak itu!

"Untuk Tetua Han... mengingat Tetua Han yang paling mengerti Teknik Sembilan Naga, seharusnya Tetua Han tau cara mengobatinya. Tetua Han bertanggung jawab mengobati cucuku." lanjut Gao Huo.

Di dalam hatinya, Han Xun mendengus kesal, kenapa dia harus terseret masalah ini. Terlebih lagi, tidak mudah menyembuhkan kelumpuhan Gao Lin. Obatnya terbuat dari tanaman yang sangat sulit untuk ditemukan.

"Sebaiknya pembicaraan ini sampai di sini saja. Aku harus melihat kondisi cucuku dulu!" Gao Huo meninggalkan ruang aula meninggalkan Bai Jiang berdua dengan Han Xun.

***

"Anak itu benar-benar telah mencoreng wajahku di hadapan Tetua Agung!" Maki Bai Jiang pada Bai Lihai yang tidak berada di tempat itu.

Suara Bai Jiang begitu keras, sehingga mengundang seseorang datang kepadanya. "Ayah... ada apa? Apa yang dikatakan Tetua Agung?"

Seseorang itu adalah pemuda belasan tahun bernama Bai Liwei. Dia tidak lain adalah anak Bai Jiang yang lain.

"Saudaramu telah membuat keluarga kita malu!" ucap Bai Jiang.

"Kenapa Ayah menyebut dia saudaraku? Bukankah Ayah tidak lagi menganggapnya anak? Itu artinya dia tidak punya hubungan lagi dengan kekuarga kita."

Bai Lihai dan Bai Liwei memiliki ayah yang sama, tapi terlahir dari dua wanita berbeda. Meski masih saudara, nyatanya kedua pemuda itu tidak pernah saling bicara sepanjang hidup mereka.

Bai Liwei sering memandang rendah Bai Lihai. Tidak perlu dijelaskan lagi alasannya. Bagi Bai Liwei, Bai Lihai tidak pantas menjadi saudaranya.

Bai Liwei adalah salah satu jenius kultivasi di generasi muda. Dia bisa disejajarkan dengan Gao Lin dan Han Xuelian yang juga masuk dalam kategori tersebut. Jelas tidak bisa dibandingkan dengan Bai Lihai.

"Kita memang sudah tidak menganggapnya sebagi keluarga, tapi Tetua Agung masih menganggapnya keluarga kita. Sekarang, Ayah di tugaskan untuk membawa anak itu kembali ke Sekte Gerbang Naga."

"Ayah tenang saja! Biarkan Liwei ini yang membawa dia kembali. Liwei akan melakukan tugas dengan baik!"

"Jangan meremehkannya Liwei! Gao Lin saja bisa dia buat lumpuh, sedangkan kamu tidak lebih baik dari cucu Tetua Agung itu."

"Itu terjadi karena Senior Gao lengah! Liwei tidak akan mekakukan kesalahan yang sama."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status