Bab 03. Potensi.
Tian Zhi menelan pil emas yang diberikan Master Fan dengan tangan bergetar. Sesaat setelah pil itu turun ke tenggorokannya, panas menjalar liar dari perutnya, seperti api menyala yang merambat ke seluruh tubuh. Dadanya terasa sesak, otot-ototnya kaku tak karuan.“Jangan melawan... Terima saja. Esensi dan efek pil ini akan memperbaiki jaringan tubuhmu dan membakar racun,” suara Master Fan terdengar santai, seolah semua rasa sakit itu hal biasa. Tian Zhi mengangguk pelan, menahan segala desahan yang ingin terlepas dari bibirnya.“Sial... sakitnya sungguh tak tertahankan. Luka lama masih basah, perihnya menusuk sampai ke tulang. Kini rasa asing ini tambah menyiksa, seperti ada api neraka yang membakar jiwaku,” batinnya dalam diam. Namun, semua itu ia simpan rapat-rapat, menelan rasa sakit tanpa mengeluh. Dengan rahang mengatup keras, Tian Zhi menahan gelombang nyeri yang menghantam tubuhnya. Matanya tertutup rapat, namun pikirannya melayang pada wajah-wajah yang selama ini menghancurkan harga dirinya. Setiap ingatan menusuk lebih dalam daripada luka fisik yang ia rasakan saat ini.“Aku akan membalas mereka… agar mereka merasakan sakit yang sama,” bisiknya dalam hati, suara batinnya penuh bara. Rasa sakit terus menggempur hingga pandangannya mulai kabur, tetapi tiba-tiba sekelebat energi asing muncul dari dasar dirinya, mengalir hangat dan menenangkan. Perlahan, perih di luka-lukanya mereda, dan kulitnya mulai menutup seperti disulam oleh sentuhan tak kasat mata. Tian Zhi membuka matanya lebar-lebar, penuh keheranan dan haru.“Ternyata benar dugaanku,” suara berat Master Fan terdengar dari belakang, membuat Tian Zhi terkejut sekaligus penuh harap. Belum sempat Tian Zhi bertanya, Master Fan sudah melanjutkan perkataannya dengan suara tegas. “Ambil sikap lotus! Kumpulkan dan fokuskan energi murnimu ke dalam dantian hingga mencapai titik maksimal!” ucapnya sambil mencontohkan gerakan halus dengan tangan. “Setelah energi terasa jenuh, alirkan ke seluruh meridian tubuhmu, perlahan tapi pasti!” Master Fan menatap tajam ke arah Tian Zhi, menekankan setiap kata dengan penuh keyakinan. Tian Zhi mengangguk cepat, matanya menyala penuh tekad. Tanpa ragu, ia mulai meniru gerakan gurunya. Di sudut ruangan, Master Fan tersenyum lebar, matanya berkilat bangga melihat murid barunya mengeksekusi perintah dengan baik. “Anak ini... punya potensi luar biasa,” gumam Master Fan dalam hati. Ia menyipitkan mata, membayangkan kemungkinan lain. “Kalau tebakan tentang garis keturunannya benar, masalah ini mungkin bisa diselesaikan berkat dia.” ujarnya pelan penuh arti. ******** ******** Tian Zhi membuka matanya perlahan, menghembuskan napas panjang yang keluar berupa asap putih pekat dari mulutnya. Wajahnya memancarkan cahaya, seolah beban yang menekan tubuhnya terangkat satu per satu. Rasa sakit yang sebelumnya menggerogoti otot dan kulit menghilang, berganti hanya bekas luka tipis yang nyaris tak terasa. Namun, saat keberhasilan mulai menggelayuti, kerutan di dahinya kembali muncul. Matanya menatap sekeliling dengan waspada.Dia duduk di atas tanah keras yang dikelilingi batu-batu kasar, di tempat remang hanya diterangi kristal perak kecil yang menempel di langit-langit gua. “Ini gua? Kenapa aku bisa sampai di sini? Apa yang terjadi?” gumamnya bingung, jantungnya berdetak lebih cepat saat ketidakpastian menyergap pikirannya. Master Fan melangkah keluar dari lorong gelap dengan langkah tenang, matanya menatap Tian Zhi penuh arti.