Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 75. Ruby Harus Dilenyapkan!

Share

Bab 75. Ruby Harus Dilenyapkan!

Author: Silvania
last update Last Updated: 2025-03-17 14:40:27

Robert menatap punggung Sarah yang berjalan angkuh ke arah lift. Wanita itu selalu berjalan seolah dunia ada di bawah kakinya, penuh percaya diri dan tanpa rasa takut. Robert mengikutinya dalam diam.

Begitu sampai di depan lift, Sarah menekan tombol dengan kasar. Pintu lift terbuka, dan tanpa menunggu, ia segera masuk. Robert menyusul, berdiri tepat di sampingnya.

Sarah melirik sekilas, merasa terganggu dengan keberadaan pria itu. Dengan ekspresi penuh ketidaksukaan, ia melangkah maju, menempatkan dirinya di depan Robert—sebuah isyarat jelas bahwa ia tak ingin dekat-dekat dengannya.

Hening menyelimuti lift, hanya suara pelan dari mesin yang membawa mereka turun. Tapi keheningan itu tak berlangsung lama.

"Sejak kapan pembeli mengurus sendiri surat-surat pembelian apartemen?" Suara Robert terdengar dalam dan dingin, membuat Sarah refleks menyipitkan matanya.

'Lancang sekali karyawan Arnold yang satu ini!' batinnya geram.

Sarah memutar tubuh sedikit, menatap Robert dengan sinis. "A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 76. Berpisah Dengan Nyonya Audrey

    Siang itu, suasana ruang makan terasa sedikit berbeda dari biasanya. Biasanya, Nyonya Audrey lebih suka menikmati makan siangnya di kamar atau di samping kolam dengan udara sejuk yang menemaninya. Namun, hari ini ia memilih duduk di meja makan, bersama dengan cucunya, Arlen. Emily, yang telah lama bekerja sebagai perawat pribadi Nyonya Audrey, duduk dengan sopan di sampingnya. Tangannya dengan cekatan membantu sang nenek mengambil lauk, memastikan wanita tua itu mendapatkan makanan yang cukup. Arlen menyantap makanannya dengan tenang. Sesekali ia melirik ke arah Emily, yang tampak fokus pada Nyonya Audrey. Begitu ia menghabiskan suapan terakhirnya, ia meletakkan sendok dan berkata santai, "Sebentar lagi, pengganti Emily akan datang, Nek." Emily yang baru saja menyesap air mineralnya, langsung menoleh. Nyonya Audrey pun terdiam sejenak, lalu ikut memandang Arlen. Pria itu menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa kalian berdua menatapku seperti seorang penjahat?" tanyanya dengan nada

    Last Updated : 2025-03-17
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 77. Berjuang

    Emily menunduk dalam, dia meremas kedua tangannya sambil mengutuki dirinya sendiri. Kenapa salah terus di mata Tuan Arlen, batinnya. "Jalan, Pak!" Mobil bergerak perlahan. Arlen membuang pandangannya, menatap ke luar jendela dengan ekspresi sulit ditebak, sementara Emily menarik napas pelan. Udara di dalam mobil terasa sesak, bukan karena sempit, melainkan karena kehadiran pria itu yang begitu menekan. Bahkan untuk bernapas saja, rasanya sulit saat berada di samping Tuan Muda Arlen. Seharusnya, dia tetap tinggal di rumah Nyonya Audrey. Seharusnya, dia tidak menerima tawaran Arlen. Namun, semuanya sudah terjadi. Penyesalan tak akan mengubah keadaan. Kini, Emily harus menerima konsekuensi dari keputusannya. Saat memasuki perbatasan, jalan yang biasanya lancar tiba-tiba macet. Orang-orang ramai berdiri di pinggir jalan, beberapa terlihat sibuk mengobrol, sementara yang lain berusaha mengintip ke depan. "Ada apa, Pak?" tanya Arlen, menengok ke depan. Emily ikut menoleh, rasa p

    Last Updated : 2025-03-18
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 78. Aku Ingin Kita Bercerai!

