"Mas, aku bingung deh." ujar Carla sambil sibuk menyiapkan bekal untuk Savian. Sementara suaminya itu sedang fokus main ponsel sambil minum kopi di pantri."Bingung kenapa, Sayang?" tanya Savian tanpa mengalihkan pandangannya dari layar benda pipih di tangan."Tabungan aku udah cukup buat beliin Mama rumah, meskipun bukan rumah yang besar sih. Tapi di sisi lain aku nggak tega biarin Mama tinggal sendirian." jawabnya. Semenjak menikah, Carla tinggal di rumah Savian. Sementara Mamanya tinggal sendirian di flat sebab Mirda sudah resmi bercerai dengan Ozi setelah Carla menang di pengadilan saat sidang kasus pelecehan dengan Genta."Sejak kamu tinggal sama aku, Mama tinggal sendirian bukan?" balas Savian."Ya tapikan cuma beda blok aja jarak rumah kita sama flat."Savian manggut-manggut, ia menyesap kopinya sesaat lalu bersuara lagi. "Aku gak masalah kok kalau Mama mau tinggal di sini sama kita. Lagian masih ada dua kamar kosong, kan?" Kontan Carla menoleh ke Savian, sepasang mata coklat
Carla menghembuskan napasnya mendapati Savian yang masih bergelut dengan berkas-berkas dan laptop di ruang kerja. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah lewat dari waktu tidur, tapi lihat apa yang sedang suaminya itu lakukan?"Mas, ayo tidur." Carla tidak suka ranjangnya terasa dingin karena Savian tidak ada di sana.Sejenak Savian melepas fokusnya, ia menatap Carla dengan raut wajah bersalah. "Kamu duluan aja ya, Sayang, aku masih ada kerjaan." ini sudah peringatan kedua dari istrinya, tapi jawaban Savian masih tetap sama. Masih ada kerjaan.Akhir-akhir ini Savian sering bergadang demi pekerjaannya. Meski tidak begitu sering, tapi tetap saja Carla mengkhawatirkan kesehatan suaminya itu. "Bisa dilanjut besok, Mas. Lagian kamu besok juga kerja, harus bangun pagi." rengek Carla memohon. Ia bagai anak kecil yang meminta Ibunya untuk menemaninya tidur.Hembusan napas panjang Savian keluarkan, "Nggak bisa, Sayang. Harus diselesaiin malam ini juga." kekeh Savian keras kepala.Gan
"Tumben nggak bawa bekel, Pak?" Jordi bertanya, menatap bingung kehadiran Savian di antara teman kantornya yang sedang menikmati makan siang di sebuah restoran Padang."Istri gue lagi sibuk, jadi nggak sempet masak." jawab Savian sembari memasukan tangannya ke dalam air kobokan.Sebenarnya tadi pagi Carla menawarkan Savian untuk membawa bekal, tapi Savian menolak karena tidak tega. Sejak kemarin istrinya itu sibuk membantu keluarga Alvero menyiapkan acara lamaran Jovan yang terlaksana hari ini. Makanya Savian sengaja membiarkan Carla istirahat sebelum kembali ke rumah Alvero lagi.Jordi manggut-manggut. Pria itu mulai memakan makan siangnya sambil memainkan ponsel di tangan. Ciri khas anak jaman sekarang, nggak bisa lepas dari ponsel. "Pak, bini lo lagi sama siapa nih?" wajah Jordi sedikit panik, ia menunjukkan layar ponselnya ke hadapan Savian.Savian hanya melirik ponsel Jordi sekilas, menampakan sebuah foto selfie Carla dan Alvero yang Alvero posting di i***a story, lalu Carla ikut
"Loh kalian udah saling kenal?"Carla membatu di tempat saat Shasha berhambur ke pelukan Savian tanpa permisi. Rasa terkejut dan bingung menjadi satu. Melihat interaksi seperti itu, Carla yakin mereka pernah saling kenal. Namun sejauh apa hubungan mereka sampai harus berpelukan di hadapannya?Tidak jauh berbeda dengan reaksi Carla, Savian pun sempat mematung saat mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Shasha, namun ia segera tersadar saat melihat gurat Carla yang menyendu, Savian lantas mendorong pelan tubuh Shasha untuk menjauh. Kemudian menarik Carla ke dalam rangkulannya kembali. "Kamu apa kabar, Sha?" tanya Savian dengan suara bergetar. Ada perasaan sesak di dadanya saat bertemu kembali dengan Shasha, ia seperti berkelana ke masa lalu yang sebenarnya tidak ingin Savian ingat lagi."Savian?" satu suara lain memanggil. Membuat Savian dan Carla spontan menoleh ke sumber suara, mendapati orang tua dari Shasha yang tengah berjalan menghampiri mereka dengan raut kaku
