Share

Doa Yang Dikabulkan

#Saudara Rasa Orang Lain (8)

"Tadi, kan Lia sama Raffa lagi main dekat depan, Bu. Terus tiba-tiba Tante Sisil datang. Dia bilang kalau orang miskin jangan main di halaman rumah Papi, nanti kotor. terus Lia tanya, memangnya kenapa kalau orang miskin ke rumah Papi? Eh, dia malah langsung dorong Lia, Bu. Sampai Lia jatuh dan akhirnya kena pot bunga Mami Arimbi, dan langsung menimpa tangan Lia." Tuturnya panjang lebar, menjelaskan semua pertanyaan di dalam hati.

"Astaghfirullah, benar begitu Nak ceritanya?" Aku terhenyak saat mendengar cerita dari mulut Lia langsung. Kenapa Sisil bisa setega itu dengan Lia, hanya karena kami miskin. Terlalu merendahkan sekali Sisil itu.

Tak lama Bang Arham pun yang sudah selesai mandi datang dan berkumpul bersama kami di ruang tamu. Hari sudah siang dan Bang Arham akan segera berangkat untuk mencari nafkah.

"Udah, Dek. Gak usah diperpanjang lagi. Kita bisa apa? Nggak mungkin kan kita mau nuntut tanggung jawab sama Sisil. Kita ikhlasin aja ya kelakuannya Sisil, semoga dia dibukakan pintu hatinya sama Allah, dan Lia juga semoga cepat sembuh ya?" Tutur Bang Arham menasehatiku. 

"Iya aku ikhlas kok, Bang. Tapi si Sisil itu benar-benar keterlaluan sekali. Udah gitu aku juga nggak habis pikir sama Bang Majid dan juga Kak Arimbi. Kenapa mereka sombong sekali? Padahal hidup di dunia ini tak ada yang perlu untuk disombongkan, yaudahlah semoga mereka semua diberi hidayah," jawabku panjang lebar, masih dengan perasaan kesal.

"Iya, Dek. Yaudah pokoknya kamu yang sabar ya? Aku berangkat dulu ya? Doakan rezeki aku hari ini banyak. Lia, Raffa, Ayah berangkat dulu ya, Nak?" Ucap Bang Arham menyudahi pembicaraan, lalu pamit padaku dan juga anak-anak. 

"Iya, semoga hari ini rezekinya lancar ya, Bang. Dan semoga berkah. Aamiin." Jawabku sambil mencium tangannya, begitu juga dengan anak-anak.

"Aamiin." Lalu Bang Arham segera menaiki motor bututnya, lalu pergi.

🌼🌼🌼

Seperginya Bang Arham, aku langsung membereskan rumah dan membuat adonan kue untuk dijual nanti sore saat akan berbuka puasa.

Biasanya kalau selain bulan Ramadhan, aku berjualan di pagi hari hingga sore hari. Dan membuat kuenya di malam hari dibantu oleh suamiku.

Tapi berhubung ini sedang di bulan Ramadhan, maka aku berjualan kue di sore hari dan membuatnya di pagi atau siang hari, agar kue yang nanti kujualkan masih hangat dan fresh.

Dan untuk saat ini karena waktu yang mepet, aku hanya membuat kue bolu pandan serta bolu strawberry saja. Karena hanya membuat itu yang tak terlalu lama memakan waktu.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum, Mbak Lila." Seseorang memanggilku diluar. Aku pun segera beranjak dari kesibukan di dapur untuk melihat siapa yang datang.

Amalia dan juga Raffa sengaja aku suruh mereka untuk beristirahat, karena mereka terlihat lelah sekali, agar puasanya tak jebol maka aku suruh mereka untuk tidur saja, biasanya Lia dan Raffa setiap hari yang akan membantuku untuk membungkus kue-kue yang sudah jadi.

Tapi, berhubung tangan Lia sedang terluka. Maka aku pun tak tega kalau tetap ikut membantuku. Biar saja mereka istirahat dulu, dan aku mengerjakannya sendiri.

"Wa'alaikumsalam." Ucapku sambil membuka pintu.

Ceklek! Pintu pun terbuka. Ternyata yang datang Bu Imah, tetangga tak jauh dari kontrakanku. 

Bu Imah ini terkenal orang yang paling kaya dan juga dermawan. Biasanya dia suka memesan kue ku dalam jumlah yang cukup banyak, untuk dibagikan sebagai takjil dan untuk konsumsi pribadi.

"Eh, Ibu. Silahkan masuk, Bu. Tapi maaf, saya nggak punya bangku untuk duduk." Tawarku pada Bu Imah untuk segera masuk ke rumah.

