Share

Bab 7. Membuat Ketua Rektor menghormatinya 2.

Edward kini sedang berjalan mengikuti Miss Hecty dari arah belakang.

Mereka kini sedang berada di dalam lift, pergi menuju ke ruangan ketua Rektor.

Mereka saling diam satu sama lain.

Tidak ada perbincangan yang berarti di antara keduanya.

Miss Hecty adalah seorang dosen bahasa inggris di kampus Nach University.

Kampus tempat Edward menempuh kuliahnya.

Miss Hecty sendiri adalah seorang wanita berusia 31 tahun.

Di usianya yang tidak muda lagi itu, dia masih menyandang status lajang.

Tidak tahu, kenapa?

Dia adalah wanita yang cantik. Dengan rambut pirang nya, serta mata biru.

Kulitnya juga sangat putih dan mulus.

Dengan postur tubuh yang sangat menggoda.

Dada besar dipadukan dengan pinggang yang ramping.

Selain itu, pinggulnya juga tampak menantang mata laki-laki yang melihatnya.

Sangat jauh dari kriteria wanita yang bisa dianggap tidak laku.

Namun, sampai saat ini dia masih lajang dan belum pernah menikah.

“Dari mana kamu?” tanya Miss Hecty.

Mereka kini berdiri dengan jarak yang tidak terlalu dekat, tapi karena mereka berada dalam satu lift, mereka juga dapat dipastikan tidak berada di jarak yang terlalu jauh.

“Tadi Saya masih ada kesibukan, Miss.” ucap Edward dengan menunduk.

Dia merasa sedikit takut kepada Miss Hecty.

Itu karena Miss Hecty terkenal judes dan dianggap dosen yang menakutkan.

“Kesibukan?”

“Kesibukan apa yang bisa dianggap lebih penting dari urusan kuliahmu ini.” tanya Miss Hecty dengan masih menatap ke arah pintu masuk Lift.

“Itu karena saya harus mengurus perusahaan Miss… jadi ini dapat dibilang pen–”

“Perusahaan?” Tanya Miss Hecty memotong ucapan Edward dan disertai dengan senyum kecut.

Terang saja Miss Hecty tidak percaya, karena Edward terkenal sebagai siswa miskin di kalangan kampus.

Selain itu, Miss Hecty juga tahu jika selama ini Edward dapat berkuliah dengan beasiswa penuh.

“Kamu tidak perlu berbohong untuk mencari alasan.” Ucap Miss Hecty bertepatan disaat pintu lift terbuka.

Miss Hecty berjalan meninggalkan Edward.

Berjalan di depan untuk memandu Edward menuju ke ruangan ketua Rektor.

“Hmm, Iya sudah…” Ucap Edward saat dia merasa jika, dia sudah jujur kepada Miss Hecty, tapi tidak dipercaya.

“Andai saja Miss Hecty tahu saat ini dalam kepingan kartu bank ku saja berisi 100 juta dolar.” Ucap Edward.

“Permisi.” Ucap Miss Hecty sata membuka pintu kantor ketua Rektor.

“Masuklah.”

Terdengar suara dari dalam ruangan. Tentunya itu adalah suara dari, ketua Rektor.

“Saya membawa Edward seperti apa yang bapak bilang.” Ucap miss Hecty.

“Majulah.” Ucap Miss Hecty kepada Edward yang masih berdiri sedikit jauh di belakangnya.

“Permisi Pak.” Ucap Edward dengan sopan.

“Langsung saja.” Ucap ketua Rektor dengan ekspresi wajah dipenuhi akan ekspresi keseriusan.

“Seperti apa yang kami sampaikan kepadamu melalui surat edaran sebelumnya.”

Awalan kalimat itu cukup membuat Edward paham, akan maksud dan tujuan kenapa dirinya diminta untuk datang ke ruangan ketua Rektor.

Sedari awal Edward sudah mendapatkan edaran atas penghapusan beasiswa penuh dirinya atas perkuliahan.

