Share

Maafkan aku, Azka

#SekPri_

Sekretaris Pribadi 5

Bab 5

Maafin aku, Azka

Hhih, ketemu baby Azka lagi. Aku menghela nafas, nasib … nasib.

Etapi, tadi Alex di depan Mamanya, sok jaim lagi, pura-pura nggak kenal aku. Awas, kubalas dia nanti.

Mendudukkan baby Azka di atas meja kerjaku. Dia habis bangun tidur. Tadi aku menidurkan di sofa dalam ruangan Bu Susan. Azka juga sudah makan tadi, aku juga yang nyuapin. Hihh! Makin gemes rasanya sama Alex, pingin nimpuk.

“Azka, Mamamu itu ke mana, kok aku di suruh momong kamu terus sama Papamu yang songong itu?”

“Brrrrprrp brrrrprrp.”

Setdah!

Baby Azka bermain ludah dan menyemprotnya ke mukaku!

Adoouhh! Papa sama anak sama kelakuannya. Papanya songong, anaknya tukang nyemprot. Aku mengambil tissue dan mengelap wajahku. Huh!

Mengamati setiap inci wajah Azka di depanku. Ish, mirip banget sama Alex! Kata orang kalau bayi mirip banget sama bapaknya, berarti dulu waktu hamil, ibunya cinta mati sama bapaknya. Demikian juga sebaliknya. Jadi mungkin pas bikin baby Azka, Mamanya cinta banget sama Alex. Huweek.

“Jalan-jalan, yuk, Azka.”

Dengan gendongan depan yang bentuknya lucu ini, aku menggendong Azka dan mengajaknya keluar ruangan kantor.

Aku berjalan ke belakang, ke ruang produksi. Masih jam setengah tiga sore. Nanti jam empat, baru pulang pabrik.

Memasuki ruang pengemasan, aku melihat banyak pekerja di sini. Mereka memakai baju seragam, lengkap dengan kaos tangan dan penutup kepala. Rata-rata pekerjanya perempuan.

“Hallo dedek Azka?”

Seorang mbak-mbak mendekatiku. Dia langsung menyapa dan mencubit lembut pipi Azka. Aku tersenyum padanya. Sepertinya dia seorang Supervisor di sini.

“Jangan dibawa ke sini dek, nanti kalau ketahuan di marahin Pak Alex lho.” Mbak itu berbisik padaku.

“Emang kenapa Mbak?” tanyaku.

“Itu, anak-anak produksi, suka gemes sama Azka, terus di ciumin ramai-ramai. Pak Alex nggak suka, anaknya di ciumin banyak orang.”

Oh, gitu? Aku melihat wajah baby Azka, memang gemesin sih. Kulitnya putih, badannya montok, ketawa terus. Pokoknya lucu.

“Mbaknya baby sitter baru ya?” Mbak itu bertanya. Dia menatapku.

“Bukan, Mbak.” Aku menggeleng. Pasti gara-gara momong nih, aku disangka baby sitter. Aku ini sekretaris! Huhu.

“Saya, sekretarisnya Bu Susan yang baru,” sahutku.

“Oh gitu.”

Si Mbak masih menatapku, entah apa maksudnya.

“Pak Alex, pasti suka sama Mbaknya.” Tiba-tiba, Mbak itu melihatku sambil tersenyum.

“Ah, nggak mungkin lah. Masak Boss Alex suka sama saya?” aku mencebik.

“Soalnya, aku lihat-lihat, Mbaknya ini wajahnya mirip sama Bu Andien.” Mbak supervisor itu mengangguk.

“Bu Andien, siapa ya?” tanyaku mengernyitkan kening.

“Bu Andien, istrinya Pak Alex, Mamanya Azka, iya kan Azka?” Mbak itu kembali mencubit lembut pipi Azka. Azka berteriak-teriak senang.

Seketika, ingatanku melayang pada foto pengantin di rumah Pak Alex. Rasanya nggak mirip deh, wajahku dengan Mamanya Azka.

“Cuma bedanya, Mbak ini badannya lebih semok dan berisi. Sedangkan bu Andien kurus, soalnya dia sakit.” Mata Mbak itu seperti menerawang jauh. Seolah sedang mengingat sesuatu.

“Sekarang, Mamanya Azka ini, kemana Mbak?” tanyaku ingin tahu. Sebab selama ini, aku belum pernah melihatnya. Padahal aku, beberapa kali datang ke rumah Alex.

“Lhoh, Mbaknya nggak tahu?” Mbak itu melihatku dengan netra membulat. Aku menggeleng. Memang aku nggak tahu, pikirku.

“Bu Andien kan, sudah meninggal, setelah melahirkan Azka.”

Deg!

Aku menelan saliva.

Seketika, netraku tertuju pada Azka yang sedang asyiik bermain dengan anak rambutku.

Ya Allah, ternyata, Azka ini sudah nggak punya Mama ….

Padahal dulu, ku kira Alex duda di tinggal minggat, karena songong. Huhuuhu ternyata … Duda di tinggal mati. Beneran duda ngenes hikss.

Entah apa yang sedang kurasakan saat ini. Menarik pelan kepala Azka, dan ku ciumi dia. Maafin aku yang sering memarahimu, Azka .…

Aku sedih bukan bersimpati sama Alex karena dia Duda ngenes lho yaa ... Ini murni karena aku kasihan sama Azka. Pacarku lebih ganteng dari pada Alex dan dia bukan Duda!

Bersambung

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status