Home / Urban / Selir Kesayangan Suamiku / Sepincuk Nasi Pecel di Bawah Naungan Bintang

Share

Sepincuk Nasi Pecel di Bawah Naungan Bintang

last update Last Updated: 2023-06-10 10:19:28

“Assalamualaikum, kamu dimana Mbak?” tanya Rio.

“Di kos temen ini Mas, kenapa?” tanya balik Gendhis.

“Kos nya di deket alun-alun Reog ya? Aku lihat sepertinya mobilmu terparkir di depan,” jawab Rio.

“Iya mas, bener! Kok sampean tau?” tanya Gendhis heran.

“Oke, tunggu ya lima menit! Mobilmu titipkan sana dulu! Assalamualaikum,” perintah Rio sambil mematikan telpon sepihak.

"Siapa Ndis?" tanya Rosi.

"Oh, Bosku yang travel itu loh," jawab Gendhis.

"Megapa dia tiba- tiba menyuruhku menunggunya ya? Dia sampai tahu lo Ros kalau aku sedang berada di kosmu, bahkan dia menyuruhku menitipkan mobilku di sini," cerita Gendhis.

"SIKAAAATTTT!!!!"seru Rosi.

Gendhis memukulkan tas selempang yang di bawanya ke tubuh Rosi.

"Au sakit!" jerit Rosi.

"Hahahaha! Makanya mulut di jaga!" gelak Gendhis.

Rosi mengelus lengannya.

"Aku kerja dulu, dah di telpon Mami, kalau mau titip mobil taruh depan ya!" perintah Rosi.

Gendhis mengangguk, dia keluar berjalan beriringan dengan Rosi yang akan pergi bekerja.

"Kau tak apa menunggu dia sendiri di sini? Tunggu sana di kamarku!" perintah Rosi.

"Tak usah, aku di sini saja, paling sebentar lagi," tolak Gendhis.

"Ku temani ya," tawar Rosi.

"Tak apa pergilah Ros, kau harus kerja! Semangat ya!" seru Gendhis.

Rosi melambaikan tangannya ke Gendhis. Club itu hanya berada dua ratus meter dari Kos Rosi. Gendhis menunggu Rio sendiri di depan kos sahabatnya.

Sejuta pikiran memenuhi benak Gendhis. Kenapa tiba-tiba Rio mengajak dia bertemu, aneh sekali rasanya. Padahal selama ini mereka tak pernah berhubungan, jangankan menelpon bertukar pesan di WA atau chat saja tak pernah. Lalu tiba- tiba Rio menelponnya mengajaknya bertemu.

'Tin...' suara klakson mobil Pajero Rio mengagetkan Gendhis. Dia berjalan ke arah mobil Rio, terlihat Rio datang tanpa Dimas sahabat setianya. Gendhis membuka pintu barisan penumpang ke dua. Dia tak berani lancang duduk di depan bersama Rio. Agak sungkan jika duduk di samping Rio.

“Duduklah di depan, disampingku” perintah Rio dengan lirih.

Gendhis menutup pintu itu dan mengikuti kemauan Rio. Dia duduk di samping lelaki itu.

“Tumben Mas? Njenengan (kamu) kok disini? Ada perlu pentingkah?” tanya Gendhis sambil menarik baju agar sedikit menutupi paha yang terpampang nyata.

"Bodohnya aku! Mana pakai baju mengumbar aurat kemana- mana lagi, duhhh gimana ya kalau Mas Rio ilfeel melihat pakaianku seperti ini," kata Gendhis dalam hati.

“Enggak! Aku hanya rindu kamu!" ucap Rio.

"Hah? Apa?" Gendhis terlonjak kaget mendengar perkataan yang baru saja Rio ucapkan.

"Aku tak akan mengulanginya lagi," ujar Rio santai.

Gendhis terdiam, apa dia tadi tak salah dengar ya. Benarkah Rio mengatakan Rindu padanya? atau meang telinganya yang salah?

"Sekarang aku pindah di kota ini untuk sementara waktu, ibuku sakit butuh pendampingan khusus, apalagi aku anak tunggal kan! Jadi untuk sementara aku pindah di rumah ibuku...” Rio menjelaskan.

Gendhis hanya diam tak menanggapi. Mobil melaju pelan membawaku ke arah jalan anyar (jalan baru). Mereka berhenti disalah satu warung pinggir jalan, Rio lalu turun tanpa mematikan mesin mobil. Tak lama dia datang kembali ke mobil dan mendekati pintu Gendhis,

“Makanlah, ini nasi pecel paling enak di sini! Dan ini air mineralnya,” ujar Rio sambil menyodorkan nasi pecel pincuk dan sebotol air mineral untuk Gendhis.

Gendhis menerimanya, dia masih diam mematung tanpa menyentuh nasi pecel itu. Dia hanya memperhatikan tingkah Rio dari dalam mobil. Rio kemudian kembali ke warung tersebut dan membawa nasi pecel serta segelas teh hangat untuk dinya sendiri.

