Bungkusan kresek di tempat sampah

Bungkusan kresek di tempat sampah

Oleh:Β Β Widya YasminΒ Β On going
Bahasa:Β Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
14Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:Β Β 

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hai namaku Nirwana, bertahun-tahun berumah tangga bersama Bang Chandra, aku belum juga dikaruniai seorang anak. Aku sering merasa insecure saat melihat tetangga yang menngendong bayi. Hingga suatu hari aku dan Bang Chandra tak sengaja menemukan sebuah bungkusan yang membawa kami kedalam sebuah petualangan untuk memecahkan banyak teka-teki tentang isi dari kantung kresek itu. Ikuti kisah selengkapnya.

Lihat lebih banyak
Bungkusan kresek di tempat sampah Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Alya Sholehah
critanya lumayan seru, semoga di lanjutkan sampai selesai y thor
2022-11-15 00:32:18
0
14 Bab
Penemuan di tempat sampah
Bungkusan Kresek Di Tempat Sampah Hai namaku Nirwana, sudah 5 tahun aku berumah tangga dengan Bang Chandra namun belum juga dikaruniai anak. Rasa iri di hatiku sering muncul tatkala tetanggaku membawa bayi lucunya jalan-jalan. Wajah lucu dan imut bayi sering terbayang-bayang dalam impianku, bahkan suara tangis bayi sering sekali terngiang-ngiang di telingaku karna saking inginnya memiliki anak. "Terima aja nasibmu, suamimu cuma sopir angkot. Trus kalian juga tinggal di kontrakan yang sempit, makanya Allah belum mercayain kalian punya anak!" ucap ibu mertua. Perkataan ibu mertua mungkin saja benar, karna memang suamiku hanyalah sopir angkot dan kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Penghasilan sebagai sopir angkot kadang tak menentu, jika sedang rame Bang Chandra kadang memberiku 150 atau 200 ribu sehari, tapi kalau sedang sepi kadang cuma 50 atau 45 ribu sehari.&nb
Baca selengkapnya
Bayi
Bungkusan Kresek Di Tempat SampahPart 2Oleh : Widya Yasmin "Huwaaaaaaaa!" aku memekik dengan keras saat melihat isi kantong kresek itu."Apa isinya?" ucap suamiku dengan raut wajah terkejut dengan teriakanku tadi."I--itu Bang--- " aku terbata-bata karna apa yang kulihat benar-benar membuatku syok."Apa sih?!" ucapnya sambil berjalan menuju kantong kresek tadi."I---ituuuu---" suamiku tambah syok saat melihat isi dari kresek itu.Lututku terasa lemas, seluruh tubuhku terasa lunglai. Ingin rasanya aku menjatuhkan tubuhku di tanah namun aku berusaha kuat demi bayi yang sejak tadi ku bungkus dengan jilbabku yang lebar."Ayo kita harus segera pergi dari sini!" ucap suamiku sambil menarik tanganku.Namun lagi-lagi kakiku terasa ada yang menahan, rasanya sangat kuat hingga aku tak mampu melangkahkan kakiku."Ayo kenapa kamu diam aja!" ucap suamiku dengan wajah panik.Tiba-tiba aku merasakan angin y
Baca selengkapnya
Mimpi buruk
Bungkusan Kresek Di Tempat Sampah Part 3Oleh : Widya Yasmin πŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏSetelah memeriksakan kondisi bayi itu pada Bidan Desi, alhamdulillah ternyata bayi itu baik-baik aja. "Alhamdulillah anak ini kuat Bu, ini semua bentuk kasih sayang Allah yang telah menjaga bayi ini," ucap Bidan Desi.Setelah itu aku membeli semua keperluan bayi yang tersedia di toko Bidan Desi, seperti susu formula lengkap dengan dotnya, popok, dan peralatan bayi lainnya. Untuk pakaiannya untuk sementara memakai pakaian bayi yang dikasih bu Ningsih, bekas anaknya yang kini berusia 1 tahun."Anaknya ganteng ya Bu," ucap Bu Ningsih."Iya, Bu," ucapku sambil menatap bayi itu dengan penuh haru."Sepertinya bayi ini memang sengaja dikirim oleh Allah untuk Bu Nirwana," ucap bu Ningsih.Aku tersenyum mendengar kata-katanya, namun aku tak mau berharap terlalu tinggi. Karna bisa saja pihak keluarganya tiba-tiba mengambil kembali ba
