Share

Bab 1165

Author: Abimana
"Krang!"

Suara pedang dihunus menggema di depan penginapan.

"Katakan!" Rendra menghunus pedang lunak di pinggangnya ke leher Danu. "Apa kalian menerima suap dari Arjuna sehingga memfitnah Tuan Yudha?"

"Mana mungkin kami menerima suap dari Tuan Arjuna? Justru dia yang menyelamatkan kami," ujar Danu.

"Masih bilang tidak menerima suap? Menyelamatkan nyawa kalian sudah menjadi bentuk dari memberi suap!"

Makin pendukung Yudha memutarbalikkan fakta, makin panik Danu. Dia takut perkataannya akan disalahartikan oleh pendukung Yudha.

Namun, diam juga bukan pilihan. Mukanya memerah karena panik.

"Mana bisa itu disebut suap? Tuan Arjuna hanya berbaik hati ...."

Seno yang di samping buru-buru menambahkan, tetapi perkataannya dipotong oleh pendukung Yudha.

"Berbaik hati? Tidak ada perbuatan tanpa sebab. Kalau kalian bukan mantan pengawal Keluarga Sendara, apa kalian pikir dia akan menyelamatkan kalian?"

"Ini ...."

Melihat Danu dan Seno ragu-ragu, pendukung Yudha segera melanjutkan serangan. "Lihat,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1204

    Yudha dan Kemil melawan. Ratna bahkan tidak memerintahkan bawahannya, dia melakukannya sendiri. Dia mengambil dua pisau dari anak buahnya, satu di masing-masing tangan, kemudian menekan kepala Yudha dan Kemil ke tanah.Di tengah, Yudha dan Kemil mencoba melawan lagi, sehingga Ratna menggunakan punggung pisaunya untuk memukul kepala mereka. Kemil, yang lebih muda dan kuat, melawan dengan lebih keras dan berulang kali, mengakibatkan kepalanya ditampar hingga berdarah.Kebencian Ratna terhadap Yudha dan Kemil tak kalah besarnya dengan kebencian Dewi terhadap mereka. Jika bukan karena hukum dan Dewi, Ratna pasti sudah menghajar kepala Yudha dan Kemil hingga babak belur."Ah, Komandan Ratna, ayah dan kakakku tidak enak badan, tolong lebih pelan!" teriak Nayla, memohon Ratna untuk bersikap lembut.Ratna memelototi Nayla dengan dingin. "Sedang tidak enak badan? Lalu kenapa mereka begitu sehat ketika membunuh dan meracuni orang?"Merasa makian verbal belum cukup, Ratna mengangkat kedua tangann

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1203

    "Yang Mulia!"Dito keluar lebih dulu, diikuti oleh yang lainnya ....Mereka juga keluar, tetapi ...."Cepat jalan!"Beberapa prajurit wanita bersenjata muncul, menahan beberapa pria.Setelah mengetahui peracunan skala besar di Bratajaya, Arjuna telah mengantisipasi tindakan Yudha. Tugas pertamanya saat masuk ke Kota Sudarana adalah memanggil Rizal, memintanya untuk menyelidiki pergerakan berbagai pasukan di Bratajaya. Tugas kedua adalah penawar racun."Guntur, Salman, kenapa kalian ...." Ketika Yudha melihat Guntur dan Salman digiring keluar, dia benar-benar panik.Para Pengawal Kekaisaran tidak serta merta mematuhi perintah Dito. Jika pasukan Guntur dan Salman tidak bisa bergerak, hampir tidak ada peluang untuk menang."Kavaleri Besi Hitam, bawa Kemil pergi!"Yudha ingin menyelamatkan nyawa Kemil. Selama Kemil masih hidup, keluarganya masih memiliki harapan.Arjuna melambaikan tangannya dengan pelan. "Rizal!"Rizal segera memimpin lima puluh prajurit bersenjata senapan mesin ringan un

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1202

    "Paduka Kaisar, bagaimana bisa Anda menikahi Bratajaya? Anda jelas-jelas ...."Ratna menatap Dewi dengan sedih.Anda jelas-jelas sangat mencintai Yang Mulia Arjuna, meskipun Anda tidak pernah mengakuinya, perasaan Anda tak terbantahkan.'Tak terhitung berapa malam Anda terbangun, memanggil nama Yang Mulia Arjuna, lalu duduk menatap kediaman Kusumo hingga fajar.'"Ratna, berhenti bicara lagi."Dewi mengibaskan lengan bajunya, seolah-olah memarahi Ratna, tetapi sebenarnya dia menggunakan kesempatan itu untuk menghapus air mata dari pipinya.Orang-orang di sekitar, termasuk Yudha, terkejut dengan keputusan tegas Dewi.Keheningan menyelimuti ruangan.Terdapat keterkejutan, kekaguman, dan kebingungan.Rambut Dewi yang terpotong sebagai sumpah untuk sementara membungkam gosip.Khawatir Ratna dan yang lainnya akan terus membujuknya, takut akan komplikasi jika berlarut-larut, bahkan lebih takut pada tatapan Arjuna yang patah hati, Dewi mengganti topik pembicaraan dengan lambaian tangannya."Pe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1201

