"Aldi... Aku sudah siap untuk hari ini!” seru Rubi."Ok! Aku akan membantumu sebisaku! Ingat! Ini kesempatan terakhir kamu untuk mendapatkan Kevin!""Ckk... Kalau aku tidak berhasil hari ini... Aku akan terus mengejarnya!" tukas Rubi.Aldi tersenyum miring, “Aku memilih wanita jalang terbaik untuk misiku!" gumam Aldi dalam hati."Hahahah... kau sungguh luar biasa cantik!" ujar Aldi dan tersenyum licik."Tentu saja..!"Kevin yang tahu akan melakukan pemotretan dengan Rubi hari ini sedikit gelisah. Bukan karena apa. Dia sangat tidak ingin merusak mood istrinya itu.Kevin duduk di sofa yang kalut dengan pikirannya sendiri."Sayang? Ada apa?" suara Eliza tiba-tiba mengejutkannya."Haii sayang..!" Kevin merangkul tubuh istriya dan mendudukannya sofa."Haii baby bos!" dengan sedikit menunduk Kevin mengecup perut Eliza."Ada apa sayang? Dari tadi aku perhatikan kamu melamun terus?" Eliza kembali bertan
Rikki perlahan mulai bergerak di bawah sana dan di sambut dengan rintih kesakitan Jessy. Masih terasa begitu perih."Aku akan lakukan dengan lembut sayang..." bisik Rikki yang sudah terbakar gairah."Ough Jess..." racau Rikki. Dia merasa miliknya di hisap begitu kuat di dalan liang Jessy.Rikki perlahan menaikkan ritme goyangannya. Suara rintihan perih dari bibir Jessy berubah jadi desahan nikmat. Mulutnya terus menganga dan mendesah, "Ahh!" membuat Rikki tambah semangat untuk bergoyang di bawah sana.Rikki bermain di kedua puncuk gunung Jessy dan menghisapnya terus menerus.Racauan dan desahan mereka saling berbalas. Tubuh Rikki dan Jessy begitu bsah. Rikki dengan semangat terus menjilati dan mencumbu setiap inchi tubuh istrinya.Desisan Jessy terus keluar dan tangannya sebentar meremas rambut Rikki atau memegang pundak Rikki ketika Rikki memompa tubuhnya dengan cepat."Rikk... Ahh... rikk..!” Panggil Jessy. Bola mata hitamnya
"Ahh... Rikki..." desahan pertama Jessy ketika Rikki mulai bermain di kedua payudara secara bergantian.Rikki berhenti sejenak dan membuka pakaiannya. Kini hanya tinggal boxer yang dia kenakan.Jessy tertegun untuk pertama kali melihat tubuh bidang Rikki. Tubuh yang atletis dan tidak berlebihan,begitu sempurna."Awas ilernya jatuh..." Rikki sempat-sempatnya menggoda istrinya."Kepedean!" balas Jessy malu-malu.Rikki mengambil tangan Jessy dan meletakkannya di dadanya."Kamu bisa menyentuhnya sayang!" Bisiknya di telinga Jessy.Jessy dengan malu meraba dada bidang suaminya.Rikki tersenyum dan merasakan setruman di tiap sentuhan Jessy. Ia kembali melumat Jessy dan dengan cepat menurunkan segitiga maroon yang di pakai Jessy.Rikki sekali lagi tertegun menatap bidadarinya. Kulitnya putih bersih tanpa cacat. Dengan gunung kembar yang ukurannya bisa memuaskan dahaganya."Rikki..." seru Jessy ketika Rikki menekuk lututn
"Mama tidak butuh menantu kaya. Karena Mama sudah punya segalanya. Mama cuma mau menantu yang sayang dan tulus mencintai anak mama! Itu jauh lebih penting! Dan cuma kamu yang membuat anak bandel ini sadar!" ujar Mama dan tersenyum manis. Jessy mengangkat wajahnya melihat Irene."Sini sayang!" seru Mama Irene dan melebarkan tangannya. Jessy masuk ke pelukan Mama Irene."Hiks... Terima Kasih Ma!" ucap Jessy."Sama-sama sayang..!""Trus kenapa tadi marah-marah dan mukul Rikki.?" protes Rikki yang tidak terima. Karena dia tadi berpikir bahwa mamanya benar-benar tidak merestui dirinya dan Jessy."Karna kamu bandel!" seru Mama Irene dan tertawa disusul Jessy yang ikut tertawa.Rikki hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.~~"Malam Ini kalian tidur di sini!" titah Mama Irene."Ok Ibunda Ratu!" jawab Rikki."Baik Ma." balas Jessy sambil tersenyum.Setelah menyantap makan malam. Rikki mengajak Jessy untuk jalan
"Rikki!" teriak seorang wanita paruh baya yang terlihat masih begitu cantik dan modis."Mama!" balas Rikki dan menyambut Mamanya dengan sebuah pelukan."Ya udah yuk masuk dulu!" seru Mama Rikki tanpa menegur Jessy.Begitu Jessy masuk ke dalam rumah. Semua pelayan menyapa Rikki dengan hormat."Selamat sore Tuan muda Rikki, selamat sore Nona.""Eh? Ini gue yang di sapa?" gumam Jessy."Sini duduk sayang!" seru Rikki sambil menuntun Jessy agar duduk disampingnya.Mama Rikki juga ikut duduk dengan tenang. Mama Rikki adalah salah satu Pebisnis handal dan terkenal di Indonesia. Irene Kusuma berada di peringkat nomor empat tatanan kerajaan bisnis di Indonesia saat ini."Jadi siapa yang kamu bawa?" tanya Mama dengan nada datar."Ini Jessy ma!""Oh jadi ini yang namanya Jessy!" seru Mama Irene dengan ekspresi yang sulit Jessy artikan."Perkenalkan tante, nama saya Jessy." ujar Jessy yang berdiri kemudian sedikit memb
Berbeda pula dengan Rikki dan Jessy. Pasangan pengantin baru paling gesrek.Sudah masuk empat hari mereka menjadi suami istri secara resmi. Namun sampai sekarang mereka belum melakukan malam pertama dan bertemu orang tua Rikki.Alasan Jessy adalah karena dia tidak ingin mengambil langkah lebih jauh dulu sebelum mendapatkan restu dari Mama Rikki.Mama Rikki adalah Single Parent. Papa Rikki meninggal pada saat Rikki masih berusia lima belas tahun."Mama mau ketemu kamu Jes," ucap Rikki tiba-tiba memecahkan keheningan."Tapi Rik... aku takut!" gugup Jessy."Takut kenapa? Mamaku gak makan orang kok!" sahut Rikki menggoda Jessy."Ck! Takut saja kalau Mama kamu kamu gak setuju dengan pernikahan kita!""Kenapa mama gak setuju?" Rikki menaikkan satu alisnya bingung dengan penuturan Jessy."Uhmm secara aku ini bukan dari kalangan seperti kamu, gak sederajat... Anak sebatang kara, gak punya keluarga, dan gak se-tajir kamu!" jelas