Claire memutar bola matanya dengan malas saat Nick tidak berhenti mengomel. Benarkan ucapannya semalam? Nick sangat protektif dan suka bersikap menyebalkan, inilah salah satu contoh nyatanya. Padahal hanya perkara ponsel tidak aktif, apalagi jika pria itu tau tentang kehamilan Claire? Nick pasti langsung ceramah tanpa jeda!
Atau yang lebih parahnya lagi, misalkan Nick tau pria yang menghamili Claire adalah Levin, habis sudah riwayat Levin, dan juga riwayat Claire pastinya! Bisa terjadi perang ketiga tanpa peringatan!“Iyaaaaa, udah sih jangan marah-marah terus. Cepat tua lho! Lagipula ini masih pagi, tolong jangan mulai ceramah!” sungut Claire.“Aku khawatir, Claire! Aku pikir kamu lagi clubbing dan terkapar lagi entah dimana,” sindir Nick membuat Claire meringis, sadar kalau pria itu sedang menyindirnya yang pernah sekamar berduaan dengan Levin meski tanpa sadar.Oh, Nick tidak tau kalau Claire tidak akan clubbing lagi. Apa jadinya kalau dirinya masih minum alkoClaire kembali ke ruangannya dengan nafas memburu, jantungnya masih berdebar kencang. Wanita itu masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu. Tidak ingin diganggu oleh siapapun. Tidak di saat hati dan pikirannya sedang kacau balau karena kehadiran Levin yang begitu mendadak! Claire bersandar lemah, terlihat tak berdaya. Kenapa Levin kembali hadir ke dalam hidupnya setelah sekian tahun Claire berhasil melarikan diri? Kenapa Levin masih bersikap seperti tadi? Apakah itu artinya Levin belum melepaskannya? Apakah pria itu masih mengharapkannya? Mungkinkah itu? Claire memejamkan mata, di dalam ingatannya kembali berputar apa yang terjadi barusan. Claire masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana cara Levin menatapnya. Tatapan yang membuat debaran jantung Claire kian meningkat. Itu adalah tatapan yang sering dilontarkan padanya jika pria itu menginginkan sesuatu darinya. Tatapan yang menyimpan sejuta makna. Tatapan yang membuat Claire terbuai tanpa sadar. Claire bergidik nger
Mata Claire terbelalak saat melihat siapa pria yang ada di hadapannya. Claire mengerjap, berharap kalau ini semua tidak nyata, tapi percuma karena pria itu tetap terlihat jelas. Lidahnya terasa kelu. Claire ingin bertanya, tapi bibirnya terkunci rapat. Astaga, apa ini nyata? Apakah benar boss barunya adalah Levin? Pria yang baru saja dipuja puji oleh karyawan wanita di pantry? Atau dirinya sedang berhalusinasi?“Long time no see, Baby!” Panggilan itu membuat Claire yakin kalau dirinya sedang tidak berhalusinasi. Levin, pria itu memang nyata dan sedang berdiri tegak di hadapannya!Claire terjajar mundur dengan wajah pucat pasi. Kenapa bisa seperti ini? Padahal selama hampir 5 tahun terakhir, Claire berhasil melarikan diri dari pria itu, tapi kenapa sekarang pria itu muncul lagi di hadapannya? Ya Tuhan! Levin melangkah maju. Setiap langkah maju yang diambil pria itu, membuat Claire bergerak mundur perlahan. Wanita itu tidak menyadari kalau di belakang tubuhnya a
Claire melirik jam di layar laptopnya. Jam 2 siang. Waktu yang rawan baginya karena saat ini rasa kantuk mulai menyerang matanya, padahal pekerjaannya masih jauh dari kata selesai! Oh, sepertinya rencana Claire untuk pulang tepat waktu terancam gagal! Dengan malas Claire bergerak menuju pantry, hendak membuat kopi yang semoga saja bisa mengusir rasa kantuk. Disana, Claire menyempatkan diri untuk mengobrol dengan beberapa karyawan yang sedang asyik bergosip. Mungkin pekerjaan mereka tidak sebanyak pekerjaannya hingga bisa bergosip di tengah jam kerja. “Kalian sedang bicara tentang apa sih? Kok kelihatannya seru sekali.”“Claire, apa kamu sudah melihat boss baru kita?”“Belum. Memangnya kenapa?”“Pantas kamu masih setenang ini. Nanti setelah melihatnya, kamu pasti akan kaget.”“Memangnya kenapa sih? Aku jadi penasaran!” “Boss baru kita sangat tampan! Rasanya dia jauh lebih cocok jadi model iklan Calvin Klein daripada seorang pebisnis!” “Iya, benar.
