Share

19. Kerja Paruh Waktu

Author: Arthamara
last update Last Updated: 2025-08-04 09:00:00

Doni membuka netra, langsung melompat dari ranjang. Menyahut pakaian sekena dan berlari. Kembali ke apartemen Serenity Park 1. Dia ada jadwal konsultasi sekaligus memfiksasi judul penelitian oleh dosen pembimbing utama.

Seperti Naruto yang mempunyai jurus seribu bayangan, juga Luffy dalam serial One Piece yang bisa memanjangkan tangan. Doni dengan jurus seribu kilat sudah selesai mandi dan berganti pakaian, lalu dengan tangan yang memanjang sudah memasukan makanan ke lambung. Plus beragam berkas yang harus dia bawa ke kampus.

Untung dari sharing apartemen yang tidak legal bersama Chika, dia bebas meninggalkan apartemen yang super berantakan tersebut. Dan, saat kembali nanti dipastikan apartemen itu akan rapi seperti Cleaner hotel bintang tiga yang membersihkan karena dia meletakan kertas ajaib 'Please Clean Myroom'

[Selamat Pagi pak, Saya Doni Alfredo D. izin bimbingan dengan bapak, sesuai arahan bapak hari ini pukul 9 di ruang bapak]

begitu tulisnya di pesan Whatsapp sebelum menya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   29. Salah Apartemen

    Doni tiba di kafe Flexibility Senja. Ada sedikit kegaduhan di hati yang menganggu. Tentu karena kejadian barusan. Kata orang, jangan berangkat kerja saat suasana hati tidak baik, nanti kerjaan aka terganggu.“Itu hanya mitos!” pekik Doni, dia melangkah pasti ke kafe. Sebagaimana keterangan Erna sebelum dia mendaftar, karyawan part time akan bekerja menjadi dua shift. Shift pertama dari pukul 13.00-17.30 dan shift kedua masuk dari pukul 18.00-22.00 atau sampai kafe tutup. Kali ini Doni mendapat shift kedua.“Don..” sapa Erna dari area dalam. Dia masih membawa baki. Berlari kecil menghampiri Doni.“Kak Erna, sudah dari tadi? Ini baru jam 17.20, loh.” Ucap Doni setelah melihat jam ditangan.“Erna! Jangan kak! Aku disini dari jam 17.00 Don, sampai nanti malam. Ayo, ke kantor manajer dulu. Ketemu sama Kak Kevin buat tanda tangan kontrak dan daftarin sidik jari kamu di mesin absensi. “ Kata Erna ceria, seperti biasa.“Susah, biarin ah. Ayo, mana ruangannya.” Jawab Doni, semangat.“Tuh, rua

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   28. Jangan Dipegang

    “Apa yang sudah kamu lakukan Don? Kamu menciumku?”Doni memandang lama ke Erna. Ingin rasanya mengulanginya lagi, pipi Erna empuk bagai bayi 4 tahun. Semakin besar gaya tekan yang diberikan, semakin kuat pula gaya dorong yang diberikan. Namun dia urungkan, setelah mendengar perkataan Erna barusan.Dalam posisi demikian, badannya tetap berada diatas, menindih Erna setelah tidak sengaja jatuh bersamaan sebelumnya. Belum ada niatan dia bangun dari posisi intim tersebut.“Kamu beneran menciumku, Don.” Erna kembali meminta penjelasan Doni.Doni sedikit kaget,”Hah? Maaf kak, kebawa suasana”.Erna hanya mengangguk pelan. Netranya fokus ke atas, menatap wajah Doni yang hanya berjarak beberapa centimeter saja. Dalam posisi demikian dia bisa menghirup aroma sabun dari tubuh Doni yang memang baru saja selesai mandi. Demikian juga berlaku ke Doni. Sejenak, keduanya beradu pandang.Hening. Hingga semua seperti bubar sekejap terdengar derap langkah yang mendekat. Itu adalah suami Alisha, orang y

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   27. Apa yang Kamu Lakukan?

