Perasaan hangat kian menjalar melihat anaknya malah bersikap seakan lelaki itu pahlawannya.
"Tinggi!" teriak Justin terbahak. Kenan mengangkatnya makin tinggi.
"Sudah Justin. Kamu berat, kasihan om Kenan," ucap Kayla lagi seraya hendak mengambil Justin dari tangan Kenan. Kembali jari keduanya bersentuhan menimbulkan gelenyar aneh di dada. Kayla membuang tatapan ke arah lain.
"Tenang, Mama. Nggak berat kok, yang berat Elona," ujar Kenan kemudian seraya meletakkan Justin dan beralih mengangkat Elona yang menunggu giliran di dekat kakinya dengan tangan terangkat. Gadis kecil itu berteriak kegirangan ketika Kenan memutar-mutar tubuhnya di udara.
Mama? Apa tidak salah yang baru saja diucapkan lelaki itu? Kayla membatin.
Kayla terharu melihat kelakuan buah hatinya. Mereka tak mengerti apa
Calvin berdiri gelisah di ruang kantornya. Kayla tak bisa dihubungi sejak kemarin. Calvin bertanya-tanya di mana letak kesalahannya?Ketukan di pintu mengagetkan Calvin, sekretarisnya mengatakan ada tamu."Kayla?" seru Calvin ketika tamu itu masuk."Cal, maaf aku nggak bisa lama.""Kenapa? Ada apa denganmu? Aku berusaha menghubungimu sepanjang waktu tapi gak masuk. Kau baik-baik saja?" Calvin memberondongnya dengan banyak pertanyaan. Lelaki itu tampak sangat khawatir atas Kayla."Aku baik, Cal. Hanya saja banyak hal terjadi. Aku perlu mengurus banyak hal." Kayla terdengar lesu. Bila bukan demi menghormati Calvin yang telah
Bagai disambar petir di siang bolong, Kayla terpaku di tempatnya dengan mata terbelalak dan mulut menganga. Ia berharap apa yang dilihatnya bukan kenyataan. Walau dirinya tidak berhak atas lelaki itu tetapi rasa sakit itu datang bagai pedang menghujam jantungnya.Begitu cepat ikatan tumbuh antara mereka, secepat itu pula rasa sakit itu datang."Ken, kita harus bicara, Sayang," ucap wanita berkemeja pink itu dengan manja menggelayut di bahu lelaki yang baru saja kemarin mendaratkan ciuman di bibir Kayla.Sayang? Tunangan?Kenan terpaku menatap mata Kayla yang mulai berkaca-kaca Dengan cepat Kayla menekan tombol agar pintu lift tertutup dan menumpahkan air mata yang ditahannya.&n
Bergegas Kayla mengumpulkan barang-barang bawaan yang tak seberapa, tapi demi melihat anak-anak letih, Kayla mengurungkan niat untuk membawa mereka pindah saat itu juga. Setelah ponselnya diambil paksa orang tak dikenal, akan lebih baik bagi mereka tetap berada di dalam apartemen. Keselamatan anak-anak bergantung pada tindakan apa yang akan diambilnya.Ingatan akan Kenan muncul ke permukaan. Apakah lelaki itu sedang panik mengingat Kayla melihatnya bersama wanita lain atau ia malah sedang menikmati waktu bersama wanita-nya?Kayla membaringkan tubuh setelah memastikan pintu utama terkunci rapat dan menitipkan pesan pada security agar tak mengijinkan siapa pun mendekati unit yang ditempatinya, kecuali Kenan tentu saja.Semua petugas tahu s
Lain halnya dengan Kenan, binar mata lelaki itu seakan bicara tentang cinta seutuhnya. Ia hanya ingin mencintai Kayla, memberikan rasa aman pada Kayla, memberi apapun yang dibutuhkan Kayla. Tanpa pernah berpikir akan mendapat sesuatu sebagai timbal baliknya.Cinta Kenan atas sang kakak telah memukau Nirwana.Ketika Kenan memasuki kamar di mana Kayla sedang menyendiri, Nirwana hanya tersenyum. Dengan sopan lelaki itu meminta ijin padanya untuk menemui sang kakak.Entah apa yang terjadi di kamar, Nirwana tidak merasa perlu tahu. Yang ia tahu saat memasuki kamar mata Kayla sembab. Nirwana mengajak anak-anak bermain, agar mereka tak mencari sang mama.Di dalam kamar, Kayla bergeming mena
