Share

Bab 325

Author: Abimana
Sudah dimulai, sudah dimulai.

Hampir seribu orang yang berdiri di gerbang masuk Desa Embun menajamkan telinga mereka bersama-sama.

Ini adalah pertama kalinya sejak berdirinya Dinasti Bratajaya seorang siswa biasa bertanding dengan seorang cendekiawan hebat.

Orang-orang sangat penasaran apakah Arjuna benar-benar memiliki kemampuan atau hanya berkoar-koar karena pengaruh alkohol.

Pada saat ini, matahari sudah terbenam. Di bawah pembiasan matahari terbenam, debu beterbangan, langit menjadi suram dan gelap, membuat orang terpikir akan medan perang di mana perang besar akan terjadi.

Bima yang mengenakan pakaian hitam berdiri tegak, tampak seperti seorang jenderal yang anggun.

Sedangkan di seberangnya, Arjuna bersandar santai pada toples anggur, wajahnya merah, pandangannya kabur karena mabuk. Dia tampak sangat mengenaskan.

Sebelum bertanding, orang-orang sebenarnya sudah mengetahui jawabannya.

"Guruku yang membuat soal ujian, apa yang perlu ditandingkan dari hal ini? Aku peringatkan, jangan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Suprojo Projo
ceritanya terlalu mbulat mutar mutar..
goodnovel comment avatar
Yuky Arysandy
mantap mantap
goodnovel comment avatar
Uyud
Sangat menarik, jalan ceritanya yang apik, membuat penasaran ending cerita ini. selamat.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 326

    Kenapa bisa begini? Para siswa di sekolah desa setempat makin tidak percaya.Mereka telah mengenal Arjuna sejak kecil. Sebelum bersekolah, Arjuna hanya mengenal beberapa huruf.Kenapa bisa begini?Jangan-jangan Cakra mengajarinya secara diam-diam?Arjuna mengabaikan keterkejutan itu. Dia lanjut melafalkan, "Bab 35 dari 'Doktrin Jalan Tengah,' seorang pemimpin yang bijaksana tidak hanya memperhatikan dirinya sendiri, tetapi juga berupaya untuk meninggalkan warisan yang baik bagi generasi berikutnya. Raja A memulai, Raja B melanjutkan. Keberlanjutan dari warisan ini membawa kejayaan dan kehormatan yang abadi, serta membawa kemakmuran bagi negara dan keluarganya.""Bab 221 dari 'Kitab Tata Krama' mengungkapkan perbedaan cara orang atau kelompok dalam merespons pertemuan dengan seorang orang bijaksana, berdasarkan status mereka atau situasi yang mereka alami. Setiap kelompok atau individu (musuh, orang yang jarang terlihat, orang yang sering terlihat, orang buta, orang yang sedang berkabun

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 327

    Arjuna tersenyum bodoh sambil mengucapkan terima kasih lagi. "Terima kasih, bung."Arjuna yang tengah menuangkan anggur ke mangkuk kembali menggelengkan kepalanya dengan kesal.Bukan hanya toples anggur saja yang kecil, mangkuk anggur pun kecil.Pantas saja Arjuna tidak merasa kembung setelah minum begitu lama.Setelah meneguk semangkuk anggur lagi, Arjuna merasa pikirannya menjadi lebih jernih.Isi dari buku-buku kuno itu seperti gambar yang diperbesar, terus melintas dalam pikirannya."Bab 118 dari 'Kitab Pencarian Kebijaksanaan' ...."Arjuna terus melafalkan. Seiring berjalannya waktu, dia melafalkan lebih cepat dan lebih lancar."Bab 600 dari buku 'Sejarah dalam Kehidupan Politik' ...."Setelah melafalkan halaman terakhir dari lima buku kuno, Arjuna membuka kelopak matanya yang berat, kemudian menatap Bima dengan dingin."Mencuri soal ujian? Apakah aku perlu melakukan hal itu? Aku sudah dipaksa ibuku menghafal buku kuno sejak usia tiga tahun. Buku yang aku hafal jauh lebih banyak d

