Tadi pagi aku menerima pesan Line dari Sean bahwa hari ini ia akan sibuk untuk pemotretan, aku sempat takut saat ia mengirimkan pesan kepadaku. Jujur aku takut ia akan membawa kabar buruk lagi, sebab teror yang kuterima ini benar-benar menyiksaku.
“Sore Pak Will, bapak sudah siap? Pesawat akan berangkat nanti jam delapan malam,” tanya Monica seraya masuk ke dalam ruang kerjaku.
“Iya Mon, aku akan kembali ke apartemen sebentar nanti dan aku akan ke bandara dengan taxi saja” ucapku seraya kemudian bangkit berdiri meninggalkan ruanganku.
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, ya masih sempat untuk mandi dan bersiap-siap berangkat ke bandara. Entah kenapa sejak aku mene
Sejak kejadian Prayoga yang meminta kembali padaku, pikiranku menjadi sedikit tidak tenang. Aku mulai merasa bingung dan belum bisa menentukan jawaban padanya dalam waktu dekat ini, aku harap Prayoga mau mengerti. Lagi pula fokusku kini masih pada William dan Sean, tapi sialnya kenapa aku sulit sekali melihat momen mereka berdua lagi.Aku hanya sempat melihat Sean datang ke kantor William sekali dan sayangnya Sean terlihat sendirian kembali tidak ada William di sampingnya. Ya gagal sudah aku ingin mendapatkan foto mereka kembali, tapi bukan Adeeva jika mudah menyerah begitu saja. Aku akan terus mengikuti mereka, toh kini Prayoga sudah tidak terlalu menekanku untuk bisa mendapatkan berita kembali.Prayoga malah terlihat santai saja setelah kejadian siang itu, ya setelah ia menyatakan perasaannya kepada
Entah kenapa aku yang sudah merasa rindu dan khawatir dengan Sean langsung memeluk tubuhnya erat begitu ia membukakan pintu apartemennya untukku. “I miss you Bae…”bisikku di telinganya.“Miss you too Will…” Sean membalas erat pelukanku lalu ia segera menarikku masuk ke dalam apartemennya.Ah ya aku lupa, bagaimana kalau ada yang melihat apa yang baru saja kami lakukan? Aku berjalan masuk mengikuti Sean dan diajaknya aku untuk duduk sofanya.“Kamu mau minum apa Will?” tanya Sean yang berdiri di depan
Semenjak gosip tentang kami menjadi topik di dunia maya, aku semakin khawatir dengan keadaan William. William pun sebisa mungkin membatasi pertemuan kami dulu, ia bilang padaku ia akan menemuiku kembali saat keadaan sudah kembali tenang. Aku pun tidak bisa memaksanya, aku tahu bagaimana perasaannya saat ini. Maka sebenarnya aku ingin menemaninya melewati semua ini, tapi ia bersikeras ingin sendirian dulu dan mengatakan ia mampu mengatasinya seorang diri.Ini sudah satu minggu berlalu setelah kepulangan William dari Hongkong, sudah hampir tujuh hari aku tidak bisa bertemu dengannya. Sebenarnya aku ingin sekali datang ke kantornya dan menemuinya, tapi William bilang lebih baik jangan, ia takut paparazi gila itu masih mengintai kami sebab William bilang ia belum menemui titik terang tentang paparazi gila itu hingga sekarang. 
