Laysa Arryn Viequet yang baru saja tiba kembali kekediaman utama keluarga Viequet kini berjalan dengan dengan langkah yang begitu cepat. Dia harus memberitahukan ini semua kepada kedua orangtuanya dan memutuskan pertunangan antara dia dan Paul.
Dia tidak sanggup menahan rasa malu jika publik mengetahui kekasihnya direbut oleh kakak kandungnya sendiri. Memang untuk saat ini tidak ada satupun yang pernah melihat seperti apa bentuk dan wujud dari anak ke-2 kediaman Viequet. Dia memang disembunyikan dari publik oleh kedua orang tuanya.Sementara kakaknya, Layla Yasy Viequet adalah seorang model terkenal dan semua orang mengetahui dia adalah putri pertama dari keluarga Viequet. Paul adalah anak dari pengusaha Entertainment terkenal di Amerika, dan sejak kecil mereka memang sudah saling mengenal.Tapi entah mengapa sejak dua tahun lalu, Paul yang memang sudah menyelesaikan studinya lebih dahulu memutuskan untuk ikut terjun ke dalam bisnis milik keluarganya tetapi dia tidak ingin mengambil secara instan jadi dia melakukan langkah awal dengan menjadi seorang manager lebih tepatnya manager dari kakak perempuan tercintanya Layla Yasy Viequet.Baru saja langkah Laysa memasuki pintu utama kediaman merasa bingung karena semua orang sudah berkumpul di sini membuat dia semakin bertanya- tanya apa yang sebenarnya terjadi yang hanya menjadi fokus utama Laysa adalah Ayah dan Ibunyanya ada di sini, yang menjadi aneh adalah kehadiran kepala keluara Viequet ini bukannya ayahnya sedang ada perjalanan bisnis penting di New York? Kenapa bisa ada di sini.Laysa tidak ambil pusing dia akhirnya mendekati kedua orang tuanya dan ingin memeluk mereka sebelum dia meminta keadilan untuk apa yang dia alami dan menceritakan semuanya dia sangat butuh tempat untuk bersandar saat ini, langkah Layla berjalan dengan cepat ingin memeluk ibunya.‘Plak’.Belum sempat Laysa ingin memeluk dan bersandar di pelukan ibunyanya kini sebuah tamparan panas melayang di wajahnya Carren ibunya yang menampar wajahnya dengan keras dan memberikan tatapan marah dan penuh emosi.“Mommy?” mata Laysa berkaca - kaca tak percaya dengan apa yang ibunya lakukan kali ini dan yang lebih membuat dia semakin binggung lagi, apa penyebab utama atas tamparan yang baru saja dia dapatkan itu.“Dari mana saja kamu?!” suara yang sangat tegas itu kini mengemah menyapa Laysa dengan tonasi berusaha menahan amarah, Laysa masih bingung mengenai situasi yang sedang terjadi sekarang.Peter menatap anak keduanya dengan emosi tertahan tetapi masih tetap untuk bersikap tenang terlebih lagi dia harus mendengarkan dari dua sisi dulu. “Jelaskan apa maksudnya ini?” Peter langsung melemparkan sebuah koran tepat di hadapan Laysa dan ponsel yang menunjukan berita trending utama di pencarian saat ini ke hadapan Laysa yang masih bingung.Tangan Laysa terulur dengan sendirinya mengambil ponsel yang saat ini menampilkan sebuah berita dan membuat Laysa terdiam dengan wajah memerah merendam emosi, di sana terlampir dengan jelas berita mengenai kelakuan liar yang di lakukan oleh anak keluarga kaya dan terpandang di California yang berinisial ‘Ly’ dan tinggal di kediaman beverly Hills melakukan party sexs bebas dan tertangkap kamera, bahkan ada foto yang nampak di blur tapi mereka tau itu siapa.“Tidak aku tidak pernah melakukan hal ini, kalian pasti mengenal diriku lebih dari siapa pun! Mommy, Daddy aku sama sekali tidak tahu mengenai hal ini.” Laysa menggeleng kepala menangis bingung dan sakit akibat tamparan kecewa dari Carren ibunya.