Levin membelai wajah Claire yang memerah karena tidak berhenti tertawa sejak tadi. Nafas wanita itu memburu karena lelah bergerak tanpa hasil. Bukannya berhasil melarikan diri, kini Claire malah terkungkung di bawah tubuh kekar Levin!
Belaian tangan Levin pada pipinya membuat Claire terpejam, menikmati sentuhan pria itu. Sentuhan lembut dan penuh perasaan.“Kamu sungguh cantik, Claire. Tidak heran kalau aku tergila-gila padamu.”Pujian Levin membuat Claire membuka mata.“I know. Aku tau kalau kamu tunduk pada kecantikanku.”Jawaban Claire terdengar penuh percaya diri membuat Levin gemas. Tapi itulah keunikan wanitanya. Sifat percaya diri yang membuat Levin luluh karena Claire menyadari, sebagai seorang wanita, dirinya memang berharga dan memiliki nilai.Claire bukanlah tipe wanita yang akan mengemis cinta dari seorang pria, tapi wanita itu adalah magnet yang mampu membuat pria tunduk pada pesonanya!“Aku harap saat menua nanti kamu tidak akan pergi mLevin bersandar lelah di dalam mobil. Malam ini dirinya harus cepat istirahat. Levin harus menyiapkan diri karena besok dirinya harus berjuang agar bisa mendapat restu dari orangtuanya dan juga daddy Alex.Itupun jika dirinya beruntung, karena Levin yakin sebelum restu diberikan, pasti akan ada banyak makian dan omelan yang harus dirinya terima. Damn! Keesokan paginya…Saat membuka mata pagi ini, Levin merasakan kegugupan yang belum pernah dirinya rasakan di sepanjang hidupnya. Bagaimana tidak? Ini adalah hari penentuan. Hari dimana dirinya akan membicarakan hal yang sangat amat serius kepada orangtuanya, mengenai masa depannya. Rencana kehidupan pribadinya bersama Claire dan Revel. Hari dimana dirinya harus berusaha membujuk orangtuanya agar bersedia memberikan restu atas niatnya. Levin menarik nafas panjang dan memutuskan turun ke ruang makan. Tepat seperti dugaannya, daddy Keenan dan mommy Carol sedang sarapan bersama sambil berbincang santai, tampak harmon
Beberapa hari kemudian…Levin, Claire, Revel dan Susan sudah berada di bandara, menunggu waktu boarding setelah menitipkan bagasi ke pihak maskapai, mengingat cukup banyak barang yang mereka bawa karena Claire tidak tau apakah dirinya akan kembali ke negara ini atau tidak. Negara yang menyediakan tempat saat Claire membutuhkannya. Namun hari ini, Claire harus mengucapkan selamat tinggal pada negara ini. Sedangkan Johan sudah pulang lebih dulu kemarin.Claire memperhatikan interaksi antara Levin dan Revel yang tampak akrab. Meski putranya baru mengetahui tentang siapa Levin yang sebenarnya, tapi itu tidak menghalangi kedekatan kedua pria berbeda usia itu karena saat ini Levin sedang menemani Revel bermain dengan tab di tangan mereka masing-masing! Asyik berperang mengalahkan musuh di dalam dunia game yang tidak dipahami oleh Claire! Sepertinya tidak butuh waktu lama bagi Levin untuk merebut perhatian Revel karena sekarang Revel tampak lengket dengan Levin,
Levin membelai wajah Claire yang memerah karena tidak berhenti tertawa sejak tadi. Nafas wanita itu memburu karena lelah bergerak tanpa hasil. Bukannya berhasil melarikan diri, kini Claire malah terkungkung di bawah tubuh kekar Levin! Belaian tangan Levin pada pipinya membuat Claire terpejam, menikmati sentuhan pria itu. Sentuhan lembut dan penuh perasaan. “Kamu sungguh cantik, Claire. Tidak heran kalau aku tergila-gila padamu.”Pujian Levin membuat Claire membuka mata. “I know. Aku tau kalau kamu tunduk pada kecantikanku.”Jawaban Claire terdengar penuh percaya diri membuat Levin gemas. Tapi itulah keunikan wanitanya. Sifat percaya diri yang membuat Levin luluh karena Claire menyadari, sebagai seorang wanita, dirinya memang berharga dan memiliki nilai. Claire bukanlah tipe wanita yang akan mengemis cinta dari seorang pria, tapi wanita itu adalah magnet yang mampu membuat pria tunduk pada pesonanya! “Aku harap saat menua nanti kamu tidak akan pergi m
