Share

Bab 974

Penulis: Abimana
"Kamu ...."

Amira gemetar saking marahnya.

"Putri, tolong segera perintahkan mundur!" ulang Hendri. Kali ini tatapannya makin dalam.

"Mundur!" perintah Amira menggertakkan giginya.

Setelah pertempuran ini berakhir, dia akan menghabisi semua orang itu.

"Pasukan Surgajelita punya 800.000 orang, sedangkan Pasukan Patroli hanya 100.000 orang. Kenapa kita harus mundur?

Dalam perjalanan kembali, Amira tetap tidak menyerah, dia berulang kali menanyai Hendri.

"Putri, kita sudah tidak punya 800.000 orang," jawab Hendri.

Saat pengepungan, Pasukan Surgajelita telah kehilangan banyak orang. Ditambah lagi, tadi mereka baru saja menyerbu Gunung Kayu Permai. Sekarang mereka tidak ada waktu untuk menghitung pasukan. Namun, pengalaman Hendri memimpin pasukan selama bertahun-tahun memberitahunya bahwa Pasukan Surgajelita mungkin berjumlah kurang dari 600.000 orang sekarang.

"Meski begitu, kalau kita bertahan sedikit lebih lama, guci anggur peledak mereka akan habis."

"Putri, Anda benar. Kalau kita berta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 978

    "Serang! Jangan mau menjadi hantu kelaparan!"Amira menyeret kakinya yang terluka menuju ke depan.Setelah terkena panah, para pengawal istana mengepung Amira, melindunginya dengan erat. Panah Disa bisa mengenai siapa pun, tetapi tidak dengan Amira."Serang! Jangan menjadi hantu kelaparan!"Persis seperti di luar gerbang Kota Sudarana, Pasukan Surgajelita tiba-tiba menyerbu maju dengan sekuat tenaga.Kali ini, mereka bahkan tidak berlari mendaki gunung, tetapi langsung menyerang para prajurit wanita."Serang mereka! Serang mereka dengan sepenuh tenaga!" perintah Mossen mendesak.Legiun Pertama, bersama Legiun Ketiga yang telah tiba, melancarkan serangan dahsyat ke gunung, mengurangi tekanan pada para prajurit wanita.Di bawah, Pasukan Surgajelita berjatuhan berbondong-bondong, tubuh-tubuh menumpuk seperti gunung.Namun mereka mengabaikan orang-orang di sekitar, menembakkan panah ke arah para wanita yang menyerbu dengan liar.Hujan panah dari depan menghantam para prajurit wanita, membu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 977

    "Oke!" Disa segera menghunus panahnya. "Aku jamin akan membunuhnya dengan satu anak panah.""Jangan bunuh dia, tembak saja agar dia tidak memimpin lagi," kata Arjuna buru-buru."Tuan, apakah kamu tertarik padanya?"Ini adalah pertama kalinya Disa membicarakan wanita lain dengan rasa cemburu.Dia sama sekali tidak menyukai Amira. Dia tidak membenci siapa pun yang ingin menjadi wanita Arjuna, tetapi Amira tidak hanya ingin menikahi Arjuna, melainkan juga ingin merebutnya. Sungguh keterlaluan.Arjuna tersenyum. "Amira memiliki tubuh yang menggiurkan dan kaya. Pria mana yang tidak menyukainya?"Merasa gadis di sampingnya akan meledak, Arjuna segera menahan senyum lalu berkata dengan serius. "Aku bercanda. Amira tidak boleh mati dulu."Dia harus tetap hidup untuk negosiasi.Wajah cantik Disa dipenuhi kekesalan. "Aku ingin dia mati!"Meskipun dia berbicara dengan marah, dia melesatkan tembakannya saat melepaskan anak panah."Ugh!"Terdengar erangan, kemudian Amira yang bertengger di atas bat

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 976

    Tanpa bangku kecil, mereka akan kesulitan untuk memanjat dari terowongan sedalam itu.Prajurit Surgajelita yang berlari paling cepat telah masuk ke dalam penyergapan Bukit Ayam Jantan."Awas, di depan ada prajurit Bratajaya!"Seorang tentara yang memiliki penglihatan tajam segera melihat tumpukan lumpur terowongan yang besar di jalan dari kejauhan."Eh, kenapa aku merasa bahwa mereka adalah perempuan?""Bukan perasaan, mereka memang perempuan.""Aku pernah mendengar bahwa Bratajaya punya tentara perempuan, ternyata benar."Para prajurit Surgajelita merasa lega ketika melihat bahwa musuh mereka adalah perempuan."Hei, jangan remehkan musuh. Kudengar tentara perempuan Bratajaya sangat hebat."Seseorang memperingatkan, tetapi orang itu langsung disangkal."Sehebat-hebatnya perempuan, apakah mereka bisa lebih hebat dari kita?""Ya, ini adu tinju, bukan adu menyulam."Melihat tentara perempuan di depan, para tentara Surgajelita yang tadinya murung pun menjadi lebih bersemangat."Perempuan p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 975

