"Tuan, nona kami mengundang Anda ke Pondok Salju. Dia ingin bertemu Anda. Nona mengatakan bahwa musik yang Anda tulis sangat indah. Ada beberapa hal yang ingin tanyakan secara langsung kepada Anda."Khalisa mengira Arjuna tidak mengerti maksudnya, jadi dia menjelaskan.Begitu penjelasan ini terlontar, langsung menimbulkan kegemparan."Apakah kalian mendengarnya? Nona Amara bilang dia ingin bertemu dengannya.""Ya, katanya musik alat musik petik tradisional itu sangat indah. Nona Amara ingin menanyakan beberapa hal padanya.""Bagaimana mungkin musik yang begitu jelek itu indah?""Nona Amara sudah berkata demikian, seharusnya tidak akan salah."Di aula konser, tatapan mengejek langsung berubah menjadi iri.Tentu saja, ada juga banyak tatapan dengki dan tidak terima.Arjuna tidak bisa memainkan alat musik petik tradisional, tulisan tangannya sangat jelek, dia sangat biasa. Kenapa dia begitu beruntung?Arjuna sedikit kesal. "Kamu tidak perlu menjelaskan, aku tidak akan pergi. Jika dia tida
Usai berbicara, Khalisa meminta seseorang menyiapkan kertas dan tinta, lalu meletakkannya di depan Arjuna."Yang Mulia, setelah Tuan selesai menulis, Amara berharap Anda bisa membawanya sendiri ke Pondok Salju."Pondok Salju Amara ada di dalam Restoran Khazanah Rasa.Bagus, bagus sekali.Arjuna tidak dapat menahan diri untuk tidak bertepuk tangan dalam hati.Sungguh cara yang baik.Amara melakukan ini tidak hanya menyelamatkan Anggoro, tetapi juga membantu Arjuna.Dengan tipu daya gadis itu, Arjuna benar-benar ingin memikirkan cara untuk bertemu dengannya."Musik yang bagus dipadukan dengan musisi yang bagus, boleh!" Arjuna duduk, kemudian mengambil pena."Tuan." Disa berjongkok dengan tergesa-gesa. "Biarkan aku yang menulis."Saat Disa kecil, ibunya juga mengajarinya memainkan alat musik petik tradisional. Dia tidak ingin belajar dan tidak bisa mempelajarinya, tetapi ingatannya tidak buruk. Ada beberapa lagu alat musik petik tradisional sederhana yang masih dia ingat. Dia ingin menggu
"Yang Mulia baik-baik saja, kapan terkena serangan panas?""Serangan panas di tengah musim dingin itu lelucon. Siapa kamu? Kenapa kamu datang ke Kota Harmonika untuk menindas orang?"Orang-orang di Restoran Khazanah Rasa berbeda dengan yang ada di luar tadi.Mereka semua membayar harga tinggi dan menyerobot antrean. Mereka semua orang kaya dan bangsawan. Tidak mungkin berterima kasih kepada Arjuna karena mengembalikan uang.Mereka lebih kesal karena Arjuna membuat mereka tidak dapat mendengar musik alat musik petik tradisional Amara."Dia tampak muda. Kota Harmonika dekat dengan ibu kota. Dia pasti putra dari keluarga bangsawan di ibu kota.""Putra bangsawan lalu kenapa? Boleh menindas orang di Kota Harmonika?""Keluargaku mengelola sebuah perguruan tinggi, ada banyak pelajar. Aku akan meminta mereka pergi ke ibu kota untuk demo.""Tuan Muda, kamu tidak perlu mengerahkan pelajar-pelajar keluargamu. Kita yang akan pergi ke ibu kota."Membaca puisi, mendengarkan lagu, dan melihat wanita
"Lain kali ...." Tatapan Arjuna tampak dalam dan tegas. "Tidak akan ada situasi seperti itu lagi."Berdasarkan urutan datang, banyak orang mulai datang satu demi satu.Arjuna melihat sekilas, gedung konser ini dapat menampung dua ribu lebih pendengar.Sangat langka bisa membangun gedung konser sebesar itu dengan kayu solid murni tanpa teknologi beton modern.Jika mata pencaharian masyarakat Bratajaya sekarang tidak begitu miskin dan kekuatan negara tidak begitu lemah, Arjuna tidak akan menentang pembangunan gedung konser seperti ini.Setelah duduk, mata Disa sibuk melihat ke sana dan ke sini.Dia memerhatikan setiap tamu wanita dengan saksama, terutama pemain alat musik yang sedang berlatih di atas panggung.Ibu mereka ahli memainkan alat musik petik tradisional. Dira mewarisi bakat ibunya, dia juga memainkan alat musik petik tradisional dengan sangat indah.Namun, kehidupan mereka dulu terlalu sulit. Sebelum menikah, mereka harus bekerja di ladang setiap hari, tidak memiliki kesempata
"Bagus!"Teriakan keras menarik perhatian orang tua berpakaian kuning itu. Dia menoleh ke arah suara tersebut, kemudian segera menemukan dua wajah yang familiar.Mereka adalah pasangan tua tadi.Pria tua itu bertepuk tangan sambil bersorak keras, wanita tua itu mengikutinya."Bagus!""Bagus!"Tepuk tangan meriah terdengar di luar Restoran Khazanah Rasa. Dengan pasangan tua itu memimpin, semua warga sipil di sekitar pun bertepuk tangan sambil bersorak.Setiap kali Amara tampil, para pejabat ini akan mulai mengumpulkan uang.Arjuna dituntun ke jalan kecil oleh lelaki tua berpakaian kuning. Dia tidak melihat pos pemeriksaan di jalan utama. Ada orang yang mengumpulkan uang di setiap pos pemeriksaan. Makin banyak uang yang diberikan, makin tinggi posisi yang bisa didapatkan dalam antrean.Dapat dikatakan jika mereka ingin masuk ke Restoran Khazanah Rasa, uang yang mereka keluarkan pada akhirnya tiga kali lebih banyak daripada uang masuk sebenarnya.Pakaian Arjuna kotor, petugas pemerintah t
"Memang tidak masuk akal. Membuat banyak orang membuang-buang uang, harus dihukum!""Wali kota!" Anggoro menoleh, memerintahkan wali kota yang ada di sampingnya. "Segera perintah agar semua uang musik penonton yang tidak dapat masuk Restoran Khazanah Rasa hari ini dikembalikan."Anggoro melirik Arjuna dengan ekor matanya, kemudian meninggikan suaranya. Dia tampak sangat tegas. "Dalam hal ini, Kepala Pengadilan Tinggi lalai dalam tugasnya. Dia akan segera dipenjara, nasibnya akan diputuskan kemudian.""Yang Mulia."Arjuna menatap Anggoro dengan senyuman."Aku selalu adil dalam pekerjaanku. Siapa pun yang salah, tidak peduli seberapa tinggi atau rendah jabatannya, dia akan dipenjara." Anggoro berkata dengan sangat bangga. Dia melihat Arjuna tersenyum sehingga mengira Arjuna puas dengan penanganannya.Arjuna mengacungkan jempol. "Yang Mulia benar-benar hebat. Berbohong kepada atasan, menipu bawahan. Ketika atasan datang, semua orang dimasukkan ke dalam penjara. Ketika atasan pergi, semua