Share

Bab 547

Author: Abimana
"Permaisuri!" Dewi menatap Nayla dengan tatapan datar, tetapi matanya penuh dengan niat membunuh. "Siapa yang akan kamu bunuh di Aula Harmoni Tertinggiku?"

"Permaisuri." Yuna dengan pelan menarik Nayla, kemudian mengingatkannya dengan suara pelan. "Ini adalah Aula Harmoni Tertinggi. Cepat akui kesalahanmu kepada Paduka Kaisar."

"Paduka Kaisar, aku salah. Aku begitu marah pada penjahat itu hingga kehilangan akal sehat." Nayla yang tersadar pun segera berlutut. Wajah menawannya berubah pucat.

Mentang-mentang Yudha adalah ayahnya, dia begitu mendominasi di istana hingga dia lupa di mana dia berada.

"Tapi." Nayla masih membela Yudha. "Penjahat itu memang memfitnah ayahku. Paduka Kaisar, jangan percaya padanya. Penjahat ini terlalu jahat, dia harus segera dicabik-cabik!"

"Paduka Kaisar, aku tidak berbohong. Perdana Menteri Kanan yang memintaku datang ke sini. Benda ini bisa menjadi saksi." Mendengar bahwa dia akan dicabik-cabik oleh lima kuda lagi, pengawal itu buru-buru mengeluarkan sebuah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 549

    Dua orang pengawal wanita mengawal seorang pria gemetar yang mengenakan seragam pengawal ke dalam aula."Berlutut!"Pengawal wanita menendang lutut pria itu, dia pun jatuh berlutut dengan suara keras."Hiks ...."Pria yang berlutut itu tiba-tiba menangis.Dewi dan Ratna sedikit terkejut. Suara ini ....Pria yang berlutut di lantai dengan cepat merangkak ke sisi Yudha, kemudian memeluk pahanya."Ayah!"Ayah?Ayah!Ekspresi Dewi dan Ratna berubah drastis pada saat yang sama.Dia jelas-jelas pengawal biasa, kenapa ....Ratna melompat turun, kemudian dalam beberapa detik dia tiba di depan Yudha. Dia mengangkat pria yang memeluk paha Yudha.Seraut wajah bodoh muncul di depan semua orang.Dia bukan ....Selain Arjuna, ekspresi semua orang di aula berubah lagi.Dewi dan Ratna.Syok, bingung.Kenapa bisa begini? Di mana pengawal kekaisaran yang mereka tangkap?Semua menteri di bawah Aula Singgasana Emas menggelengkan kepala, menyaksikan drama yang akan terjadi.Pria itu meneteskan air liur sam

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 548

    "Hmph!" Beberapa pejabat bahkan tidak dapat menahan tawa."Apa bedanya seorang pria yang menjadi simpanan dan seorang wanita yang menjadi pelacur?""Dia bahkan bisa membiarkan pamannya tidur dengan istrinya, apa yang aneh dari dia menjadi selir?""Dengar-dengar, dia itu mandul.""Mandul? Haha, tidak heran Yang Mulia Yudha membiarkan Paduka Kaisar kali ini."Diskusi para pejabat menjadi makin keras, bahkan sampai pada titik yang keterlaluan.Karena pejabat yang memulai adalah putra tertua Yudha, Kemal."Paduka Kaisar, aku ingin melaporkan sesuatu."Yudha, yang memegang giok, berjalan ke depan.Dalam sidang pengadilan pagi zaman dahulu, kaisar biasanya akan berbicara terlebih dahulu, mengucapkan hal-hal seperti "lapor jika ada sesuatu yang penting" atau "tunda sidang jika tidak ada yang penting", kemudian semua pejabat baru mulai melapor.Yudha berbicara sebelum Dewi membuka mulutnya, hal ini menunjukkan betapa dia tidak takut pada Dewi.Arjuna mengamati dengan tenang dan mendapati bahwa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 547