    Arjuna menuangkan teh dari teko ke baskom arang, kemudian meletakkan teko kosong di atas meja."Ayo pergi!""Ke mana?" Disa buru-buru mengikuti."Bukit Ayam Jantan. Pasukan Surgajelita seharusnya sudah pergi ke Bukit Ayam Jantan sekarang."Disa hendak bertanya kepada Arjuna bagaimana dia tahu bahwa Pasukan Surgajelita akan pergi ke Bukit Ayam Jantan, tetapi Eko sang kepala pengantar pesan telah masuk.Melihat Arjuna, Eko mempercepat langkahnya. Dia berlari mendekat. "Yang Mulia, Pasukan Surgajelita seharusnya bisa mencapai Bukit Ayam Jantan dalam waktu kurang dari satu jam.""Hm!" Arjuna mengangguk, lalu bergegas keluar.Dia akan pergi ke Bukit Ayam Jantan. Penyergapan di Bukit Ayam Jantan adalah yang paling krusial. Pertempuran ini akan menentukan hasil perang serta nasib Surgajelita dan Bratajaya selama dua tahun ke depan.Penyergapan di Bukit Ayam Jantan bukan sekadar serangan di gunung. Ada juga tentara yang menghalangi jalan, bagian tengah jalan adalah yang paling krusial.Haryo y

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 974

    "Kamu ...."Amira gemetar saking marahnya."Putri, tolong segera perintahkan mundur!" ulang Hendri. Kali ini tatapannya makin dalam."Mundur!" perintah Amira menggertakkan giginya.Setelah pertempuran ini berakhir, dia akan menghabisi semua orang itu."Pasukan Surgajelita punya 800.000 orang, sedangkan Pasukan Patroli hanya 100.000 orang. Kenapa kita harus mundur?Dalam perjalanan kembali, Amira tetap tidak menyerah, dia berulang kali menanyai Hendri."Putri, kita sudah tidak punya 800.000 orang," jawab Hendri.Saat pengepungan, Pasukan Surgajelita telah kehilangan banyak orang. Ditambah lagi, tadi mereka baru saja menyerbu Gunung Kayu Permai. Sekarang mereka tidak ada waktu untuk menghitung pasukan. Namun, pengalaman Hendri memimpin pasukan selama bertahun-tahun memberitahunya bahwa Pasukan Surgajelita mungkin berjumlah kurang dari 600.000 orang sekarang."Meski begitu, kalau kita bertahan sedikit lebih lama, guci anggur peledak mereka akan habis.""Putri, Anda benar. Kalau kita berta

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 973

    "Oh, benar, benar. Bertarung sekali, lalu pindah ke tempat lain. Yang Mulia bilang ini namanya ....""Perang bergerak!" Banyak suara menjawab serentak."Mereka datang!" teriak seseorang."Pasukan Surgajelita datang lagi!""Saudara-saudara!" Tirta meraih granat. "Ledakan mereka!""Boom!"Sebuah ledakan keras terdengar.Ledakan keras di lereng gunung itu bukan disebabkan oleh Tirta. Dia bahkan belum sempat melempar granat yang ada di tangannya."Siapa yang secepat ini? Aku bahkan belum mulai!"Wajah Tirta dipenuhi amarah.Dia punya kebiasaan selalu memulai perkelahian sebelum orang lain."Tirta, siapa yang kamu marahi? Kamu selalu bicara omong kosong. Kalau kamu tidak berubah, aku akan menamparmu!""Siapa yang ...." Raut wajah Tirta tiba-tiba membeku. Dia menatap Galang dengan senyum yang lebih buruk daripada menangis.Ajudan di sampingnya berusaha keras menahan tawa."Jenderal, kenapa Anda ke sini? Bukankah Anda disuruh untuk istirahat?"Tirta benar-benar ingin menangis.Hukuman Galang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status