“I–ini bukan salah Laysa.” dengan raut wajah serta intonasi yang di buat seolah membela kali ini Layla yang sejak awal memang ada di sana dan duduk di sebelah Paul ikut berdiri dan mendekat kearah mereka bertiga.Laysa yang baru saja menyadari keberadaanLayla segera menoleh dan menjadi yakin ini semua pasti ada sangkut pautnya dengan Layla dan bagaimana bisa kedua pasangan itu datang secara bersamaan duduk di tempat yang sama dan hadir dengan tampang tidak tahu malunya.“Layla! berhenti membela adik mu itu, sekarang jelaskan Laysa, apa itu benar-benar kamu?!” wajah Carren berubah menjadi dingin seketika sesuai dengan apa yang Layla prediksi jika menyangkut dengan adik perempuan nya, membuat sang kakak jadi lebih mudah menjalankan rencana tuduhan agar dia bisa merebut Paul kekasih adiknya sendiri.“Layla! bisa kau jelaskan apa maksudnya ini?!” kali ini entah mengapa Laysa langsung berbicara dan menoleh kearah Layla yang sudah ikut bergabung antara dia dan ayahnya dengan intonasi dingin, Layla kakak perempuan nya baru kali melihat adiknya yang begitu emosi wajah Layla yang awalnya tenang langsung berubah panik sekaligus takut nanti semua rencana dan kegiatan perselingkuhan dirinya bersama Paul jadi terbongkar.Layar monitor sudah menyala dengan menampilkan hasil kerja keras dari sahabatnya Cherry membuat mata Laysa menatap dengan tersenyum tipis, dia begitu mengingat dengan jelas bagaimana perjuangan Cherry untuk menyelesaikan proyek ini, sebagai orang yang di percayakan untuk mengurus dan menghendle investor, meskipun dia hanyalah salah satu dari sekian karyawan kecil di perusahaan Goodrell cabang tapi usaha yang Cherry lakukan benar-benar sepenuh hati. Menghela nafas pelan dirinya mulai menjelaskan tempat yang strategis serta bagaimana proses perkembangannya dari proyek ini berlangsung. “Jadi untuk keseluruhannya sudah berjalan sesuai rencana kurang lebih 87%,” jelas Laysa lagi tersenyum dengan profesional kepada semua orang yang mendengarkan penjelasannya dengan serius atau bahkan yang menatap tak suka akan kehadirannya secara tiba-tiba karena kini perhatian dari Dylan bahkan wanita yang berniat untuk menggoda sang bos pun menatap tak suka dengan pandangan permusuhan.‘Wanita acak dari
“Jadi bagaimana untuk kelanjutan pembangunan di kota A, apa sudah semuanya di selesaikan data bangunan dan perencanaan pembiayaan nya,” suara dingin itu menyapi ruangan mata yang tajam menatap semua yang ada di ruangan. Sudah hampir setengah jam berlalu mereka melaksanakan meeting dan memang beberapa saat yang lalu posisi bagian penjelasan yang di tugaskan kepada Cherry bisa di gantikan oleh pihak lain yang memang ikut juga mengatasi ini semua. Laysa berlari dengan tergesa - gesa dirinya juga tak menyangka bahwa ia bisa terlambat untuk datang menggantikan Cherry dalam meeting penting ini, ia masih ingat dengan jelas materi serta berkas yang nantinya akan di bahas di pembicaraan kali ini. Tapi apa boleh buat jangan kan untuk menjawab, bahkan untuk diizinkan masuk pun dirinya ragu masih di perbolehkan atau tidak, bukan karena ancaman atau kenyataan Cherry mengetahui adalah usul mengenai histori pendidikannya melainkan semua demi Darel. dengan nafas tergesah-gesah dirinya berlari
