"Kapan aku bisa keluar dari sini? Atau masih ada yang Nona ingin sampaikan?" Tang Chen sudah tidak sabar untuk keluar dari Pagoda Perak, sehingga ia menayakannya pada wanita bercadar. Matanya sudah gatal untuk melihat dunia luar yang sudah lama tidak ia lihat. "Kita akan keluar sekarang!" Wanita bermarga Zhu melemparkan sebuah Totem. Seketika, muncul sebuah lorong berbentuk lingkaran. Bai Lihai membulatkan mata melihat itu. Itu adalah sebuah Totem Teleportasi. Benda ini terkenal sangat langka karena sangat sulit untuk dibuat. Bahkan, Master Array sekalipun tidak sanggup menciptakan Totem jenis ini. Cukup wajar wanita itu memiliki pusaka langka seperti Totem Teleportasi. Si wanita memiliki hubungan dengan pihak misterius itu. Jika Bai Lihai saja diberi banyak pusaka langka, sudah pasti orang yang lebih dekat dengan mereka juga akan diberikan. "Ayo pergi!" Wanita bercadar mengajak Tang Chen memasuki lorong teleportasi. "Bagaimana denganku! Apa aku juga harus ikut dengan kalian?" Ba
Jika Alter Ego saja tidak tau, apalagi Bai Lihai. Pertanyaan itu sudah barang tentu tidak bisa dijawab oleh Bai Lihai. Pada dasarnya, ketika Alter Ego mengambil alih jiwa seseorang, maka Super Ego tidak akan menyadarinya. Jikapun menyadarinya, itu baru dirasakan saat Super Ego kembali menguasi jiwa. Kejadian satu tahun lalu memang sangat aneh. Super Ego Bai Lihai tetap sadar meski Alter Ego-nya berkuasa. Bai Lihai berpikir apa yang membuat itu bisa terjadi. Ia teringat, sebelumnya wanita bermarga Zhu memberinya sebuah Pil yang disebut bisa menjinakkan makhluk mengerikan di Puncak Makam Naga. Nyatanya, makhluk itu tetap menyerang si pemuda. Jika dipikirkan lagi, wanita itu pasti punya alasan memberi Bai Lihai Pil itu. Jika Pil itu bukan untuk menaklukkan makhluk mengerikan itu, pasti ada sesuatu yang lain. Bisa jadi Pil ini yang mempengaruhi Super Ego Bai Lihai tetap tersadar meski Alter Ego menagambil alih dirinya. "Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu. Katakan, apa kau yang harus
"Kuharap anak muda itu tidak mendapatkan luka serius! Dia masih terlalu muda untuk menghadapi kematian!""Kenapa kau justru mengkhawatirkannya? Jika dia mendapat sesuatu yang buruk, itu salahnya sendiri. Masih di ranah Qi Refining saja dia sudah nekat memasuki Pagoda Perak. Jika dia mati, itu adalah bayaran atas kepercayaan dirinya yang berlebihan!"Para Kultivator di luar Pagoda Perak masih terus mengomentari keberanian Bai Lihai yang memasuki tempat tersebut. Nada-nada sumbang terus terdengar. Mereka semua berpikir tindakan pemuda bertopeng itu terlalu gila untuk ukuran tingkat Kultivasi-nya. Di antara mereka, ada satu gadis yang menunjukkan kekhawatiran lebih dari yang lainnya. Gadis itu tidak lain adalah Xiao Qiumei, gadis yang telah bersama si pemuda sejak sebelum memasuki Tanah Mutiara Putih. Meski belum lama kenal dan belum banyak yang ia ketahui tentang Bai Lihai, Xiao Qiumei sudah merasa sangat dekat dengan si pemuda. Bagi si gadis, pemuda itu memiliki hati yang tulus. Dia b
"Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa aku terlihat cantik dengan jubah ini?" Xiao Qiumei berputar memamerkan jubah barunya. "Jubah Siluman Level-D memang memiliki kualitas yang rendah. Benda ini bahkan tidak bisa membentuk desain sesuai karakter pemakainya!" Bai Lihai berkomentar bahwa desain jubah tidak cocok dengan karakter Xiao Qiumei. Xiao Qiumei melihat-lihat kembali jubah itu. Setelah dipikir-pikir, gadis itu juga merasa bahwa desain jubah memang tidak cocok dengan dirinya. Jubah itu memiliki kesan status yang tinggi, sangat berbeda dengan si gadis yang hanya berasal dari kelas menengah ke bawah. "Mungkin jubah ini memprediksi aku akan jadi orang besar di masa depan. Hahaha...!" Xiao Qiumei tertawa mengatakan khayalannya. Meski mengatakan bahwa desain yang tidak cocok adalah karena kualitas Jubah Siluman yang rendah, tapi pikiran Bai Lihai tidak berkata seperti itu. Bisa jadi, desain yang melambangkan status tinggi ini memang menunjukkan karakter Xiao Qiumei yang sebenarnya.
