Setelah beberapa menit, akhirnya Rachel kembali untuk turun ke lantai bawah, dengan langkah yang begitu berat.Dia sebenarnya tidak ingin untuk kembali, jika saja ibu nya tidak kembali ke atas untuk memanggilnya untuk kedua kalinya.Rachel tidak berdandan.Dia hanya mengganti pakaiannya dengan yang lebih tertutup, itu saja.“Tap.”“Tap.”“Tap.”Rachel berjalan dengan begitu pelan saat di tangga.Dia benar-benar tidak ingin bertemu dengan mereka.Deon dan keluarganya.Rachel tahu jika, keberadaan mereka disana tidak lebih hanya untuk urusan yang tidak jelas, dan Rachel sangat tahu pasti akan hal itu.Itu tidak lain adalah akal-akalan ibunya untuk menjodohkan dirinya dengan Deon, meskipun dia sendiri sudah memiliki Radhis sebagai suaminya.Tania bukan nya tidak sadar jika menantunya kini bukanlah lagi seorang sampah dalam keluarga. Namun, satu hal yang membuat dirinya lebih memilih Deon adalah Tania merasa jika Deon bisa diatur sesuka hatinya, berbeda dengan Radhis yang berpendirian teg
“Apa yang kau lakukan?” Teriak Rachel seketika membuat Nanny keluar dari kamarnya.Sebenarnya.Sebelum ini Nanny masih ada di kamar karena sedang melaporkan kegiatan hari ini kepada Radhis. Termasuk, perihal disaat Gun datang untuk mencoba berbicara dengan Rachel tadi siang.“Tuan, Maaf! Saya harus perg.” Ucap Nanny dengan buru-buru menutup panggilan telepon dari Radhis saat dirinya mendengar jeritan Rachel.Saat keluar dari kamarnya Nanny tampak begitu khawatir dengan kondisi istri Tuan nya. Dia takut jika sesuatu yang buruk menimpa kepada Rachel.“Ada apa Nona?!” Tanya Nanny dengan ekspresi penuh akan kekhawatiran.“Apa yang sudah kau lakukan pada Nona Rachel?” Tanya Nanny dengan ekspresi wajahnya yang tampak penuh akan keseriusan.Deon seketika bergetar.Dia teringat bagaimana tangannya dulu, patah.Deon segera setelah itu hanya bisa diam dan tidak bisa berkata apa-apa.Nanny menghadap kembali ke Rachel.“Nona… apa yang sudah terjadi?” tanya Nanny kepada Rachel.“Tidak… Mungkin aku
“Kenapa kamu tampak malu?” Tanya Gun saat dia melihat Sea.“Ak–” Belum sempat Sea menjawab, ucapannya sudah harus terhenti karena, ponsel milik Gun berbunyi.Entah dari siapa panggilan itu, yang jelas, Gun tampak sangat serius saat menjawab panggilan itu. Membuat Sea penasaran, dari siapa panggilan itu berasal.“Sepertinya, kita harus pergi sekarang.” Ucap Gun sesaat setelah panggilan di ponselnya berakhir.“I–iya.” Jawab Sea dengan mengangguk manja.Sejujurnya, tidak tahu kenapa. Tapi, Sea seolah legah saat Gun mengajak dirinya untuk pergi dari sana.Di tempat yang berbeda.Rachel kini sedang bersiap untuk melanjutkan sesi pengambilan gambarnya.“Selamat pagi Nona.” Ucap Nanny, saat dirinya melihat Istri dari tuan mudanya itu sedang memakan sarapan paginya. Rachel kini memutar kepalanya ke arah Nanny.“Selamat pagi…” Jawab Rachel.Setelah itu mereka berdua makan bersama.Sudah biasa bagi Nanny untuk ikut makan bersama dengan Rachel.Tapi itu disaat Radhis tidak berada di dekat mere
***Tiba malam hari.Dengan berbalut gaun yang cukup cantik dan sedikit menggoda mata kaum laki-laki, Rachel kini sedang berada di ruangan makan pribadi, meloloskan pandangannya ke sekeliling untuk mencari teman-teman produksinya.Pada malam ini, sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya, Rachel sedang menunggu untuk melangsungkan makan malam dengan para teman-teman produksi iklan yang dia bintangi.Namun, tanpa dia ketahui sebenarnya ini adalah sebuah rencana yang sudah direncanakan oleh Adams.Adams melakukan ini untuk menuntaskan tugas yang telah diberikan oleh Gun.Meskipun Gun sudah diperingatkan oleh Ester, namun sepertinya itu tidak menyusutkan niatnya untuk bisa mendapatkan Rachel.Selain itu, beberapa hari yang lalu dia juga telah diberitahu oleh Adams jika, suami Rachel terkenal sebagai seorang suami yang menumpang hidup pada istrinya.Karena itu dia merasa jika dirinya akan mudah untuk bisa menaklukan Rachel untuk menjadi miliknya.Dengan sedikit paksaan dan cara
Rachel kembali dari toilet dengan tetap hanya ada Adams dan Gun disana.Teman-teman produksi yang dibilang akan datang ternyata sampai sekarang, ternyata belum sampai juga.Entah belum, atau memang tidak datang.“Kenapa yang lain belum datang, juga?”Rachel masih berdiri di dekat pintu masuk dan bertanya dengan badan tidak bergerak sama sekali, selain tangannya yang bergerak ringan memasukkan ponsel kedalam tas.“Aku sendiri juga tidak tahu, kenapa mereka belum datang juga sampai sekarang.”Adams menutupi beberapa hal dari Rachel.Termasuk hal dimana, sebenarnya pada saat ini semua teman-teman kerjanya tidak akan datang, karena sedari awal memang mereka semua tidak diundang ke acara makan malam ini.Semuanya mungkin diundang, tapi berbeda tempat dengan tempat mereka berada saat ini.“Kalau memang mereka tidak datang lebih baik saya–”“Tunggu!” Adams menghentikan Rachel, sebelum Rachel memutar badannya untuk pergi dari sana.“Jangan pergi dulu.”Adams berjalan mendekat ke arah Rachel.