“Tentu saja, mastermu ini yang membawamu kemari,” ucapnya dengan senyum tipis. Tian Zhi hanya bisa membalas dengan senyum kecut, menahan pertanyaan yang mengganjal tentang bagaimana gurunya bisa membawa dirinya—yang sedang dalam posisi lotus ke tempat ini. Matanya mengerling ke tangan Master Fan yang menggenggam dua alat kasar: palu besar dan kapak kayu, benda-benda yang biasa dipakai untuk menambang. “Kenapa Master membawa alat ini?” suara Tian Zhi mengandung rasa penasaran dan sedikit ragu.Sang Master tersenyum penuh arti, senyum yang membuat dada Tian Zhi sesak. “Ini alat latihannya,” jawab Master Fan dengan nada pasti.Tian Zhi mengernyit, kebingungan mengartikan maksud perkataan itu. “Lihat tubuhmu sendiri. Bagaimana menurutmu?” tanya Master Fan menyuruh Tian Zhi menilai dirinya. Tian Zhi menunduk, matanya menelusuri setiap otot dan lekuk tubuhnya, lalu tersenyum canggung, sedikit malu mengakui bahwa memang ada yang harus diperbaiki. Tian Zhi menatap tubuhnya yang ramping di cermin kecil. Tubuhnya memang kurus, bahkan untuk seorang kultivator di ranah petarung tingkat menengah. Meski sudah bisa menaikkan ranah dan menyerap pil dengan lancar, ia tahu tubuhnya belum siap menahan beban yang akan datang. “Karena itu kau akan melatih tubuhmu dengan menambang kristal di gua ini,” suara Master Fan mengisi ruangan, diikuti senyum lebar yang terasa seperti tantangan. “Tapi tidak hanya itu, kau juga bertugas mencari makan untuk kita berdua,” lanjut Master Fan santai, seolah hal itu biasa saja. Tian Zhi ternganga, matanya membelalak.“Menambang dan berburu makanan? Itu latihanku sebagai murid baru?” batinnya penuh pertanyaan dan sedikit ragu.Tanpa menunggu jawaban, Master Fan melangkah lebih dulu. Tian Zhi segera mengikuti di belakangnya, jantungnya berdetak lebih cepat antara takut dan penasaran. Mereka tiba di mulut gua yang remang. Di dalam, kristal-kristal merah, hitam, dan putih berkilau di sela batu, seolah menunggu untuk disentuh. Tian Zhi menarik napas dalam-dalam, merasakan tubuhnya mulai bersiap menghadapi tantangan baru ini. “Di bawah kristal-kristal itu biasanya ada logam khusus yang bisa kita pakai untuk senjata magis,” kata Master Fan sambil menatap tajam, suaranya penuh penekanan. Ia berjalan pelan menyusuri lorong gua, Tian Zhi terus mengikuti di belakangnya.Sesampainya di sebuah ruangan tersembunyi, air terjun deras mengalir membasahi kolam luas di bawahnya, kira-kira selebar lima puluh meter. “Di sini, kau bisa mencari ikan untuk lauk kita,” ujarnya singkat, matanya tak lepas dari permukaan air yang beriak. Tian Zhi menelan ludah, menatap genangan air yang tenang itu. Master Fan menuntun Tian Zhi keluar gua, lalu menunjuk ke arah hutan gelap di kejauhan. “Kau juga bisa berburu beast di hutan bencana itu.” Tian Zhi mengerutkan dahi, matanya membulat melihat hutan yang dipenuhi suara raungan beast menggema, serak dan menakutkan. Tubuhnya bergetar, tapi tekadnya berusaha menutupi rasa ngeri itu.Bersamaan dengan itu, ia melihat beberapa area hutan rusak akibat pertarungan beast. Di area sebelah kanan hutan tampak seekor Beast Babi Hutan bertaring merah yang terluka, kini menjadi mainan beberapa Beast Serigala Perak. “Bukankah itu Beast Babi Hutan tingkat lima? Hewan magis itu jadi mainan Beast Serigala Perak itu!” “Itu berarti ranah beast-beast itu—”Tian Zhi tak melanjutkan kata-katanya, menelan salivanya sekali telan penuh ketegangan. “Ini jelas bukan berburu! Keluar dari sini maka aku yang akan diburu beast-beast ini!” batin Tian Zhi. “Jadi semua terserah