Share

Bab 9 - Belajar Percaya Lagi

Edna mengambil handuk dari koper dan menawarkan membantu Arthur membersihkan noda di bajunya. "Biarkan saya membantu Anda, Tuan," ujarnya.

Arthur mengangguk, memberikan izin.

"Saya membawakan baju ganti untuk Anda," usulnya. "Akan lebih baik jika Tuan menggantinya dengan ini, karena baju Anda basah. Tak akan nyaman untuk Anda."

Dia mencoba mengeringkan basah di baju Arthur, tetapi itu tampaknya tak banyak membantu. "Seseorang sekaya Anda harus terlihat sempurna dalam keadaan apapun," tambahnya.

Edna kemudian mengambil kemeja putih dan jas hitam dan meletakkannya di samping Arthur.

"Apa kau keberatan kalau kulepas bajuku di sini?" tanyanya, melirik Edna sebentar.

Edna menggelengkan kepalanya dengan cepat dan tersenyum manis pada Arthur. "Saya tidak keberatan, Tuan. Apalagi Anda dulu juga telanjang di depan saya saat mandi air panas di restoran," katanya.

"Benarkah itu?" Arthur memikirkan kembali situasinya. "Bukannya aku melepas baju saat kau keluar, dan berada di kolam ketika kau datang dan menawarkan menggosok punggungku?" Dia bertanya.

"Itu... Hmmm..." Edna mengalihkan pandangannya, pipinya memerah. "Saya tersandung ke kamar Anda saat Anda membuka baju dan, merasa malu, saya buru-buru pergi. Saya minta maaf, Tuan. Saya harap saya tidak membuat Anda marah."

Kenyataannya, Edna hanya melihat sekilas Arthur dari belakang, yang merupakan kejadian luar biasa baginya karena dia jarang berinteraksi dengan pria.

Mengangkat pandangannya lagi, Edna melihat Arthur tersenyum padanya.

Edna menundukkan kepala, dan saat dia melihat ke belakang, Arthur telah melepas baju, memperlihatkan fisiknya yang kencang. Dia terkejut dengan otot-ototnya yang terlihat jelas, yang membuatnya terlihat lebih bugar daripada saat dia pertama kali melihatnya.

Edna menelan ludah kala dia tak bisa tidak mengagumi keindahannya. Mencoba tak mempermalukan diri, ia mengalihkan pandangan dan berkata, "Saya tak keberatan jika Anda ingin melihat saya dalam situasi yang sama, untuk membayar kesalahan saya, Tuan."

"Tak perlu," Arthur meyakinkan Edna, dengan lembut menepuk pundaknya sambil memakai bajunya lagi. "Ingat, aku membayarmu untuk menjadi asistenku, jadi aku tak akan pernah mengharapkanmu melakukan sesuatu yang tak pantas atau eksploitatif."

Arthur menatap matanya, yang lembut dan tanpa cela. Kulitnya yang halus, wajahnya yang cantik, dan sikapnya yang baik memancarkan kecantikan. Selain kecantikan fisiknya, ucapannya yang ramah, suaranya yang menawan, dan perhatiannya terhadap orang lain membuatnya semakin menarik.

Edna mengangguk pelan, detak jantungnya berpacu saat bertemu tatap dengan Arthur. Ia merasa hatinya meleleh untuk pertama kali dan rela menyerahkan apapun untuknya.

"Aku sangat menghargai tekadmu yang melindungi diri dari laki-laki, dan kemampuanmu melakukan yang terbaik. Kau telah meraih kepercayaanku dalam waktu sesingkat itu. Aku cuma ingin kau tahu bahwa kuharap kau tak berubah. Seseorang yang dikagumi banyak orang tetapi tetap rendah hati dan terhormat," kata Arthur pelan.

Edna bisa merasakan ketulusan Arthur; pria itu justru pilih menghormatinya bahkan saat diberi kesempatan agar memanfaatkannya.

