Share

Sang Penjelajah Malam
Sang Penjelajah Malam
Penulis: Miss Dee

SANG PENDAKI GUNUNG LAWU

BAB 1 : Menjelajah Hutan Gunung Lawu

Sorot mata tajam dibalik semak-semak, serta bunyi binatang malam membuat kuduk lima pemuda Sang Penjelajah Malam seketika berdiri. Langkah kaki semakin berat bersamaan dengan deru nafas yang juga semakin sesak mereka rasakan, namun perjalanan mesti diteruskan sebelum Matahari terbit. Tak peduli jika mereka sama-sama ketakutan, yang terpenting mereka harus tetap berjalan.

Yah, namanya juga Penjelajah Malam, pasti hal-hal yang berbau misteri dan mistis yang dicari. Hanya bermodalkan led flashlight, head lamp dengan spy cam, beberapa perangkat computer serta beberapa roti dan minuman dalam ransel, petualangan pun dimulai. Persiapannya bisa dikatakan tidak terlalu matang, tapi memang inilah yang mereka cari.

Kelima pemuda berusia sekitar 21 tahun ini memang sangat menyukai aktifitas yang baru-baru ini sedang trend. Menjadi Youtuber dengar ratusan hingga jutaan Subscriber dan Follower adalah visi mereka disela-sela kesibukan mereka sebagai karyawan dan wiraswasta. Kelimanya berasal dari kota dan kompleks yang sama di daerah Karanganyar Jawa Tengah. Kelimanya baru akrab setelah mengikuti kegiatan Jum’at Berkah di Masjid Kompleks.

Semua orang juga akan mengatakan mereka tidak ada pekerjaan, tapi di sinilah adrenalin diuji. Tempat yang angker dengan pohon-pohon tua berusia puluhan bahkan ratusan tahun. Tetap berjalan ke depan dengan harapan akan kembali dengan selamat. Tentu saja mereka memiliki tujuan mengapa bisa berada di sini.

Beredar kabar kalau mereka menyukai gadis yang sama. Seorang anak Pak Ustadz yang masih sangat lugu, berparas mirip seperti seperti Pevita Pearce, aktris yang membintangi beberapa film sepert “5CM”, dan film horor seperti “Sebelum Iblis Menjemput”. Rinda yang tinggi, putih semampai sehari harinya memakai jilbab Syar’i, dengan dress atau biasa disebut gamis dan penutup kaki syar’i ala hijabers.

Begitu ayunya Rinda dimata mereka, sampai-sampai kelima pemuda kompleks itu saling memperebutkan satu sama lain. Arinda Maulidia adalah anak semata wayang Pak Ustadz Solihun sekaligus Ketua RW setempat, yang saat ini berusia 18 tahun. Sangat disayangkan kalau sampai tidak segera melamar sang gadis tercantik dan sholeha. Dia paket lengkap, laki-laki yang bisa menaklukkan hatinya pasti sangat beruntung.

Kelima pemuda itu berhenti di depan pohon tua yang begitu besar, daunnya juga banyak dan menjulang tinggi. Mereka mengarahkan sumber penerangan ke arah atas pohon. Cukup menyeramkan memang, mereka sudah capek karena berjalan terlalu lama. Tapi misi ini harus tetap dijalankan untuk mendapatkan perempuan yang sangat sempurna seperti Rinda.

“Aku yakin jika kalian akan menyerah baru setengah jalan,” ujar salah satu pemuda yang bernama Rendy.

Kelima pemuda itu bernama Kang Arya, Rendy, Deny, Putra dan Ryan. Paras mereka cukup rupawan. Apalagi senyumnya, kaum hawa akan terpekik melihatnya.

“Jangan asal bicara, siapa tahu malah dirimu yang berhenti di tengah jalan karena cupu,” kali ini yang bersuara adalah Ryan.

“Sudahlah, tidak ada gunanya kalian bertengkar. Kita tidak akan tahu siapa yang bertahan di sini, jika kita mau menang. Cukup berpegang teguh kepada Iman dan Allah,” sahut Kang Arya menengahi. Kang Arya merupakan orang paling bijaksana di sini, ia tidak mau terjadi perdebatan yang tidak berguna.

“Benar apa kata Kang Arya, kita bersaing dengan sehat. Kita sama-sama mau memiliki Rinda, siapa yang bertahan di situ yang menang,” celetuk Deny dan mendapatkan anggukan dari mereka semua.