padamu, kau akan membuat makanan seperti apa untuk kita berdua nanti. Yang jelas setiap hari harus ada makanan, terutama daging! Jika tidak ada, siap-siaplah terima hukuman dariku!” ucap Master Fan penuh intimidasi. Bulu kuduk Tian Zhi langsung berdiri mendengar ancaman master itu. Ia tahu masternya tidak main-main dengan ucapannya. Tian Zhi hendak bicara, namun kata-katanya tercekat di tenggorokannya karena sang Master telah menyentuhkan satu telapak tangan di perutnya. Tian Zhi merasakan panas di area perut bawah saat tangan gurunya menyentuhnya.Ia merasakan aliran qi dalam tubuhnya tiba-tiba terhenti sepenuhnya. “Master, apa maksudnya ini?” tanya Tian Zhi sambil memegangi perutnya. “Sudah kukatakan ini bagian latihan. Tentunya untuk melatih fisikmu, kau harus menggunakan kekuatan dirimu sendiri. Tentunya kau paham, bukan?” jelas Master Fan diakhiri seringainya. Tian Zhi tidak bodoh; ia paham maksud Masternya yang menginginkan dirinya tidak memakai kekuatan ranah saat melakukan latihan fisik itu. Master Fan mengulurkan dua alat tambang yang terlihat berat ke arah Tian Zhi. Dengan hati-hati, Tian Zhi mencoba meraih keduanya, tetapi tiba-tiba tubuhnya terjatuh ke tanah. Wajahnya berubah pucat, napasnya tercekat. “Ini... berat sekali! Alat ini sebenarnya terbuat dari apa?” pikir Tian Zhi bingung. Master Fan mengamati ekspresinya dan menghela napas panjang. “Sepertinya kau harus mulai terbiasa dengan ini hari ini,” ujarnya sambil menoleh. “Kalau begitu, aku yang cari makan untuk kita berdua hari ini!” Tanpa menunggu jawaban, Master Fan melangkah pergi ke sebuah gua di balik air terjun. Tian Zhi menatap punggung sang master, lalu mengangkat palu besar dan kapak kayu perlahan-lahan, merasa berat setiap gerakannya. Dengan langkah terseok, ia mengikuti ke arah gua, berusaha menyesuaikan diri dengan beban baru di tangannya. Membawa dua alat tambang dalam genggaman, napas Tian Zhi sudah tak karuan saat menapaki tangga batu menuju area air terjun tempat sang Master menunggu. Setiap langkah terasa berat, keringat menetes di pelipisnya saat menyeret alat itu pelan-pelan. Sesampainya di gua, pandangannya tertuju pada Master Fan yang duduk tenang di dalam kolam setinggi lutut orang dewasa. Kilatan cahaya berwarna-warni menari-nari di permukaan air, bergerak begitu cepat hingga hampir sulit dikejar mata. “Apa itu? Kenapa cahaya-cahaya itu bisa begitu lincah? Ikan atau semacamnya?” Tian Zhi merenung dalam hati, rasa penasaran menggelitik. “Terlalu lambat kau sampai!” suara Master Fan tiba-tiba memecah keheningan, nada tegasnya seperti cambuk yang menyentak kesadarannya. “Angkat kedua alat itu sekarang, posisikan tepat di atas kepala! Jangan turunkan sebelum aku perintahkan!” perintah sang Master menggema di ruang gua yang sunyi. Tanpa ragu, Tian Zhi mengerahkan sisa tenaga, mengangkat kedua alat berat dengan tangan gemetar, menahannya di atas kepala sambil menahan beban yang hampir membuat lengannya gemulai. Ia menatap tajam mata sang Master, berusaha menyembunyikan kelelahan yang menggerogoti tubuhnya. “Sial... ini berat sekali! Bagaimana caranya aku menambang dengan alat seberat ini? Apalagi dantianku disegel oleh Master, ini benar-benar akan sangat sulit!” batinnya. Tian Zhi tertegun sesaat, merasa latihan ini mustahil baginya. Namun, sesaat kemudian sorot matanya berubah. Ingatan akan penindasan kembali membanjiri pikirannya, langsung membuat tekad dan semangatnya membara. “Benar, aku punya tujuan. Aku ingin menjadi kuat!” “Aku ingin membalas dendam! Jika