Share

Bab 7

***

Setelah cerita yang begitu panjang,-

“Jadi seperti itu yang terjadi sebenarnya” kakek tua itu selesai bercerita,

Radhis hanya terdiam mencoba untuk mengerti semua,

“Jadi aku.. memang cucumu?” tanya Radhis dilanjutkan

“Yang telah lama hilang setelah rumahku terbakar yang mengakibatkan kedua orang tuaku meninggal?” Radhis mencoba untuk percaya.

“Aku di adopsi oleh bu Acent kalian tau?” pertanyaan Radhis hanya di jawab dengan anggukan oleh kakeknya,

“Kenapa waktu itu kalian tak coba mengambilku?”tanya Radhis bingung,

Kakenya seketika menjawab, “kami bukan tak mau,”

“Lantas?” Radhis penasaran,

“Kami belum bisa” ungkap kakeknya,

“karena waktu itu usiamu masih belia, dan kematian orang tuamu dan kebakaran rumah itu masih cukup janggal,”  jelas kakeknya dengan sedikit menghembusakan nafas panjang,

Setelah berhenti sejenak lanjut kakeknya berbicara “tapi pasti kau kenal paman Hall?”

Radhis seketika mengerutkan keningnya menunjukan ekspresi serius sambil berkata

“apa maksud Tuan?”,

“Tolong panggil aku Kakek dari sekarang", sergah kakeknya karena di panggil Tuan oleh Radhis, dan disini sebenranya kakeknya menyadari bahwa ingatan Radhis tetang masa lalu nya atau masa kecilnya sedikit berbeda.

"Baik Kek", dengan mudah Radhis menyesuaikan diri.

kemudian terkait dengan paman Hall kakeknya lanjut bercerita,

"Paman hall adalah orang yang aku kirim untuk menjagamu dan ibu angkat mu, sekaligus mengajarkan mu beladiri” kakeknya berhenti bercerita sejenak

“Dan!!!! Yang di ajarkan olehnya mungkin tak akan bisa di ajarkan oleh orang lain,”

kakeknya lanjut bercerita sembari mengacungkan jari telunjuk di depan Radhis seolah menunukkan bahwa itu angka Satu

“Paman Hall yang menjadi tetanggamu itu adalah orang terkuat yang aku tahu bahkan di Moland tak ada yang bisa menandingi kekuatan nya, dan di Auckland dia punya anyak bawahan yang takut terhadapnya”

Radhis tak terkejut dengan pernyataan kakeknya , “apa benar seperti itu?”

kakeknya hanya mengangguk,

Sebenarnya Radhis juga merasa bahwa latihan dengan paman Hall adalah sesuatu terberat di dunia ini,

“Dan lagi apa kau masih menyimpan buku yang di berikan oleh paman Hall?” tanya kakeknya.

“Masih” kata Radhis sedikit cuek

“Tapi paman Hall dulu berpesan agar buku itu di pelajari setelah usiaku diatas  23 tahun” terang Radhis,

“Itu adalah sebuah buku yang sangat penting” ucap kakeknya

“Buku itu adalah harta peninggalan kerajaan di jaman dulu, aku mendapatkan itu dengan sedikit usaha dan menitipkan nya kepada Hall untuk diberikan kepadamu” ucap kakek ZOnd dan kemudian bliau melanjutkan ucapannya,

"Bahkan Hall sendiri tak berani membuka buku itu, karena buku itu aku dapatkan untukmu".

“Tapi memang usia 23 tahun adalah usia yang benar benar matang,  mungkin itulah yang membuat  Hall berpesan seperti itu padamu waktu dulu,” ucap kakeknya sambil mengangguk-angguk sendiri,

“Semoga kau setelah ini segera mempelajarinya” terang kakeknya

Radhis hanya terdiam satu sisih dia marah karena kakeknya dulu tak merawat dia secara langsung di satu sisih dia bahagia karena akhirnya dia bertemu dengan kakek kandungnya.

“Ed, bawa itu kemari” seru kakeknya  

“Buka dan keluarkan isinya”.

“Siap, ini tuan” Ed segera melakukan apa yang di suruh oleh tuan Zond.

Isi koper itu adalah berkas-berkas yang Radhis sendiri tak tau apa itu,

Kakeknya membuka berkas berkas itu dengan tangan menengada ke arah Ed,

seolah mengerti Ed lantas memberikan sebuah pena berwarna emas ke kakek Radhis

“Ini tuan”.

