Gerakan ringan Kenan menyadarkan Kayla dari lamunan. Ia yang sedari tadi duduk di tepi ranjang, menatap lelaki itu. Betapa damai wajahnya. Tubuhnya tertutup selimut hingga dada. Kayla tak memakaikan baju karena takut membangunkan Kenan hingga memutuskan untuk menutupi dengan selimut tebal.
Sesekali mata Kayla menatap layar ponsel di tangannya namun belum terlihat pesan baru dari Mayleen. Semoga memang tidak ada apa-apa, batin Kayla.
Tiba-tiba tangan Kenan terangkat, menangkap tangan Kayla dan menariknya. Kayla yang tak menduga hal tersebut menjadi hilang keseimbangan hingga tubuhnya tertelungkup di atas dada Kenan.
Wajah keduanya berhadapan sangat dekat. Kayla menahan napas yang tiba-tiba sesak. Selimut telah tersingkap
Suasana makan malam bersama dua keluarga sedikit tegang akibat Abiyaksa menyinggung soal hutang budi Biyan semasa hidup.Sambil melahap makanan dengan rakus, Abiyaksa bercerita ia kerap membantu Biyan ketika papa Kenan itu masih muda. Bersama-sama bertemu di Jakarta sebagai anak rantau, tinggal di kost yang sama hanya beda kamar, membuat hubungan keduanya cukup dekat.Suatu ketika Biyan muda kehabisan uang dan Abiyaksa membantu memberinya informasi lowongan pekerjaan di kantor yang sama dengannya bekerja. Setahun kemudian berbekal illmu yang telah didapatnya, Biyan pindah kerja dan mendapat jabatan serta gaji jauh lebih tinggi. Karier Biyan melejit cepat berkat keuletannya bekerja dan kepribadiannya yang baik. Hingga suatu hari ketika mewakili perusahaan melakukan kunjungan ke kantor Rumini, Biyan berte
"Masuk restoran kelas atas gak tahu etika." Abiyaksa bersungut-sungut seraya meneguk minuman di gelas sampai habis.Lorina yang sejak tadi hanya bicara sepatah dua patah kata kini menimpali sang ayah."Sudah, Pa. Lori capek dengar papa ngomong terus dari tadi" pungkasnya. Ia mendengkus kesal dan bersiap hendak berdiri.Kenan menegakkan kepala menatap gerakan Lorina. Walau pernikahannya dengan gadis itu hanya sebatas tanggung jawab namun Kenan tak bisa membiarkan Lorina meninggalkan meja makan begitu saja sementara semua orang masih berkumpul. Seakan mengerti arti tatapan Kenan yang mengikutinya, Lorina pun bicara."Cuma mau ke toilet," ujar Lorina seraya menggeser kursi dan membalik badan.
Kayla mendengarkan kata demi kata yang diucapkan Kenan, lalu ia memeluk lelaki itu.Kenan balas memeluknya erat serta menciumi pucuk kepala Kayla. Kenan terdengar lega telah membagi kegalauannya pada Kayla. Sosok yang dikenal Kayla sebelumnya, kini telah kembali."Bukankah seharusnya kau senang? Kau tidak jadi menikahinya. Kenapa malah seperti ini?""Setibanya di luar restoran, Lorina mengejarku. Lorina tetap ngotot kami memang melakukannya malam itu. Dan itu membuatku tak bisa berpikir jernih. Bagaimana kalau anak itu adalah darah dagingku? Membayangkan dia hadir ke dunia ditunggui lelaki lain membuatku hampir gila." Gusar Kenan menarik rambutnya."Setelah apa yang dilak
Lorina mencintai Abiyaksa. Lelaki paruh baya itu berjuang keras dari nol merintis perusahaan. Perjuangannya yang tak kenal kata lelah membuat Lorina kerap merasa kasihan."Papa tahu rasanya hidup susah dan papa tak ingin anak cucu papa merasakan hal yang sama." Selalu kata itu yang diucapkan Abiyaksa bila Lorina bertanya.Dilubuk hati terdalam, lorina pun setuju. Kekayaan harus diperjuangkan bukan ditunggu datangnya.Ambisi Abiyaksa untuk berada di lingkaran orang-orang besar, dipupuk sejak Lorina belum hadir ke dunia ini.Lorina dibesarkan akrab dengan mengetahui sepak terjang Abiyaksa. Itu sebabnya ia mengiakan ketika sang papa memberi ide untuk memasukkan obat perangsang pada minu
Nirwana menatap Kenan dan memberikan kedipan, ia tahu apa yang ingin diucapkan lelaki itu."Baik, Dok," ucap Nirwana memotong ucapan Kenan. Dokter menjelaskan kondisi Kayla telah melewati masa kritis, beruntung airbag mengembang menahan tubuhnya sehingga kepalanya terhindar dari benturan. Saat ini Kayla hanya perlu isirahat total. Kenan mendengarkan dengan seksama setiap penjelasan dokter dan tetap berpura-pura sebagai suaminya.Ketika dokter itu berlalu, Kenan memberondong Nirwana dengan rentetan pertanyaan."Apa Bryan nggak datang sampai dokter nggak tahu siapa suaminya?""Belum datang," tukas Nirwana tersenyum masam. Ia sadar sudah membuat kekacauan hari ini, kekacauan yang menyenangkannya."Sekarang di mana lelaki itu?"
