Share

Playing Victim

Author: drirran
last update Huling Na-update: 2024-05-08 11:30:23

“Aku tau ini perbuatan mu! kau sudah lama ingin menyingkirkan ku dari keluarga ini kan? kau bahkan bercinta bersama Paul kekasih sekaligus calon tunangan Adikmu sendiri.” Laysa berbicara dengan nada sarkas dan emosi tercetak kuat tangan nya terkepal kuat.

Semua pandangan yang awalnya menjadi menuntut pertanyaan dan jawaban dari Laysa menjadi binggung bahkan Peter sebagai kepala keluarga pun menatap Layla dengan pandangan bertanya, Carren menatap Laysa lagi.

“Apa maksudmu Laysa? Siapa yang bercinta dengan siapa?” Carren bertanya dengan menyipitkan mata menjadi bingung mengenai ucapan Laysa.

“Aku tidak mungkin setega itu kepada adik ku sendiri.” bela Layla.

“Mereka berdua! Mom, Dad, mereka berdua selingkuh dan menjalin hubungan di belakangku.” Laysa menunjuk kearah Paul dan juga Layla secara bergantian dengan wajah yang sudah menangis, merasa sakit hati dan kecewa karena dihianati dan di selingkuhi oleh dua orang yang paling Laysa yakin tidak mungkin setega itu.

Paul yang merasakan situasi semakin terpojok bagi Layla dan juga dirinya ikut bergabung untuk berbicara membela Layla.

“Aku tahu sejak awal kamu tidak ingin jika aku menjadi manager utama bagi Layla, tapi tidak sepantasnya kau menuduh kami berdua melakukan hal seperti itu tanpa bukti yang pasti.” Paul langsung ikut berbicara menatap Laysa dengan tajam dan menenangkan Layla.

“Kau bahkan berani berbohong dihadapan kedua orangtuaku?” kepala Laysa menggeleng tak percaya dengan tingkah Paul ikut memojokkan dirinya, sejak awal Paul adalah anak yang baik mereka saling mengenal satu sama lain dan kini kenapa semua orang berubah secepat ini.

“Aku mengerti mungkin masalah ini sungguh membuat adik Laysa menjadi binggung dan tidak ingin terpojok sendirian sehingga menyeretku juga untuk ikut terlibat, tapi adik jangan biarkan nafsu sesaatmu merusak martabat keluarga kita, bagaimana kalau rekan bisnis Daddy mengetahui kelakuanmu ini?” setelah mengatur intonasi dengan baik seolah tidak terjadi apapun kini Layla kembali berbicara.

“Laysa. Daddy akan memberikan kamu satu kesempatan untuk menjelaskan ini semua.” Petter menatap anak keduanya dengan tegas.

“TIDAK! Aku tidak pernah melakukan hal itu, pasti Layla yang sudah memanipulasi itu semua untuk menutupi bukti perselingkuhan dia dan juga Paul! Mommy, Daddy percaya kepada Laysa oke.” Laysa berusaha meraih lengan kemeja ayahnya dan memohon untuk mendapatkan kepercayaan dari sang ayah.

“Berhenti melemparkan masalah kepada kakak mu! jelas- jelas itu sudah tampak kalau perempuan yang di foto itu adalah kamu! dan kini kamu malah menyalahkan Layla kakak mu sendiri untuk menjebak mu dengan tindakan tidak bermoral seperti itu, dan kamu pasti sudah tahu kan, kamu bisa saja menghancurkan bisnis keluarga kita! kamu sudah membuat kami malu Laysa! Kamu sudah tidur dengan berapa banyak pria di pesta itu?!” Carren bertanya dengan membabi buta membuat Laysa terdiam dirinya benar - benar tidak menyangka kalau ibunya akan memukulnya dengan pertanyaan seperti ini.

“Mommy sudah jangan marahi adik lagi, tidak apa- apa Layla faham kenapa adik Laysa bisa semarah itu kepada Layla apa lagi ini semua pasti bukan hal yang mudah dan di alami oleh adik.” Layla yang kini sudah angkat bicara dan membuat Laysa menatap tak percaya sekaligus muak.

“Wajah polosmu itu, membuat aku muak mau sampai kapan kau bertingkah menjijikan seperti ini! puas sudah memfitnah ku kakak?!” Laysa menatap tak percaya berusaha membendung rasa sakit dan ingin menangis di wajahnya dirinya benar benar tak sanggup untuk berada di ruangan ini lagi.

Baru saja Laysa berhenti di sana dan hendak meminta keadilan akan apa yang telah di tudukan kepadanya di karenakan perbuatan Layla dani Paul kekasih sekaligus calon tunangan nya tercinta pun kini semua orang menyalahkan dia dan menatap dirinya dengan pandangan menghakimi.