Baca selengkapnya
Kalung Bu Ningsih
Bungkusan Kresek di Tempat Sampah Part 4Oleh : Widya Yasmin Pagi itu, aku menjemur Bima di sinar mentari pagi. Tiba-tiba kulihat ibu mertua berjalan kearahku."Hidup susah aja sok-sokan ngadopsi bayi!" ucapnya sinis."Kasihan Bu, bayi ini. Lagipula aku dan Bang Chandra sangat menyayangi anak ini," ucapku."Tapi semenjak ada bayi ini Chandra gak pernah ngasih uang sama saya!" ucapnya sambil membulatkan matanya."Tolong sedikit bijaksana Bu, kasihan bayi ini," ucapku memelas."Ngapain saya harus mengalah demi bayi itu? toh dia bukan cucuku!" ucapnya.Aku menarik napasku dalam-dalam, lalu aku bergegas masuk ke dalam kontrakanku."Hei, orangtua lagi ngomong kok melengos aja, dasar gak sopan!" umpatnya sambil berjalan mendekatiku."Huh kirain dia mau pulang," gumamku."Sini bayi itu biar saya jual!" ucapnya sambil berusaha merebut bayiku."Astagfirullah, eling Bu, eling!" ucapku.
Baca selengkapnya
Penampakan
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 5Oleh : Widya Yasmin Malam itu, Bang Chandra belum juga pulang padahal saat itu sudah larut malam."Bang Chandra ingkar janji, katanya gak akan pulang malam" gerutuku sambil mondar- mandir menunggu kedatangan Bang Chandra."Owaaaaaaak----- Owaaaakkk" suara tangis Bima membuyarkan lamunanku. Aku segera berlari ke kamar namun tiba-tiba kakiku terpeleset dan jatuh."Haduuuuuuuhhhh sakiiiiittt" aku meringis kesakitan namun aku berusaha bangkit demi Bima.Aku masuk kamar, dan lagi-lagi wanita itu tengah berdiri sambil menimang Bima."Huwaaaaaaaaa!" aku berteriak sekencang mungkin. Walaupun aku sering melihatnya namun penampakannya tetap saja membuatku terkejut.Dia menoleh kearahku lalu menatapku dengan tatapan yang dingin tanpa berkata sepatah katapun.Badanku bergetar hebat, bahkan lututku terasa lemas disertai bulu kuduk yang terus meremang. "Baiklah, Bima a
Baca selengkapnya
Gang Mawar
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 6Oleh : Widya Yasmin πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Siang itu aku dan Bang Chandra berniat pergi ke gang mawar sesuai alamat yang tertera di cermin kamarku. Kami sangat penasaran apa yang dimaksud hantu wanita itu dengan memberikan alamat tersebut."Abang sampe bela-belain gak kerja nih" ucap suamiku."Gak apa-apalah Bang, uang yang kemarin kan lumayan. Jadi anggap aja hari ini abang mau liburan!" ucapku."Hahahhaha liburan mah ke tempat wisata, ini sih main detektif-detektifan!" ucapnya sambil tertawa.Aku cuma nyengir menanggapi ucapan suamiku, kami terus berjalan mengikuti arah yang ditunjukan google map."Ayo kita naik ojek!" ucapku saat menemukan pangkalan ojek."Iya," jawab suamiku."Bang anterin kami ke gang mawar ya," ucapku."Hah gak salah?" tanyanya dengan wajah bingung."Loh kenapa?" tanyaku."Emang ibu mau ngapain kesana?" tanyanya dengan waja
Baca selengkapnya
Sosok hantu wanita