"Gapapa Mbak Lila, mau duduk di bangku atau di lantai sama saja, hehe." Jawabnya, dan langsung duduk di lantai yang sudah digelari karpet terlebih dulu.

"Iya Bu. Oh iya ada apa ya, Bu?" Tanyaku langsung to the point pada Bu Imah yang tiba-tiba kemari.

"Ini, saya mau pesen kue Mbak Lila lagi. Tapi kali ini saya mesennya banyak banget, kira-kira 1000 pcs kue, campur-campur aja untuk jenis kuenya. Saya mau bagi-bagi untuk anak-anak panti asuhan dan kaum dhuafa, kira-kira Mbak Lila sanggup nggak?" Deg! Serasa bagaikan mimpi saat aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Bu Imah. Tak butuh waktu lama untuk Allah mengabulkan doaku.

Padahal tadi kami hanya sedang berbohong dengan Bang Majid, kami mengatakan kalau sedang ada orderan kue yang cukup banyak. Dan ternyata ucapanku dicatat oleh Malaikat dan Allah langsung mengabulkannya. Allahu Rabbi.

"Wah banyak sekali, Bu? Ibu butuhnya untuk kapan? Tapi saya bingung, apa saya bisa membuatnya? Karena saya kan cuma sendiri yang membuat," aku menunduk, karena bingung mau jawab bisa, takutnya malah nggak kekejar. Mau jawab nggak, tapi kok sayang untuk melewatkan kesempatan ini.

"Tiga hari lagi, Mbak. Sorenya akan diambil oleh anak buah saya. Kalau Mbak Lila bersedia, saya kasih dp nya dulu 50 persen sekarang juga, sisanya nanti setelah kue jadi semua, gimana Mbak?" Jawabnya. Aku berfikir sejenak.

"Tapi kalau hanya tiga jenis kue apa gapapa, Bu? Atau Ibu mau request aja juga boleh," ucapku pada Bu Imah.

"Hhmm, yaudah bikinnya yang gampang-gampang aja, seperti kue bolu, dadar gulung, onde-onde dan juga kue gemblong, gimana Mbak? Bikin aja masing-masing 250 pcs per jenis kue." Tuturnya lagi.

Karena membuat kue jenis itu cukup mudah, tak terlalu memakan waktu lama. Maka aku putuskan untuk menerima tawaran Bu Imah. Dan semoga ini menjadi jalan rezekiku.

"Baiklah, Bu. Saya terima ya orderannya. Doakan semoga nggak ada halangannya dan semua berjalan lancar," jawabku pada Bu Imah. Dia tersenyum sambil merogoh tasnya. Mungkin untuk mengambil DP kue.

"Aamiin. Ini saya kasih DP nya 70 persen dari harga pemesanan, takut modalnya Mbak Lila kurang. Sisanya nanti ya setelah kuenya jadi. oh iya harganya sama kan Mbak?" Ucapnya sambil menyerahkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah ke tanganku.

"Sama kok, Bu. Masih 1500an semua per kue. Terima kasih banyak ya, Bu. Doakan semoga lancar ya?" Jawabku sambil menerima uang DP tersebut.

Setelah ku hitung uangnya, kok ternyata lebih. Apa Bu Imah salah hitung?

"Bu, ini uangnya kelebihan. Kan, harga kuenya 1500 an, Bu. Kalau di total semuanya jadi 1.500.000. kalau Ibu DP nya 70 persen seharusnya Ibu kasih aku 1.050.000," ujarku menjelaskan. Bu Imah tersenyum menanggapi ucapanku.

"Udah nggak papa Mbak Lila, saya itungnya harga per kue 2000an biar gampang. Ya sudah ya, saya pamit dulu. Assalamualaikum." jawabnya dengan santai, lalu Bu Imah pun bergegas untuk segera pulang. Dan aku mengantarkannya hingga teras luar.

"Wa'alaikumsalam, makasih banyak ya, Bu. Sudah percaya sama saya?" Dia mengangguk sambil tersenyum. Baik sekali Bu Imah ini.

Terkadang hidup memang selucu itu, saudara kandung sendiri yang seharusnya menjadi tempat sandaran, tapi malah menjauh seolah menjadi seperti orang lain. Dan sebaliknya, orang lain tapi seperti saudara sendiri.

Niatku nanti akan meminta bantuan pada Bang Arham dan juga Iparku dari pihak Bang Arham, dan juga keponakannya. Biasanya mereka di bulan Ramadhan ini banyak waktu senggang, sekalian berbagi rezeki pada mereka juga. Agar semakin berkah.