    "Permaisuri!" Dewi menatap Nayla dengan tatapan datar, tetapi matanya penuh dengan niat membunuh. "Siapa yang akan kamu bunuh di Aula Harmoni Tertinggiku?""Permaisuri." Yuna dengan pelan menarik Nayla, kemudian mengingatkannya dengan suara pelan. "Ini adalah Aula Harmoni Tertinggi. Cepat akui kesalahanmu kepada Paduka Kaisar.""Paduka Kaisar, aku salah. Aku begitu marah pada penjahat itu hingga kehilangan akal sehat." Nayla yang tersadar pun segera berlutut. Wajah menawannya berubah pucat.Mentang-mentang Yudha adalah ayahnya, dia begitu mendominasi di istana hingga dia lupa di mana dia berada."Tapi." Nayla masih membela Yudha. "Penjahat itu memang memfitnah ayahku. Paduka Kaisar, jangan percaya padanya. Penjahat ini terlalu jahat, dia harus segera dicabik-cabik!""Paduka Kaisar, aku tidak berbohong. Perdana Menteri Kanan yang memintaku datang ke sini. Benda ini bisa menjadi saksi." Mendengar bahwa dia akan dicabik-cabik oleh lima kuda lagi, pengawal itu buru-buru mengeluarkan sebuah

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 546

    Arjuna sudah terbiasa dengan sikap dingin Dewi, ditambah permaisuri telah menyedot banyak energinya, jadi dia tertidur begitu dia naik ke ranjang naga.Hari masih fajar ketika Arjuna terbangun oleh suara keras.Ketika dia membuka matanya, dia menemukan bahwa Dewi tidak lagi berada di aula dalam.Siapakah yang berani membuat kegaduhan di Aula Harmoni Tertinggi Kaisar? Penasaran, Arjuna pun mengenakan mantel, kemudian berjalan ke luar.Dewi mengenakan jubah naga dan duduk di singgasana berukir naga dengan raut marah.Permaisuri Nayla berlutut di lantai, menangis dengan sedih.Di sampingnya, ada seorang pria gemetar yang berlutut.Pria itu mengenakan seragam Pengawal Kekaisaran, jelas dia adalah seorang penjaga istana."Paduka Kaisar, aku tidak bersalah. Aku begitu gembira atas kehadiran Anda malam tadi hingga minum sedikit anggur, lalu kehilangan sedikit kesadaran. Siapa sangka ...."Nayla menunjuk ke arah laki-laki yang gemetar itu seraya menuduh, "Dasar budak terkutuk, berani-beraninya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 545

    "Paduka Kaisar, Anda sungguh menyebalkan ...."Nayla menjentikkan sapu tangan di tangannya, memutar tubuhnya ke segala arah, wangi tubuhnya pun menyebar. Arjuna yang ada di sebelah bisa menciumnya dengan jelas.Wanita ini pasti melakukannya dengan sengaja."Sudahlah, aku tidak akan menggodamu lagi. Aku masih harus membacakan laporan. Pergilah."Dewi berkata sambil tersenyum, pada saat yang sama mendorong Nayla menjauh tanpa kelihatan jelas."Paduka Kaisar, semalam aku sangat puas. Malam ini aku juga ingin puas." Melihat Dewi ingin mengusirnya, Nayla tidak peduli lagi dengan citranya. Dia langsung menyatakan tujuannya."Hah?" Dewi tidak menyangka Nayla akan mengajukan permintaan seperti itu."Aku ingin melahirkan anak untuk Paduka Kaisar. Selain itu ....kata Nayla, tiba-tiba tersipu. "Cinta Paduka Kaisar lebih baik daripada perona pipi dan bedak. Apakah Paduka Kaisar tidak melihat bahwa kulit saya lebih baik dari sebelumnya?"Setelah Nayla berkata demikian, Dewi benar-benar merasa bahwa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 544

    "Aduh!"Sebelum Arjuna menyelesaikan keluhannya, dia dipeluk hingga wajahnya menempel pada tubuh Dewi yang lembut.Dewi yang baru saja menendangnya, tiba-tiba memeluknya lagi. Ekspresinya penuh dengan kesedihan, dia terus mengusap wajah Arjuna. "Sayangku, kenapa kamu begitu ceroboh?"Arjuna menatap Dewi dengan bingung.Ada apa dengan wanita ini?Kadang baik, kadang buruk, dia seperti menderita skizofrenia."Cepat kerja samanya!" Dewi memelototi Arjuna sambil tersenyum."Hormat kepada Paduka Kaisar."Suara yang sangat menawan terdengar pada saat yang sama.Orang yang datang itu adalah permaisuri Bratajaya saat ini, Nayla.Ketika Arjuna menoleh, Nayla kebetulan juga tengah menatapnya.Mata yang indah itu menyimpan kekesalan.Apakah dia cemburu?Melihat Dewi memeluk Arjuna, Nayla cemburu?Astaga!Transmigrasi ke negara yang jumlah laki-lakinya lebih sedikit daripada perempuannya sudah cukup ajaib, tak disangka masih ada hal yang lebih ajaib.Permaisuri cemburu padanya karena Kaisar Brataj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 543

