Kenzo keluar kamarnya dan mendapati Juna dan Narra tengah berbincang, mengerutkan keningnya Kenzo melangkah mendekati mereka.
"Kak Juna,"sapa Kenzo.
Arjuna berbalik dan melakukan tos dengan Kenzo,"Hai bro, bagaimana kata Nalla kamu di panggil BK,kenapphhmmppp-"
Ucapan Juna terputus karena Kenzo membekap mulut Arjuna.
"Jangan ngomong macam-macam,"lirih Kenzo.
Arjuna mengangguk sambil mengerjapkan matanya,Kenzo pun segera melepas tangannya dari mulut Kenzo,lalu ia menatap Narra yang tengah menahan tawanya.
"Kenapa Ra?"tanya Kenzo.
"Nanti aku yang bilang ke papa kalau kak Kenzo di panggil BK,"ujar Narra dan langsung kabur meninggalkan Kenzo dan Arjuna.
"Haiss ...,"kesal Kenzo menatap kepergian Narra lalu menatap Arjuna.
"Kok kak Juna bisa tahu aku di panggil BK?"
Arjuna mengangguk."Kan aku udah bilang tadi ka
5 bulan kemudian Hari ini adalah hari pertama Kenzo menjalani masa ospek di kampus pilihannya.Ya Kenzo memutuskan untuk kuliah di universitas tanah air saja. Baru nanti untuk S2 dia akan kuliah di London atau NewYork. Kenzo duduk di bawah pohon, sekarang adalah jam istirahat sebelum masa ospek di mulai lagi dengan kegiatan selanjutnya.Kenzo teringat kembali pada malam beberapa bulan lalu, saat ia dan Nalla berbicara soal impian. Flashback onKenzo keluar kamar untuk mengambil minum, Jam di dinding menunjukan pukul 1 malam. Ia yakin semua anggota keluarga sudah tidur karena mereka baru s
Nalla meletakan sapu di sudut ruangan, dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya hari ini bersama 4 orang temannya termasuk Narra."La, langsung pulang ya! "ajak Narra sambil merapikan penampilannyaNalla menggeleng."Aku ada jadwal bantu bu Novi di perpustakaan Ra, ada buku baru datang aku di minta bantu dia untuk mendata bukunya.""His, emang ya kamu terlalu baik mau aja di suruh-suruh.""Ra, tidak boleh ngomong seperti itu lah, lagian aku seneng kok bantunya.""What ever deh, terserah kamu aja, yang penting aku tidak mau nunggu, aku mau pulang,nanti pak Ujang aku minta jemput balik ya. "Nalla nampak berfikir,sebenarnya tadi kak Juna berniat mau jemput, tapi ia tak enak kalau Narra sampai tahu itu."Aku duluan La,"pamit Narra di lanjut oleh teman-teman yang lain yang juga keluar kelas meninggalkan Nalla sendiri.Nalla menghela nafasnya
Nalla memasuki rumahnya dengan lemas,Arjuna langsung pulang karena harus menjemput adiknya dari kampusnya yang berbeda dengannya. "Baru pulang sayang? Sama siapa?Arjuna?"tanya mama Kalya. Nalla mengangguk."Iya Ma,tapi kak Juna langsung pergi mau jemput Lala di kampusnya." Mama Kalya mengangguk,sementara Nalla mengerutkan keningnya melihat koper yang baru saja asisten rumah tangga letakan di belakang mama Kalya."Mama mau ke mana?"tanya Nalla penasaran. "Owh, mama mau ke Bali seminggu sayang,ada urusan sama yayasan nenek kamu di sana." Nalla mengangguk."Sama papa? " Mama Kalya menggeleng."Tidak, papa kamu masih di Singapura,mungkin nanti menyusul langsung dari sana." Nalla mengangguk lagi."Pasti itu, papa mana bisa jauh dari mama." "Ya sudah ya sayang,mama langsung berangkat." "Lho
Arjuna duduk di pembatas balkon, dia masih memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Nalla beberapa jam lalu. Kecewa atau sedih entahlah. Tapi pada kenyataannya sejauh ini hanya Nalla yang pernah melakukan hal itu padanya.Flashback onArjuna sudah bersiap-siap di dalam kamarnya, penampilannya sudah ia buat seperfect mungkin.Segera ia keluar kamarnya dan menghampiri Nalla di kamar Lala.Tok.. Tok... Dengan jantung berdebar Arjuna mengetuk kamar adiknya."La ... Nalla ...."Ceklek... Bukan Nalla yang keluar tapi Lala."Apaan sih Kak."tanya Lala ketus."Kok kamu sih yang keluar? Nalla mana? ""Lagi ke kamar mandi."Arjuna mengangguk."Ya sudah, nanti bilang sama Nalla, kakak tunggu di dekat kolam renang ya!"perintahnya pada sang adik."Ih enggak mau, anda siapa nyuruh-nyuruh.