    Emily melangkah mendekat, kembali menunduk canggung. "Hmm... maaf, Tuan. Koper saya!" Arlen terdiam sejenak, lalu menunduk melihat koper yang masih dipegangnya. "Oh, astaga. Maafkan aku!" Dia segera menyodorkan koper itu pada Emily sebelum buru-buru masuk ke dalam mobilnya. "Masuklah!" ucapnya singkat sebelum menutup pintu mobil. Emily tersenyum kecil. Ternyata, Arlen tidak semenyeramkan yang dia kira. Setelah menyeret kopernya masuk, Emily menutup pintu apartemen dan menguncinya rapat. Dia mengembuskan napas panjang sebelum berbisik pada dirinya sendiri, "Kau harus berjuang demi mendapatkan kebebasanmu, Emily!" Dan malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Emily merasakan sesuatu yang hampir dia lupakan—harapan. *** Arnold kembali ke rumah sudah larut malam. Dia sengaja menghindari Sarah karena tak ingin lagi berbicara dengannya. Tadinya, dia bahkan berniat menginap di rumah ibunya, tetapi diurungkannya niat itu. Bukan dia yang seharusnya pergi dari rumah

    Last Updated : 2025-03-18
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   bab 79. Apa Salahku?

    Bak petir di siang bolong, Sarah terperangah mendengar ucapan Arnold. Cinta itu jelas sudah tidak ada di mata Sarah, tapi ketakutan hidup miskin yang membuatnya tidak terima begitu saja kalau Arnold hendak menceraikannya. "Bercerai?" "Ya!" Jawab Arnold tegas. Matanya dipenuhi kabut amarah, Sarah sudah sangat keterlaluan di matanya. "Kau lupa janjimu sesaat sebelum menikahiku? Apa kau masih ingat apa yang terjadi dulu?" Sarah menatap Arnold dengan tatapan sendu. Air mata mulai mengalir di kedua pipinya. "Jawab Arnold, jangan diam saja! Tatap mataku!" Sarah menyentak tangan Arnold, namun Arnold malah membuang mukanya ke sembarang arah. "Setelah apa yang terjadi pada kita dan padamu khususnya kau ingin menceraikan aku?" Arnold masih bergeming, dia bukannya tidak punya perasaan tapi Sarah sudah sangat keterlaluan. "Katakan padaku apa salahku?" tanya Sarah dengan wajah memelas. Dipegangnya pergelangan tangan Arnold agar laki laki itu mau menatap nya namun sia-sia, Arnol

    Last Updated : 2025-03-18
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 80. Tabir Kepalsuan

    Arnold tertegun mendengar perkataan Sarah. Apa dirinya sejahat itu kepada istri pertamanya? Tapi sungguh Arnold tidak menyadarinya. Sedari awal Arnold hanya ingin menggauli Emily karena harus segera memiliki seorang anak, tidak lebih. Tapi godaan tubuh Emily memang membuatnya lupa dan Arnold tidak kuasa menahannya. "Maafkan aku!" Dua kata itu akhirnya meluncur dari bibir Arnold. Arnold menghela nafasnya dalam, dia memejamkan matanya coba mengingat lagi kejadian empat tahun lalu. Empat tahun lalu, Arnold baru saja pulang bekerja dan berjalan cepat menuju mobilnya di basement parkir Maurer Corp. Hari itu Robert tidak masuk kantor karena sedang sakit, sehingga Arnold menyetir mobilnya sendirian. Arnold menghadap mobilnya hendak membuka pintu kemudinya namun tiba-tiba saja seorang laki laki menggunakan topeng ingin menusuknya dari belakang. Arnold melihat sekilas dari kaca mobilnya namun gerakan laki-laki itu sangat cepat hingga membuat Arnold tidak bisa menghindar. Arnold meme

    Last Updated : 2025-03-19
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 81. Menjebak Sarah

    "Belum, mereka baru saja mengantongi identitasnya dan bersiap untuk menangkapnya, hanya saja ini sangat rahasia, jadi jangan sampai info ini tersebar, nanti pelakunya kabur." "Ya, ya. Aku mengerti!" Sarah menarik nafasnya pendek-pendek. "Kenapa kau terlihat gugup?" "Aku? Oh tidak, aku hanya sedikit trauma. Aku takut kalau harus berhadapan dengan orang yang melakukan penusukan itu. Kau tahu kan, akibat tusukannya aku tidak lagi bisa mengandung." Sarah memang sangat pandai menutupi ketakutannya, tapi Arnold yang sudah tahu sifat Sarah sudah mulai bisa membaca gerak geriknya. "Ya kau benar, karena tusukannya kau tidak bisa memberiku keturunan. Aku akan meminta pengadilan menghukum pelakunya seberat beratnya!" "Iya, pelakunya harus dihukum seberat beratnya!" timpal Sarah, dia sudah terlihat tenang walau bibirnya tampak pucat. Arnold menatap jam di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. "Aku harus segera pergi, ada lelang proyek pu

    Last Updated : 2025-03-19
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 82. Tahan, Tuan