melewati ini saja tidak bisa, maka aku tak akan bisa mencapai tujuanku!” ujarnya pelan. Dengan penuh tekad, Tian Zhi menahan kedua alat tambang itu dengan kedua tangannya.Master Fan yang melihat tekad Tian Zhi pun tersenyum tipis. Tian Zhi menunjukkan kesungguhannya pada Master-nya itu. Namun, mentalnya kembali diuji oleh sang Master.Tampak olehnya, sang Master menangkap dua ekor ikan dari dalam kolam, dan Tian Zhi langsung tahu apa yang ditangkap Master-nya. “Bukankah itu Beast Belut Petir dan Beast Ikan Mas Perak yang masing-masing memiliki serangan kejut yang bisa membunuh kultivator di ranah tubuh emas?” “Bahkan kecepatan gerakannya bisa disamakan dengan kecepatan kultivator di ranah bumi tingkat akhir!” batin Tian Zhi, lalu tersenyum kecut sesaat. Tak lama, senyum di wajahnya berubah. Kini, senyum itu penuh semangat dan tekad. “Latihan ini…” “Master Fan…” “Guruku ini sangat luar biasa!” “Aku... aku tidak boleh menunjukkan kelemahanku! Aku harus menunjukkan kemampuan serta tekadku kepada Master Fan!” batinnya penuh keyakinan.Bab 09. Informasi.Tian Zhi menghabiskan waktu malam ini dengan melatih fisiknya, ia tak ingin menghabiskan waktu dengan bersantai, karena ingin segera naik ranah kembali guna membuka ingatan yang tersegel di kepalanya. Tian Zhi mengingat kembali sebagian ingatan Master Fan yang terpatri di memorinya. Dari ingatan tersebut ada beberapa orang dan kelompok yang ikut andil membuat gurunya terluka.“Racun perusak dantian, itu yang membuat Master tidak bisa menggunakan kekuatannya, dan ia menggunakan semua qi yang ia miliki pada saat membuka ruang spasial dan membuat pengaturan untuk latihanku di dalam sana.” “Itu semakin membebani kekuatan Master yang membuat esensi kehidupannya terkuras!” “Kelompok jubah merah…aku akan mencari kalian!” ujarnya pelan sambil mengingat beberapa wajah yang terpampang di ingatannya.Tian Zhi teringat wejangan masternya“Antara beast dan manusia kenapa lebih berbahaya manusia? Karena manusia sifat identiknya adalah kecemburuan, hasad dan dengki, saling iri
Bab 08. Rencana.Tian Zhi menggendong gadis yang baru ditemuinya di punggungnya, gadis cantik itu tak sadarkan diri akibat kelelahan dan setelah ditelisik lebih lanjut ternyata ia terkena racun dari Beast Ular Api yang dibunuh oleh para Beast Serigala Perak.Dengan menaiki Beast Serigala Putih Tian Zhi segera kembali ke kediamannya untuk mengobati luka gadis tersebut.“Sepertinya aku sedikit paham situasinya, tampaknya Beast Serigala Putih dan kawanannya membawaku kemari karena gadis ini.” “Mereka mungkin melihatnya sejenis denganku,karena itu mereka tidak menghabisinya,” pikirnya menduga.Tian Zhi menoleh ke belakang, tampak para Beast Serigala Perak itu bekerja sama membawa bangkai beast itu ke tempat tinggalnya. Ia tak ambil pusing dengan apa yang mereka lakukan, yang jelas saat ini ia merasa kawanan Beast Serigala ini menganggapnya sebagai sekutu dan ia tak merasa rugi dengan itu.“Sepertinya aku harus memberi nama pada mereka untuk memudahkan berkomunikasi dengan mereka kedepan
