***
Setelah cerita yang begitu panjang,-
“Jadi seperti itu yang terjadi sebenarnya” kakek tua itu selesai bercerita,
Radhis hanya terdiam mencoba untuk mengerti semua,
“Jadi aku.. memang cucumu?” tanya Radhis dilanjutkan
“Yang telah lama hilang setelah rumahku terbakar yang mengakibatkan kedua orang tuaku meninggal?” Radhis mencoba untuk percaya.
“Aku di adopsi oleh bu Acent kalian tau?” pertanyaan Radhis hanya di jawab dengan anggukan oleh kakeknya,
“Kenapa waktu itu kalian tak coba mengambilku?”tanya Radhis bingung,
Kakenya seketika menjawab, “kami bukan tak mau,”
“Lantas?” Radhis penasaran,
“Kami belum bisa” ungkap kakeknya,
“karena waktu itu usiamu masih belia, dan kematian orang tuamu dan kebakaran rumah itu masih cukup janggal,” jelas kakeknya dengan sedikit menghembusakan nafas panjang,
Setelah berhenti sejenak lanjut kakeknya berbicara “tapi pasti kau kenal paman Hall?”
Radhis seketika mengerutkan keningnya menunjukan ekspresi serius sambil berkata
“apa maksud Tuan?”,
“Tolong panggil aku Kakek dari sekarang", sergah kakeknya karena di panggil Tuan oleh Radhis, dan disini sebenranya kakeknya menyadari bahwa ingatan Radhis tetang masa lalu nya atau masa kecilnya sedikit berbeda.
"Baik Kek", dengan mudah Radhis menyesuaikan diri.
kemudian terkait dengan paman Hall kakeknya lanjut bercerita,
"Paman hall adalah orang yang aku kirim untuk menjagamu dan ibu angkat mu, sekaligus mengajarkan mu beladiri” kakeknya berhenti bercerita sejenak“Dan!!!! Yang di ajarkan olehnya mungkin tak akan bisa di ajarkan oleh orang lain,”
kakeknya lanjut bercerita sembari mengacungkan jari telunjuk di depan Radhis seolah menunukkan bahwa itu angka Satu
“Paman Hall yang menjadi tetanggamu itu adalah orang terkuat yang aku tahu bahkan di Moland tak ada yang bisa menandingi kekuatan nya, dan di Auckland dia punya anyak bawahan yang takut terhadapnya”
Radhis tak terkejut dengan pernyataan kakeknya , “apa benar seperti itu?”
kakeknya hanya mengangguk,
Sebenarnya Radhis juga merasa bahwa latihan dengan paman Hall adalah sesuatu terberat di dunia ini,
“Dan lagi apa kau masih menyimpan buku yang di berikan oleh paman Hall?” tanya kakeknya.
“Masih” kata Radhis sedikit cuek
“Tapi paman Hall dulu berpesan agar buku itu di pelajari setelah usiaku diatas 23 tahun” terang Radhis,
“Itu adalah sebuah buku yang sangat penting” ucap kakeknya
“Buku itu adalah harta peninggalan kerajaan di jaman dulu, aku mendapatkan itu dengan sedikit usaha dan menitipkan nya kepada Hall untuk diberikan kepadamu” ucap kakek ZOnd dan kemudian bliau melanjutkan ucapannya,
"Bahkan Hall sendiri tak berani membuka buku itu, karena buku itu aku dapatkan untukmu".“Tapi memang usia 23 tahun adalah usia yang benar benar matang, mungkin itulah yang membuat Hall berpesan seperti itu padamu waktu dulu,” ucap kakeknya sambil mengangguk-angguk sendiri,
“Semoga kau setelah ini segera mempelajarinya” terang kakeknya
Radhis hanya terdiam satu sisih dia marah karena kakeknya dulu tak merawat dia secara langsung di satu sisih dia bahagia karena akhirnya dia bertemu dengan kakek kandungnya.
“Ed, bawa itu kemari” seru kakeknya
“Buka dan keluarkan isinya”.
