Beranda / Romansa / Sentuhan Berbahaya Tuan Muda / Bab 51 : Hanya Wanita Itu

Share

Bab 51 : Hanya Wanita Itu

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-27 11:36:17

Galtero memijat pelipisnya yang mendadak berdenyut.

Alonso yang melihatnya hanya menatap dalam dan pasrah. Asisten itu tahu, rumah Monte Sereno mungkin sebentar lagi akan meledak karena hal sepele.

“Semua sudah aman.” Rahang Galtero mengeras dan tangannya mengepal. Dia sudah menukar pil dan surat kesehatan diletakkan dalam brankas. Namun, tidak semua bisa dia sembunyikan.

Galtero segera memeriksa ponsel, membuka CCTV dari jarak jauh. Dia mencoba untuk tetap tenang.

Benar. Sofia ada di sana. Wanita berambut pirang kecokelatan itu berdiri di ruang kerja, terlalu dekat dengan hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Hanya saja Sofia tampak tidak langsung bergerak layaknya haus informasi, dia hanya bersandar pada tepi meja, melipat tangan di dada, entah karena nyalinya menghilang atau berpikir harus mulai dari mana.

Tangan Sofia mulai mengetuk-ngetuk meja. Sampai akhirnya, punggung tangannya menyenggol sebuah map tipis yang sedikit tersembunyi di bawah tumpukan buku-buku. Map itu tampak
NACL

Selamat Tahun Baru Islam Teman Teman hari ini Tuan Muda up 3 Bab yaaa Makasih dukungannya untuk Gal dan Sofia

| 2
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 53 : Di Atas Ranjang Mantan

    Sofia terbangun dengan punggung pegal dan persendiannya kebas. Meja makan yang masih tertata membuatnya tersenyum mengejek pada diri sendiri.Padahal semalam dia hampir meminta maaf sekaligus ungkapan terima kasihnya.Bodoh memang.Kebaikan Galtero menolong sang ibu justru membuatnya goyah. Bahkan dia ingin mendahulukan utang budinya dibanding menuntut penjelasan tentang foto-foto itu.Dia pun membuang makanan. Pedih rasanya saat menuang semua itu ke tempat sampah.“Aku tidak mau masak lagi untukmu!” Sofia mencengkeram piring sampai berderak hampir pecah.Meskipun bibirnya tegas, dalam jantungnya bergemuruh tidak karuan. Dia memukul dadanya sendiri, dengan cukup keras.“Tidak boleh, Sofia!” Suaranya tercekat.Bahkan dia mengguyur kepala dengan air dingin untuk meredakan kekesalan, tetapi tak kunjung sirna. Rasanya membekas begitu dalam.Sofia yakin Galtero pasti bermalam bersama Isabel. Tidak betah diam, Sofia memutuskan bekerja. Dia memoles makeup agak tebal, menyamarkan wajah letih

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 52 : Tidak Datang

    Bersama Alonso, Galtero mengemudikan Bentley Continental hitam dengan kecepatan tinggi. Membelah jalanan lengang kota yang disinari lampu-lampu malam. Mesin berdengung seiring pedal yang diinjak dalam.Jemari Galtero mencengkeram setir sangat kuat, dan mata birunya fokus tajam menatap ke depan.“Hati-hati, Tuan!” seru Alonso sambil berpegangan—Galtero menyetir seperti orang kesetanan.Setelah mendengar tangis Carlitos dan kabar dari Alonso bahwa vila Torres tidak lagi damai, Galtero langsung melesat tanpa berpikir. Bahkan pesannya pada Sofia hanya terlintas sejenak, bergantu dengan tangis anak kecil.Apakah ini karena suara anak itu memanggilnya? Atau ada dorongan aneh untuk melindungi Isabel?Yang jelas, tujuannya hanya satu : tiba di sana secepat mungkin.Bentley-nya berhenti di depan pagar hitam berlogo T. Satu unit Maybach putih telah terparkir gagah di halaman vila. Galtero mendengkus pelan melihatnya. Dia tahu siapa yang ada di dalam.Saat pintu dibuka, pelayan menyambut dengan

