Narra masih bingung harus menjawab apa sementara Kalya menanti dengan cemas jawaban putrinya. Lain dengan Keano yang terlihat santai.
"Narra ...,"ucap Narra masih terlihat bingung akan bagaimana dia menjawab pertanyaan ibunya.
Melihat kebingungan putrinya Keano menghela nafasnya."Sudah apa sih yang kalian bicarakan,Juna itu sudah seperti anak papa, jadi dia itu kakak tertua kalian.Narra masih kecil begitupun Nalla,kalian masih kecil jangan ngomongin cinta.Masih ada papa yang bisa manjaain kalian,lebih baik kalian fokus ke pendidikan kalian."
Keano berdiri lalu pergi meninggalkan ibu dan anak yang masih saling pandang itu.Mendengar pertanyaan istrinya tentang perasaan putrinya membuat ia merasa tak rela. Ia merindukan putri kecilnya yang hanya fokus pada keberadaannya,selalu bermanja-manja padanya,sungguh ia belum siap jika putri-putrinya memiliki cinta yang lain.
"Ma ... Papa kenapa?"tanya Narra bingung dengan respon papanya.
Meskipun Kalya tahu apa yang di rasakan suaminya,tentu dia tak mungkin mengatakannya pada putrinya.
"Sudah mending kamu makan puding sana, tadi siang mama coba resep puding baru loh."
Mata Narra berbinar saat mendengar ada makanan kesukaannya.Tanpa menunggu ia langsung berlari menuju dapur untuk mengambil makanan kesukaannya.
Sementara di dalam kamar,Kenzo duduk di depan meja belajarnya, membuka album-album masa kecilnya,mengusap salah satu foto di mana saat ia berusia 5 tahun,itu adalah sebuah foto saat ia dan keluarganya berlibur ke Disney Land,Kenzo kecil yang terus bergelayut manja pada sang mama yang bisa ia rasakan ketulusan dalam mencintainya,lalu Kenzo menatap Papanya yang menggendong kedua putri kembarnya.
"Keluarga yang sempurna," gumamnya.Kenzo kembali teringat pada apa yang ia temukan tempo hari di ruang kerja sang papa.Sesuatu yang mungkin akan mengubah kesempurnaan keluarganya jika ia ungkap.
"Akankah aku siap jika aku ungkap itu,atau lebih baik ku simpan rahasia itu sendiri."
Kenzo beralih pada foto kedua adik kembarnya.Lalu ia mengusap lembut pada foto salah satunya."Apa perasaan ini juga salah,"gumamnya lagi.
Menarik nafasnya panjang Kenzo lalu bangkit dan berjalan ke arah ranjang lalu merebahkan dirinya di ranjang sambil membawa foto adik kembarnya.Mengangkat foto itu dan menatapnya.
"Kamu cantik jika tersenyum,dan kamu menggemaskan jika cemberut,"pujinya.
"Biar ini menjadi rahasiaku. "
...
Arjuna dan Nalla baru saja keluar restoran,jam sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore.
"Kak kita langsung pulang ya,ini sudah hampir petang,mama pasti khawatir padaku."
"Hmm ... padahal kak Juna masih kangen sama kamu La,seminggu kemarin kan kita enggak ketemu," ujarnya sambil membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Nalla masuk ke dalam.
"Makasih,"ucap Nalla
Setelah di pastikan Nalla duduk,Arjuna menutup pintunya lalu memutari mobil menuju pintu kemudi dan masuk ke mobilnya. "Pasang seatbelt nya,"ujar Arjuna sambil mengambil seatbelt Nalla dan memasangkannya.
Melihat wajah Arjuna yang begitu dekat membuat Nalla harus menahan nafasnya.
"Kenapa wajahmu merah?"tanya Arjuna.
"Hah ... apa?"gugup Nalla sambil memegang pipinya,apa iya wajahnya memerah ah itu pasti karena ia menahan nafasnya tadi.
Arjuna terkekeh,lalu ia menyalakan mobilnya dan segera menancapkan gas meninggalkan parkiran restoran.
Sepanjang perjalanan Arjuna terus saja berbicara, menceritakan tentang kegiatan kampusnya juga tentang kabar keluarganya.
"Oh ya, kata Lala,Kenzo dua hari lalu baru saja menolak pernyataan cinta adik kelas lagi loh La."
"Oh ya? Nalla enggak tau."