    Arlen berdiri di samping Emily dengan senyum manisnya. Dan yang membuat Arnold semakin meradang adalah letak tangan Arlen yang bertengger di pundak Emily. "Jangan sentuh istriku!" Desis Arnold dengan mata berapi. Bukannya memindahkan tangannya dari pundak Emily, Arlen malah dengan sengaja merapatkan tubuhnya. "Apa kami terlihat cocok? Aku dan Emily!" Kedua sudut bibirnya terangkat. Arlen tampak seperti mengolok olok Arnold. Panas melihat istrinya dirangkul oleh rivalnya, Arnold hendak melayangkan bogem mentahnya namun Robert menahan tubuh Arnold. "Tahan, Tuan. Ada banyak orang penting disini, jangan sampai kejadian ini mempengaruhi kredibilitas Maurer Corp di mata para investor." Arnold melepaskan cengkraman tangan Robert di tubuhnya dan menundukkan kepalanya untuk sesaat. Setelah emosinya mereda, Arnold mengangkat kepalanya dan menatap Emily dengan tatapan sendu. "Ikut pulang denganku, Sayang. Aku merindukanmu!" Emily tidak bergeming, wajahnya datar, pun dengan tatapan m

    Last Updated : 2025-03-20
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 83. Berebut Emily

    Melihat Emily pergi, Arnold segera menyusul. Arlen yang menyadari hal itu berniat mengikuti, tetapi panitia acara memanggilnya. Ia hanya bisa menatap punggung Arnold yang menghilang di balik pintu kaca. Sudah pasti Arnold akan mengejar Emily. Emily masuk ke dalam toilet dan menyeka keringatnya. Padahal ruangan ber-AC, tetapi tubuhnya terasa gerah. Tak bisa dimungkiri, ia merasa takut berhadapan langsung dengan Arnold. Setelah menenangkan diri dan mencuci muka, Emily mengeringkan wajahnya dengan tisu lalu keluar. Saat melewati lorong tangga darurat, seseorang tiba-tiba menarik tangannya dengan paksa dan menghimpitnya ke dinding. Jantung Emily berdebar kencang saat melihat siapa yang berdiri di hadapannya. "Arnold, lepaskan!" serunya, berusaha melepaskan diri. Namun, genggaman Arnold begitu kuat. "Sayang, kembalilah padaku. Aku mohon," ujar Arnold dengan tatapan penuh permohonan. Emily tak tergerak. "Tidak! Aku tidak akan kembali ke neraka itu!" Emily terus meronta, ta

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 199. Merusak Mood

    Yolanda bergidik ngeri saat membayangkan kejadian terakhir ketika ia tanpa sengaja memakan seafood. Seluruh tubuhnya gatal dan muncul ruam kemerahan; ia bahkan kesulitan bernapas waktu itu.Yolanda menggeleng lalu berpamitan pergi ke kamar kecil."Sayang, malam ini menginap di rumah Mama lagi, ya. Kerabat Papa dan Mama akan pulang besok, jadi masih ada satu malam lagi untuk kita berkumpul di rumah," ucap Nyonya Ruby.Emily mengangguk, meskipun sebenarnya ia merasa tidak nyaman bersama Tante Mandy dan Yolanda. Namun, karena mereka tidak sering datang ke London, Emily berusaha bersabar.Lima belas menit berlalu. Tiga orang pelayan datang membawa troli berisi makanan dan dengan sigap menyusunnya di atas meja.“Kemana Yolanda? Kenapa dia belum juga datang?” tanya Nyonya Ruby, menoleh ke arah toilet.Tak lama kemudian, Yolanda muncul dengan langkah gontai.“Yolanda, kau kenapa? Apa kau sakit?” tanya Nyonya Ruby cemas.“Perut Yola sakit, Tante. Bolehkah Yola pulang duluan?” rengeknya dengan

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 198. Mengambil Hati Nyonya Ruby

    Tidak ingin berdebat, Emily memilih untuk mengabaikan perkataan Yolanda dan tetap bersikap baik padanya.“Terima kasih sudah mengingatkanku, Adik Ipar,” ucap Emily sambil mengulas senyum manis, lalu menutup pintu kamarnya.Yolanda hendak membuka kembali pintu kamar, namun Emily sudah keburu menguncinya.“Kau!” geram Yolanda, lalu menendang pintu hingga membuatnya memekik kesakitan.“Aww... wanita sialan. Awas saja kau!”Dengan emosi yang tertahan, Yolanda kembali ke kamarnya sambil terpincang-pincang karena jempol kakinya bengkak.“Berani sekali dia mengabaikanku! Awas kau, Emily!” geramnya sembari membanting pintu kamar.Sementara itu, di kamarnya, Emily bergegas membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket, aroma percintaan semalam bahkan masih tercium samar.Emily mengendus pundaknya, wangi maskulin dari parfum Arnold masih menempel di kulitnya. Sesaat ia memejamkan mata sambil menghirup aromanya. Benaknya kembali dipenuhi slide demi slide adegan panas mereka semalam. Sentuhan Arnold

