Share

Nanti Datang, Ya!

Penulis: Brata Yudha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-05 16:04:59

Khansa sempat bertemu pandang sekilas dengan Bima, tetapi ia buru-buru memalingkan wajahnya. Secara refleks, Khansa juga mengeratkan tangannya yang merangkul lengan Rama. Merasakan pegangan Khansa mengerat, Rama melirik wanita itu sekilas. Ia tersenyum tipis karena tahu apa yang dilakukan Khansa pasti karena melihat Bima. Rama tidak terlalu ambil pusing. Dia santai-santai saja bergandengan dengan Khansa dan menyapa Bima.

“Bima.”

Bahu Bima seketika tegang disapa oleh Rama. “Kapten,” katanya sembari menganggukkan kepala.

“Kebetulan papasan sama kamu di sini. Sebentar lagi saya dan Khansa akan menikah. Nanti kamu jangan lupa datang bareng istrimu oke. Sayang kalau nggak ikut menikmati pestanya ‘kan. Soalnya pestanya akan digelar di hotel bintang lima.”

Bima mengepalkan telapak tangannya. Ia panas hati mendengar Rama mengatakan soal pesta pernikahannya yang akan digelar di hotel bintang lima yang pasti akan sangat megah. Entah mengapa, ucapan Rama seolah mengatakan kepada Bima bahwa per
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
kog cm 1 bab thor ? waah jgn² pnyebab ortu khansa mninggal ada hubnya sm ortu Rama ?!
goodnovel comment avatar
Rherhen Apriela
wahh ada rahasia apa dg tante Rahmi, dobel nya mna kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Semalam Dengan Komandan   Nanti Datang, Ya!

    Khansa sempat bertemu pandang sekilas dengan Bima, tetapi ia buru-buru memalingkan wajahnya. Secara refleks, Khansa juga mengeratkan tangannya yang merangkul lengan Rama. Merasakan pegangan Khansa mengerat, Rama melirik wanita itu sekilas. Ia tersenyum tipis karena tahu apa yang dilakukan Khansa pasti karena melihat Bima. Rama tidak terlalu ambil pusing. Dia santai-santai saja bergandengan dengan Khansa dan menyapa Bima. “Bima.”Bahu Bima seketika tegang disapa oleh Rama. “Kapten,” katanya sembari menganggukkan kepala. “Kebetulan papasan sama kamu di sini. Sebentar lagi saya dan Khansa akan menikah. Nanti kamu jangan lupa datang bareng istrimu oke. Sayang kalau nggak ikut menikmati pestanya ‘kan. Soalnya pestanya akan digelar di hotel bintang lima.”Bima mengepalkan telapak tangannya. Ia panas hati mendengar Rama mengatakan soal pesta pernikahannya yang akan digelar di hotel bintang lima yang pasti akan sangat megah. Entah mengapa, ucapan Rama seolah mengatakan kepada Bima bahwa per

  • Semalam Dengan Komandan   Bertemu Kembali

    Untuk beberapa saat, Khansa seolah terbawa suasana dan menikmati sentuhan tersebut. Namun, untungnya ia segera tersadar lalu buru-buru menyikut tubuh Rama yang menempel padanya supaya pria itu menjauh. “Maaf, saya nggak bermaksud untuk… Saya hanya ingin meluk kamu,” kata Rama. Khansa mengangguk dengan canggung. Meskipun Rama sudah tidak menempel pada tubuhnya, tetapi bekas sentuhan pria itu masih terasa di kulitnya. Khansa jadi merasa merinding. “Um, Kapten… Apa nggak sebaiknya aku tidur di kamar tamu aja? Kita ‘kan belum sah menikah, nggak etis kalau tidur di kamar utama begini. Oh ya, Kapten nggak tinggal di sini ‘kan?”Rama menggeleng. “Enggak. ‘Kan saya dinas di batalyon, ya saya tinggal di asrama.”Khansa refleks bernapas lega, sementara Rama sontak mengerutkan keningnya.“Kenapa sih? Kayak takut gitu kalau saya tinggal di sini juga?”Khansa berdeham pelan dan langsung menggeleng. “Mana ada takut. Kalau Kapten tinggal di sini ‘kan jadinya nggak bagus kalau aku nginep di sini j

  • Semalam Dengan Komandan   Teman Tapi...