Setelah kakeknya menandatangani semua berkas-berkas itu kakeknya lanjut bicara.

“Perkenalkan ini adalah Ed Ackerley”, setela dikenalkan oleh Kakeknya Radhis hanya mengangguk sambil melihat ke arah Ed, orang yang kemarin berbicara dengannya.

"Ed Ackerley", panggil kakek Zond pada Ed,

Seketika Ed membungkuk dan berkata dengan tegas “iya tuan”

“Mulai saat ini tuanmu adalah Radhis.”

“Ini kita bertiga yang tau, karena sejujurnya aku takpercaya pada anggota keluarga yang lain”,

kata-kata kakeknya seketika membuat Radhis kaget.

“Maksud kakek apa?” Radhis bertanya keheranan.

“Mulai saat ini kau adalah kepala keluarga Zond.”

Radhis hanya bisa tertegun dengan  keheranan.

“Tapi  kek aku tak pantas menerima semua itu,dan aku tak membutuhkan semua itu, dan lagi bukankah masih ada paman, adik dari ayah seharusnya bukankah dia yang menjadi kepala keluarga selanjutnya jika ayah tiada?”

“Tidak Radhis, surat surat ini sah resmi dan tak bisa di ganggu gugat”,

“Tapi tenang saja ini hanya kita bertiga yang tau, dan aku sudah percaya pada Ed melebihi ke pamanmu kau tenang saja”pungkasnya.

“Jadi selama aku masih hidup yang mereka tau adalah aku kepala keluarga Zond.”

“tapi setelah nanti aku sudah tiada aku ingin kau Ed” kakeknya berhenti sebentar dengan menunjuk ke Arah Ed Ackerley

“Mengawal tuan muda mu untuk mengambil alih kelarga” keterangan kakeknya itu membuat Radhis mengerti,

Seketika Radhis berdiri dan membungkukkan badan untuk rasa hormat ke kakeknya seraya berkata

“Radhis tak akan mengecewakan kakek”

di ikuti Ed “saya tak akan mengecewakan tuan”

“Bagus dan ini aku ingin semua berkas kau simpan Radhis.” lanjut kakeknya.

“Biar nanti aku yang urus kek, tuan acker-,”

“Tolong Ed saja tuan!!” Ed memotong omongan Radhis sambil membungkuk ke arahnya,

Radhis memahami itu, dan dia lanjut berbicara

“Baik Ed aku ingin kau mengantarkan ku ketempat lamaku dimana aku dirawat oleh bu Acent. Dan aku ingin kau membawa beberapa orang untuk menjaga rumah itu dari jauh dan pastikan bahwa itu adalah orang orang yang kau  percaya, dan jangan menyentuh atau merubahbentuk rumah itu, biarkan lusuh dan sedikit rusak, karena itu akan menambah tingkat ke amanan”

“Siap tuan” jawab Ed ,

Tampak kakeknya hanya tersenyum bangga bahwa cucunya dapat tumbuh menjadi orang  yang tegas,

“Apa kau masih mau tinggal bersama keluarga Wish?” tanya kakenya membuat Radhis sadar dan menjawab

“Tentu kek, dan aku ingin mereka suatu saat nanti mengerti siapa aku, jadi aku harap jangan ada yang membocorkan ini kesiapapun tanpa persetujuanku” ucap Radhis ke arah Ed,

Kekeknya hanya tersenyum dan dia berbicara

“Kau adalah Tuan Zond sekarang, jadi terserah lakukan apa pun yang kau inginkan!”

“Oh, dan tapi kau juga harus bertanggung jawab dengan perusahaan keluarga, mungin selama aku masih hidup kau bisa memulainya dengan perusahaan Geneve yang ada di Auckland ini” lanjut kakeknya.

“Siap, baik kek” jawab Radhis dengan tegas,

Geneve adalah perusahaan terbesar di auckland dengan lebih ratusan peruhaan yang bergabung dan bahkan menyembah nya dan berada di bawah naungan nya,

dan Radhis harus menjadi president baru disana.

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Sukardi Syamsi
cerita yang bagus dan menarik
goodnovel comment avatar
Arief Mixagrip
mantap gaes
goodnovel comment avatar
La Volkom
nulis novel ko niru bang ngga ada bahan kh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status