Mereka pun membuat Challenge Horor untuk meng-eliminasi satu-persatu kandidat calon mantu Pak Ustadz. Challenge yang tak hanya membutuhkan keberanian, namun juga Iman yang kuat. Dimana syarat untuk memenangkannya adalah siapa yang dapat membuktikan ke-Iman-annya lah yang paling baik. Sehingga diusulkanlah Challenge bermalam di Hutan Gunung Lawu yang terkenal dengan keangkeran-nya itu.

“Aku merinding, bagaimana dengan kalian?” tanya Putra.

“Sama, aku juga merinding. Aku merasakan seperti ada orang yang datang, aku tidak berani untuk menoleh ke belakang,” jawab Deny.

Mereka semua menelan ludah susah payah, mereka sama-sama merinding. Padahal sekarang mereka sedang duduk, mereka memakai jaket. Tapi angin tetap saja menembus ke kulit mereka, jadi mereka sedikit kedinginan. Tapi di sisi lain mereka juga merasakan ada seseorang yang datang. Tapi mereka tidak tahu siapa yang hadir.

“Berdoa kepada Allah, minta perlindungan dari makhluk-makhluk ghaib,” ucap Kang Arya. Walaupun dirinya juga ketakutan, ia tetap memberanikan diri untuk memberikan instruksi kepada sahabat-sahabatnya.

Mereka berdoa dalam hati, tiba-tiba mereka ingat tentang mitos yang ada di Hutan Gunung Lawu ini. Salah satu kisahnya, ada seorang pendaki yang melewati lokasi tempat adanya Pasar Setan atau Pasar Dieng dilereng Gunung Lawu. Konon siapapun yang melewatinya wajib membuang salah satu benda yg mereka bawa jika mendengar seperti ada suara bising layaknya sebuah pasar seperti halnya ‘transaksi jual beli’, karena jika tidak maka si pendaki akan tersesat dan tidak akan pernah kembali.

Menurut cerita dari salah seorang pendaki yang pernah mengalami hal mistis, dirinya tidak sengaja mengambil sesuatu yang bukan miliknya di lokasi tersebut, akibatnya tersesat selama 3 hari dan dibawa keluar mengikuti arahan seekor burung, sehingga ia masih selamat setelah menemukan Pos selanjutnya di dekat air terjun.

Hal ini dikarenakan ia mengantongi bunga melati yang dipetik di pintu masuk Candi Cetho. Disana ada beberapa jalur yang bisa dilalui untuk sampai ke puncak Lawu, yakni Cemoro Kandang, Cemoro Sewu, dan Candi Cetho. Jalur Candi Cetho lah yang paling sering menyimpan suatu misteri karena menjadi pintu masuk ke pasar Setan itu. Mengingat itu membuat mereka sedikit ngeri.

Maka dimulailah pendakian sebagai syarat mendapatkan kesempatan melamar sambil test ke Imanan mereka tidak terlalu tinggi. Sama seperti wajah murung dan sedih mereka. Disana ada Warung Mbok Yem di Hargo Dalem yang masih buka.

“Jangan berpikir hal seperti itu, yakin saja jika Allah akan melindungi kita semua di sini. Kita akan kembali dengan selamat,” ujar Kang Arya dan mendapatkan anggukan setuju dari Ryan.

“Baiklah, kita mulai saja perjalanan ini? Bagaimana?” tanya Kang Arya.

“Bisa, demi melamar Rinda aku rela menjelajahi hutan ini,” sahut Deny.

Mereka selesai beristirahat dan mulai melanjutkan kembali perjalanan ini, rasa merinding yang ada di tubuh mereka sudah hilang. Walaupun ketakutan masih ada, demi malamar orang yang dicintai akan mereka lakukan. Mereka juga menjaga sopan santun, karena ini bukan tempat yang sering di huni.

Mereka melakukan ini semata-mata untuk perlindungan diri, Kang Arya yang paling bijaksana di sini. Jadi dia yang memimpin di depan, dia juga selalu menenangkan mereka ketika mereka ketakutan karena melihat sesuatu yang janggal. Entah kapan mereka akan beristirahat lagi, mereka lupa jika membawa kamera. Kang Arya akan mengambil video karena merasa ini waktu yang tepat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status