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 328

    "Antologi Puisi Balai Musik.""Plak!" Ketika Fauzi mendengar Arjuna membaca judul buku itu, tangannya tanpa sadar bergetar, kemudian buku 'Antologi Puisi Balai Musik' pun jatuh dari tangannya ke lantai."Benar." Arjuna bangkit dari meja, lalu menunjuk buku di lantai itu dengan tubuh terhuyung. "Buku itu. Judulnya 'Antologi Puisi Balai Musik,' 'kan. Buku itu tidak digunakan untuk membuat soal ujian daerah dan nasional tahun ini. Bab 77: ...."Sama seperti sebelumnya, Arjuna melafalkan literatur kuno yang panjang, kemudian berhenti sejenak.Begitu Arjuna terdiam, Fauzi mendapati banyak sekali mata yang tertuju padanya.Tubuh Fauzi bergetar tak terkendali. Mengapa orang-orang ini menatapnya seperti itu?"Yang Mulia." Eshan akhirnya mengingatkan Fauzi. "Kenapa Anda tidak membuka bukunya? Ayo buka, lihat apakah Arjuna menghafal dengan benar.""Oh!" Fauzi secara refleks menundukkan kepalanya, kemudian membuka halaman bab tujuh puluh tujuh dari buku 'Antologi Puisi Balai Musik.'"Semuanya ben

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 329

    Dalam keadaan tidur, Arjuna membalikkan badannya.Selimut ini ... sangat lembut dan elastis. Saat Arjuna mendekat, dia mencium aroma yang segar dan manis.Pasti efek deterjen baru.Tampaknya dia memilih merek yang tepat kali ini.Arjuna yang mengira dirinya masih berada di zaman modern, dengan senang memeluk selimut erat-erat.Namun ....Selimut ini harum, tetapi terasa agak dingin. Apakah suhunya turun lagi?Arjuna secara naluriah menggeser tubuhnya, tetapi selimut itu ikut bergeser hingga menempel padanya lagi."Hm?"Arjuna mengernyit dan hendak membuka matanya ketika dia mendengar suara rendah dan malu-malu di dekat telinganya."Hei, Kak Disa, jangan! Lihat, Tuan sudah mau bangun karena kita.""Kalau begitu harus percepat.""Kak Disa, Kak Disa, begini kurang baik.""Kenapa tidak baik? Tahun ini kamu harus ...."Arjuna tidak tahan lagi, dia membuka matanya.Pemandangan di depannya sungguh erotis.Disa terus menanggalkan pakaian Daisha, lalu menjejalkan Daisha yang telanjang ke dalam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 330

    "Karena ...."Telinga Daisha tiba-tiba tidak lagi memerah, ekspresinya tidak lagi malu. Ekspresi tegasnya tampak tidak percaya. "Ternyata Shaka yang memasukkan kertas-kertas itu ke dalam kotak kayu kita."Shaka?Tatapan dingin melintas di mata Arjuna, lalu tatapannya segera kembali tenang.Arjuna tidak terlalu terkejut bahwa pelakunya adalah Shaka.Melakukan hal seperti itu cukup sesuai dengan karakter Shaka yang munafik dan jahat.Arjuna mendapat peringkat pertama, sedangkan Shaka tidak lulus. Jika tidak melakukan sesuatu, itu bukan Shaka namanya."Meskipun hubungan kita dengan mereka tidak baik, Shaka juga selalu memandang rendah kita. Bagaimanapun juga, kamu adalah keponakannya. Bagaimana boleh dia melakukan hal seperti itu?!"Tubuh Daisha terlihat kurus saat berpakaian, tetapi memiliki lekuk yang indah saat tidak berpakaian. Dia begitu menggebu-gebu saat berbicara sehingga seluruh tubuhnya terus bergoyang.Arjuna tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Daisha.Tatapannya panas.A

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 331

    Gadis ini biasanya lembut, pendiam dan santun, tetapi dia selalu memberi Arjuna kejutan."Hm?" Arjuna tersenyum, kemudian bertanya dengan ekspresi bingung. "Kalau ingin melahirkan anak laki-laki, wanita harus apa?""Aku ...." Daisha yang duduk di atas tubuh Arjuna merasa malu dan kacau. Dia merasa gelisah, tetapi tidak tahu harus berbuat apa.Meskipun mereka sudah pernah melakukannya sekali pada malam sebelumnya, itu terjadi setelah dia mabuk. Daisha tidak sepenuhnya sadar, jadi Arjuna yang membimbingnya melalui semuanya.Sekarang Daisha diminta untuk mengambil inisiatif, dia tidak tahu harus mulai dari mana."Tuan." Daisha menatap Arjuna seolah meminta bantuan. "Bisakah kamu mengajariku?"Arjuna menggelengkan kepalanya. "Kali ini kita mau menghasilkan anak laki-laki, aku mana bisa?"Binalnya seorang wanita yang lembut dan anggun adalah kesempatan yang langka. Arjuna ingin melihat lebih lama."Ka ... kamu ...." Daisha menundukkan kepalanya dengan malu-malu. Kedua tangannya saling memil