    "Yang Mulia!"Akhirnya, bahkan Gading dan Galang pun berlutut.Silsilah legitimasi telah tertanam kuat di tulang-tulang orang-orang kuno ini.Tatapan Arjuna menyapu sekeliling, akhirnya dia menarik kembali pandangannya, lalu berkata, "Aku ....""Klang!"Sebuah suara nyaring terdengar, menyela kata-kata Arjuna.Itu Dewi. Sebelum Arjuna sempat berbicara, dia menghunus pedang dari gagangnya.Di bawah sinar matahari, pedang perak itu berkilau tajam, membuat orang merasa takut.Dewi mengangkat pedangnya."Paduka Kaisar!"Arjuna bergegas ke sisi Dewi, dia hawatir Dewi akan bertindak impulsif, menghunus pedangnya untuk membunuh Yudha.Yudha harus mati hari ini, tetapi tidak dengan cara seperti ini. Dia harus mengakui kejahatannya di hadapan semua orang dan menghadapi hukum Bratajaya.Campur tangan Arjuna terlambat.Namun, Dewi tidak mengangkat pedangnya untuk membunuh Yudha. Sebaliknya, dia memotong seikat rambutnya sendiri."Apa yang kamu lakukan?"Arjuna menatap Dewi dengan bingung. Dia tid

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1200

    Identitas Dewi dan Arjuna yang tak jelas tidak hanya diketahui oleh penduduk ibu kota, tetapi semua orang di Bratajaya. Sebelumnya, Dewi adalah seorang "pria", sekarang segalanya berbeda."Tidak bisa!"Orang yang pertama mengajukan keberatan adalah para kerabat kekaisaran, kali ini sikap mereka tegas."Pangeran Maruta, Anda setuju dengan apa yang aku katakan, 'kan?"Yudha bertanya kepada Pangeran Maruta yang tetap diam sampai sekarang. Pangeran Maruta adalah adik mendiang Raja. Jika dia juga keberatan, maka Dewi harus turun takhta.Pangeran Maruta memelototi Yudha dengan ekspresi muram tanpa bersuara.Menghadapi tatapan tajam Pangeran Maruta, Yudha tidak hanya tak takut, tetapi bahkan mengangkat kepalanya lebih tinggi. "Aku sudah tahu. Pangeran Maruta, Anda sungguh luar biasa sebagai ayah mertua. Anda bahkan bisa menyerahkan kerajaan keluarga Alsava."Raut wajah Pangeran Maruta makin muram. Dia sungguh mendukung Dewi sepenuh hati, dia juga menyayangi Arjuna. Dia bahkan bisa memberikan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 1199

    Saat Pangeran Maruta berbicara, embusan angin bertiup, mengangkat helaian rambut yang jatuh di wajah Dewi. Setelah angin mereda, helaian rambut itu jatuh kembali ke pipinya."Astaga!" seru kerumunan di sekitar. "Paduka Kaisar tampak persis seperti Ibu Suri dalam lukisan Tahun Baru!"Ibu Suri yang dimaksud adalah Permaisuri Selendra, istri mendiang kaisar sebelumnya.Di Bratajaya, potret kaisar terdahulu dan Permaisuri Selendra adalah lukisan terlaris selain potret Dewa Kekayaan. Toko-toko seni mengolahnya menjadi cetakan Tahun Baru, yang dibeDito digantung di rumah-rumah mereka dengan harapan dapat menangkal kejahatan dan bencana, sekaligus untuk memohon berkah leluhur agar keluarga mereka sukses dalam bisnis dan bahagia dalam percintaan."Bukan sekadar mirip, tapi sama persis!""Benar!"Kerumunan di sekitar bersorak sorai. Tak seorang pun yang tidak setuju dengan kemiripan Dewi dan Permaisuri Selendra. Karena Dewi yang rambutnya tergerai memang sangat mirip dengan Permaisuri Selendra.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status