Beranda / Lainnya / Sang Pemburu Bayangan / Berdebat soal pembunuh

Share

Berdebat soal pembunuh

Penulis: Andi_At98
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-13 00:50:42

"Ya enggak mungkinlah!" sahut Wahyu cepat.

"Tapi, Kan! Kita baru aja ngeliat beliau di sana, kejadian di kampus kemaren beliau juga ada."

Taufik menyakinkan kedua sahabatnya itu.

"Iya! ... Tapi! Mana mungkin beliau bisa keluar dengan santai, seperti kata Andi tadi!" sahut Wahyu dengan wajah seriusnya.

"Ya mungkin aja, Kan! Kita juga enggak tau pastinya," jawab Taufik lagi.

"Makanya! Kalo ga tau pastinya, enggak usah nuduh orang kaya gitu!"

Wahyu kembali membantah pendapat Taufik.

Taufik terdiam sebentar, kemudian dia berkata "Lo kenapa diam aja dari tadi, Ndi?"

Sambil menatap Andi yang masih menonton tv.

Dengan menarik nafas panjang, Andi menjawab "Ya! gimana gue mau ngomong, lo berdua ribut kaya anak kecil!"

Hehe!" Mereka berdua sedikit nyengir mendengar itu.

"Jadi! Gimana menurut lo, Ndi?" Taufik bertanya dengan wajah serius.

"Ya! Kalo menurut pendapat gue sih, lebih baik kita tunggu dulu para aparat menyelesaikan kasus ini," jawab Andi.

"Tapi kelamaan, Ndi!" jawab Taufik penuh semangat.

"Namun paling tidak, kita bisa dapat informasi yang lebih banyak dan lebih valid lagi! Dan kita juga enggak boleh menuduh orang sembarangan, karena ada asas praduga tak bersalah didalam hukum itu.

"Jadi! lebih baik, kita tunggu saja informasi terbarunya dari pihak berwenang," jawab Andi dengan serius.

Taufik terdiam sebentar, jujur mulut sebenarnya sangat ingin membantah pendapat Taufik. Namun, pendapat Andi itu juga ada benarnya.

Sedangkan Wahyu, dia sedang asik berselancar di internet tentang perkembangan kasus pembunuhan rektor mereka kemarin. Tak sengaja, dia menemukan opini liar tentang dalang pembunuhan itu. Mereka menyebutnya AT98. AT98 merupakan sebuah kelompok yang sudah berdiri sebelum reformasi terjadi. Mereka merupakan kumpulan aktivis dan akademisi yang pertama kali menyuarakan reformasi. Mereka bergerak secara terstruktur dan terorganisir dengan baik. Mereka juga memiliki anggota cabang yang tersebar diseluruh penjuru negeri. Keberadaan mereka sangat mengkhawatirkan pemerintahan saat itu. Dan pada akhirnya mereka berhasil melakukan gerakan reformasi itu. Namun, sebelum itu semua terjadi, satu persatu dari mereka telah menghilang secara misterius. Termasuk sepuluh orang yang berada di dalam sobekkan koran itu. Mereka diketahui merupakan pendiri sekaligus pengurus inti dari organisasi AT98. Dan banyak orang yang masih meyakini bahwa mereka masih hidup, serta kembali bergerak untuk sebuah tujuan yang belum diketahui.

Mereka yang dari tadi melihat Wahyu fokus membaca sesuatu menjadi penasaran.

Taufik memanggil, "Yu ... Wahyu!". Namun, Wahyu masih fokus dengan membacanya.

Kemudian, Andi yang melihat itu, mendekati Wahyu dan menepuk pundaknya. Puk!

"Iya! Apa?" jawab Wahyu terkejut.

"Lo lagi ngapain?" tanya Taufik.

"Ini! Gue lagi cari-cari info tentang pembunuhan pak rektor kemarin," sahut Wahyu sambil menunjukkan sesuatu yang dia baca tadi.

Kemudian, mata mereka berdua terfokus pada layar komputer itu.

Andi dan Taufik dengan teliti membaca artikel itu.

Setelah itu, Taufik berkata "Benerkan! Apa yang gue bilang?"

"Emang lo bilang apa, Fik?" tanya Wahyu sambil mengerutkan dahinya.

Taufik menjawab, "Itu soal pem-."

Namun, perkataannya dipotong oleh Andi.

"Coba cari lagi informasi tentang kelompok tadi!"