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 332

    Menyenangkan, tetapi kurang menyenangkan.Arjuna mengeraskan hatinya, lalu mendorong orang yang berada di dalam pelukannya.Dia harus mendorong Daisha karena suara kepala daerah, Eshan, terdengar dari luar rumah.Begitu Arjuna keluar dari kamar, Eshan berlari menghampirinya, diikuti oleh sekelompok pejabat Kabupaten Damai dan petugas."Arjuna, kamu sudah bangun?" Wajah keriput Eshan penuh dengan senyuman.Kabar bahwa Arjuna yang berusia 19 tahun mengalahkan ahli sastra, Bima, menyebabkan kegemparan tidak hanya di Kabupaten Damai, tetapi juga di seluruh Kota Perai.Gubernur mengirim seseorang untuk mengonfirmasinya. Setelah konfirmasi, gubernur juga sangat senang dan merasa bahwa kotanya telah memiliki seorang genius lagi. Selain memberi penghargaan besar kepada Arjuna, Eshan juga mendapat benefit dan pujian dari gubernur.Begitu anak buah gubernur pergi, kepala daerah dari daerah lain pun turut mengirimkan ucapan selamat.Ketika orang-orang yang datang untuk memberi selamat ada, Eshan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 333

    Setelah Eshan selesai berbicara, keseriusan di wajahnya langsung menghilang, digantikan oleh senyuman menyanjung.Dia berlari kecil menuju Arjuna.Arjuna hanya mengangkat tatapannya sebentar. Dia masih mengabaikan Eshan. Dia mengangkat tangannya untuk menuangkan teh lagi."Aku saja, aku saja." Sebelum tangan Arjuna menyentuh teko, Eshan sudah mengambilnya terlebih dahulu.Eshan mengambil teko, menciumnya sekilas, lalu menggelengkan kepalanya berulang kali. Dia kemudian memerintahkan para petugas yang ada di luar halaman. "Ambilkan kotak tehku di dalam tandu.""Arjuna, ini adalah teh musim semi tahun ini. Rasanya lembut, cobalah. Kalau kamu suka, aku akan meminta seseorang untuk membawakannya untukmu nanti."Eshan membawa tehnya sendiri, menyeduhnya sendiri, kemudian menyodorkannya ke depan Arjuna.Eshan membuat tiga cangkir teh, lalu menyajikannya kepada Arjuna lagi.Arjuna hanya minum teh, dia masih tidak mengatakan apa-apa. Namun, dia sudah minum tiga cangkir teh berturut-turut. Kend

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 518

    Daisha yang ada di atas kasur makin melemah.Disa dan yang lainnya telah tertunda di luar begitu lama hingga ketuban Daisha pecah, sudah terlambat untuk menunggu bidan datang."Daisha, ayo."Arjuna menggendong Daisha, kemudian berjalan keluar.Terjadi kekacauan di luar gerbang kediaman Arjuna.Orang-orang mengepung rumah Arjuna dalam tiga lapisan. Disa dan Tamael yang ingin bergegas keluar, terhimpit oleh orang-orang yang menghalangi pintu. Disa bahkan tidak bisa mencabut anak panahnya.Karena orang-orang itu mendesak begitu erat hingga tidak ada ruang sama sekali.Mois mengirim banyak petugas pemerintah ke tempat, tetapi tidak peduli berapa jumlah mereka, mereka kalah banyak dari rakyat. Mereka terkepung dan tidak bisa bergerak sama sekali.Terdengar suara-suara pertengkaran, teriakan dan makian. Semuanya bercampur jadi satu."Ah!"Daisha sudah merasa sangat tidak nyaman, suara-suara itu membuatnya frustrasi.Dia berteriak sambil menutup telinganya.Akan tetapi, berteriak membuatnya l

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 517

    "Astaga!""Dik Daisha!""Kak Daisha!"Disa dan Dinda bergegas masuk.Ayumi berusaha untuk membuka matanya yang tertutup.Pandangannya kabur."Tuan, maaf. Ayumi salah, Ayumi gagal melindungi Nyonya."Ayumi tidak hanya mengalami luka pada kedua matanya, tetapi punggungnya juga penuh luka.Darah mengalir di punggungnya, bercampur dengan Daisha."Siapa yang melakukannya? Siapa yang menyakiti Daisha dan anakku? Siapa yang melakukannya?!"Pada saat ini, Arjuna seperti singa yang mengamuk, api di matanya saja sudah cukup untuk membakar orang."Tuan, Nyonya Daisha tidak terluka, dia hanya terkejut. Dia akan segera melahirkan. Cepat ... kalau terlambat ...."Ayumi memuntahkan seteguk darah, jatuh ke lantai, kemudian kehilangan kesadaran sepenuhnya."Ayumi, Ayumi! Cepat, Disa, pergi cari tabib dan bidan!""Aku akan mencari tabib. Disa, kamu cari bidan saja," ucap Tamael."Oke!"Disa dan Tamael bergegas pergi.Arjuna menggendong Daisha. Pada saat yang sama, dia memberi instruksi dan mengajari Daf

