Edward Fin adalah seoarang pria yang menyedihkan. Semua orang memandang rendah dirinya karena ia miskin. Pacarnya bahkan meninggalkannya dan memilih pria yang lebih kaya, juga berkuasa. Mulanya, harapan menjadi kaya dna berkuasa hanyalah angan-angan semata untuk Edward Fin. Namun, siapa sangka … kehadiran sosok pria dari masa lalunya ternyata mengubah takdir dan juga jalan hidupnya. Siapa sangka, Edward Fin yang dicap sebagai pria sampah, miskin itu adalah seorang pewaris tahta satu-satunya dari keluarga kaya tersebut. Dengan kehidupan barunya, Edward berniat memberikan Pelajaran pada orang-orang yang dulu sempat meremehkannya. Tidak ada yang sulit bagi Edward karena sekarang ia memiliki semua. Sayangnya, hidup Edward yang tiba-tiba berubah itu membuat pandangan orang lain pun berubah. Musuhnya bukan lagi orang-orang biasa. Lalu, mampukah Edward Fin bertahan di tengah persaingan tersebut?
View MoreIya, itu adalah suara Varra, yang memintakan maaf atas nama wanita itu.“Bukan kata dia sudah menghina kita?” “Kamu yakin akan memaafkan ya?”“Setiap orang pernah berbuat kesalahan Edward,” jejak Varra dengan menunduk.“Apa kamu tidak ingin, Dia merasakan juga apa yang kamu rasakan kemarin?”Varra mendengarkan apa yang dikatakan oleh Allah hanya bisa terdiam dan menunduk.Dia mengingat bahwa dirinya telah melakukan hal yang hampir sama dengan yang dilakukan oleh wanita.Melihat para yang menunduk, dan tidak menjawab. Lewat kemudian mengambil kesimpulan dan berbicara kepada manajer showroom.“Aku tidak akan membaca dia, tapi aku ingin dia menjadi seorang cleaning service di sini.”“Tukang bersih-bersih.” Ucap si Edward menekankan.Wanita itu sebenarnya kaget dengan apa yang dikatakan oleh Edward.Namun meskipun begitu wanita itu seolah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena yang berbicara kini adalah seorang yang berada di luar jangkauannya.“Ini termasuk aku mengampunimu, sebenarn
“Apa yang kamu bicarakan?”“Kenapa kamu sekolah tidak percaya?”Dikala Edward hanya terdiam, justru Varra yang membela dirinya.Edward memilih terdiam bukan karena dia takut dia cuman merasa malas untuk membuang-buang tenaganya membalas ucapan dari orang yang tidak berguna seperti wanita itu.Varra tampak hendak melangkahkan kakinya lebih mendekat ke arah wanita yang dulunya ada teman sekolahnya itu.Edward dengan sikap menahan Varra.Dengan satu tangannya yang memegang bahu Varra.Selain itu, Edward kemudian menggelengkan kepalanya, perlahan, lembut, dan tampak bijaksana di hadapan Varra.Hal itu dia lakukan karena dia merasa jika percuma saja berbicara kepada orang seperti Wanita itu, tidak akan dimengerti, karena dia adalah wanita dengan hati tercemar.“Sudah, gesek saja.”“Lakukan pembayaran sekarang juga.”Edward meminta kepada Wanita itu dengan mata yang mulai memancarkan sebuah keseriusan.Wanita itu sendiri sedikit merasakan bulu kuduknya berdiri, saat melihat ekspresi Edward.
Varra yang mendengar apa yang telah diucapkan oleh si wanita seketika mencoba untuk menjelaskan.“Tidak!”“Ka–kami…”Belum selesai Varra berbicara, teman sekolahnya itu langsung memotong perkataan Varra.“Kalian masih sama saja ternyata…” Ucap wanita itu. “Masih terlihat miskin!” Lanjutnya yang kemudian tertawa. Sering kali Edward mendapatkan hinaan. Bahkan untuk saat ini. Itu karena penampilan nya yang selalu sederhana. Dia memang suka berpenampilan sederhana, hanya menggunakan pakaian santai seperti pemuda lainnya.Tidak menunjukkan jika dirinya sebenarnya saat ini adalah seorang CEO muda yang kaya raya.“Untuk apa kalian datang kesini?”Tanya wanita itu. Sebenarnya, Varra merasa geram dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. Tapi, meskipun begitu, Varra tidak mau terlalu ambil pusing dan lebih memilih untuk diam.“Edward…” panggil Varra untuk mengisyaratkan kepada Edward.“Oh… kami datang untuk membeli sebuah mobil.” Ucap Edward. “Mobil?” Tanya wanita yang dulu teman seke
“Ap–apa maksudmu?”Edward tidak menjawab, dan justru menunjuk ke arah saku si laki-laki.Di mana ternyata, di saku itulah si laki-laki tadi menyimpan ponselnya yang saat ini mulai berdering.“Halo ayah?”Suara speaker ponselnya yang lumayan besar, membuat beberapa orang bisa mendengar apa yang dikatakan oleh ayah dari laki-laki itu.“Apa yang sudah kamu lakukan?!”Teriak sih ayah.“Kamu telah membunuh keluarga kita.”“Siapa yang kamu singgung?!”Si ayah tanpa menunggu jawaban dari putranya, mengeluarkan kata-kata kotor untuk memarahi sang putra.“Anak bajing*n!”“Gara-gara kamu. Kini perusahaan Grade memutuskan kontrak kerjasama dengan kita!”Si laki-laki yang ada yang ada di hadapan Edward itu kini mulai khawatir, matanya menatap ketakutan ke arah Edward.“Ke–kenapa begitu ayah?” Tanya si anak laki-laki itu.“Aku juga tidak tahu!”jawab ayahnya dengan suara membentak.“Bahkan perusahaan Grade, mengeluarkan pengumuman, pemblokiran perusahaan milik kita di industri ini!” jelas sang ayah