Pada akhirnya, Carla berangkat ke Bandung sendirian. Savian baru di kabarkan oleh Miera kalau pagi ini dia ada meeting dengan klien. Mau tidak mau Savian membiarkan Carla pergi diantar oleh supir kantornya. Savian khawatir kalau Carla naik kendaraan umum atau taksi online.Usai sarapan bareng Savian, Carla berangkat ke Bandung dan sampai di rumah Mama mertuanya pada siang hari. Kirana membiarkan Carla untuk istirahat lebih dulu di kamar Savian. Ketika sore tiba, Carla terbangun dari tidurnya."Sudah bangun, Sayang?" Carla melukis senyum mendengar pertanyaan dari suara merdu itu. Ia lantas berjalan ke ruang makan, tempat Kirana berada sekarang."Mama masak?" tanya Carla sembari berdiri di samping Kirana yang sibuk menata lauk pauk di atas meja makan."Iya. Kan mantu kesayangan Mama datang, harus di kasih makan enak dong." jawabnya sambil tersenyum cerah. "Ah, Mama..." Carla peluk pinggang Kirana lalu bergelayut manja. "Mbok ke mana, Ma?" pandangan Carla mengedar, mencari keberadaan A
Unknown: Mas Savian, ini aku Shasha. Maaf karena aku lancang minta kontak mas Savian dari Alvero.Savian yang baru saja selesai meeting dengan kliennya harus menghembuskan napas panjang usai membaca pesan dari nomor tak di kenal. Yang ternyata nomor Shasha. Ada kepentingan apa Shasha menghubunginya?Dengan malas Savian mengetik balasan."Ada apa, Sha?" Sambil menunggu balasan —yang sebenarnya tidak Savian tunggu, Savian mengetik pesan ke Carla. Istrinya itu ternyata masih di jalan. Mungkin satu jam lagi akan sampai di tempat tujuan.Shasha: Aku cerita ke Mbak Kaluna kalau Mama ketemu sama Mas Savian. Dan Mbak Kaluna minta ketemu sama mas. Hembusan napas panjang Savian kembali terdengar. Apa ini akan menjadi awal kerikil di rumah tangganya? Tapi, seharusnya Savian tidak perlu khawatir jika memang Kaluna sudah tidak berarti apa-apa lagi untuknya, Savian harus bersikap biasa saja, kan?"Bertemu untuk kepentingan apa, Sha?" Itu balasan yang Savian kiri
Sabtu adalah hari bebas untuk sebagian besar orang. Sesuai dengan janjinya, hari ini Savian akan pergi ke Bandung untuk menjemput istrinya itu pulang. 4 hari tidak bertemu Carla membuat rasa rindu Savian membuncah. Sebenarnya di hari kedua mereka berpisah, Savian sempat menyesali keputusannya untuk menyuruh Carla menemani Mamanya di Bandung. Hari terasa lebih panjang dan membosankan tanpa Carla di rumah, untuklah Sabtu sudah datang.Mobil Savian berhenti di depan halaman rumah orang tuanya, ia melukis senyum bahagia saat melihat Carla keluar dari dalam rumah dan berjalan menghampirinya sambil tersenyum senang. "Mas..." tubuh Savian terasa hangat saat Carla memeluknya begitu ia keluar dari mobil. "Kangen..." lirih Carla sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang Savian."Aku juga." Savian menjawab setelah menjatuhkan kecupan dalamnya di kepala Carla. Wangi khas Carla dan kehangat seperti ini yang Savian rindukan selama 4 hari. "Bawa apa, Kak?" Deica datang menghampiri, membuat pa
Sambil mengusak rambut basahnya menggunakan handuk, Savian berjalan menuju lemari pakaian. Ia melepas handuk yang melilit setengah badannya lalu memakai baju tidurnya yang sudah istrinya siapkan.Usai berpakaian lengkap, Savian berjalan menuju nakas. Meraih ponsel sembari melirik Carla yang anteng tengkurap di atas ranjang dengan laptop di hadapannya."Tadi Miera telepon," celetuk Carla membuat Savian menahan pandangan ke arahnya."Ban mobilnya Miera bocor. Jadi aku suruh dia ke sini nya besok aja." lanjutnya membuat Savian memijat pangkal hidungnya, nampak frustrasi. "Kan bisa suruh dia naik ojol. Kamu gimana sih! kenapa nggak ngomong dulu sama aku?" sentaknya kesal. Sepasang mata Savian mulai menajam, lengkap dengan rahangnya yang sedikit mengeras. Tidak biasanya Carla ikut campur dengan pekerjaannya, apa lagi mengambil keputusan tanpa bertanya lebih dulu. Carla menghembuskan napas pelan. Ia menegakkan badannya dan menatap Savian dengan jengkel. "Kamu tau nggak sekarang jam berap