Beranda / Romansa / Sentuhan Berbahaya Tuan Muda / Bab 24 : Kita Bukan Bercinta

Share

Bab 24 : Kita Bukan Bercinta

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-16 18:31:59

Tanpa menoleh, Galtero tahu siapa yang berdiri di belakangnya.

“Dia istrimu, seharusnya kamu yang mengantarnya pulang.” Suara itu menghantam logikanya. Sambil mengepalkan tangan, Galtero membalik tubuh.

“Aku tidak bisa meninggalkan Isabel, Paman.” Mata Galtero menatap ke arah jalanan di mana mobil Jose melaju tadi.

“Isabel orang lain, dan Sofia istrimu.” Suara Alonso datar dan tajam. “Lupakan saja dia, mulai hidupmu yang baru.”

“Tidak.” Ucapan Galtero bagai bara yang tak pernah padam dan membakar ke seluruh jiwanya.

“Anda keras kepala, Tuan Muda.” Alonso membalik badan dan kembali ke ballroom disusul oleh Galtero.

Di sana, para tamu mengeluh-eluhkan Galtero sebagai pengusaha muda berbakat.

Isabel pun tak henti tersenyum lebar, menunjukkan diri bahwa dialah wanita paling beruntung karena mendapatkan Tuan Muda, tetapi Galtero hanya diam.

Setelah acara usai, Galtero mengantar Isabel pulang.

“Kamu mau menginap?” tanya Isabel, sambil mengelus lengan kekar. “Aku akan siapkan baju bersih u
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 25 : Aku Pasti Menemukanmu

    Langkah Galtero lebar dan mantap usai melihat gaun malam Sofia terjemur di atas atap mobil. Tampaknya wanita itu mencuci noda percintaan semalam pada gaunnya. Sepatu derby hitamnya memecah pasir hingga beterbangan di sekitar kakinya. Sementara mata biru pria itu terus menyusuri tajam sepanjang garis pantai. Rupanya, wanita yang dicari, pergi untuk berenang dan baru saja naik dari laut. Untungnya pantai ini belum terlalu ramai, sehingga melalui lekuk tubuhnya saja, dia tahu itu Sofia.Embusan napasnya terdengar kasar dan tidak sabar. Tanpa ragu, Galtero langsung menghampiri wanita liarnya yang berjalan menunduk, menendang-nendang pasir seolah tengah menyimpan kekesalan.Pria itu melepas kemeja putihnya dan menyampirkannya di bahu Sofia. Menutupi lekuk tubuh yang hanya dibalut pakaian dalam pastel. Sedangkan tuksedo hitamnya tertinggal dalam mobil.“Apa yang kamu lakukan? Ini pantai, kenapa menutupi tubuhku begini?” protes Sofia. Saat kemeja putih itu menyentuh kulit, tubuhnya kaku. Se

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 24 : Kita Bukan Bercinta

    Tanpa menoleh, Galtero tahu siapa yang berdiri di belakangnya.“Dia istrimu, seharusnya kamu yang mengantarnya pulang.” Suara itu menghantam logikanya. Sambil mengepalkan tangan, Galtero membalik tubuh.“Aku tidak bisa meninggalkan Isabel, Paman.” Mata Galtero menatap ke arah jalanan di mana mobil Jose melaju tadi.“Isabel orang lain, dan Sofia istrimu.” Suara Alonso datar dan tajam. “Lupakan saja dia, mulai hidupmu yang baru.”“Tidak.” Ucapan Galtero bagai bara yang tak pernah padam dan membakar ke seluruh jiwanya.“Anda keras kepala, Tuan Muda.” Alonso membalik badan dan kembali ke ballroom disusul oleh Galtero.Di sana, para tamu mengeluh-eluhkan Galtero sebagai pengusaha muda berbakat.Isabel pun tak henti tersenyum lebar, menunjukkan diri bahwa dialah wanita paling beruntung karena mendapatkan Tuan Muda, tetapi Galtero hanya diam.Setelah acara usai, Galtero mengantar Isabel pulang. “Kamu mau menginap?” tanya Isabel, sambil mengelus lengan kekar. “Aku akan siapkan baju bersih u