"Tuan Gardner," kata Edna, ketulusannya terlihat saat dia menyatakan penghargaan untuknya, 

"Terima kasih atas semua pujian dan kepercayaan yang telah Anda tunjukkan pada saya. Saya kehilangan kata-kata untuk menggambarkan betapa sempurnanya Anda menurut saya. Semoga Anda sehat dan beruntung, dan saya berjanji untuk melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakan Anda sedikit pun." 

Kekaguman pada Arthur jelas dalam suaranya. "Aku sangat mengagumimu."

[Ketertarikan Edna padamu telah mencapai 75%.]

[Pada titik ini, dia cenderung memberi Anda apa pun yang dia miliki tanpa ragu-ragu.]

[Komentar Sistem: Anda telah menjadi penarik perhatian wanita yang cukup jago ya - bagaimana Anda mempelajari teknik seperti itu jika Anda telah menjadi perjaka sepanjang hidup Anda?]

"Apa-apaan, Sistem!" Arthur mengutuk sistem di dalam kepalanya.

Sistem tersebut bahkan memberikan pembaruan penting saat persentase minat orang yang terhubung dengan Arthur meningkat, yang membuatnya merasa sedikit lebih nyaman. Dia sekarang bisa lebih memahami ketika seseorang benar-benar tertarik padanya, terutama setelah pengalaman dengan Linda; dia tiba-tiba memilih Marco meskipun dia sudah bertunangan dengan Arthur.

“Anda terlihat sangat terhormat dan menarik! Apa Anda punya pasangan, Tuan Gardner?” tanya Edna, agak malu-malu. Dia tertarik padanya, namun berusaha sebaik mungkin tetap menghormati dan tidak terlalu maju. Lagi pula, dia tahu seseorang yang berprestasi dan setampan Arthur tidak akan kekurangan pengagum. Wanita itu tak bisa tidak bertanya-tanya betapa beruntungnya ia telah memenangkan hatinya.

Arthur merenung sejenak, "Seorang pasangan?" Dia menyadari bahwa menurut sistem, pasangan yang dia miliki saat ini adalah Edna, orang yang mengajukan pertanyaan itu. Namun, tampaknya ini hanya didasarkan pada ketertarikan gadis itu padanya dan bukan hubungan resmi.

"Aku punya beberapa pengalaman yang tak menguntungkan dengan wanita. Aku pernah tunangan dengan seseorang atas kemauan kedua orang tua kami. Tapi setelah orang tua kami meninggal, dia mengakhiri pertunangan dan malah memilih bersama sepupuku sendiri, yang setahuku sok playboy."

Arthur mengangguk dan melanjutkan. "Aku sadar betul membentuk ikatan kepercayaan yang kuat dan kepentingan bersama sangat penting untuk hubungan apa pun. Aku akan melakukan berbagai upaya untuk membangun hubungan yang kuat yang benar-benar bisa kupercayai."

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, taksi berhenti di depan sebuah toko mobil yang cukup besar di kota. Arthur turun, dan dari jauh, dia mengenali dua sosok yang dikenalnya-- Marco dan Linda.

Dia terkejut telah menemukan mereka di tempat ini.

Dengan lembut, Arthur melangkah maju, dan Edna membuntutinya dengan anggun. "Ikuti aku," kata Arthur.

"Sayang, kamu berjanji akan membelikanku mobil termewah di tempat ini, kan?" Linda memeluk Marco erat saat mereka berjalan menuju pintu masuk tampak seperti pasangan yang sempurna.

"Tentu saja sayangku. Kau tahu, kekayaanku tidak terbatas! Aku bahkan bisa membeli seluruh toko mobil untukmu!" Marco menjawab dengan bangga, memeluk Linda erat-erat. Dari kejauhan, Arthur dan Edna melihat Marco meremas bokong Linda dengan gemas.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mira Munaba
bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status