Share

Bab 10 - Mobil Mewah

Toko mobil itu adalah pameran mobil Bugatti, tempat orang-orang terkaya di kota berkumpul untuk memanjakan hasrat mereka dengan uang. Edna mengetahui toko mobil tersebut menawarkan model edisi terbatas, Bugatti EF100 — dengan hanya 10 unit yang dibuat secara global.

Edna perlahan mengangguk saat dia mengikuti Arthur ke pintu masuk. Ia merenungkan hiburan mewah seorang pria kaya. Dia tampaknya membeli bisnis bernilai miliaran dolar dengan mudah, dan sekarang, dia mau beli mobil lagi, tak peduli berapa banyak mobil yang sudah dimiliki.

Pintu kaca besar gedung megah itu terbuka, dan Arthur serta Edna lekas melangkah masuk.

Seorang pria berjas hitam, yang tampak berusia empat puluhan, menyapa mereka. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?" Dia bertanya.

James, manajer penjualan tempat tersebut, mencoba mengenali sosok pria di hadapannya, mengamati penampilannya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dia merasa curiga terhadap pria itu karena dia telah bekerja di sana cukup lama untuk mengetahui banyak orang terkenal di kota yang dapat dengan mudah membeli apapun yang mereka mau.

Harga mobil yang dijual di tempat itu tidak sedikit, hingga hanya beberapa orang terpilih yang menjadi pelanggan tetap. Bukan sembarang orang yang ingin melihat atau menyentuh barang-barang mahal - mereka orang-orang terkenal di kota.

"Aku mau beli mobil termewah yang tersedia di sini," kata Arthur, bersemangat untuk mengakhiri perjalanan belanjanya agar dapat pulang dan menikmati barang-barang yang baru diperolehnya.

"Pak!" datang tanggapan tiba-tiba dan keras dari orang di depannya.

James memperhatikan seorang gadis mengikuti pria dengan kecantikan yang luar biasa dan tanpa cela. Melihatnya secara langsung membuat jantungnya berdetak kencang. 'Apa-apaan,' pikirnya pada diri sendiri. Dia yakin pria itu cuma berusaha mengesankan gadis itu tanpa benar-benar punya sarana untuk membeli apapun dari toko.

"Apa kau tahu mobil paling murah di sini dihargai lima juta dolar (75 miliar rupiah)?"

"Ya, itu sebabnya aku mencari yang paling mahal. Aku siap mengajukan penawaran terhadap pembeli potensial lainnya."

"Jangan bercanda di sini!" James menatap pria itu dengan jijik.

"Kau cuma buang-buang waktuku. Apa kau pikir benar-benar bisa menarik perhatian gadis yang bersamamu dengan pura-pura menawar sesuatu yang bahkan kau tidak mampu? Mobil yang kau bicarakan itu berharga 50 juta dolar (750 miliar rupiah); apa kau mendengarnya dengan benar? Aku yakin kau berkeringat dingin hanya dengan mendengar harga itu."

"Tuan," Edna mendekati pria itu. "Saya yakin Anda akan menyesali pernyataan itu. Saya ingin memperkenalkan Anda kepada Tuan Arthur Gardner, pemilik baru Restoran Golden Park dan Hotel Golden Chamber. Saya yakin Anda akan melihat kesalahan Anda, dan dengan tulus meminta maaflah padanya segera."

James sadar Tuan Charless punya dua tempat yang baru saja disebutkan gadis itu, yang semakin menegaskan kecurigaannya bahwa pria di depannya adalah penipu yang mencoba membuat wanita terkesan dengan janji kekayaan palsu.

"Nona, kau wanita yang menakjubkan dan luar biasa. Aku harus memperingatimu agar tak tertipu orang seperti dia," kata James, menunjuk jari menuduh ke wajah Arthur.

"Tak bisakah kau melihat betapa putus asanya dia? Dia cuma berusaha meraih perhatianmu lewat cara-cara curang. Biarkan aku mengusirnya dan aku akan memberimu pekerjaan terhormat di sini sebagai gantinya, daripada menyerah pada rayuannya yang curang. "

Arthur melirik Edna dengan ekspresi ramah, bertanya, "Warna apa yang kau suka, Edna?"

"Hah?!" Edna tersentak kaget, tak yakin apa yang diharapkan darinya, sebelum akhirnya menjawab dengan ragu, "Putih, Tuan."

"Baiklah." Arthur mengangguk, lalu dengan kuat menggenggam pergelangan tangannya dan berjalan melewati James.

Edna merasakan kekuatan dan kemantapan cengkeraman Arthur, dan dia mengikuti langkahnya dengan jantung berdebar kencang. Ia merasa tubuhnya tiba-tiba melemah ditenangkan oleh sentuhan lembut pria itu. Pada saat itu, Edna mendapati dirinya tak sanggup mengucap sepatah kata pun, dan, seolah-olah indranya menghilang, dia bagai di awang-awang.

"Katakan padaku," kata Arthur, menunjuk ke mobil sport putih, "apa kau suka yang ini? Kalau kau bisa menyetir, dengan senang hati aku akan belikan mobil ini buatmu, untuk fasilitasmu sebagai asisten pribadiku. Bilang saja?"

Edna terkejut dan kehilangan kata-kata. Dia perlahan mengangguk setuju, tak dapat menyangkal ketegasan tawaran Arthur.

James melangkah ke Arthur dan berdiri di samping mobil sport putih itu. "Apa kau sinting?" serunya. 

"Ini Bugatti Atlantic 57 - harganya dua puluh juta dolar (300 miliar rupiah)! Hanya beberapa orang terpilih saja yang memiliki mobil ini untuk kesenangan belaka. Dan kau adalah orang pertama yang kutemui yang telah membawanya sejauh ini. Kau sebaiknya keluar dari sini dan tinggalkan gadis itu sendirian. Aku melihatmu menyentuh tangannya - itu pelecehan!" dia memperingatkan.

Arthur melepaskan tangannya dan menoleh ke Edna, "Kau yakin mau memakai mobil ini?"

Dia menggelengkan kepalanya perlahan. "Tuan Gardner, saya hampir tidak percaya. Saya baru saja mulai bekerja untuk Anda, dan saya merasa belum menunjukkan kemampuan saya. Harga ini terlalu mahal. Saya bahkan belum pernah memilikinya," kesempatan untuk bermimpi memiliki sesuatu seperti ini."

"Aku cuma butuh jawaban ya atau tidak," kata Arthur. "Jangan cemas soal lainnya."

Edna tersenyum manis dan hangat pada Arthur. "Jika itu yang Anda inginkan, saya tak keberatan menerima hadiah Anda, Tuan Gardner," jawabnya. "Saya nyaris tak percaya, tapi saya yakin Anda tulus. Jadi saya tidak punya alasan untuk bilang tidak."

"Benar-benar omong kosong!" Seru James, menunjuk dengan marah ke arah Arthur. "Kau keterlaluan. Kau bertingkah seperti idiot! Kalau kau mengabaikan peringatanku, akan kupanggil satpam dan mengeluarkanmu dari sini sekarang juga!"

Tapi, Arthur tetap tak terpengaruh. "Tunjukkan padaku bagaimana cara membayarnya," katanya dengan tenang.

James terkejut, lalu salah satu karyawan lainnya membawa mesin pembayaran, dan Arthur segera membayar mobil sport tersebut.

"Saya yakin transaksinya berhasil," katanya, matanya terbeliak penuh semangat. "Sekarang, tunjukkan mobil paling eksklusif yang kau punya di sini!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status