Share

Rahasia Dalam Prosa yang Sedih

Karena ia sudah dibayar menjadi temannya, Alvan merasa ia perlu bekerja sesuai bayarannya dan datang tepat waktu. 

Jadi tanpa memandang motornya yang sudah menua, ia menerjang jalan layaknya pembalap dan mengambil kecepatan yang tinggi dengan motornya yang butut.

Hingga setelah menyiksa motor perjuangannya itu sedemikian rupa, Alvan sampai juga di tempat kerja kedunya dan terburu-buru menaiki tangga untuk sampai ke kantor wanita itu.

"Aku datang."

Namun betapa sangat kecewanya yang dirasakannya, Alvan melihat ruang kerja Elsie kosong tanpa ada satu orang pun di sana.

"Ah, dia sedang bekerja di luar kantor." gumamnya sambil masuk ke ruangan Elsie dan menutup pintu yang ada di belakangnya. "Haruskah aku pulang lagi?"

Jika tahu seperti ini, ia tak akan datang ke kantor dengan terburu-buru. Dalam secarik penyesalannya, ia merebahkan dirinya di kursi. Sambil menatap sekitar, ia memikirkan kegiatan apa yang dapat ia lakukan untuk menghabiskan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status