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 197. Hadiah Dari Emily

    Arnold menoleh ke belakang. Dilihatnya Yolanda berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur super tipis, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Lampu kamarmu mati?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah wajah Yolanda. Arnold menghindari melihat ke bawah karena, bagaimanapun juga, dia laki-laki normal. Yolanda mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan menghubungi kepala pelayan untuk mengganti bohlamnya. Masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu!" Arnold berbalik dan meninggalkan Yolanda begitu saja, membuat wanita itu gusar setengah mati. Dia sudah berpenampilan semenarik mungkin, namun Arnold malah mengabaikannya. "Aku rasa tubuhku jauh lebih bagus dari Emily. Kau bergegas pergi karena tidak tahan melihat tubuhku yang indah ini, bukan?" gumamnya pelan sambil menatap punggung lebar Arnold yang semakin menjauh. Yolanda tersenyum miring. Awal yang bagus, batinnya. Ia pun masuk kembali ke kamarnya, sedangkan Arnold mempercepat langkah. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, takut istrinya ke

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 196. Mengenalkan Emily Secara Resmi

    Semua mata menoleh ke arah asal suara. Arnold berdiri dengan wajah memerah, kedua tangannya terkepal sempurna di sisi tubuhnya. “Arnold!” Wajah Mandy mendadak pucat, begitu pula Yolanda. Ia langsung mencubit pinggang mamanya saking takutnya. “Jangan asal bicara kalau tidak tahu apa-apa!” Suara Arnold terdengar berat dan serak, rahangnya mengeras. “Coba katakan sekali lagi, Tante bilang apa?” tanyanya pelan namun penuh penekanan. Arnold berjalan menuju tempat Emily berada. Tatapannya tajam, siap mencabik siapa pun yang berani mengatai istrinya. “Kamu salah paham, Arnold. Tante tidak bermaksud seperti itu!” Suara Mandy bergetar. Walaupun masih muda dan hanya keponakan, Arnold sangat disegani oleh om dan tantenya. “Arnold tidak tuli, Tante!” Emily menggeleng pelan. Ia tidak ingin pesta kejutan ulang tahun Arnold diwarnai perdebatan antara tante dan keponakan—terlebih penyebabnya adalah dirinya. “Tante bisa jelaskan!” “Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku harap Tante mau memint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 195. Dipermalukan Di Hadapan Keluarga Besar

    "Berlebihan bagaimana, bukankah ini sangat cantik?"Nyonya Ruby menarik pergelangan tangan Emily dan membawanya menuju tempat tidur king size milik Arnold.Di atas tempat tidur dihiasi dengan kelopak mawar merah berbentuk hati. Di samping kanan kirinya terdapat lampu hias berbentuk lilin yang membentuk huruf A dan E. Lilin aromatherapy di atas nakas."Dan yang paling penting ini."Nyonya Ruby membuka lemari pakaian Arnold dan mengambil sesuatu dari sana."Tada! Karena baju pesta mu berwarna merah, maka pakaian tidurnya yang warna hitam saja. Hmm, perfect!" ucapnya sembari menyerahkan baju dinas yang kemarin dibelikannya untuk Emily."Ah, kenapa Mama yang tidak sabar ingin segera malam. Kamu istirahat saja dulu, nanti kalau MUA nya datang , Mama akan memanggilmu!"Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily yang mematung sambil memegangi lingerie yang hanya terdiri dari 2 piece terpisah, sangat tipis dan Emily tidak yakin ini bisa menutupi asetnya dengan benar.Terdengar helaan nafas berat.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 194. Ingin Membahagiakan Istri

