Share

20. Perjodohan Tanpa Kesepakatan

Hari berganti lagi. Kali ini sudah waktunya bagi Dea bekerja dengan shift pagi pulang sore. Namun, karena Nana sedang ambil cuti, sehabis pulang kerja, Dea malah pergi main dulu dengannya sepuas hati.

Tahu-tahu langit sudah gelap ketika keduanya pulang ke rumah. Karena takut kepada Pak Jhon, dia mengendap-endap. Terlebih lagi saat menggeser pagar di depan, Dea melakukannya sangat perlahan supaya tidak timbul suara decit.

"Heh, Dea!" Nana Banana yang iseng tiba-tiba memunculkan kepalanya di celah pagar.

"Bujubuneng! Syaiton!" Dan sukses membuat nyawa Dea hampir terbang lewat ubun-ubun kepala. "Nana, ngagetin aja!" sentak Dea dengan suara setengah berbisik, tapi bernada ngegas.

Ya, bagaimana tidak ngegas, orang emosi. Katanya tadi Nana mau langsung masuk, tahunya malah balik lagi dan mengagetkan Dea yang akhir-akhir ini emosian. Alhasil dia marah. Tapi bukan Nana namanya bila menyesali perbuatannya, justru dia malah nyengir kuda seakan tak punya dosa.

"Syaiton matamu, De."

"Maaf, ya aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status