Kini sudah hampir jam 5 pagi.Rachel terbangun dengan mengenakan piyama tidur berbahan satin lembut.Rachel terlihat kebingungan dan bertanya dalam hatinya, “Dimana aku sekarang?”Setelah beberapa saat meloloskan pandangannya ke sekitar, dia kembali bertanya.“Ini… Aku sudah berada di rumah?”“Nona sudah bangun?” tanya Nanny dengan membawa sebuah nampan berisi segelas susu dan roti untuk sarapan Rachel.“Apa yang terjadi?” tanya Rachel mata yang sedikit membelalak.Rachel bertanya seperti itu karena dia melihat beberapa memar di wajah Nanny.“Tidak apa-apa Nona…” Jawab Nanny dengan meletakkan nampan yang Dia pegang di nakas samping tempat tidur Rachel.“Jam berapa sekarang?” Tambah Rachel bertanya kepada Nanny.“Sudah jam 5 pagi Nona.” Jawab Nanny yang masih ada seraut kekhawatiran di wajahnya.“Bagaimana kondisi Nona?” lanjut Nanny bertanya kepada Rahel saat kini dirinya menurunkan badannya seperti berlutut bertumpu pada lututnya.“Aku baik-baik saja, tapi kepalaku masih sedikit pusi
PROLOG Seorang anak tuna wisma yang ditinggal orang tuanya meninggal waktu berusia enam tahun karena peristiwa kebakaran kini sudah tumbuh menjadi sosok pria yang rupawan. Sejak kebakaran itu terjadi dia dirawat oleh seorang wanita paruh baya dengan kehidupan sederhana dan juga tetangga tetangga yang begitu peduli padanya. Ada juga yang mengajarinya berbagai hal, mulai dari bekerja dan beladiri untuk menjaga dirinya sendiri mengingat dia hanya dirawat oleh seorang wanita tua. Dia benar-benar tak ingat siapa jati dirinya dan dari mana asal usulnya, sampai saat wanita yang merawatnya meninggal dan dia diharuskan melanjutkan hidupnya sendiri, kepandaian yang dia miliki membuatnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studinya sampai dia lulus kuliah. Tanpa ia sadari, prestasinya di bidang akademik telah mengundang perhatian seorang laki-laki tua. Setelah Laki-laki tua itu melihat kepribadiannya, sang laki-laki tua semakin yakin kalau pria muda ini adalah seseorang yang selama ini dia
Sementara itu, di hotel tempat resepsi yang dituju oleh Radhis dan Rachel, beberapa orang sedang membicarakan persiapan acara pertunangan siang ini. "Bagaimana persiapannya?" Xion Wish seorang wanita tua yang berusia sekitar 84 tahun bertanya pada Marot Wish; anak tertuanya; kakak dari ayah mertua Radhis. Xion Wish, dalam acara pertunangan ini tentu saja menggantikan posisi suami Xion Wish setelah suaminya meninggal untuk menjadi kepala keluarga Wish. “Aku mau acara hari ini berjalan dengan lancar, jangan membuat keluarga kita malu!” Lanjutnya kemudian “Mana keluarga adikmu? Apa mereka belum datang?” “Belum, bu.”Jawab Marot. “Mereka selalu saja membuat ku marah,” tambah nenek Xion kemudian. Bersamaan dengan itu, sebuah mobil mazda 3 neo datang dan lanjut parkir di ikuti beberapa orang yang keluar dari dalamnya. “Ibu maaf kami terlambat, mohon jangan tersinggung.” Dere dengan membungkuk meyakinkan nyonya Wish, lalu menyapa kakak tertuanya Marot. “Kakak pertama, apa kabar?” “Hm