Share

Bab 742

Author: Abimana
"Lindungi Tuan!"

Ketika hujan anak panah datang, Disa, Ayumi, serta beberapa penjaga wanita mengangkat perisai untuk membangun tembok besi di depan Arjuna.

Banyak prajurit di menara tidak terlindungi dengan baik seperti Arjuna. Pasukan Patroli telah membuang banyak perisai untuk melarikan diri dari pengepungan Pasukan Kota Teratai. Di tempat kecil seperti Kabupaten Lunaris, sudah cukup bagus mereka memiliki anak panah, tetapi perisai tidak mungkin.

"Ah!"

"Ah, ah!"

"Telungkup, telungkup!"

Arjuna mendengar teriakan orang-orang jatuh karena anak panah, serta perintah tergesa-gesa dari para jenderal.

Para pemanah dapat menghindari cedera untuk sementara dengan telungkup, tetapi di bawah menara, suara serangan Pasukan Kota Teratai makin keras.

Arjuna bahkan dapat melihat bahwa tangga Pasukan Kota Teratai telah didirikan di menara.

"Para pelempar bola api bersiap!"

Di bawah komando Ardian, bola api yang tak terhitung jumlahnya berguling turun dari menara.

Kelompok pertama Pasukan Kota Terata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 878

    "Kamu ... ah! Aku mau meledak!"Disa berdiri dan ingin mengusir Amara, tetapi Amara juga berdiri, lalu ...."..."Arjuna menatap Amara yang memeluknya erat seperti gurita."Amara, sangat tidak sopan mengganggu kehidupan pernikahan orang lain."Arjuna berjalan keluar sambil menggendong Amara."Jangan biarkan aku keluar."Tangan Amara melingkari leher Arjuna dengan erat. Dia membenamkan kepalanya di bahu Arjuna sambil berkata dengan suara rendah dan mendesak."Aku mohon!""Baiklah." Suasana hati Arjuna yang riang pun kembali jahil. "Aku akan membiarkanmu tinggal, tapi kamu harus melepas semua pakaianmu, lalu masuk ke tas tidurku."Telinga Amara memerah dan membengkak."Tidak mungkin." Suara Amara lembut, tetapi terdengar dia menggertakkan gigi."Ha!" Arjuna mendengus lalu tertawa. "Kenapa aku harus membiarkanmu di sini jika kamu tidak memberiku keuntungan apa pun?""Ini!"Amara membuka pakaiannya.Pemandangan indah tiba-tiba muncul di hadapan Arjuna.Amara tampak begitu anggun dan bak pe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 877

    Setelah meminum sup kepala ikan, ikan bakar sudah hampir matang.Meskipun bumbunya tidak banyak, Arjuna menaburkan sedikit pada setiap ikan.Setelah bumbu ditaburkan, aromanya langsung menyebar.Gerakan orang-orang hampir sama, mereka terus mengendus untuk menyerap lebih banyak aroma."Aku dulu, kalian berbagi pelan-pelan."Dewata Pedang Kuning kembali, dia langsung membawa ikan koan terbesar.Arjuna memberi tugas membagi ikan kepada Disa."Jangan khawatir, semua orang akan dapat."Disa sudah terbiasa makan ikan.Dia membagikan perut ikan tanpa tulang kepada anak-anak dan orang tua.Saat makan ikan, dia berulang kali mengingatkan orang-orang untuk berhati-hati terhadap tulang ikan.Disa yang riang begitu teliti karena dia pernah tersangkut tulang ikan di tenggorokannya saat berada di Desa Embun sebelumnya.Setengah jam kemudian, semua orang menyentuh perut mereka yang buncit, duduk di tenda dengan puas, membicarakan segalanya, mereka pun bahagia.Jika bukan karena runtuhnya Pondok Salj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 876

    Suara Dewata Pedang Kuning tidak terdengar seperti terbakar mulutnya, melainkan seperti ....Seruan setelah menyantap makanan lezat.Arjuna juga merasakannya."Pak Tua, ada begitu banyak orang di sini, kenapa kamu minum begitu banyak sendirian?"Ketika Dewata Pedang Kuning menghabiskan botol keempat, Arjuna merebut sendok bambu dari tangannya."Hei, biar aku mau minum sesendok lagi."Dewata Pedang Kuning menatap sendok bambu di tangan Arjuna dengan tidak puas."Masih mau minum?" Arjuna melirik Dewata Pedang Kuning. "Perutmu bisa pecah kalau minum lebih banyak!"Satu sendok bambu ini beratnya setengah seperempat kilo."Garamnya kurang banyak, apa benar-benar selezat itu?" gumam Arjuna."Tentu saja!"Sementara Arjuna bergumam, Dewata Pedang Kuning merebut sendok bambu dari Arjuna lagi."Pak Tua, kamu ...."Dewata Pedang Kuning meneguk sup ikan lagi. Setelah meminumnya, dia menyentuh perutnya yang membuncit, tampak puas dan sedikit tidak nyaman.Arjuna menggelengkan kepalanya tanpa daya.