Itu dikarenakan dirinya yang tak kunjung lulus setelah menempuh kuliah selama tiga setengah tahun.

Beasiswa yang diterima memiliki batas waktu tujuh semester.

Jadi karena ini sudah masuk ke semester kedelapan, beasiswanya dicabut.

Tidak ada penurunan dari kualitas kepintaran dirinya.

Dia bisa terlambat lulus karena dia harus bekerja paruh waktu.

Di usianya yang ke 24 tahun ini dia harus bekerja paruh waktu karena dia harus mencukupi biaya hidupnya dan juga menabung untuk memberikan sesuatu kepada Varra.

Meskipun dia harus menelan kekecewaan disaat Varra lebih memilih bersanding dengan Emix. Orang yang dia anggap lebih bisa mencukupi kebutuhannya.

Edward dari awal memang selalu hidup susah.

Dia pun juga masih harus menunda kuliahnya selama satu tahun karena dia harus mengumpulkan uang untuk biaya hidup dan perlengkapan kuliah.

Selain itu juga dia mendaftarkan beasiswa untuk dirinya.

Karena itu dia berhasil mendapatkan beasiswa penuh dan berhasil kuliah sampai saat ini.

Meskipun akhirnya dia harus terancam DO, Drop Out.

“Aku tahu kamu tidak akan bisa membayar kuliahmu…”

“Kami bermaksud memberikan kesempatan untukmu agar mengajukan pemberhentian kuliah.”

Setelah perkataan Rektor yang seperti itu, Miss Hecty menambahkan.

“Kami memberikan kesempatan seperti ini kepadamu agar dirimu tidak merasa malu.

“Benar, Miss Hecty memaksaku untuk mencari solusi untuk dirimu. Tapi, ini adalah satu-satunya solusi yang kami miliki.” ucap ketua Rektor.

“Aku tidak akan mengundurkan diri.” Ucap Edward.

Mendengar itu, ketua Rektor dan Miss Hecty saling menatap satu sama lain.

Mereka mulai berpikir bahwa Edward adalah orang yang tidak tahu terimakasih.

“Kami memberikan kesempatan kepadamu, tapi kenapa kamu seolah tidak tahu terima kasih.” Ucap Ketua Rektor dengan mata memicing.

“Kalian tidak perlu khawatir, aku tidak memerlukan beasiswa itu lagi.” Ucap Edward.

“Kau!!” Teriak ketua Rektor dengan berdiri dari tempat duduknya.

“Kamu adalah orang yang tidak tahu terima kasih!” Tambahnya.

“Sekali kamu miskin, kamu tetap saja orang miskin!” ucap ketua Rektor, lagi.

“Saya tidak bermaksud seperti itu pak.” Jawab Edward.

“Tujuan saya adalah saya akan lanjut kuliah dan saya akan membayarnya.” Ucap Edward menambahkan.

“Baiklah! Kalau kamu memang ingin seperti itu maka kamu harus membayar biaya kuliah mu sekarang juga! Jika tidak kamu akan kami DO!” 

“Bapak… bisa minta tolong berikan keringanan untuknya, biarkan dia mengumpulkan uang nya dulu.” Ucap Miss Hecty dengan berkata lembut kepada ketua Rektor, untuk meminta keringanan demi Edward.

Miss Hecty adalah dosen bahasa inggris, tapi dia juga adalah dosen pembimbing akademik Edward.

Karena hal itu dia tidak ingin salah satu mahasiswanya mengalami kesulitan.

“Tidak bisa!” Teriak Ketua Rektor.

Dia sebenarnya sudah lama kesal kepada Edward. karena dirinya baisa mendapat sogokan dari anak orang-orang kaya. dan karena Edward mendapatkan beasiswa penuh dari institusi kenegaraan dia tidak dapat menolak kehadiran Edward di Nach University.

“Dia harus menyetorkan 5 juta dolar sekarang juga!” Ucap ketua Rektor.

“Lima Juta Dolar?” tanya miss Hecty yang kaget, mendengar nominal itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status