"Hmm ... katanya anak kelas satu, kasihan gadis itu,Kenzo langsung menolaknya tanpa membaca surat cintanya dan bocah itu menolaknya dengan wajah datarnya,aku tak menyangka wajah introvertnya bisa begitu mengagumkan di mata gadis-gadis,aku kira hanya wajah tampan dan periangku yang bisa membuat gadis-gadis luluh,hmm ... aku kira aku harus memasang wajah seperti Kenzo agar aku tak perlu repot mengejar gadis-gadis,terutama gadis sepertimu La."
Merasa tak mendapat respon Juna menoleh ke arah Nalla,ia lalu menghela nafasnya,Nalla rupanya tertidur.Setelah seharian ia bekerja keras dengan olimpiadenya hingga ia lupa makan siang dan sekarang setelah perutnya kenyang gadis itu lalu terlelap.Arjuna membelai rambut Nalla lembut lalu kembali fokus pada jalanan yang sudah mulai menggelap.
Tak lama kemudian mereka pun sampai di kediaman Winata.Melihat ke arah Nalla di sampingnya Juna merasa tidak tega membangunkan gadis itu yang terlihat begitu terlelap. Ia lantas memutuskan untuk membopong Nalla masuk ke rumahnya.
"Loh kenapa Nalla?"tanya Kalya khawatir.
"Nalla ketiduran tante,tadi kami makan dulu, maaf jadi kesorean,"lirih Juna supaya Nalla tidak kebangun.
Kalya mengerti lalu mengarahkan Juna naik ke lantai atas ke kamar Nalla dan Narra.
Ceklek...
Kalya membuka kamar putri kembarnya lalu dengan hati-hati membiarkan Juna dan Nalla masuk."Ini ranjang Nalla,rebahkan di sini,"lirih Kalya.
Bertepatan dengan Narra yang keluar dari kamar mandi,melihat betapa perhatiannya Juna pada Nalla membuat Narra merasa sesak di hatinya,ia teringat kembali pada pertanyaan mamanya tadi sore soal perasaan Arjuna.
"Sudah tante."
Arjuna menoleh ke arah Narra."Hai Ra,"sapanya.
"Ha ... hai ...," Jawab Narra memaksakan senyumnya lalu melirik ka arah Nalla.
"Oh jangan khawatir dia hanya tertidur,"ujar Arjuna kembali melihat Nalla yang tengah di rapikan selimutnya oleh Kalya.
"Juna pulang dulu tante," pamit Arjuna lalu keluar kamar setelah mendapat jawaban dari tante Kalya.
Narra mengikuti Arjuna keluar dari kamarnya."Kak Juna,"panggil Narra membuat Arjuna menghentikan langkahnya.
"Ya Ra ...."
Ragu-ragu Narra mendekati Juna. Ia menggigit bibirnya menimbang kembali apa yang ingin dia tanyakan pada laki-laki di depannya.
"Kenapa Ra?"tanya Arjuna sambil melihat ke arah jam di tangannya.
"Mmm ... Kak Juna,"ujar Narra masih ragu
"Iya,"jawab Arjuna sambil mengerutkan keningnya,ia jarang sekali melihat kegugupan gadis di depannya.
"Mmm ... itu Nalla ... mmm."
"Tanya saja Ra?Kamu mau tau,kan apa kak Juna suka sama Nalla?"ujar Arjuna to the point membuat Narra kaget.
Arjuna jelas tahu apa maksud Narra memanggilnya,ia tahu bagaimana perasaan Narra padanya,bukan satu atau dua gadis yang seperti Narra mendekatinya,ia tahu jelas itu, berbeda dengan Nalla yang sangat susah di tebak perasaanya.
"K.-kok ... Kak Juna ...,"ucap Narra semakin gugup
"Bisa tau apa yang kamu ingin tanyakan."
Narra,pun mengangguk pelan tanpa mengalihkan tatapannya pada Arjuna.
Arjuna tersenyum lalu menjawab, "Jawabannya iya ...,"ucapnya tegas.
Narra tak bisa menahan sesak di dadanya,ia melangkah mundur satu langkah,bahkan air matanya langsung menggenang.
Melihat bagaimana respon Narra membuat Arjuna menghela nafasnya lalu maju mendekati Narra dan membelai rambut gadis itu.
