Home / Urban / Sang Penguasa Arthur Gardner / Bab 10 - Mobil Mewah

Share

Bab 10 - Mobil Mewah

Author: Herolich
last update Last Updated: 2023-02-22 00:23:17

Toko mobil itu adalah pameran mobil Bugatti, tempat orang-orang terkaya di kota berkumpul untuk memanjakan hasrat mereka dengan uang. Edna mengetahui toko mobil tersebut menawarkan model edisi terbatas, Bugatti EF100 — dengan hanya 10 unit yang dibuat secara global.

Edna perlahan mengangguk saat dia mengikuti Arthur ke pintu masuk. Ia merenungkan hiburan mewah seorang pria kaya. Dia tampaknya membeli bisnis bernilai miliaran dolar dengan mudah, dan sekarang, dia mau beli mobil lagi, tak peduli berapa banyak mobil yang sudah dimiliki.

Pintu kaca besar gedung megah itu terbuka, dan Arthur serta Edna lekas melangkah masuk.

Seorang pria berjas hitam, yang tampak berusia empat puluhan, menyapa mereka. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Dia bertanya.

James, manajer penjualan tempat tersebut, mencoba mengenali sosok pria di hadapannya, mengamati penampilannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia merasa curiga terhadap pria itu karena dia telah bekerja di sana cukup lama untuk mengetahui banyak orang terkenal di kota yang dapat dengan mudah membeli apapun yang mereka mau.

Harga mobil yang dijual di tempat itu tidak sedikit, hingga hanya beberapa orang terpilih yang menjadi pelanggan tetap. Bukan sembarang orang yang ingin melihat atau menyentuh barang-barang mahal - mereka orang-orang terkenal di kota.

"Aku mau beli mobil termewah yang tersedia di sini," kata Arthur, bersemangat untuk mengakhiri perjalanan belanjanya agar dapat pulang dan menikmati barang-barang yang baru diperolehnya.

"Pak!" datang tanggapan tiba-tiba dan keras dari orang di depannya.

James memperhatikan seorang gadis mengikuti pria dengan kecantikan yang luar biasa dan tanpa cela. Melihatnya secara langsung membuat jantungnya berdetak kencang. 'Apa-apaan,' pikirnya pada diri sendiri. Dia yakin pria itu cuma berusaha mengesankan gadis itu tanpa benar-benar punya sarana untuk membeli apapun dari toko.

"Apa kau tahu mobil paling murah di sini dihargai lima juta dolar (75 miliar rupiah)?"

"Ya, itu sebabnya aku mencari yang paling mahal. Aku siap mengajukan penawaran terhadap pembeli potensial lainnya."

"Jangan bercanda di sini!" James menatap pria itu dengan jijik.

"Kau cuma buang-buang waktuku. Apa kau pikir benar-benar bisa menarik perhatian gadis yang bersamamu dengan pura-pura menawar sesuatu yang bahkan kau tidak mampu? Mobil yang kau bicarakan itu berharga 50 juta dolar (750 miliar rupiah); apa kau mendengarnya dengan benar? Aku yakin kau berkeringat dingin hanya dengan mendengar harga itu."

"Tuan," Edna mendekati pria itu. "Saya yakin Anda akan menyesali pernyataan itu. Saya ingin memperkenalkan Anda kepada Tuan Arthur Gardner, pemilik baru Restoran Golden Park dan Hotel Golden Chamber. Saya yakin Anda akan melihat kesalahan Anda, dan dengan tulus meminta maaflah padanya segera."

James sadar Tuan Charless punya dua tempat yang baru saja disebutkan gadis itu, yang semakin menegaskan kecurigaannya bahwa pria di depannya adalah penipu yang mencoba membuat wanita terkesan dengan janji kekayaan palsu.

"Nona, kau wanita yang menakjubkan dan luar biasa. Aku harus memperingatimu agar tak tertipu orang seperti dia," kata James, menunjuk jari menuduh ke wajah Arthur.

"Tak bisakah kau melihat betapa putus asanya dia? Dia cuma berusaha meraih perhatianmu lewat cara-cara curang. Biarkan aku mengusirnya dan aku akan memberimu pekerjaan terhormat di sini sebagai gantinya, daripada menyerah pada rayuannya yang curang. "

Arthur melirik Edna dengan ekspresi ramah, bertanya, "Warna apa yang kau suka, Edna?"

"Hah?!" Edna tersentak kaget, tak yakin apa yang diharapkan darinya, sebelum akhirnya menjawab dengan ragu, "Putih, Tuan."

"Baiklah." Arthur mengangguk, lalu dengan kuat menggenggam pergelangan tangannya dan berjalan melewati James.