    Mama tidak tahu Arnold suka warna apa, anak itu tidak pernah menolak saat Mama membelikannya dasi maupun kemeja, semua warna dipakainya.""Hmm, itu– Arnold suka warna merah dan hitam, Ma." Emily tahu saat Arnold memujinya ketika menggunakan pakaian dengan dua warna itu."Nice. Dua warna itu memang warna favorit, elegan dan menantang! Bungkus semuanya!" titahnya kepada Pramuniaga. Bukan hanya merah dan hitam tapi ada juga yang berwarna Navy dan Hijau botol dan warna lainnya."Ma, ini terlalu banyak!" tolak Emily halus. "Kau harus memakainya setiap malam agar suamimu tidak melirik wanita lain. Kau tahu, suami yang terpuaskan di rumah, tidak akan melirik wanita lain saat berada di luar."Emily tersenyum mendengar perkataan Nyonya Ruby. Mungkin ada benarnya tapi kembali lagi kepada orangnya. Kalau aslinya tidak setia, mau sepuas apa pun di rumah, pasti akan merasa kurang terus.Setelah membeli 'kado' untuk Arnold, Emily dan Nyonya Ruby makan siang bersama. Mereka menikmati santap siang d

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 193. Suamimu Suka Warna Apa?

    Wanita yang ingin merebut gaun Emily tadi akhirnya melepaskan gaunnya dan menghampiri Nyonya Ruby. "Tante!" sapanya dengan wajah sumringah. Sudah lama mereka tidak bertemu, terakhir saat Arnold menikah dengan Sarah. Setelah itu Yolanda tidak pernah lagi ke London. "Yolanda, kau bersama siapa? Mana ibumu, Nak?" Yolanda langsung memeluk Nyonya Ruby dan mengecup pipi kanan dan kirinya, mereka terlihat sangat akrab. "Mama ke toilet, Tante sendirian? Dimana Kak Arnold?" tanyanya sambil menengok ke belakang Nyonya Ruby. Tidak ada siapa siapa. "Tante tidak sendirian, Tante bersama menantu Tante!" ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah Emily. Ekor mata Yolanda mengikuti kemana arah tangan itu terulur, dia sedikit shock saat menyadari wanita yang disebut tantenya menantu adalah wanita yang sama yang berebut gaun dengannya barusan. "Menantu? Istri Nicho?" tanyanya memastikan. Arnold baru bercerai, belum setahun lebih tepatnya, jadi tidak mungkin sudah menikah lagi, pikir Yolanda.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 192. Persiapan Pesta Kejutan

    Emily beranjak dari duduknya sambil membawa nampan berisi piring kosong. Lama-lama di dekat Arnold bisa membuatnya darah tinggi, jadi menghindar lebih baik daripada harus bertengkar untuk sesuatu yang tidak jelas. "Sayang, tunggu dulu!" Arnold bergegas mengejar Emily setelah menarik jas dan tas kerjanya. Dengan langkah kakinya yang lebar, secepat kilat Arnold sudah berada di sisi Emily. "Jangan bilang kau marah lagi padaku?" tanya Arnold penuh selidik. Lebih tepatnya Arnold takut istrinya marah lagi karena perkataannya barusan. "Aku marah kalau kau menuduhku berselingkuh." "Aku tidak menuduhmu, aku hanya menceritakan fenomena yang sekarang sering terjadi. Tapi aku percaya kamu," ucapnya sembari memeluk Emily dari belakang. Emily menoleh, Arnold pun tidak melewatkan kesempatan mengulum bibir ranum itu. "Syukurlah!" jawab Emily singkat, setelah Arnold melepaskannya. Emily melanjutkan langkahnya menuju dapur untuk meletakkan piring kotornya, sementara itu Arnold menunggunya di

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 191. Membayarnya Pagi Ini

    Arnold semakin merapatkan tubuhnya ke arah Emily. Hanya handuk yang melilit di pinggangnya, mempertegas keintiman yang memanas di antara mereka. "Karena sudah menolakmu," bisik Emily lirih, penuh penyesalan. "Kau ingin meminta maaf untuk itu?" gumam Arnold, matanya menyala penuh gairah. "Bagaimana kalau kau membayarnya pagi ini?" lanjutnya seraya menggigit pelan cuping telinga Emily. Seketika tubuh Emily menegang. Sensasi yang merambat cepat dari telinganya ke seluruh tubuh membuatnya menggigit bibir bawah agar desahannya tak lolos keluar. Ia tahu, ia takkan bisa menolak terlalu lama. Melihat Emily memejamkan matanya, Arnold menurunkan bibirnya ke rahang halus istrinya, mengecup perlahan. “Arnold!” desah Emily akhirnya pecah, napasnya tercekat oleh gelombang rasa yang mulai menguasainya. Dengan lembut tapi pasti, Arnold mengangkat tubuh Emily dan menurunkannya perlahan ke atas tempat tidur mereka. Ia kembali mengecupi leher jenjang yang begitu ia kagumi, jemarinya mulai bergerak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status