“Tidurlah denganku, Mos.” Manik mata biru Jessica memohon. “Untuk terakhir kalinya, sebelum aku benar-benar merelakan dirimu.”
Moses mengangkat tubuh ringan Jessica dan membaringkannya di atas kasur. Dia menarik selimut, menutupi tubuh Jessica sampai ke bawah lehernya.
“Aku akan memanggil pelayan untuk membereskan kamar.”
Jessica menyeka air matanya sendiri dan tertawa kecut, “Sungguh bodoh. Apa yang aku harapkan? Aku sudah cacat sekarang, kamu pasti ilfeel.”
“Bukan begitu, Jess.” Moses duduk di tepi kasur. “Ini bukan tentang dirimu yang lumpuh. Tapi aku yang tidak mungkin mengkhianati Sandra.”
Bahkan sebelum kecelakaan Jessica terjadi, dia sudah tidak memikirkan apa yang pernah mereka lakukan dulunya.
Malam panjang yang panas, hal-hal gila dan nekat yang pernah dilakukan saat mereka merasa dunia ini ada dalam genggaman tangan mereka, ataupun pertengkaran hebat yang bera
Moses menghiraukan protes istrinya yang mengatakan bahwa mereka tidak mungkin bercinta di atas meja, apalagi meja yang baru saja mereka gunakan untuk makan malam. Dia melucuti pakaian Sandra satu per satu. Midi dress hitam yang satu size lebih besar dari ukuran tubuh Sandra, dia lempar sembarangan ke lantai. Bra putih polos itu juga dia lempar hingga menggantung di sandaran kursi. “You’re so hot,” bisik Moses sambil membelai lembut puncak dada Sandra yang sudah langsung berdiri tegak dengan sekali sentuhan kulit hangatnya. “Moses, please jangan di sini. Kita bisa ke atas sekarang.” “Tidak. Ada Kylie di kamarmu,” ucap Moses sambil mengecup leher Sandra. “Kalau begitu, di kamar tamu saja.” “Lebih menantang begini.” Moses mengulum puncak dada Sandra, membuat wanita itu lupa apa yang akan dia katakan untuk menggagalkan rencana Moses. Sandra tidak dapat memikirkan apa-apa lagi seakan dia hilang kendali atas di
Sandra tidak dapat menyembunyikan wajahnya yang langsung berubah pucat. Kepalanya berputar lebih kencang daripada saat dia mendapat omelan Oma Agatha.Jessica mengajak Moses tidur dengannya?Tidak mungkin Moses menerima ajakan Jessica karena malam itu juga mereka bercinta di ruang makan. Namun Sandra sendiri tahu bagaimana stamina suaminya di ranjang. Dia bisa melakukannya berkali-kali.Bagaimana kalau mereka memang…Sandra menepis prasangka buruknya. Berhubungan dengan dua wanita sekaligus di hari yang sama? Moses tidak mungkin begitu berengsek.Berusaha bersikap tenang, Sandra bertanya, “Apa reaksi Moses?”Raut wajah Phoebe penuh dengan rasa penyesalan. Dia hanya bermaksud baik ingin memberi warning agar Sandra tidak terlalu baik pada orang lain.“Dia menggendong Jessica ke kasur. Setelah itu aku tidak bisa melihat apa-apa lagi karena posisi kasur yang… Kamu tau deh seperti apa.”Kalau be
Sandra terbangun saat merasakan nyeri yang begitu hebat, seperti sebuah bola ditendang tepat ke arah perutnya dengan kuat. Dia mengerjapkan matanya sebelum bisa membuka matanya lebar. Ternyata kaki Kylie yang menendang perutnya! Kylie memang sangat aktif sewaktu tidur. Dua hari yang lalu, punggung Sandra yang menjadi sasaran. Semalam, wajahnya yang terkena ayunan tangan Kylie. Sandra membalikkan badannya menghadap pintu, dia mengelus-elus perutnya sebentar. Karena tidak bisa tertidur kembali, Sandra beranjak dari kasur dan melirik jam dinding. Sudah subuh. Dia menoleh ke arah kasur dan menghela napas. Seperti biasa, Moses pasti keluar dari kamar setelah mereka tertidur. Padahal Sandra sangat berharap mereka bisa tidur bersama seperti keluarga kecil yang hangat. Apakah nanti setelah Guppy lahir, mereka juga akan tetap tidur di kamar yang berbeda? Sandra merenggangkan tubuhnya, sedikit lega karena dia tidak ada dorongan untuk mun