Lamunan gadis cantik itu terhenti dengan wajah yang sungguh sedih dan pias dirinya menatap kaca bus di jalanan dengan pandangan yang kosong, ada banyak sekali yang ia fikirkan terutama ucapan sahabatnya tadi sebelum dia pergi, dan kini dia masih berada di jalan untuk menuju ke toko bunga miliknya. Dia adalah pemilik jadi sesungguhnya tidak masalah jika dia tidak datang untuk berkerja, tanpa dirinya pun toko tetap akan di buka yang menjadi alasan kenapa dia merasa wajib untuk datang kali ini adalah, seorang klien angkuh dan sombong yang kerap kali di bicarakan oleh pegawainya hari ini akan berkunjung, ia merupakan salah satu pelanggan yang sudah memesan sejak 1 minggu yang lalu, dan di sinilah masalahnya. Sudah berulang kali karyawannya mengirimkan buket bunga serta rangkaian yang telah mereka kerjakan, tetapi tetap di tolak oleh klien kali ini, yang membuat Laysa sedikit marah bukan karena dia komplain atau merasa tidak puas melainkan tindakan dirinya yang semena - mena terhadap pe
Pagi ini suasana ruang rawat milik Cherry tiba-tiba menjadi sunyi selepan kepergian Daenarys yang berpamitan karena ada kelas serta Darel bocah kecil dan aktif itu yang sudah diantar telebih dahulu oleh Daenarys untuk masuk sekolah.disinilah mereka hanya tersisa berdua yaitu Laysa dan juga Cherry dan sebentar lagi Cherry akan di tinggal sendirian terlihat dengan jelas dan sedikit sibuk kini Laysa sudah duduk di depan cermin dan mempoles dirinya menggunakan make up tipis sebelum berangkat ke toko."Ayolah Laysa apa kau tidak bisa memikirkan nya sekali lagi?" suara helaan nafas Cherry dan juga gelengan kepala Laysa masih menghiasi perdebatan mereka di pagi hari ini.Hari ini adalah hari yang cukup penting bagi Cherry dan juga hari ini merupakan salah satu hari yang menyebabkan dirinya berakhir di rawal di bangsal rumah sakit. karena memang pada hari ini jadwal mengenai meeting gabungan di kantor pusat telah menyita waktu Cherry selama ini, karena dirinya tiba-tiba jatuh demam dan cukup
Wajah Daenarys kini masih sedikit bersedih jika mengingat kejadian tak terduga tadi dirinya bahkan kini merenung dengan wajah yang sulit di baca, berulangkali Daren menari narik lengan baju gadis itu, hingga akhirnya dia menoleh dan tersadar dari lamunan nya."Maafkan kakak Darel kakak tidak bermaksud untuk mengabaikan mu tadi." Daenarys kini memebrikan tatapan tak enak kepada bocah kecil satu itu yang juga mencibirkan muka sedikit sedih melihat diam nya Daenarys."Tidak apa-apa kakak, Arel cuma takut kakak sedih." Darel masih mengenggam tangan Daenarys dengan lembut dan Daenarys tersenyum lembut melihat kelucuan yang di tunjukkan oleh bocah ini, dia kemudian menarik Darel kedalam pelukan hangatnya dan mengelus pelan kepala anak laki-laki itu, dia butuh kehangatan saat ini. Namun saay Daenarys dengan tenang berpelukan dengan Darel bocah berusia 4 tahun lebih berpa bulan itu setelah di interupsi oleh suara berat lelaki yang kini sudah datang dengan ekspresi wajah cemas."Daenarys ohh.
5 tahun sudah berlalu, dan kini keluarga Viequet masih sibuk bekerja di bidang masing-masing dengan suasana yang tidak lagi sama, dan semakin dingin tak tersentuh.Layla yang beru saja pulang kerumah kini memandang dengan ekspresi wajah dingin mulai memasuki rumah yang terdengar sangat sunyi dia tidak menemukan keberadaan ibunya di sini, tentu saja dia tahu di mana keberadaan ibunya sekarang, dengan langkah cepat dirinya berjalan dan masuk tanpa mengetuk lagi kekamar adikna dulu Laysa."mom?" suara lembut Layla menyapa saat dirinya mendapati dang ibu dengan cepat dan tergesah-gesa menyusun secara acak album foto yang sudah dia bolak-balik entah sejak kapan itu terjadi, Carren yang melihat kepulangan Layla pun hanya mampu tersenyum sendu."Sudah pulang, tumben ke rumah?" tak ingin membahas lebih jauh perasaan sedih dirinya mengenai keberadaan dan rasa rindu yang dia rasakan untuk anak keduanya Laysa kini dia hanya mampu menghibur diri.Layla perlahan berjalan mendekat dan memeluk Carre