/ Urban / Sang PENEMBUS Batas / Bab 037. TETAP BERKELANA

공유

Bab 037. TETAP BERKELANA

작가: BayS
last update 최신 업데이트: 2025-02-10 11:47:31

Splash..!

Sukma Elang kini berdiri berhadapan dengan sukma Ki Pragola, di tengah-tengah halaman rumah Wahyu.

Wahyu, Rustam, dan Bernard hanya bisa melihat tubuh Elang yang sedang bersila, di halaman seolah tak bernafas.

Hati mereka merasa sangat cemas terhadap Elang. Namun mereka tak mau gegabah bertindak dan kesalahan tangan.

“Kau benar-benar cari mati pemuda keparat..!” teriak sukma Ki Pragola murka.

“Mati nggak usah dicari juga datang sendiri Pak Tua,” sahut sukma Elang kalem.

Karuan sukma Ki Pragola tambah meledak, mendengar ucapan Elang yang dianggapnya meremehkan dirinya.

“Keparat kau pemuda bau kunyit..! Sebentar lagi sukmamu akan terkoyak dengan aji macan silumanku ini..!” Ki Pragola berseru murka, sambil menerapkan aji macan siluman yang dimilikinya.

Sukmanya tiba-tiba berubah menjadi macan hitam yang besar, dengan cakar dan gigi taring yang panjangnya melebihi leak Bali.

Elang diam-diam menerapkan aji Lindu Sukma tingkat ke 4, dari 7 tingkatan pamungkas ilmu itu.

S
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
semangat up nya bang jngn bersambung trs bos ku ...
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 576.

    "Benarkah Mas Prayoga..? Aku ikut ya..!" Sandi pun langsung mengajukan dirinya saat itu juga. "Boleh Sandi. Kamu, aku, Mas Mandala, Pandu, Kirani, dan Prasti, kiranya cukup untuk pergerakkan kita nanti malam. Kita akan menjadi 2 tim. Aku, Kirani, dan Sandi memeriksa markas dan kapal-kapal musuh di pantai Pangkah. Sementara Mas Mandala, Pandu, dan Prasti, memeriksa markas di Galuga. Karena kapal-kapal di pantai Marapat sudah dihancurkan oleh Ki Naga Merah dan Nyi Naga Biru. Dan kudengar dari telik sandi, Surapati sedang berada di Pangkah sekarang," ujar Elang, mengungkapkan rencananya. "Hahahaa..! Lalu kami yang sepuh-sepuh disuruh tidurkah, Elang..?!" seru Resi Bhargowo tergelak geli. Karena tiada satu pun sepuh yang diajak dalam rencana Elang itu. "Hehe. Maaf Eyang Bhargowo, Eyang Wilapasara, dan juga Eyang Sepikul. Biarlah untuk sementara kami yang muda-muda dulu yang bergerak. Poro sepuh silahkan rehat dulu, sebelum perang besar terjadi. Kami mohon doa restu dari poro sepu

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 575. Rencana Penyusupan

    "Hmm. Namun yang bisa kutawarkan adalah sebuah wilayah Kalpataru saja, pada Tlatah Dewata. Dan juga terbukanya hubungan niaga bebas di antara 3 Tlatah kita. Yaitu Tlatah Palapa, Tlatah Saradwipa, dan juga Tlatah Dewata. Bagaimana Panglima Kebo Sena, apakah Tlatah Dewata mau menerimanya..? Kau bisa mempertimbangkannya dulu dengan Raja tlatah Dewata Sadhu Palldewa. Aku persilahkan..!" ucap Maharaja Kumbadewa tegas. Namun dalam hatinya, dia mengharapkan Panglima Kebo Sena langsung menerima tawarannya itu. "Tentu saja kami menerimanya dengan senang hati, Paduka Maharaja Kumbadewa..!" sahut Panglima Kebo Sena cepat. Panglima Kebo Sena pun langsung angsurkan tangannya, untuk berjabatan dengan Maharaja Kumbadewa. Deal..!Hati Kebo Sena riang bukan main. Karena sesungguhnya, target yang diberikan oleh Raja Sadhu Palladewa. Kebo Sena cukup memperoleh sebuah wilayah saja, dari Tlatah Kalpataru. Dan adanya tambahan kerjasama niaga tiga tlatah dari Maharaja Kumbadewa, merupakan 'bonus besa

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 574.