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 516

    Orang-orang di luar yang menggedor-gedor pintu berhamburan masuk, berkerumun. Suara jeritan kesakitan terus terdengar.Arjuna melangkah mundur begitu pintu terbuka. Dengan tangan di belakang punggungnya, dia melihat segalanya dengan tenang.Lebih dari sepuluh menit kemudian, kerumunan yang padat akhirnya terpisah. Beberapa orang yang terjatuh terluka parah. Keluarga mereka menggendongnya keluar sambil menangis."Arjuna, sialan kamu!""Kamu pasti sengaja!"Orang-orang itu mengalihkan kemarahan mereka kepada Arjuna.Arjuna merentangkan tangannya sambil berkata dengan polos. "Kalian yang mendobrak pintuku, menyuruhku keluar. Aku membuka pintu dan keluar sesuai perintah kalian. Kenapa dibilang aku sengaja?""..."Semua orang terdiam setelah mendengar apa yang dikatakan Arjuna.Hal ini memang benar adanya.Mereka tidak pernah menyangka bahwa Arjuna akan membuka pintu sendiri. Kebanyakan orang akan berpikir untuk melarikan diri ketika mendengar kejadian seperti ini.Mereka tadi mendengar Tam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 515

    "Dasar bodoh."Arjuna mencolek hidung Daisha pelan. "Orang-orang itu tidak senang melihat kita punya anak, jadi mereka berkata begitu. Kamu malah memercayainya.""Tapi ...." Daisha masih tampak khawatir."Aku pernah melihat banyak orang hamil, tidak ada yang sebesar perutku. Selain itu ...."Melihat mata Daisha yang memerah, Arjuna merasakan sedih. Tanpa berpikir panjang, dia memegang wajah Daisha, kemudian mencium bibirnya.Emosi sensitif Daisha yang sedang hamil ditenangkan oleh Arjuna, ditelan di antara bibir dan giginya.Setelah beberapa saat.Arjuna dengan lembut membelai perut Daisha. "Tenanglah, jangan berpikir terlalu banyak. Ada lebih dari satu bayi di dalam perutmu, jadi tentu saja perutmu lebih besar daripada yang lain.""Benarkah?"Mata Daisha yang besar dan bagaikan bintang berbinar, bulu matanya berkedip-kedip.Hati Arjuna hampir meleleh saat melihatnya, dia mencium perut Daisha."Sungguh.""Kalau begitu ...." Daisha menatap perutnya dengan tatapan penuh kasih sayang khas

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 514

    Malam itu, Bayu dan Irwan keluar dengan gembira menggunakan kereta.Begitu Bayu dan Irwan pergi, Ayumi masuk ke ruang kerja Arjuna."Tuan, seperti dugaanmu, Bayu mereka sudah keluar, ada tiga kereta."Arjuna berhenti menulis sejenak. "Oke, ikuti mereka.""Baik!" Ayumi menerima perintah itu, lalu pergi."Tunggu." Arjuna memanggil Ayumi. "Setelah meninggalkan kota, kurasa tiga kereta mereka akan berpisah. Jangan ikuti kereta mana pun, langsung pergi ke Gunung Kelana saja.""Tuan, apakah kamu curiga bahwa perjalanan mereka adalah ke Kuil Dewi?""Kemungkinan besar seperti itu."Hari itu di Kuil Dewi, Arjuna curiga bahwa keluarga Irwan memiliki hubungan dengan Kuil Dewi....Di kuil dewi."Konyol, benar-benar konyol!"Mendengarkan pernyataan Bayu, Sena terus menggelengkan kepalanya, dengan ekspresi jijik di wajahnya yang kelihatannya tenang.Ingin berdebat denganku? Kamu masih terlalu kecil.'"Pertapa, masalah ini sudah jelas sekarang. Kamu sudah boleh mengambil tindakan. Jangan berbelas ka