#Saudara Rasa Orang Lain (8)

"Tadi, kan Lia sama Raffa lagi main dekat depan, Bu. Terus tiba-tiba Tante Sisil datang. Dia bilang kalau orang miskin jangan main di halaman rumah Papi, nanti kotor. terus Lia tanya, memangnya kenapa kalau orang miskin ke rumah Papi? Eh, dia malah langsung dorong Lia, Bu. Sampai Lia jatuh dan akhirnya kena pot bunga Mami Arimbi, dan langsung menimpa tangan Lia." Tuturnya panjang lebar, menjelaskan semua pertanyaan di dalam hati.

"Astaghfirullah, benar begitu Nak ceritanya?" Aku terhenyak saat mendengar cerita dari mulut Lia langsung. Kenapa Sisil bisa setega itu dengan Lia, hanya karena kami miskin. Terlalu merendahkan sekali Sisil itu.

Tak lama Bang Arham pun yang sudah selesai mandi datang dan berkumpul bersama kami di ruang tamu. Hari sudah siang dan Bang Arham akan segera berangkat untuk mencari nafkah.

"Udah, Dek. Gak usah diperpanjang lagi. Kita bisa apa? Nggak mungkin kan kita mau nuntut tanggung jawab sama Sisil. Kita ikhlasin aja ya kelakuannya Sisil, semoga dia dibukakan pintu hatinya sama Allah, dan Lia juga semoga cepat sembuh ya?" Tutur Bang Arham menasehatiku. 

"Iya aku ikhlas kok, Bang. Tapi si Sisil itu benar-benar keterlaluan sekali. Udah gitu aku juga nggak habis pikir sama Bang Majid dan juga Kak Arimbi. Kenapa mereka sombong sekali? Padahal hidup di dunia ini tak ada yang perlu untuk disombongkan, yaudahlah semoga mereka semua diberi hidayah," jawabku panjang lebar, masih dengan perasaan kesal.

"Iya, Dek. Yaudah pokoknya kamu yang sabar ya? Aku berangkat dulu ya? Doakan rezeki aku hari ini banyak. Lia, Raffa, Ayah berangkat dulu ya, Nak?" Ucap Bang Arham menyudahi pembicaraan, lalu pamit padaku dan juga anak-anak. 

"Iya, semoga hari ini rezekinya lancar ya, Bang. Dan semoga berkah. Aamiin." Jawabku sambil mencium tangannya, begitu juga dengan anak-anak.

"Aamiin." Lalu Bang Arham segera menaiki motor bututnya, lalu pergi.

🌼🌼🌼

Seperginya Bang Arham, aku langsung membereskan rumah dan membuat adonan kue untuk dijual nanti sore saat akan berbuka puasa.

Biasanya kalau selain bulan Ramadhan, aku berjualan di pagi hari hingga sore hari. Dan membuat kuenya di malam hari dibantu oleh suamiku.

Tapi berhubung ini sedang di bulan Ramadhan, maka aku berjualan kue di sore hari dan membuatnya di pagi atau siang hari, agar kue yang nanti kujualkan masih hangat dan fresh.

Dan untuk saat ini karena waktu yang mepet, aku hanya membuat kue bolu pandan serta bolu strawberry saja. Karena hanya membuat itu yang tak terlalu lama memakan waktu.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum, Mbak Lila." Seseorang memanggilku diluar. Aku pun segera beranjak dari kesibukan di dapur untuk melihat siapa yang datang.

Amalia dan juga Raffa sengaja aku suruh mereka untuk beristirahat, karena mereka terlihat lelah sekali, agar puasanya tak jebol maka aku suruh mereka untuk tidur saja, biasanya Lia dan Raffa setiap hari yang akan membantuku untuk membungkus kue-kue yang sudah jadi.

Tapi, berhubung tangan Lia sedang terluka. Maka aku pun tak tega kalau tetap ikut membantuku. Biar saja mereka istirahat dulu, dan aku mengerjakannya sendiri.

"Wa'alaikumsalam." Ucapku sambil membuka pintu.

Ceklek! Pintu pun terbuka. Ternyata yang datang Bu Imah, tetangga tak jauh dari kontrakanku. 

Bu Imah ini terkenal orang yang paling kaya dan juga dermawan. Biasanya dia suka memesan kue ku dalam jumlah yang cukup banyak, untuk dibagikan sebagai takjil dan untuk konsumsi pribadi.

"Eh, Ibu. Silahkan masuk, Bu. Tapi maaf, saya nggak punya bangku untuk duduk." Tawarku pada Bu Imah untuk segera masuk ke rumah.

"Gapapa Mbak Lila, mau duduk di bangku atau di lantai sama saja, hehe." Jawabnya, dan langsung duduk di lantai yang sudah digelari karpet terlebih dulu.