"Kak Juna suka Nalla juga suka Narra,"ucap Arjuna.Ia tak mungkin menciptakan konflik di antara saudara kembar itu terlebih perasaanya saja belum jelas pada Nalla, entah suka,cinta atau hanya rasa penasaran saja karena sikap Nalla yang berbeda dengan gadis-gadis lain yang begitu memujanya dan menginginkannya menjadi kekasih mereka, termasuk Narra.
"Benarkah?"tanya Narra belum percaya.
"Apa maksudmu,tentu saja,kalian adik-adikku anak ayah Ken yang sudah seperti ayah bagiku."
Lagi, bukan senang dengan jawaban Arjuna tapi Narra kembali kecewa karena Arjuna hanya menganggapnya adik saja tak lebih.
.
.
myAmymy
Kenzo keluar kamarnya dan mendapati Juna dan Narra tengah berbincang, mengerutkan keningnya Kenzo melangkah mendekati mereka."Kak Juna,"sapa Kenzo.Arjuna berbalik dan melakukan tos dengan Kenzo,"Hai bro, bagaimana kata Nalla kamu di panggil BK,kenapphhmmppp-"Ucapan Juna terputus karena Kenzo membekap mulut Arjuna."Jangan ngomong macam-macam,"lirih Kenzo.Arjuna mengangguk sambil mengerjapkan matanya,Kenzo pun segera melepas tangannya dari mulut Kenzo,lalu ia menatap Narra yang tengah menahan tawanya."Kenapa Ra?"tanya Kenzo."Nanti aku yang bilang ke papa kalau kak Kenzo di panggil BK,"ujar Narra dan langsung kabur meninggalkan Kenzo dan Arjuna."Haiss ...,"kesal Kenzo menatap kepergian Narra lalu menatap Arjuna."Kok kak Juna bisa tahu aku di panggil BK?"Arjuna mengangguk."Kan aku udah bilang tadi ka
5 bulan kemudian Hari ini adalah hari pertama Kenzo menjalani masa ospek di kampus pilihannya.Ya Kenzo memutuskan untuk kuliah di universitas tanah air saja. Baru nanti untuk S2 dia akan kuliah di London atau NewYork. Kenzo duduk di bawah pohon, sekarang adalah jam istirahat sebelum masa ospek di mulai lagi dengan kegiatan selanjutnya.Kenzo teringat kembali pada malam beberapa bulan lalu, saat ia dan Nalla berbicara soal impian. Flashback onKenzo keluar kamar untuk mengambil minum, Jam di dinding menunjukan pukul 1 malam. Ia yakin semua anggota keluarga sudah tidur karena mereka baru s
Nalla meletakan sapu di sudut ruangan, dia baru saja menyelesaikan tugas piketnya hari ini bersama 4 orang temannya termasuk Narra."La, langsung pulang ya! "ajak Narra sambil merapikan penampilannyaNalla menggeleng."Aku ada jadwal bantu bu Novi di perpustakaan Ra, ada buku baru datang aku di minta bantu dia untuk mendata bukunya.""His, emang ya kamu terlalu baik mau aja di suruh-suruh.""Ra, tidak boleh ngomong seperti itu lah, lagian aku seneng kok bantunya.""What ever deh, terserah kamu aja, yang penting aku tidak mau nunggu, aku mau pulang,nanti pak Ujang aku minta jemput balik ya. "Nalla nampak berfikir,sebenarnya tadi kak Juna berniat mau jemput, tapi ia tak enak kalau Narra sampai tahu itu."Aku duluan La,"pamit Narra di lanjut oleh teman-teman yang lain yang juga keluar kelas meninggalkan Nalla sendiri.Nalla menghela nafasnya
Nalla memasuki rumahnya dengan lemas,Arjuna langsung pulang karena harus menjemput adiknya dari kampusnya yang berbeda dengannya. "Baru pulang sayang? Sama siapa?Arjuna?"tanya mama Kalya. Nalla mengangguk."Iya Ma,tapi kak Juna langsung pergi mau jemput Lala di kampusnya." Mama Kalya mengangguk,sementara Nalla mengerutkan keningnya melihat koper yang baru saja asisten rumah tangga letakan di belakang mama Kalya."Mama mau ke mana?"tanya Nalla penasaran. "Owh, mama mau ke Bali seminggu sayang,ada urusan sama yayasan nenek kamu di sana." Nalla mengangguk."Sama papa? " Mama Kalya menggeleng."Tidak, papa kamu masih di Singapura,mungkin nanti menyusul langsung dari sana." Nalla mengangguk lagi."Pasti itu, papa mana bisa jauh dari mama." "Ya sudah ya sayang,mama langsung berangkat." "Lho
Arjuna duduk di pembatas balkon, dia masih memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Nalla beberapa jam lalu. Kecewa atau sedih entahlah. Tapi pada kenyataannya sejauh ini hanya Nalla yang pernah melakukan hal itu padanya.Flashback onArjuna sudah bersiap-siap di dalam kamarnya, penampilannya sudah ia buat seperfect mungkin.Segera ia keluar kamarnya dan menghampiri Nalla di kamar Lala.Tok.. Tok... Dengan jantung berdebar Arjuna mengetuk kamar adiknya."La ... Nalla ...."Ceklek... Bukan Nalla yang keluar tapi Lala."Apaan sih Kak."tanya Lala ketus."Kok kamu sih yang keluar? Nalla mana? ""Lagi ke kamar mandi."Arjuna mengangguk."Ya sudah, nanti bilang sama Nalla, kakak tunggu di dekat kolam renang ya!"perintahnya pada sang adik."Ih enggak mau, anda siapa nyuruh-nyuruh.
