Share

Akhirnya Bisa Bekerja!

"Baiklah kalau memang kamu berniat ingin berubah, silahkan saja ... tapi, ada hal yang perlu kamu ingat dengan baik. Beberapa kesalahan di masa lalu, tak akan bisa di perbaiki hanya dengan ucapan, melainkan harus di imbangi dengan perbuatan!" tutur Pak Nurdin, sembari membereskan beberapa alat tulisnya di atas meja.

"Ja-jadi apa, menurut Bapak. Apa yang harus saya lakukan sekarang?" sahut Ato, dengan terbata saat menanggapi semua siraman rohani dari Pak. Nurdin

"Tunjukanlah pada Dunia, bahwa dirimu bisa menjadi seorang yang berguna, tapi jangan kau tunjukan pada orang lain bahwa dirimu sudah menjadi orang yang sempurna. Sebab semua yang membencimu tidak pernah ingin mengetahui kelebihanmu, begitupun dengan orang yang mencintaimu, mereka tidak akan pernah memperhitungkan segala kekuranganmu!"

Setelah Ato, mendapatkan wejangan yang membuatnya berkaca pada diri sendiri, lelaki itu memutuskan untuk turut dan manut pada semua perkataan Pak Nurdin. 

Kemudian Ato membulatkan tekadnya dalam batin, jika suatu hari nanti Ato bisa menjadi seorang yang lebih baik dari pada sebelumnya.

Di sore harinya, Ato sudah terlihat menjadi seorang yang memiliki sebuah tujuan hidup. Wajahnya berseri dan memancarkan aura positif pada orang-orang di sekitarnya. 

Keadaan Ato, sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Dimana lelaki itu seperti sudah kehilangan harapan hidup.

Tiga hari, sebelum kejadian yang menghebohkan di dapur umum kontrakannya. Ato di landa berbagai masalah.

Uang simpanan Ato yang berada di dalam Kontrakannya, telah raib di rampas oleh seseorang yang belum di ketahui identitasnya sampai saat ini. 

Jadi uang untuk biaya hidup Ato yang di dapati dari kampungnya, hanyalah mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama dua pekan saja.

Kemudian untuk saat ini dan beberapa waktu ke depan yang belum bisa di tentukan, Ato tidak akan menerima kiriman uang lagi, jadi bisa di katakan bahwa bekal di bulan kemarin merupakan uang terakhir yang di berikan oleh orang tua Ato.

Uang terakhir dari orang tua!

Memangnya, orang tua Ato sudah meninggal dunia?

Bukan meninggal Dunia atau tanpa alasan kuat dari orang tuanya, sehingga mereka tega dan berani mengambil keputusan untuk menghentikan kiriman uang pada anak bungsunya itu.

Penyebab dihentikannya penunjang kebutuhan Ato, salah satunya ialah protes sang kakak pada orang tuanya.

Kakak kandung Ato telah mengadu pada orang tuanya, tentang ketidak adilan perlakuan mereka.

Orang tua Ato, terlihat seakan lebih menyayangi si anak bungsu dari pada saudara kandungnya.

Jika Ato bisa berkuliah di sebuah kampus ternama, mengapa semua Kakak kandungnya tak pernah merasakan hal yang sama, melainkan di biarkan hidup dengan bersusah payah mencari rejeki, untuk menanggung semua kebutuhan Ato di perantauannya.

Selain menghentikan penunjang kebutuhan, Kakak kandung Ato telah melemparkan sangkaan dengan menuduh adiknya sebagai seorang pemabuk, berandalan, pencari keuntungan, dan lain sebagainya.

Akhirnya orang tua Ato menyimpulkan bahwa anaknya memang sudah tidak berkuliah lagi. Melainkan hanya hidup menjadi seorang sampah di tempat keberadaannya saat ini.

Treet! Tret!

Beberapa kali Hp milik Ato bergetar, menandakan pesan singkat sudah bersarang pada kotak masuk pesannya.

Namun Ato lebih memilih untuk tidak membuka pesan itu, Karena ia mengetahui bahwa pengirimnya adalah para kerabat yang ada dikampung. Tapi jika pesan itu berasal dari Rani, maka dengan kesigapannya Ato akan segera membuka kotak pesan itu.

'Akhirnya aku bisa bekerja juga, walaupun hanya sebatas menjadi satpam, tapi biarlah ... setidaknya dengan pekerjaan ini aku bisa menghidupi kebutuhanku, tanpa harus mengharap pemberian dari siapapun,' gumam Ato, sesaat setelah ia menyelesaikan wawancara pada salah satu Perusahaan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status