Edna merasakan kekuatan dan kemantapan cengkeraman Arthur, dan dia mengikuti langkahnya dengan jantung berdebar kencang. Ia merasa tubuhnya tiba-tiba melemah ditenangkan oleh sentuhan lembut pria itu. Pada saat itu, Edna mendapati dirinya tak sanggup mengucap sepatah kata pun, dan, seolah-olah indranya menghilang, dia bagai di awang-awang.

"Katakan padaku," kata Arthur, menunjuk ke mobil sport putih, "apa kau suka yang ini? Kalau kau bisa menyetir, dengan senang hati aku akan belikan mobil ini buatmu, untuk fasilitasmu sebagai asisten pribadiku. Bilang saja?"

Edna terkejut dan kehilangan kata-kata. Dia perlahan mengangguk setuju, tak dapat menyangkal ketegasan tawaran Arthur.

James melangkah ke Arthur dan berdiri di samping mobil sport putih itu. "Apa kau sinting?" serunya. 

"Ini Bugatti Atlantic 57 - harganya dua puluh juta dolar (300 miliar rupiah)! Hanya beberapa orang terpilih saja yang memiliki mobil ini untuk kesenangan belaka. Dan kau adalah orang pertama yang kutemui yang telah membawanya sejauh ini. Kau sebaiknya keluar dari sini dan tinggalkan gadis itu sendirian. Aku melihatmu menyentuh tangannya - itu pelecehan!" dia memperingatkan.

Arthur melepaskan tangannya dan menoleh ke Edna, "Kau yakin mau memakai mobil ini?"

Dia menggelengkan kepalanya perlahan. "Tuan Gardner, saya hampir tidak percaya. Saya baru saja mulai bekerja untuk Anda, dan saya merasa belum menunjukkan kemampuan saya. Harga ini terlalu mahal. Saya bahkan belum pernah memilikinya," kesempatan untuk bermimpi memiliki sesuatu seperti ini."

"Aku cuma butuh jawaban ya atau tidak," kata Arthur. "Jangan cemas soal lainnya."

Edna tersenyum manis dan hangat pada Arthur. "Jika itu yang Anda inginkan, saya tak keberatan menerima hadiah Anda, Tuan Gardner," jawabnya. "Saya nyaris tak percaya, tapi saya yakin Anda tulus. Jadi saya tidak punya alasan untuk bilang tidak."

"Benar-benar omong kosong!" Seru James, menunjuk dengan marah ke arah Arthur. "Kau keterlaluan. Kau bertingkah seperti idiot! Kalau kau mengabaikan peringatanku, akan kupanggil satpam dan mengeluarkanmu dari sini sekarang juga!"

Tapi, Arthur tetap tak terpengaruh. "Tunjukkan padaku bagaimana cara membayarnya," katanya dengan tenang.

James terkejut, lalu salah satu karyawan lainnya membawa mesin pembayaran, dan Arthur segera membayar mobil sport tersebut.

"Saya yakin transaksinya berhasil," katanya, matanya terbeliak penuh semangat. "Sekarang, tunjukkan mobil paling eksklusif yang kau punya di sini!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 288 – Mengejar Harapan

    Keputusasaan terlihat jelas di wajah setiap orang. Semua harapan seolah telah hilang dari mereka. Ketika waktu yang telah ditentukan oleh Mr. Zee segera berakhir, mereka mulai takut akan kemungkinan terburuk."Bos, aku yakin kamu akan datang tepat waktu," gumam Sylvia dengan kekhawatiran, suaranya bergetar saat dia berbicara.Gemuruh suara helikopter terdengar dari suatu tempat di atas. Orang-orang bertukar pandang, tidak ada yang benar-benar percaya dengan apa yang mereka dengar sampai suara helikopter semakin keras."Apa itu? Apakah mereka datang dengan anggota lebih banyak?" seseorang berspekulasi, suaranya dipenuhi kegelisahan.“Apakah itu masih belum cukup? Kita bahkan tidak bisa melakukan apapun sekarang." orang lain menimpali dengan hampa.Semua mata tertuju pada helikopter yang melayang di atas mereka dengan perasaan tidak menyenangkan, bertanya-tanya apa yang akan menjadi nasib mereka selanjutnya.Mr. Zee dipenuhi dengan kegembiraan. Sudut bibirnya melengkung membentuk cibira