Andi menyuruh Wahyu dengan serius. Wahyu langsung melaksanakan perintah dari Andi itu. Taufik yang berada disampingnya terlihat sedikit kaget dengan perubahan ekspresi dari Andi itu. Sementara itu, Wahyu terus berselancar di internet untuk menemukan sesuatu yang diminta oleh Andi tadi. Namun, sudah sekitar setengah jam berlalu, informasi yang mereka cari belum juga dapat ditemukan. 

Ditengah keputusasaan, Wahyu akhirnya menggunakan sedikit kemampuannya untuk mencari sesuatu yang tak terbaca diinternet. Dan akhirnya, dia menemukan satu file yang ada sangkutpautnya dengan kelompok AT98. Wahyu bergegas membuka file itu, tetapi sayang file itu tidak bisa dibuka dan hanya bisa diunduh. Namun, setelah diunduh dan dibuka, ternyata file itu hanyalah sebuah puisi yang berjudul AT98. Puisi singkat itu yang hanya terdiri dari 10 baris kata. Dan yang paling mengejutkan adalah pencipta puisi itu ternyata bernama Irwan. Nama yang sama dengan ayah dari Andi.

Penasaran dengan itu, Andi menyuruh Wahyu untuk memprintnya. Setelah diprint, Andi langsung membacanya dengan serius.

Kemudian, Wahyu membuka facebooknya dan menemukan rekaman cctv dari sebuah laman berita yang memperlihatkan seseorang yang mencurigakan sebelum kejadian percobaan pembunuhan tadi terjadi. Dalam rekaman itu, terlihat orang itu ada disana, tak lama setelah pak Kastan keluar dari toko itu. Dari postur tubuhnya, orang itu sangat mirip dengan pak Kastan. Dan setelah beberapa saat, orang itu menghilang entah kemana. Lima menit kemudian, ada seorang pemuda yang masuk ke toko itu dan langsung berlari keluar setelah beberapa detik.

Melihat itu, Wahyu ingin memberi tahu Andi dan Taufik yang sedang fokus membaca puisi tadi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Pemburu Bayangan   Kembali ke Kampus

    Wahyu hanya mengelengkan kepalanya."Lo tahan Andi bentar ya!" ucap Wahyu sambil berlari."Lo mau kemana?" tanya Taufik kaget dan penasaran."Udah jagain aja dulu!" teriak Wahyu yang mulai menjauh.Taufik tidak bisa berkata apa-apa lagi dan langsung mengunci Andi agar tidak bisa bergerak lagi.Beberapa kali tangan Andi memukul badan Taufik, tetapi Taufik pantang menyerah dan sama sekali tidak memberikan ruang gerak kepada Andi."Cepetan dong Yu!.." teriak Taufik yang sudah hampir mencapai batasnya.Beberapa saat kemudian Wahyu muncul dengan sebuah ember ditangannya."Lo, lo mau ngapain?" tanya Taufik.Tanpa mendengar kata-kata Taufik dan tanpa ragu-ragu dia langsung membalikkan air di ember itu pada Taufik dan Andi.Taufik hanya pasrah ketika air itu membasahi tubuhnya. Namun, Andi yang tadi dikuncinya kembali sadar."Apa-apaan lo?" teriak Andi dengan nada marah."Lo tuh yang apa-apaan!" balas

  • Sang Pemburu Bayangan   Ganjil

    Andi masih tidak bisa melepaskan pandangannya dari buku itu. Tatapannya tetap tajam dan penuh pertanyaan. Andi kembali meletakkan cangkir kopinya dan beberapa kali membolak-balik buku itu. Dari setiap lembar buku, wajah Andi selalu berubah tidak menentu. "Dari mana kalian dapet ini?" tanya Andi. Mereka berdua menatap sebelum menjawab. "Lo aja yang jawab Yu!" Lempar Taufik kepada Wahyu. Wahyu menggangguk lalu menjelaskan semuanya. Huuh!....Andi menghembuskan napas lega setelah itu. Ternyata kejadiannya tidak seperti yang dia pikirkan. "Lo kenapa, Ndi?" tanya Taufik yang terlihat penasaran. "Enggak apa-apa," jawab Andi sambil tersenyum. Taufik segera merajut alisnya mendengar jawaban Andi itu. Matanya semakin tajam menatap Andi. Tiba-tiba Taufik bertanya, "Lo serius?""Iya gue serius!" jawab Andi cepat. Wahyu yang melihatnya hanya bisa mengelengkan kepalanya. Dia tahu pasti banyak pemikiran di kepala Andi. Dan analisisnya di setiap masalah pasti mendalam dan kri