“Renungkan kesalahan mu Laysa, 1 minggu lagi adalah hari kelulusanmu di Harvard University dan kamu harus fokus untuk mempersiapkan hari kelulusan mu, setelah itu Daddy akan mengirimu untuk pergi ke Desa dan belajar untuk memperbaiki semua kesalahan mu di sana.”

Keputusan Petter pada akhirnya membuat semua orang terdiam, baru kali ini dia mengambil keputusan untuk mengasingkan anaknya sendiri Carren yang sejak awal berniat untuk langsung memberikan keringanan menoleh kaget dengan keputusan suaminya tetapi dia tidak dapat bertindak dan mengerti tujuan utama suaminya bertindak itu untuk meredam skandal yang telah menyebar sebelum akhirnya di keluarkan bantahan apalagi mereka akan menjalin hubungan kerjasama dengan keluarga Goodrell.

Layla yang mendengar ucapan itu berusaha menahan senyuman puas dari wajahnya setidaknya untuk saat ini adiknya Laysa pergi dari hadapan wajahnya dulu walaupun hanya sementara, dan Paul berhasil menjadi miliknya, Laysa menatap Petter dengan pandangan kecewa bukan karena hukuman yang di berikan melainkan tuduhan yang telah di layangkan kepada dirinya dan tidak ada satupun yang berdiri untuk membelanya sungguh membuat dia kecewa dan pergi meninggalkan ruangan kembali kekamar tanpa berniat untuk menahan diri lagi.

“LAYSA! kembali kesini mau kemana kamu?!” teriakan Carren mengemah tetapi tak di hiraukan oleh Laysa dirinya masih berusaha untuk pergi dengan perasaan sedih sekaligus sakit hati.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Kesalahpahaman yang di benarkan

    Layar monitor sudah menyala dengan menampilkan hasil kerja keras dari sahabatnya Cherry membuat mata Laysa menatap dengan tersenyum tipis, dia begitu mengingat dengan jelas bagaimana perjuangan Cherry untuk menyelesaikan proyek ini, sebagai orang yang di percayakan untuk mengurus dan menghendle investor, meskipun dia hanyalah salah satu dari sekian karyawan kecil di perusahaan Goodrell cabang tapi usaha yang Cherry lakukan benar-benar sepenuh hati. Menghela nafas pelan dirinya mulai menjelaskan tempat yang strategis serta bagaimana proses perkembangannya dari proyek ini berlangsung. “Jadi untuk keseluruhannya sudah berjalan sesuai rencana kurang lebih 87%,” jelas Laysa lagi tersenyum dengan profesional kepada semua orang yang mendengarkan penjelasannya dengan serius atau bahkan yang menatap tak suka akan kehadirannya secara tiba-tiba karena kini perhatian dari Dylan bahkan wanita yang berniat untuk menggoda sang bos pun menatap tak suka dengan pandangan permusuhan.‘Wanita acak dari

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Pertemuan yang tak terduga

    “Jadi bagaimana untuk kelanjutan pembangunan di kota A, apa sudah semuanya di selesaikan data bangunan dan perencanaan pembiayaan nya,” suara dingin itu menyapi ruangan mata yang tajam menatap semua yang ada di ruangan. Sudah hampir setengah jam berlalu mereka melaksanakan meeting dan memang beberapa saat yang lalu posisi bagian penjelasan yang di tugaskan kepada Cherry bisa di gantikan oleh pihak lain yang memang ikut juga mengatasi ini semua. Laysa berlari dengan tergesa - gesa dirinya juga tak menyangka bahwa ia bisa terlambat untuk datang menggantikan Cherry dalam meeting penting ini, ia masih ingat dengan jelas materi serta berkas yang nantinya akan di bahas di pembicaraan kali ini. Tapi apa boleh buat jangan kan untuk menjawab, bahkan untuk diizinkan masuk pun dirinya ragu masih di perbolehkan atau tidak, bukan karena ancaman atau kenyataan Cherry mengetahui adalah usul mengenai histori pendidikannya melainkan semua demi Darel. dengan nafas tergesah-gesah dirinya berlari

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    wanita angkuh itu membuat keributan

