Share

21. Perjodohan Kucing Dalam Karung

BLUG!

Pintu utama dibanting Dea, pintu kamarnya.

"Ih! Bapak nyebelin!" Kemudian ia melemparkan diri ke atas kasur dengan mata penuh dengan cairan bening asinnya.

Cairan hangat itu keluar pertanda ia tengah tersakiti hatinya. Semua karena perkara perjodohan itu. Dan ia sama sekali tak punya andil di dalamnya. Tugasnya sebagai anak terakhir Pak Jhon hanyalah untuk menurut saja. Ia tak ada hak apa pun untuk buka suara, memberi pendapat, apalagi penolakan.

Sungguh ironi sekali memang, satu-satunya orang tua yang Dea miliki saat ini rasanya sudah berubah menjadi biro jodoh until jannah, tapi dengan versi memaksa. Dea pikir, sekarang hidupnya sesak sekali. Ia bukan lagi tuan putri yang akan mewarisi Tahta, tapi jadi Rapunzel yang dikurung rajanya sendiri di menara tinggi.

"Ah, Bapak jahat." Tangisnya masih pecah seribu setelah ia dipertemukan dengan Om Bromo itu, setelah membicarakan soal perjodohan kucing dalam sarung.

Ya, Dea menyebutnya sebagai perjodohan kucing dalam karung, sebab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status