“Siap, ini tuan” Ed segera melakukan apa yang di suruh oleh tuan Zond.
Isi koper itu adalah berkas-berkas yang Radhis sendiri tak tau apa itu,
Kakeknya membuka berkas berkas itu dengan tangan menengada ke arah Ed,
seolah mengerti Ed lantas memberikan sebuah pena berwarna emas ke kakek Radhis“Ini tuan”.
Setelah kakeknya menandatangani semua berkas-berkas itu kakeknya lanjut bicara.
“Perkenalkan ini adalah Ed Ackerley”, setela dikenalkan oleh Kakeknya Radhis hanya mengangguk sambil melihat ke arah Ed, orang yang kemarin berbicara dengannya.
"Ed Ackerley", panggil kakek Zond pada Ed,
Seketika Ed membungkuk dan berkata dengan tegas “iya tuan”
“Mulai saat ini tuanmu adalah Radhis.”
“Ini kita bertiga yang tau, karena sejujurnya aku takpercaya pada anggota keluarga yang lain”,
kata-kata kakeknya seketika membuat Radhis kaget.“Maksud kakek apa?” Radhis bertanya keheranan.
“Mulai saat ini kau adalah kepala keluarga Zond.”
Radhis hanya bisa tertegun dengan keheranan.
“Tapi kek aku tak pantas menerima semua itu,dan aku tak membutuhkan semua itu, dan lagi bukankah masih ada paman, adik dari ayah seharusnya bukankah dia yang menjadi kepala keluarga selanjutnya jika ayah tiada?”
“Tidak Radhis, surat surat ini sah resmi dan tak bisa di ganggu gugat”,
“Tapi tenang saja ini hanya kita bertiga yang tau, dan aku sudah percaya pada Ed melebihi ke pamanmu kau tenang saja”pungkasnya.
“Jadi selama aku masih hidup yang mereka tau adalah aku kepala keluarga Zond.”
“tapi setelah nanti aku sudah tiada aku ingin kau Ed” kakeknya berhenti sebentar dengan menunjuk ke Arah Ed Ackerley“Mengawal tuan muda mu untuk mengambil alih kelarga” keterangan kakeknya itu membuat Radhis mengerti,
Seketika Radhis berdiri dan membungkukkan badan untuk rasa hormat ke kakeknya seraya berkata
“Radhis tak akan mengecewakan kakek”di ikuti Ed “saya tak akan mengecewakan tuan”
“Bagus dan ini aku ingin semua berkas kau simpan Radhis.” lanjut kakeknya.
“Biar nanti aku yang urus kek, tuan acker-,”
“Tolong Ed saja tuan!!” Ed memotong omongan Radhis sambil membungkuk ke arahnya,
Radhis memahami itu, dan dia lanjut berbicara
“Baik Ed aku ingin kau mengantarkan ku ketempat lamaku dimana aku dirawat oleh bu Acent. Dan aku ingin kau membawa beberapa orang untuk menjaga rumah itu dari jauh dan pastikan bahwa itu adalah orang orang yang kau percaya, dan jangan menyentuh atau merubahbentuk rumah itu, biarkan lusuh dan sedikit rusak, karena itu akan menambah tingkat ke amanan”
“Siap tuan” jawab Ed ,
Tampak kakeknya hanya tersenyum bangga bahwa cucunya dapat tumbuh menjadi orang yang tegas,
“Apa kau masih mau tinggal bersama keluarga Wish?” tanya kakenya membuat Radhis sadar dan menjawab
“Tentu kek, dan aku ingin mereka suatu saat nanti mengerti siapa aku, jadi aku harap jangan ada yang membocorkan ini kesiapapun tanpa persetujuanku” ucap Radhis ke arah Ed,
Kekeknya hanya tersenyum dan dia berbicara
“Kau adalah Tuan Zond sekarang, jadi terserah lakukan apa pun yang kau inginkan!”