Si Dokter sombong itu seketika berubah menjadi diam seribu bahasa.Dia sedang berpikir, apa benar jika pemuda yang ada di depan ini adalah seorang tuan muda.“Dari keluarga mana?” tanya si Dokter itu dalam hatinya.Dia sama sekali tidak tahu perihal Edward.“Bukankah kamu bilang jika, kamu lulusan luar negeri dan kepala rumah sakit tidak akan rela memecat dirimu?” Edward bertanya kepada Dokter sombong itu dengan mata yang mulai berubah menjadi sebuah mata yang memicing tajam.“Memang kenapa?”Dokter Subang itu soalnya masih belum mau untuk merendah di hadapan Edward.“Bahkan jika itu dirimu, takkan bisa kamu untuk memecat diriku.” Tambah si dokter sombong.Sungguh percaya diri yang sangat besar.“Apa yang kamu bicarakan? Lebih kamu sekarang malah jaga sikap.”Kepala rumah sakit itu mulai untuk menasehati si dokter sombong.Dia tahu betul juga si dokter sombong sangatlah hebat kerjanya. Dia sangat begitu ahli dalam hal kedokteran. Namun sikapnya yang begitu sombong akan membuatnya menj
Dokter sombong itu, menjadi bingung.Dia merasa tidak melakukan kesalahan, tapi kenapa kepala rumah sakit memarahi dirinya.Dokter sombong itu menoleh ke arah pasangan pemuda, anak pengusaha tadi, yang sedang dirawat oleh dirinya.“Apa mungkin kepala rumah sakit marah karena aku membuat mereka tidak nyaman.”Dokter itu mulai berspekulasi sendiri, dan berbicara dalam hati.“Tuan Muda?” tanya dokter itu lagi dalam hatinya.Matanya mulai melihat ke sekeliling, melihat ke arah pemuda dan pemudi anak pengusaha tadi.Setelah itu melihat ke arah Edward dan Varra.Dalam hatinya kini mulai bingung.Dia kembali mengambil spekulasi sendiri, berpikiran bahwa tidak mungkin jika laki-laki berpenampilan seperti Edward akan dipanggil sebagai tuan muda.Itu berarti satu kemungkinan yang jelas adalah, di saat kepala rumah sakit datang dan meneriakkan nama “Tuan Muda” sebelumnya, karena kepala rumah sakit memanggil pasien yang sedang dirawat oleh dirinya.Itulah yang ada di pikirannya untuk saat ini.“I
Varra dan Edward memalingkan pandangannya ke arah dokter tersebut.Itu bukanlah dokter yang menangani luka, Varra sebelumnya.“Kenapa mereka ada di sini?” Edward bertanya kepada si dokter dengan tatapan mata yang begitu dingin.“Kamu siapa?” Tanya si dokter kepada Edward.“Apa hakmu untuk bertanya?” Tambah si dokter dengan sikap yang sedikit arogan.“Ini adalah ruangan milik temanku, kenapa bisa ada orang lain yang menggunakannya?”Edward telah merasa dicurangi oleh orang-orang itu.Sedari awal ruangan ini sudah ditempati oleh Varra. Lantas kenapa bisa di saat mereka meninggalkan ruangan
Varra sadar betul akan sikapnya sebelumnya. Kini Dia hanya bisa berdiri menatap ke arah luar jendela. Merenungi apa yang telah dilakukan.“Apa yang sedang kamu lakukan?”Sebuah suara menyadarkan Varra.Secepat kilat gadis itu menoleh, ke arah sumber suara.Tak dapat dibohongi matanya gini sedang berkaca-kaca.Kesedihan, kebahagiaan, bercampur menjadi satu.“Ka–kamu?” Sapanya terbata-bata.“Aku?” Tanya seorang laki-laki yang ternyata itu adalah Edward.“Aku, kenapa?” Tambah Edward bertanya.“kenapa kamu kembali, bukankah kamu sudah pergi?”“Tentu saja aku kembali.”ucap Edward dengan meletakkan beberapa bungkusan di meja, yang berada di ruang perawatan Varra.“Kita, tadi belum sempat makan malam. Jadi aku mau beli beberapa makanan untuk kita makan.”Edward berbicara, meskipun ekspresinya dingin, bicaranya begitu lembut.Merasa diperhatikan oleh Edward. Varra merasa senang dan bahagia.Dia tidak memikirkan dirinya dianggap teman atau pacar. Yang dia tahu sekarang adalah perhatian dari Ed
“Ibu tidak mau tahu, Edward. Kamu harus menjaga Varra.”Ucap si ibu kepada Edward dengan nada yang terdengar sedikit panik.“Iya ibu aku mengerti, bagaimanapun juga Varra mengalami kejadian ini karena telah melindungiku.”Ucap Edward dengan sedikit meloloskan pandangannya ke arah Varra yang sedang menjalani perawatan di lengan kanannya.“Kakek sudah menghubungi beberapa dokter ternama.”“Kakek yakin mereka akan bisa membuat gadis ini tidak memiliki bekas luka.” ucap Richard Hovd kepada Edward.“Kamu tenang saja.” tambah sang kakek yang kini meletakkan tangannya di punggung sang Putri, atau ibu Edward.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.