Share

Bab 8. Gadis yang tidak suka dengan orang kaya.

“Pak…” Miss Hecty masih mencoba untuk meminta belas kasihan kepada ketua Rektor.

“Saya akan membayarnya.”

Kalimat Edward yang begitu sarat akan keyakinan membuat Miss Hacty dan juga Ketua Rektor melihat ke arahnya.

“Hari ini! Aku tidak bisa memberimu tenggat waktu.”

Miss Hecty menatap nyalang pada anak muridnya. “Edward… jangan impulsive!”

Menurutnya, Edward terlalu berani. Dia kenal betul bagaimana watak rektor. Namun, lihatlah yang dilakukan Edward. Di saat dia tengah mencoba mengais belas kasih rektor untuk Edward, anak tersebut malah menyanggupi permintaan rektor dengan mudah.

“Miss Hecty tenang saja.” Edward berusaha menenangkan Miss Hecty. Dia kemudian menatap penuh pada rektor. “Di mana aku harus membayar?”

Setelahnya, Edward menunjukkan sebuah kartu bank berwarna hitam.

“Tunggu.”

Ketua Rektor mengangkat gagang telepon yang ada di mejanya dan kemudian menelepon seseorang.

Ketua Rektor menyuruh orang seseorang untuk datang ke dalam ruangannya dengan membawa alat EDC untuk menggesek kartu milik Edward.

“Tidak tahu, di mana kamu menemukan kartu itu. Tapi Aku yakin jika kartu itu kosong!”  Ketua Rektor dengan begitu arogan berbicara kepada Edward. “Kita akan lihat, apa yang kamu punya untuk membayarnya nanti. Karena, kalau tidak… hari ini juga kamu akan di-DO dengan tidak hormat.”

Edward hanya tersenyum. Edward benar-benar merasa keberuntungan menyertai dirinya.

Di mana, tepat satu hari setelah dia kembali bertemu dengan kakeknya, dia mengalami hal seperti ini.

Jika tidak, dia tidak tahu, di mana dia harus mencari uang lima juta dolar itu.

Miss Hecty masih mencoba membuat Edward tersadar. Dia berbisik, “Edward. Sebaiknya kamu tidak bercanda. Ini menyangkut kelangsungan kuliahmu.”

“Miss Hecty tenang saja. Aku tidak akan melakukan sesuatu yang jelas aku sendiri tidak bisa melakukannya.” 

Tidak lama kemudian, datang seorang wanita tua. Dia adalah bagian administrasi keuangan di Nach University.

Ketua Rektor meminta kartu bank yang dipegang oleh Edward. “Lima Juta!” ucap ketua Rektor saat menyerahkan kartu bank kepada si wanita tua.

Wanita tua itu kemudian menggesekan kartu Edward.

Di sisi lain kini ketua Rektor sedang melihat Edward dengan tatapan mata yang mengintimidasi.

Ketua Rektor yakin jika Edward tidak akan bisa membayar uang kuliahnya. Dengan begitu, dia berpikir jika dirinya bisa mengeluarkan Edward dari kampus.

“Kali ini kamu tidak akan bisa–”

“Pembayaran lima juta berhasil.” Suara mesin EDC, memotong ucapan ketua rektor, membuat ketua rektor terkaget.

Dia tidak menyangka jika Edward akan berhasil membayar lima juta  dolarnya. “Ber–berhasil??” Dia tidak percaya. Bagaimana pun, ini tidak mungkin! “Tidak! Ini pasti salah

“Kenapa?” Edward tersenyum saat dirinya kembali mengambil kartu bank miliknya setelah digunakan.

Bagaimanapun juga, uang yang dia punya sangat banyak. Uang awal yang diberikan kakeknya saja seratus juta dollar, jelas nominal lima juta dollar tidak berarti apa-apa.

“Karena sudah berhasil membayar, berarti aku masih bisa berkuliah dengan sewajarnya bukan?” tanya Edward kepada miss Hecty.

Miss Hecty yang juga merasa kaget hanya bisa mengangguk, refleks.

Miss Hecty tidak menyangka jika Edward akan berhasil membayar tagihan lima juta dari ketua rektor detik itu juga.

Sebagai perbandingan, gaji miss Hecty sendiri hanya 500 ribu dolar setiap bulannya. Sementara yang diketahui mereka, Edward hanyalah seorang pelajar dengan pekerjaan paruh waktu.

Perhitungan mereka, seharusnya, gaji yang diterima oleh Edward tidak lebih dari sepuluh dolar setiap hari. Lantas, dari mana Edward memiliki uang sebanyak itu?

“Kalau begitu, aku permisi mau kembali ke kelas dulu.” Edward melenggang keluar ruang rektor, meninggalkan sang rektor dan Miss Hecty yang hanya bisa terdiam.

Saat melangkah menuju kelas, terasa beban di pundaknya telah hilang. Sebuah senyum bangga muncul di bibir Edward.  “Akhirnya aku bisa fokus untuk menempuh Pendidikan.”

Saat Edward hampir saja memasuki ruang kelas, teriakan seorang wanita menghentikannya.

“Hey!! Hentikan!”

“Ada apa itu?” pikir Edward dalam hatinya.

Di dalam kelas, ada beberapa orang yang sedang terlibat masalah. Di sana ada seorang wanita yang sedang melindungi seseorang.

Setelah dilihat lagi, laki-laki yang dilindungi oleh wanita itu adalah Richie, sahabat Edward.

Richie adalah seorang laki-laki kebangsaan china, Richie Wong. Postur tubuhnya tidaklah tinggi, dia hanya setinggi telinga Edward. Wajah oriental khas keturunan China begitu melekat jelas pada Richie.

Mereka bersahabat, atau berteman baik karena mereka memiliki kesamaan, di mana mereka adalah dua orang mahasiswa termiskin di Nach University. Mereka juga sering mendapat hinaan dan bully-an dari mahasiswa yang lain. Karena mengalami penderitaan yang sama itulah yang membuat mereka menjadi teman baik.

Satu-satunya yang terkadang membela mereka adalah Dhisa, seorang anak angkat dari pengusaha.

Dhisa juga mempunyai seorang adik bernama Whiny. Dulu, orang tua Dhisa mengadopsi Dhisa karena mereka tak kunjung punya anak. Karena itu, mereka pergi ke panti asuhan dan bertemu Dhisa kecil di sana. Waktu itu Dhisa masih balita berusia belum genap satu tahun.

Setelah itu, di usianya yang genap 2 tahun, adiknya, Winny, lahir. Bagai sebuah pancingan untuk kehamilan, Dhisa dapat membuat anggota keluarga Pearl benar-benar memiliki seorang anak kandung.

Sayangnya, setelah kelahiran Whiny, sikap mereka kepada Dhisa kurang baik. Sampai sekarang, adiknya masih bersikap semena-mena kepadanya. Bahkan Dhisa harus selalu mengikuti adiknya, termasuk pada saat berkuliah. Dhisa terpaksa memasuki bangku kuliah telat karena menunggu adiknya untuk berkuliah bareng.

Orang tua mereka memerintahkan kepada Dhisa untuk selalu mengalah dan menjaga Whiny. Jika tidak begitu mereka akan marah kepada Dhisa, dan tidak jarang memukulnya.

“Ada apa ini?” tanya Edward yang hadir di kerumunan. “Tolong hentikan.”

Wanita yang tengah menjadi pusat dari segala keributan itu menatap nyalang dan jijik ke arah Edward. Dia menggulung lengannya bak jagoan. “Ini dia satu lagi pecundang yang siap untuk di-bully.” 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status