“Oh, dan tapi kau juga harus bertanggung jawab dengan perusahaan keluarga, mungin selama aku masih hidup kau bisa memulainya dengan perusahaan Geneve yang ada di Auckland ini” lanjut kakeknya.
“Siap, baik kek” jawab Radhis dengan tegas,
Geneve adalah perusahaan terbesar di auckland dengan lebih ratusan peruhaan yang bergabung dan bahkan menyembah nya dan berada di bawah naungan nya,dan Radhis harus menjadi president baru disana.“Maafkan Aku….”“Aku bukan tidak mau jujur. Tapi, Aku sebelumnya tidak bisa jujur kepadamu.”Radhis mencoba untuk menenangkan Rachel, dengan kedua tangannya memegang tangan istrinya yang kini berdiri di hadapannya dengan mata mulai tampak merah dan sedikit berkaca-kaca.Radhis tahu jika istrinya pasti akan merasa kecewa pada dirinya. Tapi meskipun begitu Radhis tidak ingin sampai Rachel membenci dirinya.“Kurang ajar!” Sea mengumpat dalam hatinya.Perasaan iri dan dengki mulai timbul saat dirinya tahu jika Radhis, suami dari sepupunya adalah seorang tuan muda dari keluarga besar.“Kenapa dia bisa begitu beruntung! Menikahi seorang laki-laki yang tampan dan ternyata juga seorang penguasa, yang tidak mungkin untuk dijamah oleh siapapun!” Sea kembali berbicara dalam hatinya dengan mengeratkan giginya.Ditengah ke irian Sea. Dia mulai tersadar saat Rachel tiba-tiba bertanya kepada Radhis.“Ester?”Radhis paham apa maksud dari pertanyaan Rachel. “Benar… Dia adalah–”Belum selesai Radhis
Beberapa saat kemudian ada seseorang yang datang.Sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh Radhis sebelumnya, yang datang itu adalah Radhis.“Kenapa Kamu memintaku untuk datang kesini?” Tanya Ester kepada Gun.“Akhirnya kamu datang!” ucap Gun saat melihat adanya Ester disana.“Ester?” Sapa Tania yang tanpa sadar menyebut nama Ester.“Iya tante… JJawab Ester terhadap sapaan dari Tania.“Kenapa kamu disini?” Tanya Tania.“Kalian saling kenal?” Tanya Gun. “Dia adalah Ester teman baik Rachel.” jawab Tania.“Oh iya, aku hampir lupa.” Gun berbicara dengan mendekat ke arah “Sebelumnya Aku mengira jika Ester hanya sekedar mengenal Rachel aku tidak tahu jika kalian cukup dekat.” Gun berbicara kepada Tania dan yang lain.“Dia adalah Ester sepupuku yang Aku bilang, Dia adalah tunangan dari tuan muda Zond!” Gun berbicara dengan sombong kepada Radhis.“Ternyata Ester adalah sepupu tuan Gun dan tunangan tuan mua dari keluarga Zond.” Nenek Xion dan Marrot berbicara dengan penuh keterkejutan.“Aku ba
Gun melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana sikap Radhis yang seolah tidak mengenal ampun saat itu berhubungan dengan istrinya.“Dari tadi kalian bersikap sombong di depanku!” “Apa hanya ini yang kalian bisa?” “Merengek!” teriak Radhis mengangatahi Gun dengan melayangkan sebuah tamparan di pipinya.“Argh!, A–aku…”Gun bereaksi dengan ekspresi yang serat akan perasaan takut.“Mengeluh!” Teriak Radhis dengan menendang kaki Adams, yang sedari tadi mengeluh kakinya sakit karena patah.“Arhg!!!!” Semua yang ada di sana hanya bisa menatap tidak percaya dengan apa yang sedang mereka lihat. Pada saat ini Radhis seolah menjadi sosok yang sangat kasar. Lebih kasar dari sebelumnya.Mereka sudah beberapa kali melihat kemarahan Radhis, namun pada saat ini berbeda, mereka melihat Radhis yang seolah menunjukkan sisi arogan dirinya.“Kau!” Bentak Radhis dengan menunjuk ke arah Gun.“Berhenti!” “Berhenti disana.” Gun mundur dengan mulut meracau saat Radhis mulai kembali mendekat ke arah