    Dia harus menggesekkan wajahnya beberapa kali untuk membayar rasa jijik karena berkata seperti itu."Paduka Kaisar."Arjuna tidak hanya menggesekkan Dewi, tetapi juga mengguncangnya.Di mata orang lain.Mereka adalah dua orang ....Pria.Tatapan agresif Yudha perlahan digantikan oleh tatapan jijik."Paduka Kaisar sedang sibuk, aku tidak akan mengganggu lagi."Yudha pergi secepat mungkin. Arjuna bahkan mendengar suara Yudha meludah di aula luar."Seorang bakat? Kurasa dia hanyalah makhluk yang menjijikkan. Arga begitu menganggapnya penting sampai mengundangnya dari Kabupaten Damai tanpa memikirkan kesehatannya sendiri. Yang Mulia Perdana Menteri Kiri? Kurasa dia hanyalah seorang pria tua yang tidak becus."Begitu Yudha keluar dari Aula Harmoni Tertinggi, putra tertua Yudha, Kemal dengan tidak sabar mengejek Arjuna dan Arga."Kalau Arga becus, bagaimana mungkin dia kalah dari Ayah?"Putra kedua Yudha, Kemil langsung setuju.Di era di mana anak laki-laki lebih sedikit daripada anak peremp

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 542

    "Bam!"Setelah mendengarkan pernyataan kasim itu, Dewi melempar cangkir di tangannya dengan kasar.Para pejabat yang diberhentikan dari jabatannya dan dipenggal itu adalah pejabat berpangkat tiga ke atas.Hanya kaisar atau orang yang ditunjuk oleh kaisar yang berhak menjatuhkan hukuman kepada pejabat pangkat tiga ke atas.Arga baru saja meninggal, bahkan belum dimakamkan, tetapi Yudha sudah begitu tidak sabar. Dia sama sekali tidak memandang Dewi."Aku pasti akan ....""Plak!"Suara tamparan menghentikan kata-kata Dewi. Ratna menampar pelayan istana yang berada di paling dekat dengan Dewi dengan keras. Dia adalah pelayan istana yang menyajikan teh dan makanan ringan untuk Dewi."Ratna, kamu ....""Paduka Kaisar!" Ratna menggelengkan kepalanya ke arah Dewi.Dia tahu bahwa Dewi sangat marah dan mengatasinya, tetapi tanpa bantuan Arga, Dewi tidak memiliki kemampuan untuk melawan Yudha sama sekali."Dasar pelayan jahat, beraninya kamu menyajikan teh yang begitu panas kepada Paduka Kaisar?

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 541

    "..."Tubuh Arjuna tiba-tiba menegang.Wanita ini.Tahukah dia bahwa jakun adalah titik sensitifnya kaum pria?"Bukankah kamu sangat ahli dalam bidang itu? Cepat lakukan." Suara rendah Dewi terdengar.Hal ini terjadi terlalu tiba-tiba. Perhatian Arjuna terus tertuju pada tubuh Dewi. Dia tidak menyadari bahwa saat menciumnya atau menanggalkan pakaiannya, gerakan Dewi terlalu canggung."Bagaimana kalau ... aku tidak mau?"Arjuna tersenyum nakal. Dia tidak mau mengambil tindakan apa pun. Dia hanya ingin menikmatinya. Lagi pula ini bukan inisiatifnya."Bukan kamu yang menentukan."Dewi telah mendekat.Arjuna tidak bisa mengatakan apa-apa.Apakah Dewi sadar bahwa dia mempunyai bentuk tubuh yang bagus?Setelah kedua gunungnya terbebas dari ikatannya ....Itu sangat ....Sungguh rugi jika Arjuna tidak menerima permintaan Dewi.Arjuna mengulurkan tangannya.Hm ....Benar-benar enak."Hm!" Mata indah Dewi yang berbentuk almond melebar, dia seperti ingin mencabik-cabik Arjuna."Enyahlah!"Arjuna

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status