'Tok...to...' Rio memberikan kode untuk membukakan pintu mobil untuknya. Karena kedua tangannya memegang makanan. Gendhis segera menaruh air minerah di laci dushboard mobil dan membuka pintunya.

"Terimakasih," kata Rio.

Rio memasuki mobil dan membuka moonroof mobil lalu mematikan mesinnya. Mereka makan nasi pecel berdua di dalam mobil dibawah bintang malam.

“Enak?” tanya Rio.

“Lumayan, tapi kurang pedes Mas! Kalo di Madiun pas malem ada yang enak! Namanya pecel Mak’e buka-nya tapi setengah dua pagi, anak-anak pernah ku ajak kesana pas aku dapet tips banyak event dinas kemarin,” kata Gendhis.

Rio hanya tersenyum tak menanggapi.

“Minggu depan kamu berangkat ya, ke jogja event nya perusahaan rokok! Ada 4 bus, kamu khusus bus petingginya, nanti sama mas Iim, Rosa, sama Guruh, bagaimana?" tanya Rio.

Gendhis hanya menjawab dengan anggukan.

“Mas, maaf nih ya sebelumnya, sampean (kamu) gak takut istri tau? Keluar sama aku malem-malem gini! Kalo aku mah bebas aja belum menikah, tapi sampean kan sudah...” tanya Gendhis hati- hati takut menyinggung perasaan Rio.

Rio menghela nafas.

"Sebenarnya aku...."

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selir Kesayangan Suamiku   IZINKAN AKU POLIGAMI!

    IZINKAN AKU POLIGAMI"Tidak Mas, Sifa hanya ingin me time sendiri. Sifa ingin memanjakan diri sekedar pergi ke salon memotong rambut dan melakukan spa Syariah. Apakah boleh, Mas?" tanya Sifa."Kau akan pergi dengan siapa?" selidik Rio."Perginya biar diantarkan oleh santri Abah yang wanita, Mas. Toh mobil Umi ada di rumah kok, Mas," kata Sifa."Kebetulan tadi Abah pergi menggunakan mobilnya sendiri dengan Mulki. jadi ada satu mobil yang menganggur di rumah. Bagaimana, Mas?" tanya Sifa."Baiklah jika seperti itu, Dek. Yang penting Humairah aman ya?" ucap Rio mencoba memastikan."Tenang saja, Mas. Kau tak usah takut, insya Allah anak kita aman. Humaira akan dijaga oleh Umi sehingga Sifa benar-benar nyaman dan aman serta tenang saat meninggalkannya," jawab Sifa."Baiklah kalau begitu, Dek. Kau butuh uang berapa? Akan Mas transfer saja ya," ujar Rio."Tak usah, Mas. Kebetulan jatah bulanan yang Mas berikan masih ada kok. Itu saja insya Allah sudah cukup," jawab Sifa agar tak membuat suami

  • Selir Kesayangan Suamiku   IDE GILA SIFA!

    IDE GILA SIFA!"Ya sudah kita akan langsung saja bertemu dengan Rio tanpa kau harus pulang dulu. Setelah semua jelas, baru kau nanti mengatakan semua kepada Mbakmu, agar Mbakmu tak salah paham dan kecewa. Sekarang Mbakmu sebenarnya ada di posisi dilema, Le," jelas Abah Furqon."Astagfirulloh. Kenapa lagi, Bah?" tanya Mulki."Dia ingin percaya kepadamu sebenarnya, Le. Tetapi apa yang dilihat dengan mata kepalanya itu justru bertentangan dengan semua kepercayaananya. Melihat kau dan Rio duduk bersama wanita itu, bahkan wanita itu duduk di hadapanmu. Wajar kan kalau Mbakyu mu kecewa," jawab Abah Furqon."Bah, tolong kali ini jangan Abah berpikir bahwa Mulki turut andil dan ikut campur terlalu dalam masalah keluarga Mbak Sifa, tolong jangan, Bah. Tolong jangan berpikir itu lagi, karena jika Abah masih berpikir seperti itu sampai selamanya Mbak Sifa nasibnya akan seperti ini, Mbak Sifa akan mencintai sendiri dan itu sakit, Bah," ujar Mulki dengan menghela nafasnya panjang."Biarlah, Bah. B

  • Selir Kesayangan Suamiku   BISMILLAH LANGKAH AWAL!

