#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku
46. Dia Pacarku atau Ibuku?
Marsel melirik kembali ke arah kedua sahabatnya yang asik bermain handphone. Sesekali dia berbisik pelan tetapi tidak dihiraukan oleh mereka. Membuat Marsel mendengus kesal. Perlahan dia menggerakkan kakinya, siap berlari keluar kelasnya. Ayana yang semula tengah menerangkan materi kepada kekasihnya seketika menatap tajam Marsel. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir lalu kembali duduk dengan benar. Ayana menggelengkan kepalanya lalu kembali menerangkan materi yang sempat tertunda. Marsel melirik kedua temannya yang tengah terkikik geli. Menertawakannya.
"Paham gak?" tanya Ayana. Gadis itu memasang wajah datarnya ketika Marsel malah menguap lebar tanpa menutup mulutnya. Marsel yang ditatap hanya mengerjap polos.
"Eh, iya kenapa, Sayang?" tanya Marsel.
Dia menggaruk tengkuk kikuk, ketika melihat wajah datar ga
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku47. Pemegang Baru Fez's Crop"Penyesalan memang selalu ada di akhir. Lucu memang, dulu mencaci kini menanggung malu sendiri."_Jolaya_"Kepercayaan memang sulit didapatkan tetapi untuk menghancurkannya sangat mudah. Maka dari itu, manusia harus benar-benar pandai untuk menjaga kepercayaan."_Ayana_***Sudah sepuluh menit berlalu, Erin masih setia berdiri di ambang pintu rumah depannya. Menatap datar seseorang yang tiba-tiba datang ke rumahnya di malam-malam begini. Tangan kirinya yang sejak tadi memegang knop pintu tak kunjung melebarkan pintu. Sedangkan sang tamu tersenyum tipis. Kedua matanya memancarkan rasa bersalah. Saat orang itu hendak mengusap pipi anaknya, hanya tepisah dan desisan yang dia dapatkan. Dia menghela napas panjang. Dia memang pantas mendapatkannya. Dia salah dan kini dia menyesal.Ayana yang sejak tadi b
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku48. Salahku Apa?"Aku tidak tahu apa-apa, lalu apakah aku harus dipersalahkan dengan sesuatu yang gak gue ketahui apapun?"_AkuYangSelaluTersakiti_***Ayana kembali memejet tanda telepon. Dia menggigit jari-jari tangan kanannya ketika teleponnya tak kunjung diangkat. Dia kembali mencobanya tetapi hanya berdering saja. Ayana memilih menyerah, dia mendudukkan dirinya di kasurnya. Setelah oma-nya pulang, dia langsung masuk ke dalam kamarnya. Mencoba menelepon Marsel. Dia yakin saat ini cowok itu tengah berada di rumah Vanya. Dilihat dari hubungan dan juga kedekatan mereka, pasti tebakan Ayana tidak meleset. Karena kantuk yang sudah menyerang dirinya, akhirnya Ayana memilih mengistirahatkan tubuhnya. Dia akan menanyakan esok di sekolah kepada Marsel.***Pagi-pagi sekali Ayana sudah siap dengan seragamnya. Erin pun sampai di
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku49. Cinta Luar Biasa"Tuhan tahu apa yang terbaik untuk para hamba-Nya. Jadi, ikuti, nikmati, dan syukuri apa yang menjadi alur hidupmu."***Keluarga besar Jolaya dibuat terpukau dengan penampilan Ayana yang benar-benar berbeda dari biasanya. Dres pendek berwarna hitam dengan beberapa hiasan di gaun itu tampak cocok di tubuh Ayana. Rambut yang dibiarkan tergerai dengan sebuah jepitan rambut polos dan juga tatanan riasan yang natural menambah kecantikan dari seorang Ayana. Sedangkan yang ditatap tampak gugup, dia sesekali menarik dresnya ke bawah atau merapikan heels yang sedang dia pakai. Di bawah sana semua orang menganga. Benar-benar tidak menduga akan kecantikan dari seorang Ayana. Bianca pun sampai kalah cantik dibuatnya. Dengan pelan, Ayana turun dari anak tangga. Hingga di mana dia kehilangan keseimbangannya membuat kedua kakak sepupu laki-lakinya dengan cepat bergerak, mena