Narra dan Nalla masih sama-sama duduk di dalam mobil, keduanya masih nampak murung dan sama-sama enggan untuk turun."Non kembar, sudah sampai rumah,"ujar Pak Jono supir pribadi mereka."I ... Iya pak," jawab Nalla,lalu ia melirik pada Narra yang masih termenung."Ra ... sudah sampai rumah,"ujar Nalla."Ah iya La." Ragu-ragu Narra menatap rumah besar di samping mobilnya,ia menghela nafasnya."Ayo turun."Nalla mengangguk,kemudian mereka berdua turun bersama dari mobil."La jalannya cepetan dikit dong.""I ... Iya La, kamu duluan saja."Narra memutar bola matanya malas lalu ia berlalu masuk ke rumah meninggalkan Nalla yang lelet sekali jalannya.Naik ke lantai atas Narra berpapasan dengan Kenzo."Ra ... Kakak mau bicara,"ujar Kenzo sambil menahan lengan Narra.Narra menatap Kenzo,air matanya menggenang."Narra tidak mau bicara
Nalla masih bergelung di balik selimutnya meski jam sudah menunjukan pukul 9 pagi. Suasana hatinya sedang atau masih tak baik-baik saja.Berkali-kali ia menghela nafasnya panjang, air mata masih saja mengalir di kala ia sendiri seperti ini. Nalla bukanlah gadis yang suka berbagi masalahnya, sebesar apapun, atau bahkan masalah kecil sekalipun ia selalu memendamnya sendiri.Termasuk masalah soal keinginannya kuliah Desain Grafis juga sudah ia utarakan pada sang papa, tapi papanya tak menyetujui keinginannya.Tuan Keano tetap ingin ia mengambil kuliah yang sama dengan Narra, saudara kembarnya yaitu Fashion Desaigner,Alasannya supaya nanti mereka bisa saling mengisi di masa depan.Entah untuk kebaikan bersama atau kebaikan Narra saja, nyatanya selama ini Nalla lah yang selalu membereskan kekacauan yang di ciptakan oleh saudari kembarnya itu.Jujur dalam hati, andai ia dan Narra bukanlah saudara kembar pas
Narra benar-benar di buat kesal seminggu ini oleh manusia branded bernama Zavinder. Entah apa yang ada di pikiran cowok satu itu? Dia pikir seorang Narra adalah cewek matre, meski memang ia suka dengan barang-barang bermerek."Ini apa Ra?"tanya Nalla saat mereka baru saja sampai di kelas pagi ini.Narra yang berada di belakang Nalla mengerutkan keningnya, seketika ia kesal sekali. Pagi ini ada lagi sebuah kotak hadiah yang berada di atas mejanya.Tanpa izin Nalla membuka kotak kecil itu, ada sebuah gelang dari merek kesukaan Narra, Tiffani & Co."Ini kan yang kamu minta ke papa minggu lalu Ra? "ujar Nalla."Tumben papa kirim ke sekolah."Narra semakin kesal."Hais kamu itu pinter tapi bego ya La.""Maksudnya? "Narra langsung menaruh tas sekolahnya dan mengambil paksa kotak gelang itu dari tangan Nalla. Segera ia keluar dan menuju kelas IPS di mana kelas seseorang yang se