    Terjadi kepanikkan dan ketegangan di pantai Pangkah saat itu. Hingga akhirnya pemimpin dari armada puluhan kapal itu turun ke darat, dan memperkenalkan diri. Sang Panglima itu turun dengan berjalan begitu saja, dari atas kapal ke daratan pantai. Berjalan turun di udara dengan santainya. Udara yang kosong bagai memiliki anak tangga saja layaknya..! Sungguh sebuah pertunjukkan ilmu meringankan tubuh, yang sudah sampai pada tingkat kesempurnaannya. Sontak semua pasukkan Tlatah Palapa, yang berjaga di pantai Pangkah itu melongo. Namun tentu saja tangan mereka semua semakin erat, memegang senjata mereka masing-masing. Ya, mereka langsung bersiaga, andaikata pemimpin armada puluhan kapal itu tiba-tiba menyerang mereka. "Salam Panglima..! Aku Panglima Kebo Sena, utusan dari Raja tlatah Dewata Paduka Shadu Palladewa. Aku ingin bertemu dengan Maharaja tlatah Palapa, Paduka Kumbadewa Yang Mulia," ucap sopan namun tegas, dari sang Pemimpin armada Tlatah Dewata itu. "Baik Panglima Kebo

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 573.

    "Hahahaa..!! Kita menanngg...!!!" seru lantang Surapati, yang tiba-tiba melesat muncul begitu saja di atas angkasa medan perang. Ya, Surapati baru berani muncul, setelah dia melihat Elang yang ditakutinya melesat pergi meninggalkan medan perang. Rupanya sejak tadi dia bersembunyi, di antara kerumunan prajurit pasukkan Palapa. Bedebah memang si Surapati ini..! "HIAAHHHHHH..!!! KITA MENANG..!!!" Dan teriakkan bergemuruh pasukkan tlatah Palapa dan Saradwipa, seketika menyambut seruan gembira Surapati. Seluruh pasukkan Palapa segera berbaris masuk ke dalam kotaraja Galuga, yang telah sepi mencekam. Karena hampir seluruh penduduknya telah mengungsi ke wilayah Dhaka. Dan sebagian lainnya bersembunyi, di hutan-hutan sekitar wilayah Kalpataru. *** Tak jauh berbeda nasibnya dengan pasukan Galuga. Pasukkan wilayah Shaba juga telah bergerak mundur ke wilayah Dhaka. Nampak wajah-wajah sedih dan muram meraja dalam pasukkan Shaba. Dua orang Raja dari pasukkan Shaba, yaitu Raja Alugra dan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 572.

    Blaarrgghks..!! "Haaksh..!" sang Panglima Bagus Tuah langsung menyemburkan darah segar. Saat pukulannya berbenturan ambyar dengan pukulan Elang, yang terus melesat menembus titik benturan dan menghantam telak dadanya.Wushh..!! Bruugkkh..!! Panglima Bagus Tuah langsung terhempas deras jatuh ke bumi dan kembali memuntahkan darah segar. "Hoeksh..!" sepertinya Panglima Bagus Tuah terluka dalam sangat parah. Blaarghks..!! Pukulan jarak jauh Panglima Bayang Mentari juga langsung ambyar buyar, saat pukulannya berbenturan dengan pukulan Elang."Hoakshh..!!" Panglima Bayang Mentari muntahkan darah segar, saat pukulan Elang terus melesat menembus dan menghantam telak perutnya. Werssh..! Jleebh..! Brughk..! Sosoknya langsung terhempas deras ke bawah. Namun naasnya, tubuh sang Panglima Bayang Mentari jatuh di atas sebuah tombak prajurit, yang posisinya tegak di atas tanah. Maka tak ayal lagi, sang Panglima dari Tlatah Saradwipa itu tewas seketika, dengan leher tertembus tombak. Panglim

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 571.

    Ctaarrtzssk..! Jdaartzzsk..!! ... Spaartzzsk..!!! Kiini Elang tak ragu lagi, untuk menangkis kelebatan Pedang Rajawali Api, dengan Cambuk Tujuh Petirnya. Suara gelegar keras dan meletiknya percikkan lidah api, serta menebarnya kilatan-kilatan petir. Menjadi suatu penanda, bahwa power yang tengah dikerahkan kedua tokoh itu, sungguh bukan olah-olah tingkat kedahsyatannya. Jangankan sampai terkena telak, terpercik pecahan energi benturan 'power' mereka saja. Hal itu sudah cukup, untuk menggali lubang kubur bagi siapapun, yang terkena percikkan 'power' itu. Ngeri..! Dan keadaan kini berbalik dibanding duel pertama kemarin. Kini Surapatilah yang beberapa kali terpental keluar, dari kurungan badai angin hitam panas dan kilatan-kilatan petir, yang melingkari dan menjadi arena duel mereka. Jujur saja, Elang masih menahan seluruh powernya dalam duel itu. Karena dia merasa baru mengerahkan 3/4 saja, dari power pamungkasnya. Dia masih menguji seberapa besar peningkatan 'power'nya saat it

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status