Malam harinya Levin datang ke rumah Claire. Bedanya kali ini sambutan Revel lebih heboh daripada sebelumnya. Jika biasanya anak itu hanya menyapanya dengan ‘Hi, Uncle!’, kini berbeda. Dan Levin menyukai perbedaan itu.“Daddy! Aku sudah menunggu daddy sejak tadi! Aku ingin bermain bersama daddy. Kerjaan daddy di kantor banyak ya makanya baru pulang kerja semalam ini?”Pertanyaan demi pertanyaan keluar dari bibir Revel membuat Levin dan Claire terkekeh. Sepertinya ini pertama kalinya bagi Levin menghadapi kecerewetan Revel dan bukannya pusing, tapi Levin menyukainya! “Revel, tanyakanlah satu satu. Daddy kamu kan capek setelah pulang kerja, jadi jangan membuatnya pusing dengan pertanyaan kamu yang tidak ada habisnya,” ucap Claire.Revel mengangguk, mematuhi nasihat sang mommy. Dan malam ini, lagi-lagi untuk pertama kalinya, Levin diberi kesempatan untuk membacakan cerita pada Revel agar putranya itu terlelap. Sekarang, setelah Revel terbang ke alam mimpi, Levin mengecu
Lagi, hati Nick berdenyut sakit. Nick paham kalau Claire melakukan hal ini untuk kebaikannya, tapi tetap saja menyakitkan. Hatinya perih meski tidak berdarah! “Baiklah, jika itu maumu maka aku akan melakukannya. Doakan saja agar aku bisa segera bertemu dengan wanita yang aku cintai dan mencintaiku dengan tulus.”“Pasti, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu seperti kamu yang selalu mendoakan hal terbaik untukku.”Setelah itu hanya ada perbincangan santai sebelum sambungan telepon berakhir.‘Saatnya move on, Nick! Kamu harus merelakan Claire yang memang tidak ditakdirkan untukmu!’ batin Nick sambil bersandar lelah di kursi kebesarannya. Sementara itu, setelah bosan menghabiskan waktu di café, sekarang Claire melangkah menuju sekolah Revel. Sengaja tidak menunggu Levin karena sejujurnya Claire tidak tau apakah Levin benar-benar bisa ikut makan siang bersama mereka atau tidak. “Revel!” “Mommy!” “Jangan lari, Sayang. Mommy tidak ingin kamu jatuh
Levin mengangkat alis saat mendengar pertanyaan Claire yang terdengar bodoh dan tidak masuk akal di telinganya.“Omong kosong macam apa itu? Menyerah? Setelah sampai di titik ini? Titik dimana kita saling memaafkan dan bertekad membuka lembaran baru? Tidak mungkin! Apapun yang terjadi aku tidak akan pernah menyerah. Aku tidak peduli apakah mereka bersedia memberikan restu atau tidak, yang pasti aku akan tetap menikahimu.”“Tapi aku tidak ingin menentang daddy Alex. Setelah mengetahui betapa sayangnya daddy Alex kepadaku, aku tidak ingin menjadi putri yang durhaka. Aku sangat menyayangi daddy. Bagiku, daddy adalah orangtua yang sangat hebat. Jika orangtua lain mungkin mereka sudah mengusirku saat mengetahui putrinya hamil diluar nikah, tapi tidak dengan daddy. Beliau bersedia memaafkan serta memberi kesempatan kedua padaku. Sebesar apapun kesalahan yang aku buat, beliau tidak membuangku dan selalu menyayangiku dengan caranya sendiri. Daddy Alex bahkan membantuku dalam banyak