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 513

    "Daisha sudah hamil, kenapa aku belum? Bukankah orang-orang mengatakan bahwa aku memiliki bokong besar, dapat melahirkan dengan mudah? Bohong, mereka semua pembohong, kamu juga pembohong!"Arjuna pernah memuji Disa memiliki tubuh yang kuat, mudah untuk memiliki anak.Sebelumnya, ketika Disa mengusir kedua adiknya dari kereta dan melewati malam pernikahan dengan Arjuna di dalam kereta, dia merasa sangat percaya diri, merasa perutnya akan segera ada isi.Akan tetapi, Daisha yang tubuhnya lebih lemah darinya sudah hamil, sedangkan dirinya belum.Mental Disa yang kuat benar-benar terpukul.Melihat wanita yang bersandar dalam pelukannya, Arjuna tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis."Tuan, apakah tubuhku bagus adalah palsu? Apakah aku tidak bisa melahirkan anak?"Disa lebih besar dari Daisha, tidak hanya dari segi tubuh dan usia.Misalnya, pantat.Misal ....Kedua puncak gunung yang menempel di dada Arjuna.Jakun Arjuna naik turun, dia menundukkan kepalanya lalu berbisik di samp

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 512

    Arjuna tidak hanya membagikan permen di depan rumahnya, dia juga meminta Disa dan Ayumi untuk membawa beberapa permen ke pabrik ikan dan berbagai toko. Bahkan di Desa Embun, Arjuna meminta Magano dan Ravin yang datang mengantarkan ikan untuk membawa pulang permen.Kecuali Shaka dan keluarga Bayu, semua orang yang menerima permen dari Arjuna merasa senang.Magano dan Ravin lebih senang dari Arjuna. Mereka tidak hanya memberi tahu semua orang di desa, tetapi juga memberi tahu siapa pun yang mereka temui bahwa Daisha sudah hamil.Orang-orang itu selalu menertawakan Arjuna sebelumnya, mereka sudah menahannya untuk waktu yang lama.Arjuna meminta Dafodil untuk menyiapkan beberapa meja untuk merayakannya di rumah. Tamael datang bersama istri-istrinya, Arkana juga datang bersama keluarganya dari Desa Embun. Arjuna mengumumkan bahwa para pembantu tidak perlu mematuhi etika hari ini, mereka semua boleh makan bersama mereka di meja makan.Setelah makan malam, banyak orang datang ke kamar Daisha

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 511

    Terutama pada zaman dahulu, ketika perawatan medis masih terbelakang.Orang yang percaya takhayul akan berpikir jika mereka memberi tahu kehamilan pada tiga bulan pertama, hal itu mungkin akan membuat marah Dewa Kelahiran, sang dewa akan mengambil kembali anak itu.Irwan mencibir, "Dia sudah lama menantikannya, akhirnya istrinya hamil, bisa membuktikan bahwa dia tidak mandul. Dia pasti langsung mengumumkannya. Tunggu saja. Daisha begitu lemah, dia pasti tidak bisa mempertahankan bayinya.""Kita tunggu saja lelucon dari mereka .... Tunggu!" Ibunya Irwan terdiam sejenak. "Tubuh Daisha lemah dan baru saja hamil. Sekalipun Arjuna tidak mengerti bahwa membuat kehebohan besar pada tiga bulan pertama kehamilan akan membuat marah para dewa, pembantunya seharusnya mengerti.""Ibu." Irwan mengangkat alisnya. "Kata-kata Ibu membuatku juga merasa aneh. Lebih dari 20 hari yang lalu, Arjuna bertaruh dengan Begawan Sena dari Kuil Dewi. Sekarang istrinya hamil. Sebelumnya istri-istrinya tidak hamil. I

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 510

    Irwan merasa senang atas penderitaan orang lain. "Akhir-akhir ini, Arjuna selalu menyuruh istri-istrinya makan makanan aneh. Sekarang perut mereka pasti bermasalah."Pelayan itu menggelengkan kepalanya berulang kali. "Tuan, sepertinya bukan perut bermasalah. Aku juga mendengar pembantu mengatakan bahwa wanita itu belum menstruasi, dia mungkin hamil.""Apa?"Irwan tiba-tiba duduk tegak. Selir yang telungkup di atasnya terlempar ke lantai. Selir itu menjerit kesakitan, kemudian ditendang dengan kesal oleh Irwan."Apakah kamu yakin kamu mendengarnya dengan benar?""Ya, Tuan. Aku tahu masalah ini serius, jadi aku mendengarkan dengan saksama," ucap pelayan itu dengan yakin."Cari tahu lagi, cari ... tunggu." Khawatir kalau satu pelayan tidak bisa mendengar dengan jelas, Irwan pun memanggil beberapa pelayan untuk pergi bersama.Kediaman Arjuna.Di kamar utama.Daisha duduk di kasur, melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna, lalu menangis sekeras-kerasnya tanpa memedulikan citranya.Ekspre

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status