"Iya Bu. Oh iya ada apa ya, Bu?" Tanyaku langsung to the point pada Bu Imah yang tiba-tiba kemari.

"Ini, saya mau pesen kue Mbak Lila lagi. Tapi kali ini saya mesennya banyak banget, kira-kira 1000 pcs kue, campur-campur aja untuk jenis kuenya. Saya mau bagi-bagi untuk anak-anak panti asuhan dan kaum dhuafa, kira-kira Mbak Lila sanggup nggak?" Deg! Serasa bagaikan mimpi saat aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Bu Imah. Tak butuh waktu lama untuk Allah mengabulkan doaku.

Padahal tadi kami hanya sedang berbohong dengan Bang Majid, kami mengatakan kalau sedang ada orderan kue yang cukup banyak. Dan ternyata ucapanku dicatat oleh Malaikat dan Allah langsung mengabulkannya. Allahu Rabbi.

"Wah banyak sekali, Bu? Ibu butuhnya untuk kapan? Tapi saya bingung, apa saya bisa membuatnya? Karena saya kan cuma sendiri yang membuat," aku menunduk, karena bingung mau jawab bisa, takutnya malah nggak kekejar. Mau jawab nggak, tapi kok sayang untuk melewatkan kesempatan ini.

"Tiga hari lagi, Mbak. Sorenya akan diambil oleh anak buah saya. Kalau Mbak Lila bersedia, saya kasih dp nya dulu 50 persen sekarang juga, sisanya nanti setelah kue jadi semua, gimana Mbak?" Jawabnya. Aku berfikir sejenak.

"Tapi kalau hanya tiga jenis kue apa gapapa, Bu? Atau Ibu mau request aja juga boleh," ucapku pada Bu Imah.

"Hhmm, yaudah bikinnya yang gampang-gampang aja, seperti kue bolu, dadar gulung, onde-onde dan juga kue gemblong, gimana Mbak? Bikin aja masing-masing 250 pcs per jenis kue." Tuturnya lagi.

Karena membuat kue jenis itu cukup mudah, tak terlalu memakan waktu lama. Maka aku putuskan untuk menerima tawaran Bu Imah. Dan semoga ini menjadi jalan rezekiku.

"Baiklah, Bu. Saya terima ya orderannya. Doakan semoga nggak ada halangannya dan semua berjalan lancar," jawabku pada Bu Imah. Dia tersenyum sambil merogoh tasnya. Mungkin untuk mengambil DP kue.

"Aamiin. Ini saya kasih DP nya 70 persen dari harga pemesanan, takut modalnya Mbak Lila kurang. Sisanya nanti ya setelah kuenya jadi. oh iya harganya sama kan Mbak?" Ucapnya sambil menyerahkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah ke tanganku.

"Sama kok, Bu. Masih 1500an semua per kue. Terima kasih banyak ya, Bu. Doakan semoga lancar ya?" Jawabku sambil menerima uang DP tersebut.

Setelah ku hitung uangnya, kok ternyata lebih. Apa Bu Imah salah hitung?

"Bu, ini uangnya kelebihan. Kan, harga kuenya 1500 an, Bu. Kalau di total semuanya jadi 1.500.000. kalau Ibu DP nya 70 persen seharusnya Ibu kasih aku 1.050.000," ujarku menjelaskan. Bu Imah tersenyum menanggapi ucapanku.

"Udah nggak papa Mbak Lila, saya itungnya harga per kue 2000an biar gampang. Ya sudah ya, saya pamit dulu. Assalamualaikum." jawabnya dengan santai, lalu Bu Imah pun bergegas untuk segera pulang. Dan aku mengantarkannya hingga teras luar.

"Wa'alaikumsalam, makasih banyak ya, Bu. Sudah percaya sama saya?" Dia mengangguk sambil tersenyum. Baik sekali Bu Imah ini.

Terkadang hidup memang selucu itu, saudara kandung sendiri yang seharusnya menjadi tempat sandaran, tapi malah menjauh seolah menjadi seperti orang lain. Dan sebaliknya, orang lain tapi seperti saudara sendiri.

Niatku nanti akan meminta bantuan pada Bang Arham dan juga Iparku dari pihak Bang Arham, dan juga keponakannya. Biasanya mereka di bulan Ramadhan ini banyak waktu senggang, sekalian berbagi rezeki pada mereka juga. Agar semakin berkah.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Cih banyak bgt sh ch yg ngulang2
goodnovel comment avatar
Ni dhe Ay
Kok Di Ulang"Siihh Thor Babnya... ? Bingung Bacanyaa
goodnovel comment avatar
Grace Rumondor
kok byk bab yg di ulang ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status