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 287 – Merindukan Keajaiban

    Arthur bersiap menghadapi kemungkinan terburuk ketika Sylvia meneleponnya. Pikirannya segera mulai berpacu, merencanakan rencana perlawanan terhadap musuh yang ada di hadapan mereka saat ini. "Celine," Arthur memanggil Celine melalui ponselnya, berkata dengan nada mendesak. "Aku butuh bantuanmu sekarang." "Bos," jawab Celine hati-hati. “Apakah ini berkaitan dengan berita di televisi?”“Ya, Sylvia ada di sana. Dia baru saja menelepon dan mengatakan ada sesuatu yang aneh yang sedang terjadi. Aku ingin mengetahui sejauh mana kemungkinan terburuk yang akan terjadi." Arthur menjelaskan sebelum berhenti untuk mengambil napas dalam-dalam.“Kalau begitu, aku akan mengirimkan beberapa kamera drone ke lokasi itu agar kamu bisa memantau situasi di sana, bos,” kata Celine tanpa ragu.“Baiklah,” jawab Arthur dengan tekad dalam suaranya. Dia tahu bahwa hanya masalah waktu saja sebelum segalanya menjadi lebih buruk, jadi dia harus bertindak secepat mungkin jika ingin menjaga mereka semua tetap ama

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 286 – Bersiap untuk Merayakan Kemenangan

    Mr. Zee, sosok misterius yang memakai jubah hitam, berdiri tegap di tengah lapangan seolah tak terkalahkan. Kehadirannya menimbulkan suasana yang menakutkan bagi semua orang, dan semua mata tertuju padanya saat pertanyaan berputar di dalam diri setiap orang: "Siapa pria ini?"Tiba-tiba, sebuah helikopter muncul dari langit dan melayang di atas stadion. salah satu penumpangnya berteriak kepada semua yang hadir, “Selamat siang, pemirsa! Bisakah kalian melihat apa yang terjadi di bawah sana? Semua orang berlarian dalam kekacauan, mencoba melarikan diri dari pria misterius itu dan para pengikutnya, tapi semua jalan keluar telah dikunci dengan ketat.”Jelas sekali bahwa dia adalah seorang reporter dari salah satu stasiun televisi yang menyiarkan acara tersebut secara langsung.Reporter tersebut melanjutkan laporannya dengan suasana kegembiraan yang semakin meningkat, “Seperti yang kalian lihat di sini, ada lusinan pria yang mengenakan pakaian serba hitam dan topeng menyeramkan yang terseba

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 285 – Musuh Baru Mendekati

    Lima helikopter turun dari langit dan melayang di atas lapangan, membuat semua pemain panik.Walaupun bingung, satu kata bergema di benak mereka semua: "Lari!"Mereka berpencar dan berlari mati-matian dari area lapangan untuk menjauh.Pelatih meneriakkan perintahnya. "Cepat masuk!"Dia mendesak semua anggota tim sepak bola untuk bergerak lebih cepat demi keamanan mereka.Salah satu pemain berhenti, berbalik untuk melihat helikopter yang mengancam yang melayang di atas pertandingan mereka. Dia berjalan mendekati pelatih yang sedang mengeluarkan perintah dan berteriak padanya."Apa yang sedang terjadi?" Teriaknya, berusaha untuk didengar di tengah suara mesin helikopter yang semakin lama semakin keras.Pelatih membalas tatapannya dengan tatapan penuh tekad. Dengan suara yang tenang namun tegas, dia menjawab dengan kuat, "entahlah. Yang jelas aku ingin kamu selamat!"Dia kemudian dengan cepat mengeluarkan peluitnya dan meniupnya beberapa kali, sambil melambaikan tangannya ke depan untuk

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 284 – Kunjungan yang Tidak Diharapkan

    Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh seluruh warga Southlake City; kota mereka akan menjadi tuan rumah salah satu klub sepak bola paling sukses di negara ini. Tidak ada yang lebih bersemangat daripada Sylvia, yang bergegas ke Golden Chamber Hotel seperti angin puyuh. Dia menyelesaikan persiapannya untuk pertandingan besar dengan semangat membara, mengemas makanan ringan dan mengumpulkan berbagai macam pernak-pernik lainnya."Aku tidak menyangka kamu akan selesai dengan tugasmu dengan begitu cepat," komentar Arthur dari tempat duduknya di sofa. "Kamu berubah dari orang yang tidak tertarik beristirahat menjadi menganggap sepak bola seolah itu adalah hidupmu!" Ucapannya membuat Sylvia sedikit tersipu; dia belum sempat mengungkapkan cintanya pada permainan itu kepadanya sebelumnya."Ya, Bos," jawabnya sambil memutar-mutar sehelai rambut di jarinya. “Ayahku selalu mengajakku menonton sepak bola bersama sejak aku masih kecil, jadi aku tidak mau ketinggalan saat mereka bertanding.”Eksp

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 283 – Mata-Mata Tak Terlihat