Ternyata benar prasangkanya, Bryan berangkat bersama wanita lain ke Lombok, wanita muda dan cantik yang gambarnya dikirimkan Mayleen. Di bandara saat sedang menunggu keberangkatan tanpa sengaja Mayleen menangkap sosok Bryan, ia kemudian memutuskan mengikuti Bryan bahkan menginap di hotel yang sama dan berhasil mendapatkan beberapa bukti kebersamaan Bryan dengan gadis muda itu. Sayangnya, ia tak bisa mengambil gambar dari jarak dekat karena Bryan mengenalnya.Sengaja Mayleen tak menerima panggilan telepon atau mengirim pesan pada Kayla kecuali sebuah gambar di bandara, karena ingin mengumpulkan lebih banyak bukti sebelum Kayla tahu kebenarannya.Sekembalinya Bryan dua hari kemudian, membuat Kayla bertanya-tanya atas sikap lelaki itu yang sedikit aneh, ia seperti menjaga jarak dengannya namun Kayla tak tahu bagaimana mulai bertanya tanpa dasar yang jelas. Hanya
Di sisi lain hatinya, Kayla bertanya-tanya, Dewi yang diingatnya hanya seorang wanita dengan penampilan biasa cenderung tomboy, tapi kenapa wanita yang dilihatnya di video maupun di gambar yang tersimpan di ponsel Bryan, terlihat sangat berbeda?Kayla tergelak ketika Bryan menceritakan kebersamaannya dengan Dewi di sebuah bar malam itu, saat Kayla dan anak-anak pulang lebih dulu. Kebersamaan Bryan dan Dewi yang berakhir dengan sebuah janji Bryan akan kembali."Kau merasa dijebak lalu berakhir di kamar hotel? Lucu sekali!""Kay, mas serius. Mas sudah berusaha menghindar tapi dia seperti sengaja menyerahkan diri. Mas ….""Hentikan! Kay tidak perlu mendengarnya lagi. Mas merasa dijebak, tapi pertemuan berlanjut. Malang! Lombok! Kayla khawatir mas tiada kabar, ternyata mas menghabiskan
Sedikitpun Kayla tak menyangka, prahara dalam rumah tangganya berawal dari kunjungannya ke kota Malang, kota asal wanita muda bernama Dewi. Wanita yang dikiranya lugu ternyata menyimpan sejuta cerita dibalik sikap polosnya.Semua bermula ketika Dewi menerima tugas yang dibebankan padanya agar mendampingi keluarga motivator ternama, Bryan Santana Putra.Perintah atasan yang diterimanya, menyibak rangkaian luka yang tak pernah di duganya. Luka yang didapatnya setelah dengan riang ria menyampaikan tentang tugas yang diembannya kepada Tiara—sang kakak—."Kak, minggu depan Dewi dapat tugas mendampingi keluarga motivator terkenal yang akan datang sama keluarganya," celoteh Dewi dengan wajah riang saat itu. Walau T