Bai Lihai memasuki goa lebih dalam. Semakin jauh ia melangkah, kepadatan Qi semakin besar. Sebuah tempat yang memiliki kepadatan Qi yang besar adalah sebuah harta bagi seorang Kultivator. Qi yang padat bisa mempermudah dalam meningkatkan praktik Kultivasi. Namun, si pemuda juga paham, tujuan utamanya bukanlah itu. Sementar itu, Xiao Qiumei juga memasuki goa. Ia juga merasakan hal yang sama dengan Bai Lihai. Rasa kesalnya langsung hilang, berganti dengan sebuah keriangan. Hanya saja, keriangan itu hanya sesaat setelah si gadis teringat bahwa ada Racun Anggrek Iblis yang bersemayam di tubuhnya. "Aku lupa kalau Kultivasi-ku terhalang!" gumam si gadis. Seketika, Xiao Qiumei berlari ke arah Bai Lihai dan menarik pemuda itu. "Lebih baik kita cari dulu Anggrek Dewa, lalu kembali lagi ke sini!"Xiao Qiumei ingin segera menemukan penawar untuk racun di tubuhnya. Dengan kondisinya yang seperti ini, kepadatan Qi yang besar ini sama sekali tidak berarti. Praktik Kultivasi-nya terhalang oleh Rac
Benda ini disebut dengan Pisau Pemotong Permata. Seperti namanya, Item Sihir ini memiliki kamampuan untuk memotong berbagai jenis batu permata, seperti giok, bahkan berlian sekalipun. Permasalahan bagi Bai Lihai saat ini adalah bukan bagaimana cara menggunakan Pisau Pemotong Permata. Namun, bagaimana cara membentuk giok-giok ini. Untuk membuat sebuah Totem, terlebih dahulu dilakukan membentuk batu giok menjadi seperti sebutir telur. Mengingat si pemuda tidak memiliki bakat dalam hal memahat, hal itu tentu sesuatu yang sulit baginya. "Sepertinya, aku perlu mempelajari banyak hal untuk membuat Totem ini!" Bai Lihai bergumam sendiri. Sebuah bongkahan batu giok diambil. Si pemuda mulai menggerakkan pisau pada batu giok. Dapat dilihat kualitas dari Item Sihir itu. Bagaimana Pisau Pemotong Permata memotong batu giok terlihat sama seperti pisau dapur yang memotong kentang. Kekerasan batu giok sama sekali tidak berarti bagi benda itu. Serpihan giok berjatuhan satu persatu. Mulai terlihat
Xiao Qiumei langsung menyimpan 'telur-telur' itu di dalam Cincin Ruang. Benda ini akan ia gunakan untuk merayu Bai Lihai. "Aku akan memberikannya padamu, tapi kau harus memenuhi permintaanku," ucap Xiao Qiumei. "Aku bisa membuatnya sendiri, jadi jangan coba-coba memaksaku dengan cara seperti itu!" Bai Lihai sama sekali tidak tertarik dengan perkataan Xiao Qiumei."Mana bukti kau bisa membuatnya? Hais... kau jangan sok hebat. Jangan berpikir kau bisa melakukan semuanya sendiri. Kita harus saling membantu. Sebaiknya terima saja tawaranku!" Xiao Qiumei menaik-turunkan alis. Ia yakin Bai Lihai tidak akan menolak permintaannya. Bai Lihai berpikir sejenak. Dari pada menghabiskan waktu untuk belajar membuat 'telur-telur' itu, mungkin lebih baik menerima tawaran Xiao Qiumei. Namun, si pemuda takut kalau si gadis meminta yang macam-macam. "Baiklah, tapi jangan minta yang aneh-aneh," ucap Bai Lihai. "Tenang saja, permintaanku sangat masuk akal! Aku punya dua permintaan. Pertama, aku ingin me
Hari-hari dilalui oleh sepasang muda-mudi itu dengan cara demikian. Sebagian waktu mereka dihabiskan dengan berlatih meningkatkan Kultivasi. Dan sebagian lainnya dihabiskan dengan berlatih ilmu yang sedang mereka pelajari. Bai Lihai belajar membuat Totem dan Xiao Qiumei berlatih beladiri. Saat Bai Lihai berlatih Kultivasi, Xiao Qiumei belajar beladiri. Saat Xiao Qiumei yang berlatih Kultivasi, Bai Lihai belajar membuat Totem. Itu membuat mereka tidak memiliki banyak waktu untuk saling bicara. Bai Lihai tidak mengetahui pasti bagaimana perkembangan beladiri Xiao Qiumei. Namun, ia yakin bahwa si gadis kebingungan dengan apa yang terdapat di dalam Manual Mata Angin. "Sial, gagal lagi!" Giok yang dipegang Bai Lihai terlihat menghitam setelah si pemuda gagal memasukkan Roh Array pada giok tersebut. Ia pun melempar giok yang telah rusak ke sembarang tempat. Membuat Totem lebih sulit dari pada membuat Jimat. Pola garis pada Totem juga lebih rumit dari pada pola garis pada Jimat. Pada int