    “Pricil?” batin Khansa. Ia tidak pernah mendengar Rama menyebut nama tersebut sejak pertama kali mereka saling kenal. Sementara itu, wanita muda bernama Pricil itu kelihatan senang sekali saat menatap Rama. “Hai, Rama. Lama nggak jumpa. Kamu apa kabar?” Rama hanya melirik sekilas saja kepada Pricil kemudian menjawab, “baik.”“Kalian saling kenal?” tanya Khansa. Sebelum Rama membuka mulut untuk menjawab, Pricil justru lebih dulu menyerobot. “Bukan sekadar kenal doang, kami teman dekat,” katanya. Khansa mengernyit. Mendengar Pricil berkata demikian entah mengapa membuatnya panas hati. Bukannya Khansa berlebihan, masalahnya meskipun mengaku sebagai teman, tatapan Pricil kepada Rama tampak berbeda, bukan selayaknya teman biasa. Khansa menjadi tidak nyaman karenanya. “Rama, kamu apa kabar? Ya ampun udah lama banget lho kita nggak ketemu. Kapan-kapan jalan bareng yuk sama temen-temen yang lain juga,” kata Pricil sok ramah. Rama masih tidak menatap Pricil. Ia pun hanya menjawab singkat

  • Semalam Dengan Komandan   Hasutan Bima

    Saat ini, Bima dan Sindi sudah pindah ke batalyon setelah resmi menikah. Pagi itu setelah apel, Bima tiba-tiba menghampiri Rama dan mengajaknya bicara empat mata. Rama sebenarnya tidak tertarik dengan ajakan tersebut, tetapi Bima bersikeras. Akhirnya, mereka berdua menyingkir ke area yang agak sepi untuk bicara. “Jadi, kamu mau bicara apa? Maaf, tapi saya ada kesibukan setelah ini. Saya tidak ada banyak waktu,” ucap Rama dingin.Bima memasang senyum palsu meskipun sebenarnya kesal bukan main diperlakukan seolah ia tidak penting sama sekali. Kalau saja bukan karena pangkat Rama lebih tinggi darinya, Bima pasti akan langsung meninju wajah sombong pria itu. “Iya, mohon maaf mengganggu waktunya, Ndan. Saya tidak bermaksud begitu, saya hanya—”“Sudahlah tidak perlu basa-basi, langsung ke intinya saja,” potong Rama.Bima mengepalkan telapak tangannya, menahan amarah yang membuncah di dadanya. Ia menarik napas panjang, sebisa mungkin tetap memasang wajah ramah. Bima rela menekan harga dir

  • Semalam Dengan Komandan   Aku Mau

    Usai berdebat hebat dengan Bima, Khansa semakin tidak sabar untuk mengatakan kepada Rama bahwa ia siap menerima cinta pria itu. Sebenarnya, sebelum ia bertemu Bima dan dicemooh habis-habisan, Khansa juga sudah yakin dengan pilihan hatinya. Ia hanya belum siap mengatakan saja. Kalimat penerimaan itu seperti tersangkut di dasar tenggorokannya. Pertemuannya dengan Bima memang membuat hati Khansa membara penuh amarah. Namun, meski berat diakui, pertengkarannya dengan Bima juga yang membantu Khansa lebih yakin dan lebih berani. Hari itu, ketika masuk waktu jam makan siang, kafe kebetulan agak ramai. Khansa bergantian dengan rekan kerjanya yang lain untuk melayani pengunjung di saat jam makan siang seperti ini, sebab mereka juga butuh waktu untuk istirahat.Saat itu, Khansa kebagian untuk melayani pengunjung dulu baru setelahnya rolling dengan rekan-rekannya yang lain saat mereka sudah selesai dengan waktu istirahatnya. Ketika Khansa sedang mengantar pesanan di salah satu meja, ia melihat

  • Semalam Dengan Komandan   Semakin Yakin

    Sampai beberapa saat Khansa memejamkan matanya, ia tidak merasakan apa-apa. Ia malah mendengar bunyi ‘klik’ pelan di dekatnya. Khansa pun refleks membuka kelopak matanya dan saat itu juga ia kaget ketika melihat wajah Rama begitu dekat dengannya. Mereka bertatapan lagi tetapi tidak lama sebab Rama tiba-tiba menyeringai tipis.“Kok merem?” tanya pria itu. Nada suaranya terkesan sedang bercanda. Khansa mengedip-ngedip grogi. “H-Hah?”“Kenapa merem? Kamu berharap saya melakukan sesuatu ya?” goda Rama.Khansa buru-buru menggeleng. “Eng… Enggak tuh! Kapten apaan sih?” Ia refleks mendorong dada Rama dan membuat pria itu kembali berada di kursi kemudinya sendiri. Rama tertawa pelan. “Saya itu cuma bantu kamu pasang seatbelt. Jangan sampai lupa, nanti bahaya.”“Nggak usah dipasangin juga saya bisa sendiri kok,” sahut Khansa. Meskipun jantungnya berdebar gila-gilaan, tetapi Khansa berusaha untuk menutupi itu semua. “Masa sih? Tapi dari tadi saya lihat kamu nggak kunjung masang seatbelt-nya,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status