    Doni membuka mata. Melepas kubangan mimpi yang selama 7 jam mengitari hidup. Menatap sekilas. Tiada Chika disana. Hanya dia seorang.“Biasanya semua sudah rapi, makanan sudah siap.” Gumam Doni. Dia merasa kehadiran Chika di apartemen seolah menjadi bagian hidupnya. Dia seperti sudah biasa ada Chika disana. Berbagi kamar mandi, atau saling mencicipi masakan. Padahal mereka hanya tinggal bersama kurang dari satu minggu.Setelah mengambil handuk yang menggantung di samping kamar mandi, dia membasahi dirinya laiknya seorang pendosa akan semua serapah dalam keseharian. Busa sabun, shampo sampai pasta gigi kini menghanyutkan dosa yang bisa dibuang dalam keseharian.Suatu kebiasaan yang kerap dia lakukan, tidak mengenakan apa-apa saat keluar dari kamar mandi. Lalu berjalan santai menuju tumpukan baju di lemari.Tok..tok..tokDoni menoleh. “Siapa pagi-pagi gini ketuk pintu sih?” Dia segera mengenakan pakaian dan membuka pintu tersebut. Seorang perempuan sebaya, masih mengenakan handuk di ramb

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   26. Kembali Sendiri

    “Akhirnya ketemu kamu ya? Selama ini kamu tinggal dimana? “ Bentak Reno pada Chika yang sedang meletakan plastik berisi baju yang selesai di laundry. Itu adalah baju Doni. “Apa pedulimu? Mengapa sekarang kau mencariku, hah? Kau kalah judi lagi bukan! “ Chika mulai melawan. “Omonganmu memang iblis! “Chika tertawa, “Raja iblis menyebut pelacur di depannya iblis? Kau lupa kalau omonganmu yang lebih kejam padaku selama ini? “Reno mencengkram mulut Chika dengan tangan kirinya, “Kalau kau pelacur, lalu aku pengguna jasa pelacuran seperti itu? Jangan sebut kata itu lagi di depanku! “Chika segera menyingkirkan cengkeraman tangan Reno. Matanya melotot, “Bukankah benar demikian adanya, Mas? Kau yang memberikanku pada teman-temanmu untuk melayani mereka kalau kau kalah di meja judi! Apa bedanya aku pelacur di lokalisasi dengan di apartemen ini! “Reno memang membenci kata pelacur dan dia tidak menyukai kalimat itu. Dia memang pemabuk dan suka judi, tetapi dia tidak pernah bermain wanita. “

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   25. Siapa Sebenarnya

    Doni segera masuk ke dalam apartemen Sylvi. Nampak di depannya, perempuan itu terluka cukup parah dibagian muka. Baik kening, pipi, dagu hampir seluruh wajah. "Kamu udah gilak ya? habis ngapain sih, bisa berdarah separah ini. " Dia sekonyong-konyong menggendong tubuh ramping Sylvi ke ranjang. Bau alkohol tercium sangat kuat dari jarak yang hanya beberapa centimeter itu. "Kamu habis dari bar? mabuk dan nabrak? " Doni seperti bermonolog. Orang di depannya itu tidak bereaksi sama sekali. Melihat dari luka di tubuh Sylvi, Doni bisa memastikan cewek ini nyetir sendiri dan nabrak. Jika, luka penumpangnya separah ini. Mobil yang dikendarai mungkin bodi depannya sudah tidak terbentuk. "Untung kamu masih pakai sabuk pengaman, kalau gak udah one by one dengan penjaga gerbang neraka. " kata Doni lagi pelan. Dia berkata demikian, karena memang yang terluka parah adalah wajahnya Sylvi. Dia melepaskan pakaian yang dikenakan Sylvi, mengganti dengan baju yang dia ambil dari tumpukan di dalam alm

  • Semua Perempuan Itu Mengejarku   24. Biarkan atau Tolong?

    "Mas ini pesanannya sudah selesai, 50 ribu rupiah semuanya mas. " Kata penjual lalapan Lamongan itu membuyarkan konsentrasi. Doni menoleh, berjalan masuk kembali ke lapak penjual itu. Tetapi, lalapan itu ternyata bukan untuknya. Melainkan pembeli lain sebelumnya. "Bu, punya saya masih lama? " Tanya Doni, dengan perasaan mulai tidak karuan. "Kamu kan datang belakang.Sabar! Itu sambalnya baru diuleg. " Sahut penjual sinis. Doni semakin kesal. Doni keluar lapak lagi, mencoba melihat ke arah Alisha dan dua pemuda itu. Alisha terlihat memberontak, tapi juga tidak melakukan perlawanan berarti. "Teriak kek. Minta tolong. Malah cuma gerakin tangan, dikira ngedance apa. " Gumam Doni lalu masuk kembali ke lapak, "Ngapain aku tolong coba? jelas-jelas dia gak minta tolong. Biarkan lah, mau diperkosa kek, di jual ginjalnya, matanya, kulitnya. Bukan urusanku! "Doni mengeluarkan sebatang rokok, menyulutnya perlahan di tengah terpaan angin malam itu. Entah ini sudah barang rokok ke berapa yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status