“Aah!” Eliza memekik tertahan. Tubuhnya terhuyung kehilangan keseimbangan, nyaris jatuh kalau saja sepasang lengan kokoh itu tidak sigap mendekap pinggangnya.Selama beberapa detik, gadis itu terpana saat bertemu pandang dengan sepasang mata elang milik pria tampan berkacamata itu."Ma-maaf, Om," ucap Eliza gugup, buru-buru menarik diri dari dekapan si pria asing. “Saya nggak sengaja. Om baik-baik aja?”"Hmm," sahut pria itu acuh tak acuh. Tapi tatapannya tak lepas dari wajah cantik Eliza yang memerah. Lalu, sebelah sudut bibirnya terangkat jahil. “Kayaknya kamu yang kenapa-napa, tuh.”“Hah?” Eliza tampak bingung.“Wajah kamu merah,” kata pria itu, lalu menyentuh pipi Eliza.Sentuhan itu ringan, tapi terasa menyengat hingga darah Eliza semakin berdesir dibuatnya.“Oh, eh, mungkin karena menabrak dada Om yang keras—” Eliza terdiam, menelan ludah gugup saat tersadar dirinya melantur. “Saya permisi ya, Om!” ujar gadis itu buru-buru.Tanpa menunggu jawaban dari pria itu, Eliza langsung b
Terakhir Diperbarui : 2025-06-12 Baca selengkapnya