Narra dan Nalla masih sama-sama duduk di dalam mobil, keduanya masih nampak murung dan sama-sama enggan untuk turun."Non kembar, sudah sampai rumah,"ujar Pak Jono supir pribadi mereka."I ... Iya pak," jawab Nalla,lalu ia melirik pada Narra yang masih termenung."Ra ... sudah sampai rumah,"ujar Nalla."Ah iya La." Ragu-ragu Narra menatap rumah besar di samping mobilnya,ia menghela nafasnya."Ayo turun."Nalla mengangguk,kemudian mereka berdua turun bersama dari mobil."La jalannya cepetan dikit dong.""I ... Iya La, kamu duluan saja."Narra memutar bola matanya malas lalu ia berlalu masuk ke rumah meninggalkan Nalla yang lelet sekali jalannya.Naik ke lantai atas Narra berpapasan dengan Kenzo."Ra ... Kakak mau bicara,"ujar Kenzo sambil menahan lengan Narra.Narra menatap Kenzo,air matanya menggenang."Narra tidak mau bicara
Nalla masih bergelung di balik selimutnya meski jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Suasana hatinya sedang atau masih tak baik-baik saja.Berkali-kali ia menghela nafasnya panjang, air mata masih saja mengalir di kala ia sendiri seperti ini. Nalla bukanlah gadis yang suka berbagi masalahnya, sebesar apapun, atau bahkan masalah kecil sekalipun ia selalu memendamnya sendiri.Termasuk masalah soal keinginannya kuliah Desain Grafis juga sudah ia utarakan pada sang papa, tapi papanya tak menyetujui keinginannya.Tuan Keano tetap ingin ia mengambil kuliah yang sama dengan Narra, saudara kembarnya yaitu Fashion Desaigner,Alasannya supaya nanti mereka bisa saling mengisi di masa depan.Entah untuk kebaikan bersama atau kebaikan Narra saja, nyatanya selama ini Nalla lah yang selalu membereskan kekacauan yang di ciptakan oleh saudari kembarnya itu.Jujur dalam hati, andai ia dan Narra bukanlah saudara kembar pas
Narra benar-benar di buat kesal seminggu ini oleh manusia branded bernama Zavinder. Entah apa yang ada di pikiran cowok satu itu? Dia pikir seorang Narra adalah cewek matre, meski memang ia suka dengan barang-barang bermerek."Ini apa Ra?"tanya Nalla saat mereka baru saja sampai di kelas pagi ini.Narra yang berada di belakang Nalla mengerutkan keningnya, seketika ia kesal sekali. Pagi ini ada lagi sebuah kotak hadiah yang berada di atas mejanya.Tanpa izin Nalla membuka kotak kecil itu, ada sebuah gelang dari merek kesukaan Narra, Tiffani & Co."Ini kan yang kamu minta ke papa minggu lalu Ra? "ujar Nalla."Tumben papa kirim ke sekolah."Narra semakin kesal."Hais kamu itu pinter tapi bego ya La.""Maksudnya? "Narra langsung menaruh tas sekolahnya dan mengambil paksa kotak gelang itu dari tangan Nalla. Segera ia keluar dan menuju kelas IPS di mana kelas seseorang yang se
2 minggu kemudian.Kenzo baru saja pulang dari acara kampusnya yang selama 3 hari berlangsung membuatnya tidak pulang.Memasuki rumahnya ia melihat Narra sedang bersungut kesal sambil memainkan ponselnya."Dasar cowok sombong." Kesal Narra bergumam."Kenapa Ra? " tanya Kenzo.Narra menoleh lalu tanpa menjawab Narra hanya menggeleng."Kalau tidak kenapa-kenapa kok kesel gitu mukanya? "Narra langsung melipat tangannya di depan dada. "Kenapa sih semua cowok nyebelin, kak Juna nyebelin, kak Kenzo juga nyebelin apa lagi Zavinder ih kesel."Kenzo mengerutkan keningnya, "Kakak salah apa?"Narra langsung menatap tajam Kenzo yang baru saja mendudukan dirinya."Kakak tuh tidak peka sama Narra,"ujarnya sambil berdiri dan berlalu meninggalkan Kenzo untuk pergi ke kamarnya.Beberapa saat kemudian datang salah satu asisten rumah tanggany