Phoebe menjulurkan kepalanya. Dia sedang berdiri di samping pintu kamar tamu yang berada di bagian timur Mansion Bramasta untuk mendengar pembicaraan dua orang yang baru saja masuk ke dalam. Lagi-lagi Jessica bersikap emosional setelah pulang dari rehabilitasi. Bukannya Phoebe tidak memiliki hati nurani, namun dia sebal karena Jessica seperti haus perhatian pada suami orang. Kelakuan Jessica sudah melewati batas! Moses juga sama saja. Tapi amarah Phoebe masih bisa dia tahan karena Moses membiarkan pintu itu terbuka. Phoebe memang sensitif dengan hal-hal yang berbau perselingkuhan. Sejak dia masih kecil, orang tuanya selalu bertengkar dan dia hanya bisa meringkuk di bawah selimut sambil menutup telinganya. Saat berumur 10 tahun, Papanya memilih untuk keluar dari rumah dan tinggal dengan pacarnya yang baru. Setahun kemudian, mereka resmi bercerai. Merasa bersalah dengan anaknya, Nyonya Gates mengajak Phoebe liburan bersama dengan keluarga Bramas
Pesawat United Airlines yang terbang dari Bandar Udara Incheon Internasional akhirnya melandas di Bandar Udara O’Hare Internasional tepat pukul 14:52 pada hari Jumat. Seorang wanita—memakai sweater rajut putih, coat panjang sebetis berwarna hitam, celana hitam dan sepatu boots di atas mata kaki—melangkah keluar dari terminal kedatangan dengan penuh semangat. “Slow down, San. Kakiku sudah mau putus,” protes Bambi sambil menyeret dua koper besar di belakangnya dan satu tas tangan. “Nanti aku belikan kaki baru,” ujar Sandra tanpa melambatkan langkahnya. Dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Moses. Sandra sengaja tidak memberitahu kepulangannya ke Chicago dipercepat satu hari. Moses pasti terkejut. Sandra rela membeli tiket baru dan berangkat subuh. Untung saja dia bisa tidur di kursi First Class yang nyaman, lengkap dengan minuman dan makanan gratis. James sudah menunggu mereka di hall kedatangan. Akhirnya Bambi bisa bernapas lega sa
Sementara itu di Mansion Bramasta… Moses memijat bahunya sendiri setelah menutup pintu kamar Jessica. Entah sampai kapan dia harus menghadapi dan menemani Jessica melewati masa histerisnya. Namun dia sudah berjanji akan terus berada di sisi Jessica sampai wanita itu sembuh. Moses hanya berharap istrinya tetap sabar. Dia tidak lupa bagaimana wajah tanpa ekspresi Sandra menatap mereka saat di atas kasur bersama. Apa yang Sandra pikirkan? Moses menghela napas. Selama kepergian Sandra, dia merasa mansion ini semakin hampa. Dia hanya ingin hari ini cepat berlalu dan begitu besok tiba, Sandra sudah berdiri di hadapannya. Ah, dia lupa harus pergi ke perusahaan. Cal pasti jengkel menunggunya begitu lama. Moses belum sempat masuk ke mobil ketika pelayan pribadi Agatha memanggilnya. Kenapa hari ini semua orang tidak bisa memberinya sedikit waktu untuk bernapas? “Ada apa, Oma? Aku harus pergi bertemu Cal. Dia sudah menungguku dari
Jam jenguk pasien sudah hampir habis, namun Moses sama sekali tidak masuk ke kamar untuk melihat istrinya sendiri. Phoebe keluar dari kamar dan melihat hanya ada Moses seorang, dia masih duduk di kursi tunggu rumah sakit. Sepertinya yang lain sudah pulang duluan. Apa yang ada di dalam benaknya? Phoebe memperhatikan sosok pria yang menatap lurus dalam kekosongan. Semakin dilihat, semakin Phoebe menemukan kesamaan dalam diri mereka. “Bagaimana keadaannya?” Phoebe tersentak kaget. “Sandra terlihat masih sangat syok. Dia tidak mengucapkan satu kata pun.” Tidak ada seorang ibu yang rela kehilangan anaknya. Apalagi Sandra sangat menantikan kehadiran anak ini dan dia sudah bersemangat memper
“Kamu yang telah membunuh bayiku! Aku kehilangan bayiku karena kamu! Kamu yang telah merenggut Guppy dariku!!” Tangan Sandra terangkat ke atas dan menampar wajah Felysia sebelum Moses dapat mencegahnya. Parsel buah di tangan Felysia jatuh ke lantai. “Sandra!” bentak Moses sambil menahan tubuh rapuh istrinya agar tidak menyerang sasarannya. “Hentikan ini sekarang juga!” Felysia mundur ketakutan sambil memegang pipinya yang merah karena tamparan Sandra. Nadanya bergetar saat Felysia berkata, “Saya… Saya tidak melakukan apa yang dituduhkan Nyonya Sandra, Tuan. Sumpah… Saya hanya membantu saat anda pingsan, Nyonya.” “Apa yang kamu taruh ke dalam jus jeruk itu? Kamu ingin mencelakakanku? S