    Arthur terjebak dalam aktivitas kantor yang menarik. Hiruk pikuk di tempat kerja membuatnya melupakan waktu yang terus berlalu. Dia pun bahkan tidak menyadari bahwa hari telah bergeser ke malam. Sylvia yang telah bekerja keras selama ini membuat Arthur cemas, lalu ia memaksanya untuk berlibur dari stres pekerjaannya.Ia telah duduk di kursi kerjanya sejak pagi, fokus pada layar laptop di hadapannya. Tanpa disadari, ia lupa waktu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara ketukan di pintu, "Ya." jawabnya dengan suara tenang.Edna masuk ke ruangan dengan setelan eksekutif berwarna putih dan rok selutut berwarna krem. Rambut pirangnya yang tebal dikait rapi ke belakang menjadi sanggul. Dengan perlahan, ia berjalan mendekati Arthur dan meletakkan tangannya dengan lembut di atas mejanya."Halo, Bos. Bukankah sekarang sudah masuk waktu istirahat siang?" kata Edna dengan hati-hati. "Aku rasa Anda perlu istirahat sekarang." Dia melanjutkan dengan antusias, "Aku akan meminta koki di kantor untuk meny

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 282 – Bakat Alami

    Claudina terdiam setelah mendengar tawaran Arthur, agar dia berlatih seni bela diri dan senjata api. Dia menatapnya dengan mata lebar dan tidak berkedip."Arthur," gumamnya pelan, "mengapa kamu mendadak menanyakan hal ini? Apa alasannya?"Arthur menghela napas untuk memulai berbicara Tatapan mata yang tulus saat dia menatap langsung ke mata Claudina dan berbicara dengan sungguh-sungguh."Karena sekarang kamu memiliki kemampuan menghipnotis ini, Claudina. Jika di masa depan kamu harus berpartisipasi dalam pertempuran melawan The Hunters. Jadi, sebelum waktunya tiba, aku harap kamu dapat belajar ketrampilan seni bela diri dan senjata, agar tidak terjadi sesuatu hal buruk kepadamu."Claudina berhenti sejenak sebelum berbicara. Kepalanya tertunduk seolah sedang merenung. Ketika dia akhirnya membuka mulut untuk menjawab, suaranya sedikit bergetar."Arthur, tentu saja, aku sangat tertarik untuk mencobanya," ucapnya ragu-ragu. "Tetapi apakah kamu benar-benar yakin aku bisa melakukannya? Kamu

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 281 – Menjelajahi Peluang Baru

    Sebuah mobil mewah berwarna hitam yang berkilauan meluncur perlahan ke pintu masuk perusahaan Brown. Jendela berkilauan di bawah sinar matahari saat berhenti, dan Arthur melangkah keluar dari pintu samping mobil.Dia mengenakan setelan eksekutif rapi yang melengkapi pesonanya yang memukau. Semua mata tertuju padanya saat dia berjalan menuju pintu masuk dengan langkah kuat dan percaya diri.“Lihat, itulah Bos Gardner. Aku sudah lama tidak melihatnya di kantor. Dia terlihat lebih tampan dari sebelumnya, bukan?" kata seseorang dengan kagum."Aku setuju denganmu. Dia semakin gagah dan menawan dari hari ke hari," tambah yang lainnya dengan kagum.“Hei, bukankah kalian semua punya hal yang lebih baik untuk dikerjakan? Namun Aku akui bahwa Bos Gardner adalah tipe pria idaman bagi setiap wanita. Meskipun usianya masih muda, dia sudah memiliki segalanya— ketampanan, kekayaan, kekuasaan...kemampuannya!" orang ketiga menimpali dengan iri.Ketika Arthur masuk ke kantor, Edna sudah berdiri menyamb

  • Sang Penguasa Arthur Gardner   Bab 280 – Juara Utama

    Di sebuah kafe yang terletak di atas rooftoop sebuah gedung, Arthur duduk dan menikmati secangkir cappuccino yang ada di hadapannya. Dia menyesapnya dengan perlahan dan merasakan kelegaan yang memenuhi tenggorokannya saat rasa manis espresso menyelimuti indra perasanya."Ah.. ini enak sekali," gumamnya pelan sambil mendesah puas.Angin bertiup pelan dan menenangkan, membawa dentingan lembut dari cangkir-cangkir yang ada di dalam kafe hingga ke telinganya. Dengan jumlah pengunjung yang terbatas, ia bisa merasakan ketenangan yang melingkupi jiwanya seperti sebuah pelukan.“Sudah lama sekali aku tidak merasakan ketenangan seperti ini,” pikirnya dalam hati dengan kepuasan.Melihat sekelilingnya pada pemandangan malam, lampu-lampu kota berkelap-kelip seperti berlian yang menyebar di atas karpet hitam beludru. Bintang-bintang di langit mengedipkan mata seolah-olah bergabung dalam paduan suara sunyi yang bahkan dalam kekacauan pun, tetap ada harmoni.Tiba-tiba, Arthur dikejutkan oleh sebuah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status