    Lamunan gadis cantik itu terhenti dengan wajah yang sungguh sedih dan pias dirinya menatap kaca bus di jalanan dengan pandangan yang kosong, ada banyak sekali yang ia fikirkan terutama ucapan sahabatnya tadi sebelum dia pergi, dan kini dia masih berada di jalan untuk menuju ke toko bunga miliknya. Dia adalah pemilik jadi sesungguhnya tidak masalah jika dia tidak datang untuk berkerja, tanpa dirinya pun toko tetap akan di buka yang menjadi alasan kenapa dia merasa wajib untuk datang kali ini adalah, seorang klien angkuh dan sombong yang kerap kali di bicarakan oleh pegawainya hari ini akan berkunjung, ia merupakan salah satu pelanggan yang sudah memesan sejak 1 minggu yang lalu, dan di sinilah masalahnya. Sudah berulang kali karyawannya mengirimkan buket bunga serta rangkaian yang telah mereka kerjakan, tetapi tetap di tolak oleh klien kali ini, yang membuat Laysa sedikit marah bukan karena dia komplain atau merasa tidak puas melainkan tindakan dirinya yang semena - mena terhadap pe

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Bagaimana kau bisa tahu

    Pagi ini suasana ruang rawat milik Cherry tiba-tiba menjadi sunyi selepan kepergian Daenarys yang berpamitan karena ada kelas serta Darel bocah kecil dan aktif itu yang sudah diantar telebih dahulu oleh Daenarys untuk masuk sekolah.disinilah mereka hanya tersisa berdua yaitu Laysa dan juga Cherry dan sebentar lagi Cherry akan di tinggal sendirian terlihat dengan jelas dan sedikit sibuk kini Laysa sudah duduk di depan cermin dan mempoles dirinya menggunakan make up tipis sebelum berangkat ke toko."Ayolah Laysa apa kau tidak bisa memikirkan nya sekali lagi?" suara helaan nafas Cherry dan juga gelengan kepala Laysa masih menghiasi perdebatan mereka di pagi hari ini.Hari ini adalah hari yang cukup penting bagi Cherry dan juga hari ini merupakan salah satu hari yang menyebabkan dirinya berakhir di rawal di bangsal rumah sakit. karena memang pada hari ini jadwal mengenai meeting gabungan di kantor pusat telah menyita waktu Cherry selama ini, karena dirinya tiba-tiba jatuh demam dan cukup

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Siapa anak kecil itu?

    Wajah Daenarys kini masih sedikit bersedih jika mengingat kejadian tak terduga tadi dirinya bahkan kini merenung dengan wajah yang sulit di baca, berulangkali Daren menari narik lengan baju gadis itu, hingga akhirnya dia menoleh dan tersadar dari lamunan nya."Maafkan kakak Darel kakak tidak bermaksud untuk mengabaikan mu tadi." Daenarys kini memebrikan tatapan tak enak kepada bocah kecil satu itu yang juga mencibirkan muka sedikit sedih melihat diam nya Daenarys."Tidak apa-apa kakak, Arel cuma takut kakak sedih." Darel masih mengenggam tangan Daenarys dengan lembut dan Daenarys tersenyum lembut melihat kelucuan yang di tunjukkan oleh bocah ini, dia kemudian menarik Darel kedalam pelukan hangatnya dan mengelus pelan kepala anak laki-laki itu, dia butuh kehangatan saat ini. Namun saay Daenarys dengan tenang berpelukan dengan Darel bocah berusia 4 tahun lebih berpa bulan itu setelah di interupsi oleh suara berat lelaki yang kini sudah datang dengan ekspresi wajah cemas."Daenarys ohh.

  • Satu Malam Bersama Sang Pewaris    Sleeping pills

    5 tahun sudah berlalu, dan kini keluarga Viequet masih sibuk bekerja di bidang masing-masing dengan suasana yang tidak lagi sama, dan semakin dingin tak tersentuh.Layla yang beru saja pulang kerumah kini memandang dengan ekspresi wajah dingin mulai memasuki rumah yang terdengar sangat sunyi dia tidak menemukan keberadaan ibunya di sini, tentu saja dia tahu di mana keberadaan ibunya sekarang, dengan langkah cepat dirinya berjalan dan masuk tanpa mengetuk lagi kekamar adikna dulu Laysa."mom?" suara lembut Layla menyapa saat dirinya mendapati dang ibu dengan cepat dan tergesah-gesa menyusun secara acak album foto yang sudah dia bolak-balik entah sejak kapan itu terjadi, Carren yang melihat kepulangan Layla pun hanya mampu tersenyum sendu."Sudah pulang, tumben ke rumah?" tak ingin membahas lebih jauh perasaan sedih dirinya mengenai keberadaan dan rasa rindu yang dia rasakan untuk anak keduanya Laysa kini dia hanya mampu menghibur diri.Layla perlahan berjalan mendekat dan memeluk Carre

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status