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 875

    Tidak butuh waktu lama bagi Dewata Pedang Kuning untuk memahat lubang sekitar 50 sentimeter di atas es."Nak, apakah ukuran sebesar ini cukup?" tanya Dewata Pedang Kuning."Sudah cukup, tinggal tunggu ikannya datang."Setelah itu, Arjuna berjongkok.Orang-orang di sekitar menjulurkan leher satu per satu. Ikan akan otomatis datang jika membuat lubang?Apakah memancing semudah itu?"Ini dia!"Tepat ketika semua orang masih ragu, Arjuna berteriak.Arjuna mengulurkan tangan ke dalam air, menangkap, kemudian melemparkannya."Plak!" Seekor ikan seberat tiga hingga empat kilogram terlempar ke atas es."Plak!" Selanjutnya seekor ikan seberat dua hingga tiga kilogram dilempar oleh Arjuna. Kali ini adalah seekor ikan mas kepala besar."Wow!"Semua orang terkejut. Ikan semudah itu ditangkap?"Jangan hanya berdiri diam, cepat tangkap!""Aku saja."Dewata Pedang Kuning berjongkok lebih dulu.Pria tua itu sangat lincah. Dia tidak menggunakan tenaga dalamnya, tetapi menangkap ikan satu per satu denga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 874

    Untuk menghemat kulit, dia membuat tas tidur yang lebih besar. Setidaknya tujuh atau delapan orang bisa tidur dalam satu tas tidur.Lagi pula, cuacanya dingin, jadi lebih hangat bila berdesakan.Ibunya Johan juga mengeluarkan selimut katun dari tempat tidur, kemudian membuat beberapa tas tidur dengan selimut katun, yang disediakan untuk lansia dan anak-anak.Akhirnya, ibunya Johan dengan bijaksana membuat tas tidur ganda dengan bahan katun untuk Arjuna dan Disa.Tenda didirikan, tas tidur siap, kompor pun sudah dibuat.Selanjutnya adalah makanan.Ini juga masalah yang paling dikhawatirkan orang-orang.Tidak banyak makanan yang tersisa. Setelah gempa bumi, jumlahnya bahkan lebih sedikit."Tukang daging," teriak Arjuna."Tuan, aku di sini!"Tukang daging yang tinggi itu berlari ke arah Arjuna."Bawa semua pisau, lalu cari orang-orang kuat, ikut aku.""Boleh.""Kenapa kamu tidak membawaku kali ini? Apakah kamu merasa aku sudah tua?" Dewata Pedang Kuning berjalan ke depan Arjuna dengan waj

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 873

    Empat tenda, tiga besar dan satu kecil. Dua untuk pria, satu untuk wanita dan anak-anak, yang kecil untuk lansia.Saat membangun tenda, ibunya Johan diam-diam membuatkan satu tenda kecil untuk Arjuna dan Disa.Dia merasa bahwa Arjuna, sebagai seorang pemimpin, tidak seharusnya berdesakan dengan semua orang.Ketika para wanita berada di dalam tenda, Arjuna masih menggambar kanopi yang terbuat dari tirai yang lebih tipis.Arjuna meminta tukang daging untuk membawa para pria mencari batu di sekitar.Batu-batu tersebut digunakan untuk membuat tungku dan memasang tenda.Para wanita membuat tenda.Para pria memindahkan batu, membuat tungku, dan mendirikan tenda.Semua orang bekerja begitu keras sehingga banyak orang lupa bahwa mereka sedang menderita bencana.Kebanyakan orang yang bisa datang ke Restoran Khazanah Rasa untuk mendengarkan musik berasal dari keluarga kaya.Memindahkan batu, membuat tungku, dan mendirikan tenda.Sangat baru bagi mereka.Jadi mereka melakukannya dengan lebih sema

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status