Bab 07. Pertemuan takdir?Tian Zhi membelah udara dengan satu tangannya, sebuah celah ruang tercipta di depannya, ia kemudian memasuki celah tersebut dan muncul di satu tempat yang dikenalnya.Ia muncul di satu ruangan gua yang menjadi tempat gurunya tinggal, kembali hatinya merasakan sakitnya kehilangan saat melihat barang-barang yang ada di ruangan gua tersebut.Tian Zhi menghadap ke satu arah dimana dulu sang master selalu berdiri di area tersebut, ia mengambil sikap bersujud untuk memberikan penghormatan terakhir pada Masternya yang telah tiada.Setelah tiga kali memberikan penghormatan, Tian Zhi bangkit dari posisinya, kemudian membereskan semua barang yang ada di ruangan tersebut dan menyimpannya di dalam ruang spasial yang diwariskan Master Fan padanya.Setelah selesai ia pun berjalan menuju bagian gua lainnya, danau dan air terjun petir yang menjadi tempat tujuannya.Baru saja ia memasuki area tersebut ia dikejutkan dengan apa yang dilihatnya, tampak tiga Beast Serigala Per
Bab 06. Harapan dan tujuan.Tian Zhi berjalan keluar melewati batas cahaya yang berada di area terakhir, dengan tenang ia menembus lapisan cahaya tersebut sebagai tanda selesainya pelatihan tertutupnya.Tian Zhi berdiri mematung untuk beberapa saat di tempatnya, ia menghirup nafas dalam dan mengeluarkannya perlahan seakan akan udara yang dihirupnya itu lebih berharga dari emas.Ya, dirinya bersikap seperti itu bukan tanpa sebab, selama masa pelatihannya ia berada dalam ruangan magis dengan gravitasi tinggi dan dalam situasi penuh tekanan, lepas dari hal itu membuatnya merasa seperti burung yang lepas dari sangkarnya.Tian Zhi kemudian melihat tubuhnya sendiri, tampak otot di tangan dan di tubuhnya begitu keras tanpa sedikitpun lemak yang tersisa.“Tubuhku kini sudah berada di tingkat keempat, tubuh tulang naga, hanya tinggal selangkah lagi untuk bisa memiliki tubuh dewa!” “Entah berapa lama waktu yang kuhabiskan untuk menyelesaikan semua ujian dari Master, tapi, semua rasa lelah,
"Bab. 05. Ujian dan Warisan Tian Zhi terpana melihat apa yang dilakukan gurunya. Sang master membungkus tangannya dengan qi lalu membelah udara di depannya.Terbuka sebuah celah energi yang di dalamnya terdapat sebuah ruang khusus.Master Fan memasuki tempat itu, dan Tian Zhi segera mengikutinya dengan cepat.Saat melewati lapisan cahaya tersebut, Tian Zhi terpesona dengan pemandangan yang dilihatnya. Tempat itu berupa padang rumput luas dengan sebuah arena berbahan batu di tengahnya."Master, tempat apa ini? Kenapa ada ruang seperti ini di dalam gua?!" tanyanya penuh rasa penasaran.Master Fan tersenyum penuh arti lalu menjawab singkat, "Murid bodoh, tempat ini adalah dimensi berbeda, di mana hukum alam dan aliran waktu tidak seperti biasanya."Penjelasan itu membuat mata Tian Zhi membelalak."Jadi ini yang disebut ruang spasial, luar biasa!" ujarnya tak percaya.Tatapan Tian Zhi berubah penuh arti. Apa yang dilakukan gurunya telah menunjukkan sesuatu yang selama ini ia belum ketahui.
Bab 04. Syarat.Satu tahun berlalu….Traaang…traaang…traaang.Master Fan tersenyum lebar sambil menatap seorang pemuda berambut hitam dan bertelanjang dada yang kini sedang menambang kristal hitam di dalam gua.Tampak pemuda berambut hitam panjang dengan tubuh berotot tanpa lemak itu sangat lihai memainkan alat di tangannya itu, ayunan alat tambang di tangannya membuat kristal hitam yang sangat keras melebihi logam tungsten itu berhamburan ke udara.“Anak ini…hanya dalam waktu satu tahun ia mencapai tingkatan tubuh kelima, tubuh dewa perang. Sungguh di luar dugaan!” “Kekerasan hati, tekad dan tujuannya membuatnya bertahan dengan latihan yang kubuat. Bahkan, ia menambahkan beban lain untuk meningkatkan kekuatan fisiknya,” ujar Master Fan bermonolog sambil menatap muridnya itu dari sudut ruangan gua.Tian Zhi menghentikan tindakannya karena ia mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.“Master, kenapa kemari? Harusnya Master istirahat saja di kamar Master!” ujar Tian Zhi sambil menya