Kali ini semua orang yang hanya bisa berdiri dengan menjadikan Radhis yang duduk di sofa utama sebagai titik pandangan.Mereka semua mulai merasa sedikit penasaran, karena Radhis masih terpaku terdiam melihat ke arah Gun.“Apa yang kau mau bangs*at?” Teriak Gun.“Cepat katakan!” Imbuhnya.“Oh… Bukankah Anda terlalu terburu-buru Tuan.” Kalimat Radhis mungkin cukup sopan, namun nada dan ekspresi wajahnya seolah Radhis sangat meremehkan Gun.“Cepat katakan! Apa maumu?”Gun terdiam sejenak, melihat Radhis, entah apa yang ada dipikirannya, sampai akhirnya Dia lanjut berbicara.“Berapa yang kau inginkan?”Pertanyaan Gun jelas ditanggapi dengan ekspresi senyum oleh beberapa orang, termasuk nenek Xion, Marot, dan juga Tania.Mereka berpikir jika Radhis akan mendapatkan uang yang cukup banyak dari Gun, dan setelah itu mereka akan memintanya.Berbeda dengan Radhis, pada saat ini Dia justru tertawa dengan begitu keras.Radhis merasa lucu, karena bagaimanapun juga aset yang dimiliki oleh Radhis
“Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Radhis yang mulai melihat Gun bingung.“T–tidak.”“Tolong lepaskan Aku.”Gun mulai pucat karena merasa takut. Selain itu, tangannya mulai sedikit membiru karena begitu erat cengkraman tangan Radhis membuat peredaran darah di tangannya sedikit terganggu.Tangan kiri Radhis masih tetap memegang pergelangan tangan Gun, tangan kanannya yang bebas kini mulai melayang menampar pipi pria itu kiri-kanan berulang-ulang secara bergantian.“Tolong maafkan A–aku.” Gun merasakan panas di pipinya kanan dan kiri.“Tolong lepaskan Aku…” Gun mulai merengek karena dirinya kini merasa sakit di pergelangan tangannya dan juga panas di pipinya.“Bagaimanapun Aku adalah keturunan keluarga Esfor!”Teriak Gun yang saat ini masih tak henti-hentinya mendapatkan tamparan dari Radhis.“R–radhis, lepaskan Dia.”Nenek Xion kembali berbicara saat dirinya masih merasakan panas di pipinya, bekas tamparan tangan Radhis.Radhis yang sedari tadi masih menampar pipi Gun mulai merasa
“Dere bilang kepada Menantumu, agar Dia menjauh dariku!”Teriak nene Xion kepada Dere.Dere melihat ke arah Radhis.Dia memandangi menantunya yang sepertinya sudah sangat marah.Ingat seberapa sayang Radhis kepada Rachel, Dere justru memilih untuk diam, Dirinya tidak ingin terlalu ikut campur dengan apa yang di lakukan oleh suami anaknya itu.Tania juga sama, Dia haya melihat apa yang akan terjadi.Sejujurnya Ia ingin jika Radhis dan Rachel bercerai, agar supaya Tania bisa bebas menguasai Villa kelas atas yang kini mereka tempati, setelah itu untuk selanjutnya akan menjodohkan putrinya, Rachel dengan Deon, lelaki yang jelas di matanya mempunyai perusahaan. Selain itu, menurut dirinya Deon jauh lebih baik daripada Radhis karena Deon bisa dengan mudah ia kendalikan.Namun, meskipun Tania berpikiran seperti itu, sebenci apapun dirinya kepada Radhis, Dia jauh lebih benci kepada Xion, ibu mertuanya yang gila harta dan tidak penah bersikap adil, dimana dirinya selalu merasa di anak tirikan