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 7Oleh : Widya Yasmin πŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏπŸŒΏPagi itu aku sedang berjemur di hangatnya udara pagi bersama Bima. Tiba-tiba kulihat Pak Hadi berjalan kearahku."Bayinya lucu amat ya dan ganteng," ucap Pak Hadi."Iya," ucapku datar.Aku menatap wajah bayiku lalu membandingkan dengan wajah Pak Hadi."Sangat jauh berbeda, hidung bayi ini mancung berbeda dengan hidung Pak Hadi yang mirip jambu air," gumamku."Kenapa melamun?" tanya Pak Hadi."Oh ya Pak, Bapak tau gak gang mawar dimana?" tanyaku."Gak tau ya, sepertinya seumur-umur saya baru denger nama gang mawar," ucapnya."Masa?!" tanyaku seolah tak percaya."Demi Allah," jawab Pak Hadi.Aku tak bisa berkutik saat dia mengucapkan demi Allah, setelah itu dia pun pergi. Aku berniat untuk masuk ke kontrakanku, namun tiba-tiba sebuah suara memanggilku."Bu Nirwana, Bu Nirwana!" panggilnya."Eh Bu
Baca selengkapnya
Rumah kosong
Bungkusan kresek di Tempat SampahPart 8Oleh : Widya Yasmin πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Bu Ningsihhh!!! tunggu!" teriakku sambil lari terbirit-birit mengejar Bu Ningsih.Hingga akhirnya kami pun telah berada jauh dari rumah kosong itu. Namun bu Ningsih terus mempercepat langkah kakinya hingga tiba-tiba..."Buggggh!" bu Ningsih bertabrakan dengan para polisi yang sedang berjalan menyusuri daerah ini."Ma--maaf pak!" ucap bu Ningsih gelagapan."Kalian berdua kenapa lari terbirit-birit seperti itu?" tanya polisi."Bapak ingat mayat wanita yang dimutilasi itu?" tanyaku."Tentu saja, justru kami berniat kembali ke TKP untuk menyelidiki kasus pembunuhan wanita itu," ucap para polisi."Kalau boleh saran, bagaimana kalau Bapak-bapak polisi ini menyelidiki rumah kosong yang terletak tidak jauh dari TKP" ucapku."Memangnya apa hubungannya rumah itu dengan kasus wanita itu?" tanya polisi."Barusan saya lihat hantu
Baca selengkapnya
Pedagang daging yang mencurigakan
Esoknya, pagi-pagi sekali Bang Chandra berangkat kerja setelah melahap habis nasi goreng yang kumasak dengan penuh cinta itu."Abang berangkat kerja ya sayangku" ucapnya sambil mengecup keningku dengan mesra."Ini anakmu juga mau dikecup," ucapku sambil melirik kearah Bima yang sejak tadi kugendong."Ayah berangkat kerja dulu ya jagoanku, semoga hari ini ayah dapat rejeki yang banyak untuk jagoan ayah ini," ucapnya sambil mengecup pipi Bima dengan lembut."Hati-hati Ayaaah!" ucapku sambil melambaikan tangan Bima."Dadah kesayangan ayah!!" ucapnya sambil membalikan badannya.Semenjak kehadiran Bima dalam rumahtanggaku, aku merasa sangat bahagia. Suasana rumah ini menjadi hangat dan manis."Bu Nirwana!! Bu Nirwana!!" teriak seseorang diluar sana."Suara cempreng yang familiar bagiku" gumamku sambil begegas keluar."Iya, Bu Ningsih sayang ada apa?" tanyaku."Maaf ya Bu ganggu p
Baca selengkapnya
Siapakah pelakunya?
Bungkusan Kresek di Tempat SampahPart 10Oleh : Widya Yasmin πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚πŸ‚Pagi itu.."Bang sarapan dulu," ucapku pada suamiku."Iya, abang masih kangen nih sama jagoan abang," ucapnya sambil menciumi pipi Bima yang lembut."Awas nanti lecet," ucapku."Iya deh," jawabnya.Aku pun membaringkan Bima di tempat tidur, ku taruh balon warna warni yang terikat diatas, dan Bima pun anteng bermain dengan balon itu."Bang," ucapku pada bang Chandra yang hendak menyuapkan nasi ke mulutnya."Iya, ada apa cintaku," jawabnya."Kemaren kan aku ke pasar bersama bu Ningsih," ucapku."Lalu?" tanya bang Chandra."Aku ketemu pedagang daging yang mencurigakan," ucapku."Mencurigakan gimana?" tanyanya."Kemeja yang dia pakai, sama persis dengan yang membunuh Susan," ucapku."Jadi sekarang gak mencurigai Pak Hadi lagi nih?" tanyanya."Pak Hadi kan jelas-jelas paling ogah
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status