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 23 : Aku Suamimu

    Bohong kalau Sofia baik-baik saja di tengah keramaian ballroom yang gemerlap. Musik klasik mengalun pelan, tetapi tubuhnya membeku bagai tertimpa gundukan salju tebal. Tangannya meremas tas pesta silver, dan napasnya begitu berat dengan mata yang masih tertuju pada dua orang itu.Inikah yang Galtero bilang sibuk dengan pekerjaan?Benar, pria itu memiliki dua rumah sekarang, dia harus menghidupi istri dan … mantan istri.Sofia tersenyum kecut, lantas meraih minuman dari nampan yang dibawakan pelayan. Mereguknya sampai habis.“Sofia … apa kamu baik-baik saja? Mau ke mana?” Jose memperhatikan wajah cantik yang menegang bagai melihat hantu di depannya.Tidak ada air mata yang mengganggu jarak pandangan Sofia. Dia mengangguk pelan dan melengkungkan senyum, seakan tak pernah terjadi apa pun.“Aku baik-baik saja, Tuan. Hanya belum … terbiasa datang ke gala seperti ini.”Sambil menatap lekat wajah Sofia, Jose menekuk lengannya, simbol bahwa wanita itu harus merangkulnya. “Kamu akan terbiasa n

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 22 : Bibirmu Ini Berbahaya

    Sofia tersentak ketika memasuki kamar, suaminya sudah duduk di sofa dengan laptop di atas meja. Seingatnya, dia tidak mendengar suara mesin mobil apa pun. Tidak mungkin suaminya pulang berjalan kaki.Pria itu tampak sibuk, sehingga Sofia berlalu saja ke kamar mandi. Mulai melepas satu per satu pakaiannya. Dia ingin berendam untuk mengusir penat. Uap tipis air hangat memenuhi udara dan arom terapi mulai menenangkan.Baru saja dia menikmati ketenangan sejenak, pintu kamar mandi sudah terbuka lebar. Sofia terlonjak, dia yakin tidak mendengar suara langkah sebelumnya. Sejak kapan pria itu masuk?Galtero masuk sambil menanggalkan pakaiannya di lantai. Pria itu mendekat, dan ujung jemarinya menyusuri lembut kulit lengan Sofia yang bersandar di pinggir bathtub.Wanita itu memejam sejenak saat rasa panas memasuki pori-porinya. Dia menggigit bibir bagian dalam, menahan lenguhan. Terlalu lelah pergi dan berdebat, Sofia mengamati sosok rupawan turut berendam, lalu menarik pinggangnya hingga dia

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 21 : Gairah yang Sama Panas

    Sofia tersenyum kecut dan cepat menarik tangannya. Dia berniat melepas cincin pernikahan mereka, tetapi Galtero segera memeluk pinggulnya dengan kuat, menahannya tanpa suara. “Jangan pernah melepasnya lagi,” desis pria itu, napasnya terdengar sedikit bergetar. Sofia balas menatap . “Kalau kamu tidak ingin aku melepasnya, itu artinya aku berhak mengusir semua orang yang ingin merebutnya, bukan?” Bibirnya melengkung sinis. Dalam sekejap, Galtero menarik wajahnya. Bibir mereka bertaut. Ciumannya dalam dan penuh kuasa. Sofia tidak menghindar, justru membalas dengan gairah yang sama panas. Tangannya melingkar di leher suaminya, seperti mengikatkan luka yang mereka tabur bersama. Dia sudah memperhitungkan semua. Naluri seorang perempuan bisa membaca sinyal sesama. Meskipun tidak melihat langsung, Sofia tahu ada napas berat seseorang yang mengintip di balik tembok batas. Wanita itu harus tahu bahwa dia tak akan pernah menang. Karena Sofia Morales-lah istri resmi Fernando Galtero. Jika d

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 20 : Berbagi?

    Derap langkah berat sepatu boots hitam menggema di sepanjang lorong panjang. Suasana hangat mendadak lenyap seiring dengan tatapan tajam yang tertuju lurus pada satu titik, menjadikan atmosfer berubah dingin dan menusuk. Dengan celana hitam pas badan, kaos turtle neck tipis senada yang dilapisi jaket kulit halus, serta jam tangan logam di pergelangan kiri, pria itu membuat siapa pun tidak berani menatap terlalu lama. Langkahnya terhenti di depan pintu putih yang tidak tertutup rapat. Seorang pria tambun bergegas menghampiri. “Akhirnya Anda datang, Tuan.” Alih-alih langsung masuk, Galtero menatap isi ruangan. “Bagaimana keadaannya?” tanyanya datar. “Dia belum makan dan belum minum obat,” lapor Alonso sambil ikut menatap ke dalam. “Dia bilang hanya mau makan kalau Anda datang.” “Hm. Terima kasih, Paman.” Galtero melangkah masuk. Tatapannya langsung tertuju pada anak kecil berwajah pucat dan bersandar lemah di kepala ranjang. Di sampingnya duduk seorang wanita berambut merah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status