"Briona, belajarnya udah?" Teriakan samar Nirwana di luar kamar membuyarkan diamnya Kayla. Anak-anak tak mengerti apa yang terjadi. Hari berganti namun mereka masih berpikir ini adalah liburan. Rasa bersalah datang menerpa, mengingat anak-anak meninggalkan mainan kesukaan mereka di rumah. Kepergian terburu-buru membuat Kayla hanya bisa membawa sedikit keperluan utama saja.Ponsel yang baru saja dibelikan Kenan tergeletak di atas nakas. Kayla menatap sekilas lalu menarik napas.Lelaki itu tergila-gila padanya. Sebelum tubuhnya menghilang dibalik pintu, Kenan menciumnya dengan sangat lembut. Tak ada gairah di sana, hanya rasa cinta yang dalam atas dirinya."Aku akan mencintai kamu dan menunggumu sampai waktunya tiba," ucapnya ketika tatapan kedu
Sejak Kayla berdiri di muka pintu menggandeng anak-anaknya sebulan lalu, ia bertekad akan memperlakukan Kayla sebaik-baiknya. Bryan berlutut di depan Kayla ketika itu dan bersumpah akan membahagiakan Kayla. Memprioritas semua keinginan sang istri dan berusaha menjadi suami yang diimpikan Kayla.Semuanya terlihat indah. Anak-anak bahagia kembali bertemu sang papa. Larissa dan Lenny pun telah menerima keputusan Bryan agar mereka bertahan di rumah sang mama dan jangan berkunjung sebelum Kayla siap.Ucapan dan perlakuan mereka masih membekas di ingatan Kayla dan saat ini Kayla tak ingin diganggu."Mas ikut?""Nggak perlu. Kamu ajak Nirwana aja.""Nggak apa-apa kalau mas mau ikut." Kayla yakin Kenan telah jujur pada Rumini perihal Kayla berstatus istri ses
Pandangan keduanya mengarah pada Kenan yang terlihat duduk menyendiri di kursi taman. Di tangannya terlihat ponsel yang hanya dipandanginya. Acara pernikahan tinggal hitungan hari lagi dan Kenan terlihat lelah."Saya berterima kasih, kau begitu baik mau menjaga anak itu," pungkas Rumini kemudian saat Hendri berkata rencana makan malam bersama motivator ternama yang ditemuinya saat acara ulang tahun Rumini baru saja dimulai, batal.Rumini mengembuskan napas perlahan. Setiap kali membicarakan Kenan, ia teringat akan Kayla. Sejak hadir Kayla, ia tak ingin Kenan dekat dengan wanita manapun termasuk Lorina yang sejak lama berusaha mendekatinya. Kayla telah memesona sejak wanita itu memayungi Rumini di tengah hujan deras sementara tubuhnya sendiri dibiarkan basah.
Sebagai motivator muda ternama, sudah terbiasa Bryan mengunjungi satu kota ke kota lain. Bila biasanya dia sendiri, kali ini Bryan ingin memboyong seluruh keluarga sekalian liburan."Nanti kalian jalan-jalan aja. Banyak tempat menarik di sana," ujar Bryan, dia ingin menebus masa-masa yang terlewati selama ini. Di depan Kayla, ia menutupi perasaan bersalah telah memperlakukan sang istri dengan tidak patut. Sebagai gantinya, ia akan memanjakan Kayla dan anak-anak, mulai hari ini."Ohya?" cetus Kayla seraya tersenyum. Ia terharu, perlahan Bryan kembali menjadi sosok yang dikenalnya dulu."Bersenang-senanglah. Udah lama kita gak jalan sekeluarga." Bryan tersenyum seraya tangannya mengelus kepala Kayla. Tak henti ia bersyukur atas keadaan ini