Johan keluar dari ruangan Levin dan menghembuskan nafas berat. Sadar kalau kali ini tuan mudanya bisa kembali goyah hanya karena seorang wanita. Wanita yang sama pula! Wanita yang memiliki kemampuan untuk menggoyahkan hati tuan mudanya! Johan hanya bisa berharap agar tuan mudanya dapat menyelesaikan masalah cintanya dengan baik, tanpa perlu melibatkan pekerjaan. Akan sangat disayangkan jika tuan mudanya salah mengambil langkah. ‘Semoga tuan muda bisa bersikap dewasa dan tidak mencampuradukkan urusan pribadi dengan pekerjaan,’ harap Johan sebelum kakinya melangkah pergi untuk mencari segala informasi yang berhubungan dengan Claire. Seperti yang diperintahkan oleh Levin. Satu jam kemudian…Johan masuk ke dalam ruang kerja Levin dan menyodorkan selembar map yang berisi informasi tentang Claire. Semuanya, tanpa terkecuali. Persis seperti permintaan tuan muda yang kini menjadi bossnya. “Ini seluruh laporan yang saya dapatkan tentang nona Claire, Tuan.”“T
Levin terduduk lemah di kursinya, tidak percaya akan hal yang dilihatnya barusan. Hal yang sejak lama dirinya bayangkan dan kini nyata terjadi di hidupnya. Hari ini, di hari pertama dirinya menjejakkan kaki di kantor ini, Levin menemukan kembali wanita yang sudah lama dirindukannya. Wanita yang dengan tega meninggalkannya tanpa jejak. Wanita yang nama dan wajahnya selalu tersimpan di relung hati dan benaknya. Kenapa bisa ada kebetulan seperti ini? Tapi apakah benar ini hanya kebetulan? Atau takdir? Apakah Tuhan sengaja mengatur pertemuannya dengan Claire seperti ini melalui daddy Keenan? Ya, bukankah daddy Keenan yang menyuruh Levin untuk pergi ke Melbourne? Apakah itu artinya daddy Keenan adalah dewa cupid terselubung untuknya dan Claire? Mungkinkah itu?Namun selain kerinduan, hatinya juga diselimuti oleh kebencian dan sakit hati. Benci karena Claire mempermainkannya. Sakit hati karena Claire mengabaikannya.Sekarang apa yang harus Levin lakukan? Mempertany
Beberapa saat sebelumnya…Claire bergegas keluar dari ruang kerjanya karena waktu sudah menunjukkan jam 12 siang, dirinya tidak mau membuang waktu dan ingin segera bertemu dengan Revel. Tadi Susan sudah memberi kabar padanya melalui pesan teks kalau mereka menunggu kedatangannya di kursi taman yang berada tidak jauh dari kantor Claire. Tempat yang sama dimana Nick sering menunggunya saat pulang kerja dulu. Meski empat tahun telah berlalu, tapi tidak ada yang berubah. Kursi taman itu masih tetap ada disana. Claire masih tetap bekerja di perusahaan ini. Yang berubah mungkin hanya jabatannya saja dan oh, jangan lupa, hidup Claire juga berubah menjadi lebih berwarna, lebih ceria dan lebih hidup karena kehadiran Revel! Claire baru akan menuju lift saat matanya menangkap betapa banyaknya orang-orang yang sedang mengantri. Pasti akan lama mengingat kapasitas lift yang terbatas dan tidak mungkin menampung seluruh orang yang ada dalam satu kali antrian, jadi Claire me