  • Sang Pemburu Bayangan   Sebuah Penemuan

    Setelah Andi masuk beberapa ratus meter, barulah Andi dapat melihat kejadian yang sebenarnya terjadi di dalam. Ada sebuah garis polisi yang terbentang mengelilingi sebuah tumpukkan sampah. Di dekat garis polisi itu, ada ambulan yang tadi ditemui Andi waktu di jalan. Ambulan itu dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Di sekitaranya banyak para wartawan yang mengerumbungi ambulan itu.Para wartawan itu terlihat sangat bersemangat dalam melakukan itu. Karena sejatinya mereka sadar bahwa ini adalah sebuah berita besar. Berita yang bisa membuat rating mereka naik.Dengan semangat seperti itu, ada beberapa orang dari mereka yang berani menerobos ke dalam penjagaan polisi. Para polisi pun bertindak untuk menahan mereka. Para polisi itu juga sadar betul privasi yang dimiliki orang yang di dalam perlindungannya. Hal ini membuat para kepolisian itu sangat tegas tanpa ampun kepada para wartawan yang tidak mematuhi perintah mereka. Terlihat ada seorang wartawan ya

  • Sang Pemburu Bayangan   Sesuatu di TPA

    Di perjalanan menuju rumah Wahyu, Andi menemukan beberapa keanehan di jalan. Jalanan yang tampak sunyi seketika dipenuhi oleh lalu lalang mobil yang cukup padat. Dan yang paling lucu, mobil-mobil itu seperti hanya menuju satu arah. Andi bertanya dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya terjadi?" Belum sempat dia memikirkan dan menemukan jawaban dari pertanyaannya. Andi dikejutkan dengan sirine dari mobil ambulan yang melaju dengan cepat di belakangnya. Andi segera meminggirkan motornya dari jalan. Kemudian, Ambulan tadi segera lewat di sampingnya. Ambulan itu tidak sendirian, tetapi ada dua buah motor dinas polisi yang mengawal ambulan itu. Andi semakin bingung melihat pemandangan itu. Karena dengan jelas dia melihat bahwa ambulan tadi kosong. Biasanya ambulan yang membunyikan sirine seperti itu membawa pasien atau seseorang yang sangat kritis. "Atau mungkin ambulan itu ingin menjemput seseorang yang sedang kritis? Tet

  • Sang Pemburu Bayangan   Sebuah Artikel

    Andi yang baru sadar segera mengosok-gosok matanya. Kepalanya terasa sedikit pusing karena terkejut tadi. Samar-samar Andi masih bisa mendengar suara kucing yang sedang berkelahi. Namun suara itu terdengar terus menjauh. Dalam hatinya dia berkata, "Berarti memang suara kucing itu tadi yang ngebangunin gue."Andi menundukkan kepalanya ke bawah dan menemukan layar hpnya yang hidup. Andi memperhatikan dengan jelas dan melihat sebuah chat yang masuk ke dalam hpnya. Andi meraih hpnya dan membuka chat itu. Chat itu dari Taufik yang menanyakan dimana posisinya."Gue di kos," balas Andi.Tidak berapa lama Taufik kembali membalas, "Oke! Gue otw ke sana.""Yoi!" balas Andi singkat.Andi kemudian kembali meletakkan hpnya di depannya. Matanya kembali ke komputernya, dia kembali mencari-cari sesuatu di mesin pencarian yang mungkin dapat membantunya. Setelah beberapa kali menscroll, Andi akhirnya menemukan sebuah situs yang sedikit an

  • Sang Pemburu Bayangan   Mimpi

    Di kamar kosnya, Andi kembali membuka beberapa buku yang di bawanya dari rumahnya kemarin. Andi membaca buku-buku lama itu dan menemukan beberapa hal yang menarik. Namun, sayangnya di buku-buku itu tidak tergambar dengan jelas. Oleh sebab itu, Andi membuka komputernya untuk mencari refensi lainnya yang mungkin dapat membantunya.Sejujurnya Andi masih penasaran dengan kasus dua pembunuhan kemarin. Walaupun keduanya tidak mempunyai keterkaitan seperti yang disampaikan oleh pihak kepolisian, tetapi andi masih belum yakin seratus persen soal itu. Menurutnya polisi terlalu cepat mengambil keputusan mengenai ini, dan akhirnya menjadikan ketajaman mereka sendiri yang berkurang. Seharusnya mereka tidak memberikan stegmen itu kepada masyarakat. Memang, ini dilakukan oleh pihak kepolisian untuk menenangkan masyarakat yang sudah mulai panik dengan kejadian kemarin. Akan tetapi, menurutnya ini akan membuat masyarakat kembali terlena.Andi sendiri

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status