Semenjak tadi pagi sekitar pukul Sembilan, para wartawan gila itu sudah menungguku dan untungnya aku bisa tiba di kantor lebih dulu sehingga aku tidak harus berhadapan dengan mereka. Mereka memang sempat memaksa ingin masuk ke dalam untuk menemuiku. Ya, beruntung aku memiliki petugas keamanan yang sigap sehingga mampu menahan mereka untuk tidak masuk ke dalam kantorku.Ini semua membuatku semakin takut, mereka sudah benar-benar ingin mengejarku berbeda dengan sebelumnya. Apakah Syscomel itu mulai bertindak lagi? Tapi apa yang ia lakukan sampai mampu membuat para wartawan menggila seperti itu? Tunggu bagaimana dengan keadaan Sean sekarang?Aku memang sudah berusaha mencoba untuk tidak mengikuti gosip murahan tentang diriku dan Sean di internet. Aku tidak mau pikiranku terganggu karena kabar bohong yang disebarkan oleh Syscomel dan aku
Kalau saja Alan tidak meneleponku dan meminta agar aku segera pulang, aku masih ingin menghabiskan waktu dengan William. Belum lagi William meminta agar aku kembali ke apartemenku saja, padahal aku sendiri masih rindu dengannya. Maka akhirnya aku mengalah dan kembali ke apartemenku, William juga berpesan agar aku kembali menggunakan masker dan topi untuk menghindari wartawan yang mungkin sudah bersiap-siap dibawah sana.William bilang bahwa ia akan tetap ke kantor hari ini, ia bagaimanapun juga harus bisa bersikap profesional. Setiba aku di bawah untungnya ketakutan William tidak terbukti, keadaan aman-aman saja tidak ada satu wartawan pun dibawah sini. Ketakutan William membuatku semakin mengkhawatirkan dia, rasanya aku ingin bisa terus berada didekatnya.Tapi aku tidak boleh terlalu larut, bisa saja sikapku akan membuat masalah bar
Hari yang aku tunggu-tunggu datang juga, hari di mana aku berhasil menghancurkan William. Aku sangat senang sekali, apa yang sudah aku cita-citakan akhirnya bisa tercapai dan ini juga berkat bantuan Prayoga, kekasihku. Hubungan kami yang sempat putus kembali terjalin, kami kembali berpacaran seperti dulu.Ia sungguh-sungguh dengan perkataannya ia berhasil membuat kabar bohong yang kubuat tentang William-Sean dan juga beberapa pengusaha lain yang ikut kugosipkan memiliki simpanan model. Prayoga tentunya yang cukup memiliki pengaruh berhasil membuat media-media lain ikut menyoroti berita ini.Maka disinilah aku bersama para awak media lain, kami bahkan sudah berada di kantor polisi dari jam enam pagi. Kami menunggu bersama-sama, kami semua tidak mau ketinggalan momen ini, maka kami harus sudah bersiaga lebih cepat dari jam pemang
Usai pemanggilan tersebut tentunya membuatku semakin khawatir kalau sampai orang tuaku mengetahui hal tersebut terutama papa, aku tahu dia pasti akan marah besar padaku. Tapi aku tidak punya pilihan lain selain mendatangi pemanggilan tersebut. Ah.. kenapa hubunganku dengan Sean malah menjadi seperti ini?Aku mengusap wajahku gusar, sejenak kupejamkan mataku. Aku memang tidak siap jika harus kehilangan keluargaku, makanya aku tidak pernah membuka diriku sebagai gay kepada kedua orang tuaku dan lebih memilih memendamnya sendirian.Sebuah ketukan pintu menyadarkan aku, siapakah yang datang di malam seperti ini ? Kulirik jam dindingku yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Kuhampiri pintu dan membukanya, aku cukup terkejut melihat Sean yang berdiri di sana. Langsung kubawa dia masuk dan k
Enam bulan berlalu sejak kejadian Mr. Wang yang datang ke apartemen William-anaknya dan mengetahui hubunganku dengan putranya, keadaan William semakin memprihatinkan dari hari ke hari. Ia sangat terpukul dengan kejadian tersebut, ia kehilangan keluarganya, pekerjaannya dan mungkin juga kehilangan separuh hidupnya. Aku yang melihat hal tersebut ikut hancur bersamanya, tapi tidak banyak yang bisa aku lakukan untuk membantunya.Aku hanya memastikan dia tetap makan tiga kali sehari sehingga dia tidak akan jatuh sakit, aku tidak mau dia sakit karena hal ini. Ia harus bisa bangkit kembali, maka aku tidak pernah bosan memberikan semangat kepadanya. Ia pun kini katanya mau mencoba menghubungi beberapa kenalan yang mungkin bisa membantu memberikannya pekerjaan.Sudah enam bulan William menjadi pengangguran, apartemen miliknya yang di