    BISMILLAH LANGKAH AWAL!Dengan penuh takzim, Simbok mengantarakan pesanan Abah Furqon. Mereka pun menikmati nasi pecel itu dan tak membahas masalah ini lagi. Sejak dulu memang pantangan bagi Mulki dan Abahnya untuk berbicara ketika makan. Meskipun hal sepenting apapun setelah selesai makan dan menghirup kopinya, baru mereka berbicara lagi."Lalu harus bagaiman, Abah?" tanya Abah Furqon."Menurut Mulki sekarang kita harus memanggil Mas Rio lagi, Bah. Bagaimana lagi? Semua sudah kadung terlanjur terjadi. Mbak Sifa pun juga sudah tahu masalah ini, jadi jangan sampai hal ini makin membuat Mbak Sifa berpikir macam- macam, Bah. Kita harus menyelesaikan masalah ini hari ini juga, Bah. Kita tak bisa menundanya makin lama, Bah. Mulki tak ingin dan tak mau kehilangan kepercayaannya juga, kita harus segera menyelesaikan masalah ini, Bah. Sungguh," tegas Mulki."Selain itu ada satu hal lain yang menghantui pikian Mulki, Bah. Karena satu sisi pun kita harus memikirkan kondisi wanita itu dan anakn

  • Selir Kesayangan Suamiku   TENTANG PERNIKAHAN SIRI

    TENTANG PERNIKAHAN SIRI"Dia tak ingin menikahi wanita itu, Bah. Namun dia juga tak ingin dianggap sebagai pecundang mengkhianati anak itu padahal Mas Rio juga mengakui bahwa dia adalah darah dagingnya hanya saja dia tak ingin namanya tercantum di akta. Tapi Bah...""Kenapa?" tanya Abah Furqon."Mas Rio ingin tetap menafkahinya. Bagaimana menurut Abah?" tanya balik Mulki.Abah Furqon menghela nafasnya panjang. Saat seperti ini lah sebenarnya dia sang anak bisa bertukar pikiran, saling mengupgrade ilmu agama masing- masing. Kali ini abah Furqon ingin mengangkat topik pernikahan siri dan perzinahan."Pertama Abah ingin menyoroti ucapanmu, Le. Tetang pernikahan yang dilakukan secara rahaasia atau lebih akrab disebut nikah siri adalah pernikahan yang tidak dicatat di kantor KUA. Nikah siri, dikatakan sah menurut agama tapi tidak sah menurut Negara karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, tidak tercatat di KUA. Benar katamu, nikah siri memang memiliki banyak kekurangan. Namun di beberap

  • Selir Kesayangan Suamiku   RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!

    RENCANA DAN STRATEGI PARA LELAKI!"Bahkan sepertinya foto itu diambil kemarin siang saat kita bersama toh? Abah sedang mengisi kajian dan mata kuliah, sedangkan kau berpamitan berdiskusi tentang dakwah masa kini. Lalu kenapa kok tiba- tiba kau ada di cafe itu? Bagaimana ceritanya?" tanya Abah Furqon.Mulki menghela nafas panjang sekaali. Dia harus menceritakan sedetails mungkin sekarang pada Abahnya. Karena dia yakin hanya Abahnya yang bisa menyelesaikan masalah ini."Bah, sungguh ini sebenarnya tidak sengaja, itu bukan pertemuan yang di bentuk lantas sengaja, bukan seperti itu, Bah. Semua di luar kendali Mulki, saat itu memang Mulki ada berpamitan kepada Abah saat Abah mengisi ceramah. Mulki akan berpamitan dan akan berdiskusi bersama teman-teman dari beberapa universitas perwakilan salah satu organisasi agama yang memang sengaja membahas dakwah modern. Mereka meminta tolong Mulki sebagai pengisinya untuk kelas akhwat dan akhirnya Mulki pun setuju- setuju saja saat itu," jawab Mulki

  • Selir Kesayangan Suamiku   DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN

    DUDUK DI BAWAH POHON BERINGIN"Abah pergilah ke ke mushola dulu. Kita akan mendengarkan versi dari Mulki," perintah Umi Laila lagi."Iya, Umi. Assalamualaikum," pamit Abah Furqon."Kau lebih percaya adikmu kan sekarang?" tanya Umi Laila. Sifa pun menganggukkan kepalanya."Ya sudah kalau aku percaya dengan adikmu sekarang, kau tak usah berpikir macam-macam," kata Umi Laila."Kau jangan takut sekarang, Nduk. Pasrahkan semuanya pada Gusti Allah. Kau jangan berpikir hal-hal yang aneh. Itu akan mempengaruhi kualitas Asi mu sekarang itu, Nduk. Sudah tak perlu kau pikir lelaki yang seperti itu lagi. Benar dia suamimu kau harus baik kepadanya, berpikirlah seperti tak ada masalah yang sekarang itu dan harus diutamakan adalah anakmu. Nasib dan kualitas asimu harus bagus demi masa depan anakmu yang lebih baik. Biarlah, biar semua nanti akan di balas oleh gusti Allah saja. Kau tak perlu ikut campur, biar semua di catat olehnya," sambung Umi Laila."Karena kau tahu kan sebaik-baiknya sutradara itu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status