Share

006 | Sihir Pelindung

Ailfrid masih terus menatap bebatuan kristal di bawah sana. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukan. Nekat mendekat hanya akan mengantar nyawanya secara sukarela, tapi kalau hanya diam dan tidak melakukan apapun, ini hanya akan jadi hal yang sia-sia. Ia tidak tahu sihir macam apa yang digunakan untuk mengurung makhluk itu. Bisa saja sihir hitam, atau malah sihir suci. Yang manapun sama berbahayanya kalau ia tidak tahu apapun.

Belum lagi jika di sekelilingnya dipasangi sihir pelindung agar tidak ada seorang pun yang bisa mendekat—untuk yang ini mungkin ia masih bisa sedikit melakukan sesuatu, walau tidak yakin dengan hasilnya. Tapi setidaknya ia jauh lebih berpengalaman soal sihir pelindung dibandingkan dengan jenis sihir yang lain.

'Setidaknya, kalau ingin memberikan informasi jangan setengah-setengah, sialan. Diam seperti orang bodoh seperti ini, aku yakin kalau dia akan melihat ini seperti sesuatu yang menggelikan,' batin pemuda berambut coklat itu.

Ailfrid berusaha mengingat kembali isi surat yang sempat diterimanya beberapa hari yang lalu. Tapi berapa kalipun berusaha hanya keterangan yang menunjukkan tempat dan apa yang dikurung yang seingatnya tertulis di sana. Tidak ada penjelasan lain bahkan yang mungkin tersembunyi dengan sihir sekalipun, mungkin juga menghindari hal buruk jika si pengantar surat mendadak mengalami kesulitan di tengah jalan. Entah itu cuaca yang buruk, atau dengan kemungkinan bahwa pihak kerajaan akan mengetahui perbuatan mereka.

"Kita mendekat?"

Ailfrid tidak yakin, tapi memangnya apa lagi yang harus dilakukan? Diam, atau kembali ke kota jelas bukan opsi yang ingin dipilihnya, sekalipun ingin. Tidak, sejujurnya ia sempat sedikit ragu ketika sampai di tempat ini, walau ia beberapa kali menepis pemikirannya itu. Kalau seperti itu akan lebih baik jika sejak awal ia tidak perlu melakukan ini, nikmati saja berkeliling dunia, toh seharusnya apa yang terjadi di Aldrand sudah bukan lagi urusannya.

Satu-satunya yang bisa mereka lakukan hanyalah maju. Mati atau selamat, berhasil atau gagal. Hanya di antara pilihan itu saja. Yang manapun, semuanya hanya akan mengarahkan mereka pada sesuatu yang lain yang lebih berbahaya.

"Kau gila?"

Ada sebuah sihir yang pernah diingatnya dulu, ketika mempelajarinya secara diam-diam di perpustakaan istana. Sihir untuk membuka tabir, semacam sihir dimana ia bisa membuat sihir yang dibuat untuk tidak terlihat menunjukkan wujudnya. Tapi kemungkinannya untuk berhasil tidak banyak. Ia pernah menggunakannya sekali dulu, dan berhasil. Tapi setelahnya tidak pernah lagi ia gunakan. Tidak terlalu berguna, dan justru karena keberhasilannya waktu itulah yang membuatnya ada di posisi sekarang.

"Ada semacam sihir yang bisa membuat sihir yang tidak terlihat seperti ini menampakkan wujudnya. Aku tidak tahu apa ini akan berhasil, atau berapa lama akan bertahan," Ailfrid merentangkan kedua tangannya di depan, "jadi, selama aku berusaha mengingat pola sihirnya atau ternyata sihir yang kulakukan ini ternyata berhasil, tolong perhatikan tempat ini dengan baik dan ingatlah bagian yang menurutmu mencurigakan."

"Kau pernah berhasil menggunakan ini?"

"Seingatku, pertama dan terakhir kali aku menggunakan ini ketika umurku masih dua puluh satu tahun—dan ajaibnya, berhasil. Jadi doakan saja keberuntungan itu masih menyertaiku."

Seth ingin protes, tapi pemuda di sampingnya ini telah lebih dulu fokus pada pola sihir yang mulai terbentuk. Pola sihirnya seharusnya tidak terlalu rumit, tapi karena ia tidak pernah lagi menggunakannya, akan butuh waktu bahkan untuk mengingat polanya saja. Waktu tiga tahun bukan waktu yang singkat, secerdas apapun, bahkan jika tidak pernah lagi digunakan orang akan dengan mudah melupakannya, apalagi ia yang baru pernah menggunakannya sekali saja. Mau tidak mau, vampir berambut pirang itu akhirnya mengalihkan tatapannya pada cekungan.

Lingkaran sihir dengan cahaya berwarna biru muda itu mulai terbentuk di udara. Ukiran-ukiran rumit membentuk gambar dan huruf rune mulai terlihat. Ailfrid memilih yang paling sederhana, karena jika berdasarkan apa yang pernah dibacanya ada beragam tingkatan untuk sihir semacam ini. Dan yang paling sederhana, kemungkinan hanya bertahan selama beberapa detik saja. Tapi penglihatan vampir itu cukup tajam, itu saja sudah cukup. Selebihnya, ia hanya tinggal mempercayakannya pada Seth saja.

Cahaya dari lingkaran sihir itu perlahan semakin terang, dan dengan sekali hentakan tangan energi sihirnya seperti menghempas dinding tak terlihat yang seolah menyelubungi tempat itu.

Iris merah pemuda vampir itu terbelalak, "Apa-apaan ini?"

Cekungan yang tadinya terlihat tandus itu kini diselimuti oleh kabut hitam. Saking pekatnya, tidak ada apapun yang bisa terlihat dalam jarak pandangan mereka. Tapi anehnya, kabut itu hanya berkumpul di dalam cekungan itu saja, hutan di sekelilingnya seperti tidak terpengaruh sama sekali, seolah antara hutan dan cekungan lebar itu berada di dunia yang berbeda.

"Ini... sihir hitam?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status