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 51 : Hanya Wanita Itu

    Galtero memijat pelipisnya yang mendadak berdenyut.Alonso yang melihatnya hanya menatap dalam dan pasrah. Asisten itu tahu, rumah Monte Sereno mungkin sebentar lagi akan meledak karena hal sepele.“Semua sudah aman.” Rahang Galtero mengeras dan tangannya mengepal. Dia sudah menukar pil dan surat kesehatan diletakkan dalam brankas. Namun, tidak semua bisa dia sembunyikan. Galtero segera memeriksa ponsel, membuka CCTV dari jarak jauh. Dia mencoba untuk tetap tenang.Benar. Sofia ada di sana. Wanita berambut pirang kecokelatan itu berdiri di ruang kerja, terlalu dekat dengan hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Hanya saja Sofia tampak tidak langsung bergerak layaknya haus informasi, dia hanya bersandar pada tepi meja, melipat tangan di dada, entah karena nyalinya menghilang atau berpikir harus mulai dari mana.Tangan Sofia mulai mengetuk-ngetuk meja. Sampai akhirnya, punggung tangannya menyenggol sebuah map tipis yang sedikit tersembunyi di bawah tumpukan buku-buku. Map itu tampak

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 50 : Pembawa Sial

    Pagi ini, Sofia kembali terkejut karena saat bangun sarapan sudah siap di meja makan. Dia tahu ini ulah suaminya yang suka menghamburkan uang dengan memesan makanan mewah. Bahkan dia juga tidak tahu kapan semua menu itu masuk ke rumahnya.“Aku harus pergi hari ini. Urusan bisnis.” Galtero menyeka mulutnya dengan serbet, lalu meninggalkan meja makan. Membiarkan Sofia yang tercengang sambil menggenggam sendok.“Tanganmu bagaimana?” tanya Sofia, tetapi bukan sebuah jawaban yang dia dapatkan, melainkan pernyataan dari suaminya.Dia memperhatikan Galtero yang kesulitan menggunakan jaket kulit cokelatnya. Padahal dari jarak yang tidak jauh ada Sofia, tetapi gengsi pria itu benar-benar setinggi langit sampai tidak mau meminta tolong. Atau mungkin menunggu Sofia peka.Dari tempatnya duduk, Sofia berkata, “Bahkan kamu belum bisa pakai jaket sendiri, sudah mau mengantar Tuan Muda.”“Ini penting,” sahut Galtero, yang tampak kesal dan melempar jaketnya ke lantai. Kemudian pria itu melenggang perg

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 49 : Makin Berbahaya

    Beberapa jam kemudian, keduanya sama-sama terbangun dan saling menatap. Bukan pertama kali, tetapi Sofia melihat suaminya itu bagai anak kecil yang tidak berdaya. Jauh dari Galtero yang dia kenal hampir dua bulan ini. “Infusmu habis, aku panggil suster untuk lepas infus,” alasan Sofia. Sebenarnya, dia ingin menormalkan irama jantung yang berdegup tidak sopan. Siapa sangka, Galtero melarang. Pria itu menggenggam jemarinya dengan erat. “Kenapa?” Sofia melihat tangan mereka yang saling menempel dan hangat. “Kamu bisa panggil mereka dari sini.” Galtero melirik pada tombol panggilan di atas sisi ranjangnya. Ini membuat Sofia terlihat bodoh dan memalukan. Wajah wanita itu memerah, tetapi dia tetap mengangkat tegak kepalanya. “Tidak ada salahnya langsung datang, supaya cepat,” kilahnya tak ingin makin jatuh harga dirinya. Galtero menyeringai dan menarik wanita itu makin dekat dengan ranjang. Sofia membelalak menahan tangannya pada dada bidang yang bahkan masih beraroma tubuhnya. “Apa

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 48 : Suamiku Kuat Sekali

    Sofia hampir pingsan saat darah itu membasahi paha dan sofa. Dia menjerit, tetapi Galtero justru mencengkeramnya kuat dan menyuruhnya tenang. Sofia mengumpulkan energinya untuk membawa pria itu ke rumah sakit terdekat. Bahkan dia gemetaran saat hendak menyetir, hingga Galtero yang memaksa mengambil alih.Gila memang, suaminya itu seolah tidak merasa sakit. Sepanjang jalan Sofia terus menyadarkan agar Galtero tetap membuka mata. Bahaya jika pria itu menutup mata sejenak.Tiba di pusat medis, Sofia sempat membaca logo kecil nama rumah sakit di depan, Torres Memorial Hospital. Nama itu membuat alisnya berkerut. Namun dia tidak ingin bertanya. Terlalu banyak hal yang belum dijelaskan Galtero, dan kenapa semua harus berurusan dengan nama Torres? Ah, dia sudah cukup lelah untuk bertengkar lagi hari ini."Dia kuat sekali,” gumam Sofia, sesekali mengamati Galtero yang saat ini tidak menunjukkan raut tegang atau tak nyaman atas tindakan dokter itu.Sofia menggigit kuku jempolnya sambil berja

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status