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku50. Sudut Pandang yang Berbeda"Manusia terlalu mudah melupakan kesalahan yang sama. Lalu, buat apa kata 'minta maaf' itu?"_Unknow_***Ayana mengulet ketika merasa tubuhnya digoyang oleh seseorang. Bahkan kedua pipinya merasakan seseorang menepuknya pelan. Dia mengerjap, menutup matanya sesaat lalu membukanya perlahan. Bianca berdiri di hadapannya dengan berkacak pinggang. Ya, semalam Ayana dan Erin memutuskan untuk menginap di rumah Jolaya karena jarak perusahaan dengan rumah mereka cukup jauh. Ayana menguap lebar, membuat Bianca yang melihat itu melotot dan langsung melempar bantal ke wajah gadis itu."Ish! Tutup tuh mulut! Nguap kok gak ditutupin!" cerocoh Bianca.Ayana hanya menyengir lebar. Dia menatap jam alarm yang terletak di nangkas. Melotot lalu berteriak ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Dengan segera dia me
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku51. Sang Peneror Telah Terungkap"Ketika kepercayaan hancur, kau akan sulit untuk mendapatkan kepercayaannya lagi."***"Ayana."Marsel mengulurkan tangannya, menggenggam tangan kanan Ayana. Ayana tak menolak, dia membiarkan cowok itu menggenggam tangannya lembut dan penuh perhatian. Zewa dan Yua tampak tak suka. Mereka sudah melotot ingin menghajar cowok itu. Berbeda dengan Ale yang masih setia santai. Marsel menatap Ale, meminta izin untuk membawa gadisnya melalui tatapan itu. Ale yang paham pun mengangguk mengiyakan, lalu Marsel membawa Ayana pergi dari sana. Zewa dan Yua yang hendak menyusul langsung segera ditahan oleh Ale. Membuat keduanya berdecak tak suka."Biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka." Ale menatap punggung sepasang kekasih yang mulai menjauh dari mereka dengan tatapan penuh arti. Lalu, mengembuskan napas panja
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku52. Ulangan Tengah Semester (UTS)"Bener gak bener yang penting kerjakan. Nilai bagus apa enggaknya belakangan."_Marsel_"Mencontek adalah jalan ninjaku. Di saat kepala udah pusing, biarkan mulut yang beraksi."_Zewa_***"Jangan nyontek lho ya." Marsel mengangguk seperti anak kecil. Ayana yang melihat respon kekasihnya pun dibuat gemas."Jangan lupa nanti belajar sebentar, jangan buat main-main walau ini hanya ulangan tengah semester, tetap saja! Kakak harus ngerjainnya serius!" lanjut Ayana."Seserius cintaku ke kamu." Marsel mengulum senyum. Ketika Ayana mulai blushing."Hoax, yang asli ada badaknya, Kakak!" pekik Ale di sebelah sana.Membuat Marsel mendengus. Ayana hanya terkekeh. Kedua matanya tak sengaja bertubrukan dengan Yua. Membuatnya s
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku53. Kebahagiaan yang Sederhana"Kebahagian itu sederhana. Tergantung kalian mensyukurinya atau tidak. Kebahagiaan itu ada di sekitar kita, tergantung kalian mennyadarinya atau tidak."_Ayana_***Hari Jum'at menyapa. Hari di mana menjadi penutup ulangan tengah semester. Semua murid kini berbondong-bondong membersihkan kelas mereka atau berlatih untuk lomba yang akan diselenggarakan esok hari Senin. Begitu pula dengan Ayana dan Marsel. Keduanya mendapatkan tugas untuk mempersiapkan panggung untuk acara puncak dimulai. Pementasan. Marsel sesekali mengambil alih pekerjaan Ayana yang tengah membawa bangku plastik sebagai tempat duduk penonton, membuat gadis itu mendengus kesal. Tiap kali Ayana memaksa, di situ juga Marsel yang selalu mengatakan 'nanti kamu capek biar aku aja ya?' dan seterusnya. Membuat Ayana tidak tahu harus berbuat apa. Ayana menatap ke sekeliling di san
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku54. Berkeliling Kantor"Terkadang aku bingung dengan alur yang Tuhan berikan. Begitu membingungkan tetapi itu yang terbaik untuk kita."***"Iya, Kak ya ampun."Ayana terkekeh ketika mendengarkan ocehan dari sang kekasih. Kini, dia tengah berada di kamarnya, mengangkat telepon dari Marsel. Sejak tadi, ketika mendengar Ayana berniat untuk pergi ke kantor karena disuruh sang mama, Marsel terus mengoceh. Seperti mengatakan, mau aku antar? Hati-hati di jalan, atau jangan lirik ke cowok lain! Begitu terus membuat Ayana harus setia sabar."Udah ya, Ayana tutup. Bye, Sayang!"Setelah mengatakan itu Ayana langsung menutup sambungan telepon begitu saja. Tidak memikirkan bahwa Marsel tengah membeku ketika Ayana mengatakan kata 'sayang' untuk cowok itu. Biasanya Ayana hanya memanggil 'kak' saja. Tetapi, sepertinya hari